DINAS KESEHATAN
belas
bertempat
di
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Sleman,
Jalan
bawah ini:
dr. V. Evita Setianingrum, MPH.
: Jabatan
Kepala
kesehatan
UPT
masyarakat
berdasarkan
Pusat
Moyudan,
Keputusan
Sleman
Bupati
Nomor
03/Kep.KDH/D.4/2009,
berkedudukan
di
Jln.
Klangon,
dalam
hal
ini
karena
UPT
Pusat
kesehatan
disebut
PIHAK
PERTAMA
: pemegang Kartu Tanda Penduduk
Nomor 3402175704870002, Jenis
Kelamin perempuan, Agama Islam,
beralamat di Kadibeso RT 082 Desa
Argodadi
Kecamatan
Sedayu
sendiri,
yang
untuk
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK telah sepakat untuk saling mengikatkan diri dan membuat suatu
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu jenis pekerjaan Pengelola Keuangan,
dengan ketentuan dan persyaratan seperti
sebagai berikut:
Pasal 1
Lingkup Perjanjian
PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan pekerjaan sebagai Pengelola Keuangan
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman kepada PIHAK KEDUA dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar bagi
kepentingan PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA menerima pekerjaan yang
diperjanjikan dimaksud dari PIHAK PERTAMA serta menyatakan tunduk pada
seluruh syarat, maupun kondisi kerja yang termaktub dalam perjanjian ini.
Pasal 2
Jangka Waktu
(1) Perjanjian kerja dimaksud berlaku selama 1 (satu) tahun dari tanggal 02
Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014.
(2) Kontrak Pegawai BLUD Non PNS dapat diperbaharui atas pertimbangan
kinerja dan kebutuhan BLUD.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
(1) PIHAK PERTAMA berhak untuk:
a. memberikan rincian tugas, mengawasi, memeriksa dan menilai pekerjaan
yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. meminta laporan hasil pekerjaan PIHAK KEDUA;
c. melakukan segala tindakan yang dianggap perlu dalam hal PIHAK
KEDUA
melakukan
pelanggaran
terhadap
ketentuan
peraturan
(4)
segala
akibat
yang
terjadi
karena
kelalaian
atau
Pasal 4
Larangan
PIHAK KEDUA dilarang:
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat UPT
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Sleman;
b. menyalahgunakan ketugasan dan/atau kewenangan yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA;
c. menjadi pegawai suatu instansi lain atau melakukan suatu perjanjian kerja
dengan pihak ketiga dalam jam kerja tanpa seizin PIHAK PERTAMA;
d. menyalahgunakan barang-barang, uang, peralatan kerja, atau dokumen milik
PIHAK PERTAMA atau Pemerintah Kabupaten Sleman;
e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang, dokumen, atau surat berharga milik PIHAK PERTAMA atau
Pemerintah Kabupaten Sleman secara tidak sah;
f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman kerja atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerja dengan tujuan untuk kepentingan
pribadi, golongan atau pihak lain yang mengarah kepada perbuatan kolusi,
korupsi dan nepotisme yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
PIHAK PERTAMA dan/atau Pemerintah Kabupaten Sleman;
g. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
h. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
i. melakukan
pungutan
tidak
sah
dalam
bentuk
apapun
juga
dalam
melaksanakan tugasnya;
j. Ikut serta dalam kampanye calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, atau
DPRD;
k. memberi dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara terlibat dalam kegiatan kampanye.
Pasal 5
Pertanggungjawaban PIHAK KEDUA
Segala hal yang berkaitan dengan ketugasan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA
di luar penugasan oleh PIHAK PERTAMA atau di luar jam kerja yang telah
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA bagi PIHAK KEDUA atau di luar tempat tugas
yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA menjadi beban dan tanggungjawab PIHAK
KEDUA dan PIHAK PERTAMA tidak dapat dibebani pertanggungjawaban atas
perbuatan tersebut.
Pasal 6
Izin dan Cuti bagi PIHAK KEDUA
(1) Dalam kondisi tertentu PIHAK PERTAMA memberikan izin atau cuti kepada
PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. sakit, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, atau surat
keterangan lain yang sah;
b. cuti alasan penting, diberikan maksimal 12 (dua belas) hari kerja dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun dan diajukan minimal 7 (tujuh) hari kerja
sebelum tanggal cuti;
c. cuti bersalin, diberikan maksimal 40 (empat puluh) hari kerja;
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa surat keterangan yang sah
atau diluar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tersebut maka
tidak masuk kerja tersebut termasuk dalam kategori tidak masuk kerja secara
tidak sah.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa surat keterangan yang sah
PIHAK PERTAMA berhak menjatuhkan sanksi;
a.
b.
c.
(1) Pelanggaran Pihak Kedua terhadap kewajiban dan larangan yang diatur dalam
perjanjian ini, akan mengakibatkan jatuhnya sanksi dari PIHAK PERTAMA
dalam bentuk Peringatan lisan, Peringatan Tertulis, pemutusan perjanjian kerja;
(2) Bentuk sanksi yang akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA dilaksanakan
dengan mempertimbangkan bobot kesalahan.
Pasal 9
Berakhirnya Perjanjian Kerja
(1) Perjanjian Kerja ini berakhir dalam hal:
berakhirnya jangka waktu perjanjian;
b. PIHAK
KEDUA
menyampaikan
permohonan
untuk
melakukan
(2)
ini, maka kedua belah pihak terlebih dahulu mengadakan musyawarah untuk
mufakat dan jika masih tidak menghasilkan penyelesaian kedua belah pihak
menyetujui untuk memilih domisili hukumnya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Sleman.
Demikian perjanjian kerja ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) diantaranya
bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA