JURUSAN GIZI
FAKULYAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2015
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
................................................................................................................... 1
Daftar Isi
................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
.................................................................................................. 3
............................................................................. 5
............................................................................. 10
..................................................................................................... 12
..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Katabolisme heme
Dalam keadaan normal, umur eritrosit sekitar 120 hari. Sehingga,
sekitar 100-200 juta eritrosit dihancurkan setiap jamnya. Dalam 1 gari
lebih kurang 6 gram hemoglobin (untuk berat badan 70 kg) dihancurkan.
Proses degradasi ini terjadi di jaringan retikulo endothelial (limpa, hati,
dan sumsum tulang) yaitu pada bagian mikrosom dari sel retikulo
endothelial.
Hemoglobin dipecah menjadi heme dan globin. Bagian protein globin
diuraikan menjadi asam amino, asam amino pembentuknya kemudian
digunakan kembali. Besi akan dilepaskan dari heme kemudian memasuki
depot besi yang juga dapat dipakai kembali. Sedangkan porfirinya akan
dikatabolisme da menghasilkan bilirubin.
Proses pertama dari katabolisme heme dilakukan oleh enzim heme
oksigenese. Pada saat mencapai heme oksigenase besi umunya sudah
teroksidasi menjadi bentuk feri membentuk fero. Dengan bantuan NADPH
kembali, oksigen ditambahkan pada jembatan a metenil (antara cincin
pirol I dan II) membentuk gugus hidroksil, besi fero teroksidasi kembali
menjadi
feri.
Heme
oksigenase
dapat
diinduksi
oleh
substrat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21400/4/Chapter
%20II.pdf
Sejumlah kelainan dapat terjadi selama proses sintesa porfirin dan
hasil penguraian senyawa porfirin akan membentuk pigmen empedu
yaitu bilirubin. Gangguan dalam metabolisme bilirubin selanjutnya akan
memunculkan keadaanklinis yang sering dijumpai yaitu ikterus. Ikterus
disebabkan adanya kenaikan kadar bilirubin karena sintesanya yang
berlebih atau gangguan ekskresinya, biasanya muncul pada sejumlah
penyakit yang berkisar dari anemia hemolitik hingga hepatitis serta
penyakit kanker pankreas.
Sumber
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41185/4/Chapter
%20II.pdf
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja kelainan klinis yang berkaitan dengan proses sintesis heme
dan katabolisme heme
2. Apa definisi dari penyakit ikterus dan anemia sideroblastik ?
3. Apa klasifikasi dari penyakit ikterus dan anemia sideroblastik ?
4. Apa gejala klinis dari penyakit ikterus dan anemia sideroblastik ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
- Mengetahui kelaianan klinis yang berkaitan dengan proses sintesis
-
Mengetahui
gejala
klinis
dari
penyakit
ikterus
dan
anemia
sideroblastik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelainan Klinis Yang Bekaitan Dengan Katabolisme Heme
2.1.1 Ikterus
Definisi
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit
dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme
yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila
konsentrasi bilirubin serum >5mg/dL (Cloherty, 2004). Pada orang
dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin >2mg/dL.
Ikterus lebih mengacu pada gambaran klinis berupa pewarnaan
kuning pada kulit, sedangkan hiperbilirubinemia lebih mengacu pada
gambaran kadar bilirubin serum total.
Klasifikasi
Terdapat dua jenis ikterus yaitu ikterus fisiologi dan patalogis
(mansjoer,2002)
1. Ikterus fisiologi
Ikterus fisiologis memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Timbul pada hari kedua.
- Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak) tidak melewati 12
mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dL pada kurang
-
bulan.
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dL
per hari.
Kadar bilirubin direk (larut dalam air) kurang dari 1 mg/dL.
Gejala ikterus akan hilang pada 10 hari pertama kehidupan.
5
tertentu.
2. Ikterus patologis
Ikterus patalogis memiliki karakteristik seperti berikut :
- Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
- Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12 mg/dL
pada
bulan/premature.
Ikterus dengan peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg/dL per hari.
Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama.
Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik,
merah.
Peningkatan
pembentukan
bilirubin
dapat
disebabkan oleh:
- Kelainan sel darah merah
- Infeksi seperti malaria, sepsis.
- Toksin yang berasal dari luar tubuh seperti: obat obatan,
maupun yang berasal dari dalam tubuh seperti yang terjadi
pada reaksi transfuse dan eritroblastosis fetalis.
b. Ikterus Pascahepatik
Bendungan pada saluran empedu akan menyebabkan peninggian
bilirubin konjugasi yang larut dalam air. Akibatnya bilirubin
mengalami akan mengalami regurgitasi kembali kedalam sel hati
dan terus memasuki peredaran darah, masuk ke ginjal dan
di
di
dalam
hati
6
sehingga
bilirubin
darah
akan
mengadakan
regurgitasi
ke
dalam
sel
hati
yang
kemudian
2) Gejala kronik
- Tangisan yang melengking (high pitch cry)
- Kejang
- Perut membuncit dan pembesaran hati
- Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental
- Tampak matanya seperti berputar-putar
Diagnosis
a. Pendekatan menentukan kemungkinan penyebab
Menetapkan penyebab ikterus tidak selamanya
mudah
dan
3.
minggu pertama
- Biasanya karena infeksi (sepsis)
- Dehidrasi asidosis
- Defisiensi enzim G6PD
- Pengaruh obat
- Sindrom Crigler-Najjar
- Sindrom Gilbert
4. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
- Biasanya karena obstruksi
- Hipotiroidisme
- Breast milk jaundice
- Infeksi
- Neonatal hepatitis
Pemeriksaan yang perlu dilakukan :
- Pemeriksaan bilirubin (direk dan indirek) berkala
- Pemeriksaan darah tepi
- Pemeriksaan penyaring G6PD
Pemeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kemungkinan
penyebab
b. Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis sesudah observasi dan
pemeriksaan
Selanjutnya tidak
menunjukkan
dasar
patologis
dan
tidak
mempunyai potensi
berkembang menjadi kern icterus. WHO dalam panduannya
menerangkan cara menentukan ikterus dari inspeksi, sebagai
berikut:
- Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup (di
siang hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat
lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa
-
tubuh
yang tampak kuning.
c. Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan
diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya
intervensi lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
9
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41185/4/Chapter
%20II.pdf
Hubungan kadar bilirubin (mg/dL) dengan daerah ikterus menurut
Kramer
Daera
h
ikteru
s
1
2
3
4
5
Prematur
Aterm
4-8
5-12
7-15
4-8
5-12
8-16
9-18
11-18
>10
>15
kaki dan telapak tangan
(Sumber: Arif Mansjoer.Kapita Selekta Kedokteran jilid 2, Edisi III Media
Aesculapius FK UI.2007:504)
2.2 Kelainan klinis pada bekaitan dengan proses sintesis heme
2.2.1 Anemia sideroblastik
Definisi
Anemia sideroblastik adalah anemia hipokromik-mikrositik yang
ditandai dengan adanya sel-sel darah imatur (sideroblas) dalam
sirkulas dan sumsum tulang . anemia sideroblastik primer dapat
terjadi akibat cacat genetik pada kromosom X yang jarang ditemukan
(terutama dijumpai pada pria), atau dapat timbul secara spontan
terutama pada orang tua. Penyebab sekunder anemia sideroblastik
merupakan anemia dengan cincin sideroblas dalam sumsum tulang.
10
https://www.scribd.com/doc/137899487/Anemia-
Sideroblastik
Karakteristik
Terdapat tiga jenis anemia sideoblastik yaitu anemia sideoblastik
primer, anemia sideroblastik sekunder dan pyridixin responsive
anemia
1. Anemia sederoblastik
- Herediter sex linked sideroblatic anemia
- Primary acuquared sideroblstic anemia(PASA) atau idiopatic
acuired sideroblastic anemia (IASA). Dapat dimasukkan disini
adalah refractor anemia with ring siderobalst (RARS0 yang
tergolong dalam sindrom mielodisplastic.
2. Anemia sideroblastik sekunder
- Akibat obat : INH, pirasinamid dan sikloserin
- Akibat alkohol
- Akibat keracunan timah hitam
3. Pyridixin responsive anemia
sumber
:
https://www.scribd.com/doc/137899487/AnemiaSideroblastik
Patofisiologis
Perubahan pada
anemia
sideroblastik
pada
dasarnya
terjadi
Sumber: http://www.referensisehat.com/2014/12/gejala-anemiasideroblastikpenyebab.html
penderita,
maka
tentu
sulit
disembuhkan.
Untuk
darah merah
Betapa pentingnya menjaga kesehatan agar tubuh tidak terserang
penyakit atau mengalami penurunan vitalitasnya. Termasuk dalam
hal menjaga kesehatan darah anda itu sangat penting, karena bila
keadaan darah tidak normal penyakit lain dapat meyerang juga.
Oleh karena itu penyakit anemia termasuk anemia sideroblastik ini
harus dihindari.
Sumber
:
http://www.referensisehat.com/2014/12/gejala-anemiasideroblastik-penyebab.html
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpualn
Kelainan klinis yang berkaitan dengan katabolisme heme yaitu Ikterus.
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan
mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu
bilirubin. Sedangkan kelainan klinis yang berkaitan dengan proses
sintesis heme adalah anemia sideroblastik. Anemia sideroblastik sendiri
adalah anemia hipokromik-mikrositik yang ditandai dengan adanya selsel darah imatur (sideroblas) dalam sirkulas dan sumsum tulang.
Anemia sideroblastik primer dapat terjadi akibat cacat genetik pada
kromosom X.
3.2 Saran
Di harapakan agar mahasiswa dapat mempelajari makalah ini agar dapat mengetahui
tentang kelaianan pada proses sintesis dan katabolisme heme.
DAFTAR PUSTAKA
13
https://www.scribd.com/doc/211436938/Katabolisme-Heme-MetabolismePorfirin-dan-Porfiria-dr-Hairuddin-M-Kes
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21400/4/Chapter
%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41185/4/Chapter
%20II.pdf https://www.scribd.com/doc/137899487/Anemia-Sideroblastik
http://www.referensisehat.com/2014/12/gejala-anemia-sideroblastikpenyebab.html
14