MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan PAUD
Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd
Disusun oleh :
Sri Megawati Budiman
1306414
Wanti Gustini
1305681
Yeni Nuryaeni
1305823
KATA PENGANTAR
Dengan mengucakan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan
PAUD yaitu makalah mengenai Pelibatan orangtua
masalah kekerasan pada anak usia dini. Kami harapkan Makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menjadi suatu pembelajaran bagi pembaca maupun penulis.
Kami menyadari bahwa Makalah ini tentu masih ada kekurangan dan
kelemahannya. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan
sebagai suatu pembelajaran untuk ke depannya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .. i
DAFTAR ISI..... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan ..... 2
D. Sistematika Penulisan ..... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat anak..................................................................................................
B. konsep dan batasan hak asasi manusia...........................................................
C. hak asasi
anak ...............................................................................................
.......
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini ada masa kemajuan semua aspek bangsa tak
terkecuali hak hak dari setiap manusia. Hak setiap warga Negara diantaranya
adalah hak hidup, hak hidup bagi janin, anak dan orang dewasa sudah diterapkan
pada undang-undang yang ada di Indonesia agar setiap manusia sadar atas hak
asasi manusia. Anak usia dini adalah aset bagi nusa bangsa dan orangtuanya. Anak
usia dini memiliki banyak keunikan pada setiap tahap perkembangannya. Oleh
karena itu untuk memenuhi hak dan kewajiban setiap anak adalah kewajiban bagi
semua manusia mulai dari orangtua, guru, dan pemerintah. Hak asasi manusia
adalah bentuk perlindungan terhadap setiap manusia tak terkecuali anak usia dini.
Anak usia dini harus terpenuhi hak haknya seperti perawatan, pengasuhan dan
bimbingan kasih sayang dari orangtuanya. Perawatan dan pengasuhan tidak cukup
dilakukan oleh keluarga saja namun anak berhak juga mendapatkannya melalui
lingkungan sekitar tetangga dan masyarakat dan juga lingkungan sekolahnya
seperti guru, teman dan pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa hakekat anak?
2. Bagaimana konsep dan batasan hak asasi manusia?
3. Apa hak asasi anak?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hakekat , pengertian, dan karakteristik anak
2. Mengetahui konsep dan batasan hak asasi manusia
3. Mengetahui hak asasi anak
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN :
A. Hakikat anak
B. Konsep dan batasan hak asasi manusia
C. Hak asasi anak
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Anak
1. Pengertian Anak
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun
(Undang-undang Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 tahun menurut para pakar
pendidikan anak. Menurut Mansur (2005 hlm. 88) anak usia dini adalah
kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Pengertian anak secara umum, menurut Supriyadi W. Eddyono
( dalam Abdussalam, 2007 ) , anak adalah setiap manusia yang berusia
dibawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam
kandungan, apabila hal terebut adalah demi kepentingannya. Pengertian
anak secara hukum, dimana pengertian anak diletakkan sebagai objek
sekaligus subjek utama dalam suatu proses legitimasi, generalisasi dan
sistematika aturan yang mengatur tentang anak. Perlindungan secara hukum
inilah yang akan memberikan perlindungan hukum terhadap eksistensi dan
hak-hak anak.
2. Karaktristik Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang
dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara
dan berbeda, hal ini dijelaskan oleh
Asasi Manusia,
dinyatakan
bahwa
hak
asasi
manusia
adalah
pemerintahan,
dan
setiap
orang
demi
kehormatan
serta
pengakuan
dan
serta
Bahder Johan Nasution (dalam Khairazi, 2015, hlm. 81), berkaitan dengan
pengertian
hak
Pengertian hak asasi manusia sering dipahami sebagai hak kodrati yang
dibawa oleh
manusia
sejak
manusia
lahir
ke
dunia.
Pemahaman
terhadap hak asasi yang demikian itu merupakan pemahaman yang sangat
umum
dengan
tanpa membedakan
secara
akademik
hak-hak
yang
yang
sempit
terhadap hak tersebut sering salah kaprah atau disalahgunakan. Untuk itu
guna memperoleh pemahaman yang lebih sempurna tentang hak asasi
manusia, perlu dipahami istilah-istilah yang memberi pengertian secara tepat
mengenai hak asasi manusia. Patut diakui memang pada dasarnya definisi
hak asasi manusia juga masih menimbulkan perdebatan di sana sini terkait
mengenai definisi atas hak asasi manusia tersebut. Namun yang jelas menurut
Khairazi, Fauzan ( 2015, hlm 81-82) hak asasi manusia dapat terbagi ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
1. Hak asasi yang terlahir atas pemberian Tuhan yang tidak dapat dibantah lagi
keberadaannya seperti hak untuk hidup dan hak asasi lainnya yang
bersumber dari Tuhan mengiringi kehidupan manusia.
2. Hak asasi yang bersumber dari pemberian Negara dengan atau tanpa
melalui
undang-undang,
seperti
halnya
hak
atas
pendidikan,
5. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak
kembali (1), Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya (2), Setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (3)
Pasal 28E
6. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Pasal 28F
7. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dariancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (1), Setiap orang berhak untuk bebas
dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia
dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain (2) Pasal 28G
8. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, clan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan (1), Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan (2), Setiap orang berhak atas jaminan sosial
yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat (3), Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak
milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun
(4) Pasal 28H
9. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun (1), Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (2), Identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
maupun
seksual),
penelantaran,
kekejaman,
kekerasan,
Australia. Sebagaimana tertulis dalam jurnal HAM oleh Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Ratnaningsih, 2012), anak-anak Indonesia yang terjerat dengan
hukum di Australian mendapatkan perlakuan atau hukuman yang tidak sesuai
dengan usia yang diharuskan, namun ketika anak berkewarganegaraan
Australia yang berhadapan dengan hukum di Indonesia seperti LM (14 tahun)
seorang anak berkewarganegaraan Australia yang melakukan kejahatan
Psikotropika dan hanya ditahan di penjara Bali selama 2 bulan dan dimasukkan
ke dalam sel khusus anak-anak.
Namun, berbeda dengan perlakuan yang diberikan oleh Negara
Australia pada anak-anak Indonesia yang terjerat kasus penyebrangan imigran
gelap ketika mencari ikan. Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga
melayangkan protes kepada pemerintah Indonesia karena masa tahanan anakanak Indonesia di rumah tahanan orang dewasa Australia tanpa melalui proses
hukum dan belum jelas mendapatkan perlakuan hukum seperti apa dibarter
dengan seorang pelaku tindak pidana narkoba.
Bandingkan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Australia terhadap satu orang anak Australia yang ditahan di Indonesia di mana
diplomasi dilakukan disetiap lini baik melalui perwakilan Australia di Bali,
Kementrian Luar Negeri Australia bahkan oleh Perdana Menteri Australia.
Pembelaan dilakukan oleh Pemerintah Australia terhadap warga negaranya
yang menghadapi permasalahan hukum dengan menyatakan LM masih di
bawah umur sehingga perlu dipertimbangkan kondisi kejiwaannya dan
berharap segera dipulangkan ke Australia. Bahkan Perdana Menteri Australia,
Julia Gilard, turun langsung dan berjanji akan memulangkan bocah itu dari
Indonesia. Dari permasalahan tersebut bisa dijadikan pembelajaran untuk kita
semua bahwasannya anak-anak juga memiliki hak untuk mendapatkan keadilan
dan keamanan untuk dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
Hak asasi manusia adalah hak dasar dan utama dari setiap manusia karena
dalam karunianya hak asasi manusia untuk hidup adalah bentuk dari kasih sayang
tuhan. Hak asasi anak dapat diperoleh melalui orangtua, guru, masyarakat dan
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam. (2007). Hukum Perlindungan Anak. Jakarta: Restu Agung.
Kartini Kartono. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung :
CV Mandar Mandiri
Khairazi, Fauzan. (2015). Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di
Indonesia. Jurnal Inovatif, 8 (1), hlm. 72-94
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ratnaningsih, Erna. (2012). Perlindungan HAM Terhadap Anak Indonesia Yang
Ditahan di Penjara Dewasa Australia. Jurnal HAM : Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, 8 (2), hlm. 31-61.
UU No. 4 Tahun 1979
UU No. 23 Tahun 2002