Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DAN BATASAN HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan PAUD
Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd

Disusun oleh :
Sri Megawati Budiman

1306414

Wanti Gustini

1305681

Yeni Nuryaeni

1305823

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
BANDUNG

KATA PENGANTAR
Dengan mengucakan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
PAUD yaitu makalah mengenai Pelibatan orangtua

dan masyarakat dalam

masalah kekerasan pada anak usia dini. Kami harapkan Makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menjadi suatu pembelajaran bagi pembaca maupun penulis.
Kami menyadari bahwa Makalah ini tentu masih ada kekurangan dan
kelemahannya. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
sebagai suatu pembelajaran untuk ke depannya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .. i
DAFTAR ISI..... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan ..... 2
D. Sistematika Penulisan ..... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat anak..................................................................................................
B. konsep dan batasan hak asasi manusia...........................................................
C. hak asasi

anak ...............................................................................................
.......

BAB III PENUTUP


A. Simpulan 15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini ada masa kemajuan semua aspek bangsa tak
terkecuali hak hak dari setiap manusia. Hak setiap warga Negara diantaranya
adalah hak hidup, hak hidup bagi janin, anak dan orang dewasa sudah diterapkan
pada undang-undang yang ada di Indonesia agar setiap manusia sadar atas hak
asasi manusia. Anak usia dini adalah aset bagi nusa bangsa dan orangtuanya. Anak
usia dini memiliki banyak keunikan pada setiap tahap perkembangannya. Oleh
karena itu untuk memenuhi hak dan kewajiban setiap anak adalah kewajiban bagi
semua manusia mulai dari orangtua, guru, dan pemerintah. Hak asasi manusia
adalah bentuk perlindungan terhadap setiap manusia tak terkecuali anak usia dini.
Anak usia dini harus terpenuhi hak haknya seperti perawatan, pengasuhan dan
bimbingan kasih sayang dari orangtuanya. Perawatan dan pengasuhan tidak cukup
dilakukan oleh keluarga saja namun anak berhak juga mendapatkannya melalui
lingkungan sekitar tetangga dan masyarakat dan juga lingkungan sekolahnya
seperti guru, teman dan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa hakekat anak?
2. Bagaimana konsep dan batasan hak asasi manusia?
3. Apa hak asasi anak?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hakekat , pengertian, dan karakteristik anak
2. Mengetahui konsep dan batasan hak asasi manusia
3. Mengetahui hak asasi anak

D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN :
A. Hakikat anak
B. Konsep dan batasan hak asasi manusia
C. Hak asasi anak
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Anak
1. Pengertian Anak
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun
(Undang-undang Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 tahun menurut para pakar
pendidikan anak. Menurut Mansur (2005 hlm. 88) anak usia dini adalah
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Pengertian anak secara umum, menurut Supriyadi W. Eddyono
( dalam Abdussalam, 2007 ) , anak adalah setiap manusia yang berusia
dibawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam
kandungan, apabila hal terebut adalah demi kepentingannya. Pengertian
anak secara hukum, dimana pengertian anak diletakkan sebagai objek
sekaligus subjek utama dalam suatu proses legitimasi, generalisasi dan
sistematika aturan yang mengatur tentang anak. Perlindungan secara hukum
inilah yang akan memberikan perlindungan hukum terhadap eksistensi dan
hak-hak anak.
2. Karaktristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang
dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara
dan berbeda, hal ini dijelaskan oleh

Kartini Kartono (1990, hlm. 109)

bahwa anak usia dini memiliki karakteristik:


1. bersifat egosentris naif,
2. mempunyai relasi sosial dengan bendabenda dan manusia yang sifatnya
sederhana dan primitif,
3. ada kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan
sebagai satu totalitas,
4. sikap hidup yang fisiognomis, yaitu anak secara langsung membertikan
atribut/sifat lahiriah atau materiel terhadap setiap penghayatanya.
B. Konsep dan Batasan Hak Asasi Manusia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang


Hak

Asasi Manusia,

dinyatakan

bahwa

hak

asasi

manusia

adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara
hukum,

pemerintahan,

dan

setiap

orang

demi

kehormatan

serta

perlindungan harkat dan martabat manusia. Prinsip

pengakuan

dan

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, merupakan bagian dari


prinsip perlindungan hukum.

Istilah hak asasi manusia di Indonesia,

sering disejajarkan dengan istilah hak- hak kodrat, hak-hak dasar


manusia.
Pengertian hak asasi manusia berdasarkan ketentuan Pasal 1
angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000
tentang pengadilan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan

serta

perlindungan harkat dan martabat manusia. Menurut

Bahder Johan Nasution (dalam Khairazi, 2015, hlm. 81), berkaitan dengan
pengertian

hak

asasi manusia, Bahder Johan Nasution menyatakan:

Pengertian hak asasi manusia sering dipahami sebagai hak kodrati yang
dibawa oleh

manusia

sejak

manusia

lahir

ke

dunia.

