Anda di halaman 1dari 4

17.

Proses spermatogenesis beserta tahapan-tahapannya


Spermatogenesis merupakan proses yang kompleks untuk mengubah sel
germinativum yang belum berdiferensiasi atau disebut spermatogonia (komplemen
diploid 46 kromosom) dengan proliferasi menjadi spermatozoa yang bersifat
khusus, mudah bergerak, dan mengandung haploid 23 kromosom tunggal yang
tersusun secara acak (Sherwood, 2012).
Proses pengubahan mulai dari spermatosit primer sampai menjadi sperma
terjadi ketika spermatosit dan spermatid masih terbenam di dalam sitoplasma sel
Sertoli. Sel Sertoli yang berdekatan saling terhubung oleh sebuah taut erat di
sebelah bawah membran luar dan taut erat tersebut memiliki celah yang dapat
membuka-menutup memungkinkan migrasi sperma menuju lumen (Sherwood, 2012
dan Guyton, 1997).
Sel sertoli memiliki beberapa fungsi, antara lain :
a. Membentuk sawar darah testis dengan taut eratnya yang berfungsi
mencegah masuknya bahan-bahan dalam darah ke dalam lumen tubulus
b.
c.
d.
e.
f.

seminiferus
Member sel sperma nutrient
Mempunyai fungsi fagositotik terhadap sitoplasma
Mengeluarkan cairan tubulus seminiferus
Merupakan protein pengikat androgen
Merupakan tempat kerja untuk kontrol spermatogenesis oleh testosterone
(Sherwood, 2012)

Tahap-tahap spermatogenesis :

Gambar : Tahap-tahap spermatogenesis (Martini et al, 2012).


a. Proliferasi mitotik
Proliferasi

mitotik

berfungsi

untuk

menghasilkan

pasokan

sel

germinativum baru secara terus-menerus (Sherwood, 2012).


Spermatogonia yang berada pada lapisan terluar tubulus seminiferus
mengalami mitosis yang menghasilkan sel anak dengan komplemen rangkap
46 kromosom (identik sel induk). Sel anak akan berkembang menjadi
spermatogonia tipe A, tetap berada di tepi luar tubulus seminiferus sebagai
spermatogonium yang tak berdiferensiasi sehingga turunan sel germinativum
tetap terjaga, dan spermatogonia tipe B, bergerak ke arah lumen untuk
mengikuti tahap-tahap selanjutnya (Sherwood, 2012 dan Langman, 2000).
Spermatogonia tipe B, penghasil sperma, mengalami mitosis
menghasilkan empat spermatosit primer yang identik dengan 46 kromosom
rangkap. Setelah proses mitosis selesai, spermatosit primer mengalami fase
istirahat. Selama fase istirahat, spermatosit primer mengalami replikasi DNA,
kromosom-kromosom terduplikasi, sehingga kromosom spermatosit primer
menjadi tetrad (Sherwood, 2012 dan Martini et al, 2012)
b. Meiosis

Memasuki tahap meiosis I, setiap spermatosit primer membelah


menjadi dua buah spermatosit sekunder yang haploid 23 kromosom rangkap
(Sherwood, 2012).
Tahap meiosis II menjadikan spermatid, haploid 23 kromosom tunggal,
dari spermatosit sekunder (Sherwood, 2012).
c. Spermiogenesis (remodellling)
Spermiogenesis terjadi beberapa minggu

setelah

meiosis

dan

mengubah spermatid menjadi spermatozoon (sperma) yang dilakukan oleh sel


Sertolli dengan beberapa cara, yaitu :
1. Menghilangkan beberapa sitoplasma dengan fagositosis
2. Mengatur ulang bahan kromatin dari inti spermatid sehingga membentuk
kepala yang padat
3. Mengumpulkan sisa-sisa sitoplasma yang difagosit dan membran pada ujung
spermatid untuk membentuk ekor
4. Membentuk akrosom pada bagian luar (2/3 bagian anterior kepala) dari badan
golgi sehingga berisi enzim hialuronidase, memecah proteoglikan jaringan, dan
enzim proteolitik, memecah protein.
5. Menambah jumlah mitokondria secara massive pada bagian middle space
6. Tidak lagi terjadi pembelahan
(Sherwood, 2012; Guyton, 1997; Langman, 2000; dan Martini et al,
2012)

Gambar : tahapan spermatogenesis pada dinding tubulus seminiferus (Martini et al,


2012).
Spermiasi
Spermiasi merupakan proses keluarnya spermatozoa dari sitoplasma
sel sertoli masuk ke dalam lumen tubulus seminiferus (Martini et al, 2012).

Daftar Pustaka
Guyton, A.C., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (diterjemahkan oleh :
Irawati Setiawan). Jakarta : EGC.
Martini, F.H., Nath, J.L. 2009. Fundamental Anatomy & Physiology Eight Edition. San
Francisco : Pearson Education, Inc.
Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. (diterjemahkan oleh : Joko
Suyono). Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2012. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 6. (diterjemahkan
oleh : Brahm U. Pendit). Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai