Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi abad milenium membawa dampak bagi tatanan kehidupan yang
ditandai dengan meningkatnya persaingan yang tinggi sehingga menuntut sumber daya
manusia yang ada untuk mampu menghadapi arus globalisasi. Oleh karena itu, Indonesia
sedang mempersiapkan diri dalam menjawab tantangan globalisasi dengan membangun basis
pendidikan, sebab dengan baiknya basis pendidikan dapat diharapkan mempunyai daya saing
yang tinggi dan memperkuat jati diri serta kepribadian bangsa.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk mengasilkan
manusia-manusia yang terampil, produktif, inisiatif, dan kreatif, karena nilai-nilai dasar yang
dimiliki oleh setiap manusia seperti keimanan dan ketaqwaan, akhlak, disiplin, dan etos kerja,
serta nilai-nilai instrumen seperti penguasaan IPTEK dan kemampuan berkomunikasi yang
merupakan unsur pembentuk kemajuan dan kemandirian bangsa dapat tumbuh dan
berkembang hanya melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu
sektor pembangunan yang paling utama untuk menghasilkan manusia yang dapat
mengembangkan kemampuannya dan membina kehidupan di dalam masyarakat. Hal ini
digariskan dalam GBHN Tahun 2003 yakni :
Pendidikan nasional yang berakar pada kebudanyaan bangsa Indonesia, berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan hidup
bangsa dan kualitas sumber daya manusia, mengembangkan manusia serta masyarakan
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berbudi
luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan, kekuatan jasmani dan rohani, serta
kepribadian yang mantap dan mandiri.
Sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut diharapkan peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berwawasan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keimanan dan ketaqwaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional di atas maka pendidikan dilaksanakan
seumur hidup yang dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
1

Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, yaitu keluarga, masyarakat,
dan pemerintah.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu diadakan berbagai
upaya .Yang salah satunya mengevaluasi proses belajar mengajar serta melakukan penelitian
tentang aspek aspek yang mempengaruhi peningkatan standar pendidikan.Berdasarkan uraian
diatas maka perlu diadakan Penelitian Di Bidang Pendidikan.
B. Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka pembahasan makalah ini hanya dibatasi pada
maeri Metedologi penelitian pendidikan khususnya membahas tentang Masalah penelitian,
Hipotesa dan Variabel.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah masalah yang
akan dibahas antara lai.:
1. Bagaimana memahami tentang konsep latar belakang masah dalam penelitian
pendidikan
2. Bagaimana memahami tentang konsep perumusan hipotesis dalam penelitian
pendidikan
3. Bagaimana memahami tentang konsep pemilihan variabel dalam penelitian
pendidikan
D. Manfaat Pembahasan
Mahasiswa mampu:
1. Memahami tentang konsep latar belakang masah dalam penelitian pendidikan
2. Memahami tentang konsep perumusan hipotesis dalam penelitian pendidikan
3. Memahami tentang konsep pemilihan variabel dalam penelitian pendidikan

E. Manfaat Pembahasan
Makalah ini diharapkan mampu membantu pembaca untuk :
1. Memahami tentang konsep latar belakang masah dalam penelitian pendidikan
2. Memahami tentang konsep perumusan hipotesis dalam penelitian pendidikan
3. Memahami tentang konsep pemilihan variabel dalam penelitian pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Masalah Dalam Penelitian
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi dilakukannya
penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan penelitian biasanya karena adanya
kesenjangan antara kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini
dimuat deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian
peneliti sebelumnya. Secara rinci latar belakang (Wardi Bachtiar:1997) berisi:

Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang
keilmuan/maupun kebutuhan praktis.

Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.

Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian

Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan zaman

Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya

Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi
perkembangan ilmu.

2.1.1

Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa
yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi
atau teori dan sebagainya.
2. Pemilihan Masalah
a. Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji).
b. Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
c. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
d. Menghubungkan dua variabel atau lebih (Nazir: 1988)

Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian
terdahulu, dan lain-lain.

Perumusan Masalah
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya
2. Jelas dan padat
3.

Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul penelitian

Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, suatu masalah dapat


dirumuskan dengan menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi
ada perbedaan dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di
dalamnya. Kalimat berita lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik
masalah yang bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan
adanya tantangan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Terlepas dari bentuk perumusan masalah yang digunakan, terdapat beberapa
kriteria yang dapat d ipakai sebagai pegangan untuk merumuskan masalah, yaitu
sebagai berikut :
1.

Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang


gejala-gejala yang dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu
dengan gejala lainnya

2.

Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak berarti dua, artinya tidak
ada maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan
masalah tersebut juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga
tidak diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. Masalah yang baik
selalu dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan unsur
akibat sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.

3.

Masalah yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut


secara empiris. Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan
antargejala tetapi juga bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur (Ace
Suryadi: 2000).

