FARMAKOGNOSI ANALITIK
SIMPLISIA BIJI (SEMEN)
OLEH
KELOMPOK VI
KELAS F
KIKI DWI ANANDA
MARVITA SARI
RATIH YUNIARTY A.
RISKI FADLIYANTI
WAHYUNI MILIANSARI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
2. Persyaratan Simplisia
Persyaratan simplisia di dalam Materia Medika Indonesia, semua
paparan yang tertera dalam persyaratan simplisia, kecuali tentang isi dan
penggunaan merupakan syarat baku bagi simplisia yang bersangkutan.
Suatu simplisia tidak dapat dinyatakan bermutu Materia Medika Indonesia
jika tidak memenuhi syarat baku tersebut. Syarat baku yang tertera dalam
Materia Medika Indonesia berlaku untuk simplisia yang dipergunakan
untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang
dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama.
Syarat baku simplisia meliputi kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam
asam, kadar abu yang larut dalam air, kadar sari uang larut dalam etanol,
kadar sari yang larut dalam air dan bahan organik asing.
3. Pembuatan Simplisia
Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan
salah satu factor yang dapat mempengaruhi mutu simplisia.
Sebagai sumber simplisia, tanamanobat dapat berupa tumbuhan liar atau
berupa tanaman budidaya. Tumbuhan umumnya kurang baik untuk
dijadikan sumber simplisia jika dibandingkan dengan tanaman budidaya,
karena simplisia yang dihasilkan mutunya tidak tetap. Hal ini terutama
disebabkan :
a. Umur tumbuhan yang dipanen berbeda-beda. Umur tumbuhan yang
dipanen berpengaruh pada kadar senyawa aktif. Ini berarti bahwa mutu
simplisia yang dihasilkan tidak sama, karena umur pada saat panen
tidak sama.
b. Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen sering kurang diperhatikan,
sehingga simplisia yang diperoleh tidak sama.
c. Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda, sering mengakibatkan
perbedaan kadar senyawa aktif.
Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut :
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan.
a. Pengumpulan Bahan
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa
aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang
tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif
dalam jumlah yang tersebar.
b. Sortasi Basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari
akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil,
rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotor lainnya
harus dibuang.
c. Pencucian
sehingga
tidak
menyebabkan
terjadinya
reaksi
serta
Angiospermae
atau
Magnoliophyta)
atau
tidak
(pada
PEMBAHASAN
SIMPLISIA BIJI (SEMEN)
Mikroskopik :
Endosperma berupa dinding tebal yang bernoktah dan berisi
aleuron.
Perisperma berdinding kuning sampai coklat.
Sel batu dari endocarp berbentuk bulat dan panjang
Terdapat skelereid dari testa dan rafe.
Terdapat serabut, aleuron, dan berkas pembuluh.
Fragmen pengenal adalah endosperma yang bernoktah
Mikroskopik :
Sel batu tidak begitu banyak
segiempat bernoktah
Terdapat sklerenkim dan fragmen tipis dari parenkim
Fragmen pengenal adalah sel batu makrosklereid
Mikroskopik :
minyak
Fragmen pengenal adalah perisperma berisi sel minyak.
kekuningan
Bagian dalam berwarna kekuningan sampai cokelat kekuningan
dan jernih
Pada salah satu bidang datar, terdapat alur dalam yang terentang
hamper menyudut dan membagi biji menjadi dua bagian yang tidak
sama besar. Bagian yang besar mengandung keeping biji, pada
bagian yang kecil, terdapat akar.
Gambar
Mikroskopik :
Gambar
agak
Mikroskopik :
Epidermis luar terdiri atas satu lapis sel berbentuk polygonal tidak
beraturan, umumnya tersusun radial, dan dinding tebal tidak
berlignin. Sambung didalam sel, terdapat mata berbutir berwarna
kekuningan.
Butir pati berbentuk bulat, bulat telur, atau berbentuk ginjal dan
Makroskopik
Gambar