Pemahaman

terhadap hak asasi yang demikian itu merupakan pemahaman yang sangat
umum

dengan

tanpa membedakan

secara

akademik

hak-hak

yang

dimaksud serta tanpa mempersoalkan asal usul atau sumber diperolehnya


hak tersebut. Pengertian hak asasi manusia seperti pemahaman di atas
memang tidak salah, namun dengan pemahaman seperti itu merupakan
pemahaman

yang

sempit

tentang hak asasi manusia, maka penerapan

terhadap hak tersebut sering salah kaprah atau disalahgunakan. Untuk itu
guna memperoleh pemahaman yang lebih sempurna tentang hak asasi
manusia, perlu dipahami istilah-istilah yang memberi pengertian secara tepat
mengenai hak asasi manusia. Patut diakui memang pada dasarnya definisi

hak asasi manusia juga masih menimbulkan perdebatan di sana sini terkait
mengenai definisi atas hak asasi manusia tersebut. Namun yang jelas menurut
Khairazi, Fauzan ( 2015, hlm 81-82) hak asasi manusia dapat terbagi ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
1. Hak asasi yang terlahir atas pemberian Tuhan yang tidak dapat dibantah lagi
keberadaannya seperti hak untuk hidup dan hak asasi lainnya yang
bersumber dari Tuhan mengiringi kehidupan manusia.
2. Hak asasi yang bersumber dari pemberian Negara dengan atau tanpa
melalui

undang-undang,

seperti

halnya

hak

atas

pendidikan,

penghidupan yang layak, dan lain sebagainya.


Undang-Undang Dasar NKRI telah melakukan beberapa kali perubahan
pada tahun 2002, yang dimuat pada BAB XA tentang Hak Asasi Manusia pasal
28A sampai dengan 28 J yaitu :
1. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya (Pasal 28A)
2. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (1), setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dandiskriminasi
(2). Pasal 28 B
3. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (1), Setiap orang berhak untuk
memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya (2). Pasal 28C
4. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (1), Setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (2), Setiap warga negara berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam pemerintahan (3) dan, setiap orang berhak atas
status kewarganegaraan (4). Pasal 28D

5. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak
kembali (1), Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya (2), Setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (3)
Pasal 28E
6. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Pasal 28F
7. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dariancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (1), Setiap orang berhak untuk bebas
dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia
dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain (2) Pasal 28G
8. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, clan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan (1), Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan (2), Setiap orang berhak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat (3), Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak
milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun
(4) Pasal 28H
9. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun (1), Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (2), Identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan

peradaban (3), Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi


manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (4), Untuk
menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaar, hak asasi - manusia dijamin, diatur,
dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan (5) Pasal 28I
10. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (1), Dalam menjalankan
hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilainilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis (2) Pasal 28J

C. Hak Asasi Anak


Hak merupakan satu aspek dan satu kesatuan, malah bagian integral dari
hukum. Hukum tanpa adanya hak (wewenang) bukan lagi merupakan hukum,
mungkin sekedar kebiasaan sehari-hari yang tidak mempunyai ikatan. Di
dalam UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak yang merupakan perwujudan hak asasi
manusia dan perlindungan anak untuk mewujudkan generasi penerus bangsa
yang berkualitas diatur tentang hak-hak anak dicantumkan dalam ketentuan
Pasal 2 sampai dengan Pasal 8 UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak, diantaranya:
1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan
berdasarkan casi sayang baik dalam lingkungan keluarganya maupun di
dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar;
2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosialnya dengan baik dan berguna;

3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam


kandungan maupun sesudah dilahirkan;
4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat
membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan secara
wajar;
5. Dalam keadaan yang membahayakan anaklah yang pertama kali berhak
mendapatkan pertolongan, bantuan, dan perlindungan.
Bab III Undang-Undang tentang Perlindungan Anak mengatur
mengenai hak dan kewajiban anak. Hak anak diatur dalam ketentuan Pasal 4
sampai dengan Pasal 18 sedangkan kewajiban anak dicantumkan pada Pasal
19. Hak anak yang tercantum dalam Undang-Undang tentang Perlindungan
Anak tersebut antara lain meliputi hak :
1. untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;
2. atas suatu nama sebagai identitas dan status kewarganegaraan;
3. untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berkreasi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan orang tua;
4. untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya
sendiri;
5. memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial;
6. memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya;
7. memperoleh pendidikan luar biasa, rehabilitasi, bantuan sosial dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi anak yang menyandang cacat;
8. memperoleh pendidikan khusus bagi anak yang memiliki keunggulan;
9. menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan
memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan;
10. untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak
yang sebaya, bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat
dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri;

11. mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi (baik


ekonomi

maupun

seksual),

penelantaran,

kekejaman,

kekerasan,

penganiayaan, ketidakadilan serta perlakuan salah lainnya;


12. untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri kecuali jika ada alasan dan/atau
aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir;
13. memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan atau
penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi;
14. memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum;
15. mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatan yang
dipisahkan dari orang dewasa, memperoleh bantuan hukum atau bantuan
lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku,
serta membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan Anak
yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum, bagi
setiap anak yang dirampas kebebasannya;
16. untuk dirahasiakan, bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku
kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum; dan
17. mendapatkan bantuan hokum dan bantuan lainnya, bagi setiap anak yang
menjadi korban atau pelaku tindak pidana.
Pasal-pasal yang memuat ketentuan mengenai hak anak dalam
Undang-Undang tentang Perlindungan Anak mempunyai banyak kesamaan
dengan ketentuan hak anak dalam Undang-Undang tentang Hak Asasi
Manusia.Undang-Undang tentang Perlindungan Anak juga mengatur mengenai
kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak. Ketentuan Pasal 19
menyebutkan bahwa setiap anak berkewajiban untuk :
1.
2.
3.
4.
5.

menghormati orang tua;


mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
mencintai tanah air, bangsa, dan negara;
menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya;
melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

D. Perlindungan HAM Terhadap Anak Indonesia Yang Ditahan Di Penjara


Dewasa Luar Negeri
Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk melindungi warga
negaranya yang berhadapan dengan hukum di luar negeri terutama di Negara

Australia. Sebagaimana tertulis dalam jurnal HAM oleh Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Ratnaningsih, 2012), anak-anak Indonesia yang terjerat dengan
hukum di Australian mendapatkan perlakuan atau hukuman yang tidak sesuai
dengan usia yang diharuskan, namun ketika anak berkewarganegaraan
Australia yang berhadapan dengan hukum di Indonesia seperti LM (14 tahun)
seorang anak berkewarganegaraan Australia yang melakukan kejahatan
Psikotropika dan hanya ditahan di penjara Bali selama 2 bulan dan dimasukkan
ke dalam sel khusus anak-anak.
Namun, berbeda dengan perlakuan yang diberikan oleh Negara
Australia pada anak-anak Indonesia yang terjerat kasus penyebrangan imigran
gelap ketika mencari ikan. Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga
melayangkan protes kepada pemerintah Indonesia karena masa tahanan anakanak Indonesia di rumah tahanan orang dewasa Australia tanpa melalui proses
hukum dan belum jelas mendapatkan perlakuan hukum seperti apa dibarter
dengan seorang pelaku tindak pidana narkoba.
Bandingkan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Australia terhadap satu orang anak Australia yang ditahan di Indonesia di mana
diplomasi dilakukan disetiap lini baik melalui perwakilan Australia di Bali,
Kementrian Luar Negeri Australia bahkan oleh Perdana Menteri Australia.
Pembelaan dilakukan oleh Pemerintah Australia terhadap warga negaranya
yang menghadapi permasalahan hukum dengan menyatakan LM masih di
bawah umur sehingga perlu dipertimbangkan kondisi kejiwaannya dan
berharap segera dipulangkan ke Australia. Bahkan Perdana Menteri Australia,
Julia Gilard, turun langsung dan berjanji akan memulangkan bocah itu dari
Indonesia. Dari permasalahan tersebut bisa dijadikan pembelajaran untuk kita
semua bahwasannya anak-anak juga memiliki hak untuk mendapatkan keadilan
dan keamanan untuk dirinya sendiri.

BAB III
PENUTUP
Hak asasi manusia adalah hak dasar dan utama dari setiap manusia karena
dalam karunianya hak asasi manusia untuk hidup adalah bentuk dari kasih sayang
tuhan. Hak asasi anak dapat diperoleh melalui orangtua, guru, masyarakat dan
pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam. (2007). Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: Restu Agung.
Kartini Kartono. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung :
CV Mandar Mandiri
Khairazi, Fauzan. (2015). Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Jurnal Inovatif, 8 (1), hlm. 72-94

Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ratnaningsih, Erna. (2012). Perlindungan HAM Terhadap Anak Indonesia Yang

Ditahan di Penjara Dewasa Australia. Jurnal HAM : Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, 8 (2), hlm. 31-61.
UU No. 4 Tahun 1979
UU No. 23 Tahun 2002

Anda mungkin juga menyukai