2.2 Hipotesis
6

Hipotesis seperti yang kita ketahui pada mata kuliah kemarin (statistik), yakni dugaan
yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan
akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis,
dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang
dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara.
Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas
dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasilhasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang
mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari
hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi dalam taraf ini mahasiswa cukup
membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang diajukan dalam bab sebelumnya dan
merumuskannya dalam bentuk statmen (pernyataan).
2.2.1

Pengertian hipotesis
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan

semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.


Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran
atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat
menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan
digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat
terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Dari arti katanya, hipotesis
memang dari dua penggalan. Kata HYPO yang artinya DI BAWAH dan
THESA yang artinya KEBENARAN jadi hipotesis yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis.
Apabila

peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan

seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah

hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan datadatadata yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang
terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status
menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak
terbukti.
Terhadap hipo tesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal
yakni :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak
terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang
terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain :
1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan
variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada ,memang
ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa
menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
G.E.R brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan
bagi :
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu.
2. Penelitian tentang perbedaan

3. Penelitian hubungan.
2.2.3 Kegunaan hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain:
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
2.2.4 Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Saran untuk memperoleh hipotesis:


1. Hipotesis induktif
9

Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu


generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati
2. Hipotesis deduktif
Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan
memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori
dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.
2.2.4

Ciri-ciri hipotesis

Ciri-ciri hipotesis yang baik:


1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas.
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabelvariabel-variabel.
3. Hipotesis harus dapat diuji.
4. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
2.2.5

Menggali dan merumuskan hipotesis

Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :


1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan
jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian
yang sedang dilaksanakan.
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,
objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang
sedang diselidiki.
3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
10

Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :


1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
2. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan.
3. Imajinasi dan angan-angan
4. Materi bacaan dan literature
5. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
6. Data yang tersedi
7. Kesamaan.
Sebagai kesipulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
2. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk
pernyataan.
3. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang
dapat diukur.
4. Hendaknya dapat diuji
5. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
2.2.6 Menguji hipotesis
Menguji hipotesis
Sesuadah hipotesis dirumuskan , hipotesis tersebut kemudian diuji secara
empiris dan tes logika.
Untuk menguji suatu hipotesis ,peneliti harus :
11

1.

Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan


dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.

2.

Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan ,


eksperimental,

atau

prosedur

lain

yang

diperlakukan

untuk

menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.


3.

Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat


dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung
oleh data atau tidak.

2.3 Variabel
Sebelum kita membicarakan masalah variabel kita bicarakan dulu masalah
konsep.Konsep merupakan defenisi yang dipergunakan oleh para peneliti untuk
menggambarkan

secara

abstrak

suatu

fenomena

sosial

/ekonomi.Misalnya

untuk

menggambarkan kesejahteraan masyarakat dikenal konsep pendapatan Nasional ,pendapatan


perkapita,distribusi pendapatan,garis kemiskinan dan tingkat pengangguran.
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model
kerja,keuntungan,biaya promosi,volume penjualan dan sebagainya). Variabel juga aapat
diartikan sebagai pengelompokan logis dari dua atribut atau lebih. Misalnya variabel jenis
kelamin, variabel kuran industri dan sebagainya.
Variabel ini dapat dikategorikan kedalam variabel diskrit/variabel kategorikal dan
variabel bersambungan/kontinyu. Variabel mempunyai kaitan erat dengan teori.Teori adalah
seerangkaian konsep,defenisi dan proposisi yang saling berkaitan dengan bertujuan untuk
memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Gambaran yang sistematis
itu dijabarkan dengan menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya dengan
tujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dan realitas yang dapat diuji
kebenarannya.Dalam praktek penelitian, variabel tersebut harus diberi defenisi operasional
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan melekukan pengukuran.

12

Hubungan antara satu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya merupakan
hipotesis dalam penelitian. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara/tentatif tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan arah dari proses
pengumpulan data.

2.3.1 Penentuan variabel penelitian


Sesudah

mengemukakan

beberapa

proposisi

berdasarkan

dan

teori

tertentu,maka peneliti perlu pula untuk menentukan variabel-variabel penelitian yang


selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel.Suatu
variabel dapat terbentuk dari pengelompokan yang logis dari dua buah atribut.
Atribut-atribut yang ada dikelompokkan menjadi suatu variabel menurut salah satu
ciri pokoknya variabel dapat berupa variabel deskrit dan variabel bersambungan
Deskrit berarti tidak punya nilai pecahan, misalnya: jumlah anak,mobil,negara.
Jadi variabel deskrit hanya dapat dinyatakan dalam satuan-satuan yang tidak mungkin
dibagi menjadi unut-unit yang lebih kecil.Dalam variabel bersambungan diantara
dua unit ukuran masih ada pengukuran yang lain dimana secara teoritis jumlahnya
tidak terbatas.
2.3.2

Jenis hubungan antara variabel

Ada 3 jenis hubungan antara variabel:


1. Hubungan simetris.
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila
variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya
2. Hubungan timbal balik.
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat
menjadi sebab dan akibat dari varibel lainnya.
13

3. Hubungan tidak simetris


Suatu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya

2.3.3 Berbagai hubungan tidak simetris


1.

Hubungan yang tidak simetris dua variabel.


Yaitu hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.Kedua

variabel ini merupakan variabel pokok.Hubungan variabel pokok ini dapat berupa
hubungan antara dua variabel saja atau antara lebih dari dua variabel,biasanya antara
satu variabel terpengaruh dan beberapa variabel terpengaruh. Ada beberapa cara untuk
menguji hubungan antara dua
Variabel diantaranya tabulasi silang, rumus kuadrat, regresi dan korelasi.
a. Hubungan tidak simetris tiga variabel.
Ada cara lain untuk memesukkan kedalam analisis, variabel tambahan yang
mempengaruhi variabel terpengaruh dan variabel pengaruh.Pengaruh variabel ketiga
atau keempat tersebut dapat dikontrol baik melelui sistem analisis maupun cara
penentuan sampel. Dengan demikian peneliti dapat mengamati hubungan antara dua
variabel yang diteliti tanpa gangguan dari variabel-variabel tersebut.Peneliti dapat
menetrilisasi pengaruh variabel luar dengan memesukksnnya sebagai variabel kontrol
atau variabel penguji kedalam analisis.Variabel luar yakni variabel-variabel yang
berada diluar hubungan yang hendak diteliti.Pemelihan variabel kontrol dari sekian
banyak variabel yang mungkin mempengaruhi hubungan yang diamati, pada
umumnya peneliti mendasarkan diri pada teori-teori yang ada, akal sehat, logika, dan
hasil empiris dari penelitian pihak lain.
2.3.4 Variabel penekanan dan variabel pengganggu
14

Dari hasil analisis awal dapat saja di simpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara dua variabel tetapi ketika variabel kontrol dimasukkan, hubungan itu menjadi
tampak.Dalam kasus seperti ini variabel kontrol disebut variabel penekan.Masuknya
variabel ketiga dalam analisis dua variabel dapat pula memberikan hasil yang
berlawanan dengan hasil analisis awal,dalam kasus seperti ini variabel ketiga tersebut
variabel pengganggu.

2.3.5 Variabel antara


Segala sesuatu harus ada sebab musababnya dan tidak begitu saja terjadi
dengan

sendirinya.Setiap

fenomena

dipengaruhi

oleh

serangkaian

sebab

musabab.Setiap kali kita menentukan sebab dari suatu fenomena selalu akan timbul
pertanyaan apakah sebab yang lainnya.Apakah sebab yang pertama berpengaruh
langsung pada fenomena tersebut ,ataukah tidak langsung dan melalui sebab yang
lain. Untuk menelusuri rangkaian sebab musabab peneliti berpedoman pada teori,akal
sehat,pengamatan peneliti sendiri atau hasil pengamatan peneliti lain. Suatu variabel
disebut variabel antara apabila dengan masuknya variabel tersebut hubungan statistik
yang semula tampak antara dua variabel kemudian menjadi lemah atau bahkan
lenyap. Hubungan yang semula tampak antara variabel pokok bukan merupakan
hubungan langsung tetapi melalui variabel lain.
2.3.6 Variabel anteseden
Variabel anteseden merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran
hubungan kausal antara variabel-variabel.Perbedaannya dengan variabel antara ialah
bila variabel antara menyusup diantara variabel pokok sedangkan variabel anteseden
mendahului variabel pengaruh.Dalam kenyataannya hubungan antara dua variabel
sebenarnya merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup
panjang. Setiap usaha untuk menelusuri jalinan yang lebih panjang, seperti halnya
dengan variabel anteseden tersebut akan memperkaya pengertian kita tentang
fenomena yang sedang diteliti.

15

BAB III
KESIMPULAN

3.1.

Kesimpulan
Setelah kita melakukan pembahasan pada makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa :
Masalah penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain dilihat dari
sisi waktu, biaya, kemampuan si peneliti maupun kontribusi yang akan diberikan oleh
penelitian tersebut bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang
diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutny.
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model
kerja,keuntungan,biaya promosi,volume penjualan dan sebagainya). Variabel juga aapat
diartikan sebagai pengelompokan logis dari dua atribut atau lebih.
3.2.Saran
Mengingat keterbatasan makalah ini, maka kami sebagai penulis meminta maaf
jika ada hal hal yang kurang dalam penyajian makalah ini. Dan kami juga mengharapkan
saran saran dalam perbaikan makalah ini untuk meningkatkan khasanah berpikir kita.

16

17

Anda mungkin juga menyukai