Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN EKOLOGI TERESTRIAL

EKOLOGI TERESTRIAL
Ade Puji Setyawati1
1
Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Telp 021-7401925 Fax 021-7402982
ABSTRACT
An ecosystem was a system formed by the ecological interrelationships between living
things with their environment . Ecosystems can be regarded as a unit arrangement completely
and thoroughly between all elements of the environment that influence each other . The
components forming component of the ecosystem is the living ( biotic ) and nonliving
components ( abiotic ) . In practice this time using the line transect method with quadrant way is
by choosing five experimental plots were estimated to have a high content of organic matter , in
this case using the location of the tree canopy covered and which are not covered trees with a
length of 5 m transect . plant species richness using data processing Margalef index of the lowest
occurred at a distance of 2 m plots . While most high species richness arriving at a distance of
4m . bad and the plant species richness at a distance of 4m distance premises Margalef index 2 ,
kind of wealth is still relatively poor . Lowest soil biota Margalef index is at a distance of 3m
with a score of 0.78 , while those with the highest species richness index is at a distance of 4m
with a value of 1.92.
keywords: terrestrial ecosystems, abiotic, soil biota, plants
ABSTRAK
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah Komponen hidup (biotik) dan komponen tak
hidup (abiotik). Pada praktikum kali ini menggunakan metode garis transek dengan kuadran
caranya yaitu dengan memilih lima plot percobaan yang diperkirakan memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi, dalam hal ini menggunakan lokasi ditutupi kanopi pohon dan yang tidak
ditutupi pohon dengan panjang transek 5 m.kekayaan jenis tumbuhan menggunakan pengolahan
data indeks Margalef yang paling rendah terjadi pada jarak plot 2 m. Sedangkan kekayaan jenis
yang paling tinggi berda pada jarak 4m. kekayaan jenis tumbuhannya buruk dan pada jarak jarak
4m denga Indeks Margalef 2, kekayaan jenisnya masih tergolong buruk. Indeks Margalef biota
tanah terendah adalah pada jarak 3m dengan nilai 0,78, sedangkan yang memiliki indeks
kekayaan jenis tertinggi adalah pada jarak 4m dengan nilai 1,92.
kata kunci : ekosistem terrestrial, abiotik, biota tanah, tumbuhan

PENDAHULUAN
Biosfer berarti tempat kehidupan dan salah satu bagian biosfer adalah tanah tempat
organisme hidup baik di dalam maupun dipermukaannya. Hewan tanah sebagai komponen biotik
pada ekosistem tanah atau ekosistem terestrial tidak terlepas dari pengaruh lingkungan.
Perubahan struktur vegetasi pada ekosistem terestrial dapat mempengaruhi struktur komunitas
hewan tanah. Pada ekosistem terrestrial ada komponen abiotik dan biotik yang sangat
menentukan rantai ekologi dan ekosistem yang stabil akan mendukung perkembangan hewan
tanah di ekosistem itu (Sulistyomati, 2009).
Perubahan komunitas dan komposisi vegetasi tertentu pada suatu ekosistem secara tidak
langsung menunjukkan pula adanya perubahan komunitas hewan tanah dan
sebaliknya. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah Komponen hidup (biotik)
dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur (Irshady, 2011).
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.
Ekosistem daratan meliputi bioma gurun, padang rumput, Hutan hujan tropis, Hutan gugur,
Taiga, dan bioma Tundra. Dimana Abiotik atau komponen tak hidup adalah
komponen fisik dan kimia yang penting karena sebagai tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup (Irwan, 2007).
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan unsur
terpenting dalam ekosistem. Dimana dalam praktikum kali ini diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui komponen-komponen yang menyusun ekologi terestrial. Sehingga dapat mengetahui
juga hubungan antara masing-masing komponen penyusun ekosistem tersebut. Hal ini sangat
penting untuk menjaga ekosistem karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan makhluk hidup
baik tumbuhan, hewan dan manusia (Hanum, 2009).
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 25 Maret 2014 pukul 13.30 16.00 WIB. Di
belakang Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dibagi lima
titik plot pada masing-masing daerah vegetasi (dibawah kanopi pohon) dan Non Vegetasi.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum mengenai komponen-komponen yang menyusun
ekosistem terrestrial ini adalah Soil Tester, Thermometer, Lux meter, mistar, sekop tanah, tali
rafia, buku identifikasi, Ranting pohon sebagai patok, dan Anemometer.Bahan yang digunakan
adalah fauna tanah dari Area tanah belakang PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, formalin dan
aquadest.
Pada praktikum kali ini menggunakan metode garis transek dengan kuadran caranya yaitu
dengan memilih lima plot percobaan yang diperkirakan memiliki kandungan bahan organik yang
tinggi, dalam hal ini menggunakan lokasi ditutupi kanopi pohon dan yang tidak ditutupi pohon
dengan panjang transek 5 m. Dengan jarak antar transek 0,5 m. Sebelum membuat lubang
diamati dan hitung terlebih dahulu jumlah spesies dan individu tumbuhan yang ada diarea plot
dengan sisi-sisinya 0,5 m X 0,5m. Kemudian di buat lubang pada tanah sedalam 10 cm, dengan
panjang dan lebar masing-masing 20 cm. setelah itu catat fauna tanah yang ditemukan dan hitung
jumlah spesies dan jumlah individunya.

Analisis Biota Tanah


Indeks kekayaan jenis Margalef (D)

Keterangan

: D = Indeks Margalef
S = Jumlah jenis tiap kuadrat
N = Jumlah individu tiap kuadrat
HASIL PRAKTIKUM
Komponen-komponen abiotik yang diamati dalam praktikum kali yang dilakukan
dibelakang PLT UIN Syarif syarif Hidayatullah Jakarta dengan membandingkan lokasi yang
ditutupi oleh kanopi pohon dan yang tidak ditutupi oleh kanopi pohondapat dilihat dalam Tabel
1. Yang disajikan berikut ini :
Tabel .1 Faktor Abiotik
Lokasi
Faktor Fisik
Temperatur udara
(0C)
Temperatur tanah
(0C)
Intensitas cahaya
(lx)
pH
Kecepatan angin
(m/s)
Kelembaban tanah
(%)

Ditutupi
Pohon
31

Tidak ditutupi
Pohon
31

27

28

1700

2000

5.5

91.5

129

68

63

Berdasarkan data pada Tabel


1. Faktor fisik dalam mengetahui
komponen-komponen
penyusun
ekosistem pada lokasi yang ditutupi
kanopi pohon adalah tempertatur
udara 310C, temperature tanah 27 0C,
intensitas cahaya 1700 lx, kecepatan
angina 91,5 m/s, dan kelembaban
tanah 68 %. Sedangkan tempertatur
udara 310C, temperature tanah 28 0C,
intensitas cahaya 2000 lx, kecepatan
angina 129 m/s, dan kelembaban
tanah 63 %.

PEMBAHASAN
Data yang didapat dari praktikum kemudian diolah dengan menggunakan indeks
Margalef sehingga dapat diketahui kekayaan jenis tumbuhan dan hewan. Hal ini dapat dilihat
dengan Gambar 1. Dan Gambar 2. yang disajikan sebagai berikut :

Gambar 1. Kekayaan Jenis Tumbuhan


Berdasarkan Gambar 1. Kekayaan jenis tumbuhan yang dilakukan pada lokasi yang
ditutupi kanopi pohon dengan yang tidak ditutupi kanopi pohon. Tumbuhan yang ditutupi pohon
adalah pada jarak 0 m sampai 3 m dan yang tidak ditutupi kanopi pohon adalah jarak 4 m sampai
5 m. Hal ini dilakukan untuk membandingkan diantara perbedaan tempat dengan komponenkomponen yang menyusun ekosistem tersebut. kekayaan jenis tumbuhan menggunakan
pengolahan data indeks Margalef yang paling rendah terjadi pada jarak plot 2 m.
Sedangkan kekayaan jenis yang paling tinggi berda pada jarak 4m. Hal ini dikarenakan
berkaitan dengan faktor fisik yang mempengaruhi jumlah kekayaan jenis tumbuhan dengan
intensitas matahari yang tinggi pada daerah yang tidak ditutupi oleh kanopi pohon sehingga
jenisnya relative lebih tinggi. Suhu dan kecepatan angina juga berpengaruh dalam komponen
jenis tumbuhan yang tumbuh, karena ada jenis tumbuhan tertentu yang memiliki spesifikasi
tempertur dan intensitas yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tumbuhan tersebut.
Menurut Jorgensen (1989) jika kekayaan jenis pada suatu tempat dengan Indeks Margalef
> 4,0 maka kekayaan jenis tumbuhan tersebut baik, jika diantara 2,5- 4,0 maka kekayaan
jenisnya dapat dikatakan sedang, dan jika indeks Margalefnya < 2,5 maka kekayaan jenis nya
dapat dikatakan buruk. Sehingga dari hasil yang didapat pada plot 2 pada jarak 2m dengan
indeks Margalef 0,82 kekayaan jenis tumbuhannya buruk dan pada jarak jarak 4m denga Indeks
Margalef 2, kekayaan jenisnya masih tergolong buruk. Hal ini dikarenakan kondisi tanah yang
kurang subur, pada tempat lokasi praktikum jenis tanahnya adalah tanah merah sehingga kurang
menyerap air dengan baik sehingga berpengaruh juga pada pertumbuha dan jenis tanaman.

Gambar 2. Kekayaan Biota Tanah


Berdasarkan Gambar 2. Diatas yang memiliki indeks Margalef terendah adalah pada
jarak 3m dengan nilai 0,78, sedangkan yang memiliki indeks kekayaan jenis tertinggi adalah
pada jarak 4m dengan nilai 1,92. Hal ini menunjukan bahwa kekayaan jenis biota tanah pada
tempat tersebut buruk. Karena factor abiotic yang mempengaruhinya diantaranya tempertaur
tanah pada lokasi tidak ditutupi pohon adalah 28 dengan intensitas 2000 lx, hal ini berpengaruh
terhadap jenis biota tanah yang ada didalamnya karena memerlukan intensitas cahaya yang
cukup. Factor abiotik yang melebihi batas optimum akan mempengaruhi distribusi dan jenis
komponen-komponen yang ada dalam ekosistem terestrial.
KESIMPULAN
Hasil praktikum mengenai komponen-komponen penyusun ekosistem terestrial dapat
disimpulkan bahwa Ekosistem terestrial sangat berpengaruh terhadap hubungan timbal balik
antara faktor abiotik dan biotiknya yang ada dalam suatu tempat. kekayaan jenis tumbuhan
menggunakan pengolahan data indeks Margalef yang paling rendah terjadi pada jarak plot 2 m.
Sedangkan kekayaan jenis yang paling tinggi berda pada jarak 4m. kekayaan jenis tumbuhannya
dari nilai indeks Margalef yang tertinggi jarak 4m dengan nilai 2, kekayaan jenisnya masih
tergolong buruk. Indeks Margalef biota tanah terendah adalah pada jarak 3m dengan nilai 0,78,
sedangkan yang memiliki indeks kekayaan jenis tertinggi adalah pada jarak 4m dengan nilai 1,92
dan memiliki kekayaan jenis yang buruk yaitu rata-rata dibawah 2,5.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya ucapkan terima kasih kepada laboran yang ada di PLT UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ekologi terestrial ini.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten laboratorium yang telah
membimbing saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amran A, dkk. 2012. Identifikasi Tutupan Vegetasi dan Potensi Fisik Lahan Untuk
Pengembangan Ekowisata Di Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata Hutan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Vol. 1, No. 2, Desember
2012.
Hanum, W. 2009.Ekologi. Erlangga. Jakarta
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Irwan, Z.D. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya.Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara
Irshady. 2011. Ekologi. UGM Press.Yogyakarta
Jorgensen, SEdan Vollenweider, R.A. (1989), Guidelines of Lakes. Management: Principles of
Lakes Management.International Lake Environment Foundation.
Maloratsky Leo G. 2002. An Aircraft single. Antena FM Radio Altimeter. Microwave
Journal,Technical Featur
Nurhayati. 2012. Pengaruh Berbagai Jenis Tanaman Inang dan Beberapa jenis Sumber Inokulum
Terhadap infektivitas dan Efektivitas Mikoriza. Jurnal Agrista. Vol.16, No.2, 2012.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B.
Shing, Dharmendra et al. 2013. Soil Diversity : a key
for natural management of biological
and chemical constitute to maintan soil health & fertility. Vol. 5, No. 1. India : International
journal of bio-science and bio-technology
Sulistiyomati, Hari. 2009. Biodiversitas Mangrove Di Cagar Alam Pulau Sempu. Jurnal
Sainstek. Vol.8, No.1,2009.

Anda mungkin juga menyukai