Asadiyah,Sengkang:2008)h.3
D.
1.
Bagi Masyarakat
E.
Jakarta : 2008),h.6
4
Lihat Prof.Dr.H.Muhaimin,M.A,.Op.Cit.,h.6
1.
2.
3.
II.
A.
B.
2.
3.
C.
1.
Paradigma Dikotomis
Didalam paradigma ini , semua aspek kehidupan dipandang dengan
2 sisi yang berbeda dan berlawanan, seperti laki-laki dan
perempuan. Dan PAI hanya dipandang sebagai pendidikan yang
berkonsentrasi pada bidang agama, ritual dan spritual saja ,
Implikasi dari paradigma ini peserta didik diarahkan untuk menjadi
pelaku (aktor) dan loyal (setia) , memiliki sifat komitmen , dan
dedikasi yang tinggi terhadap agama yang dipelajari. Sementara
kajian-kajian keilmuan yang bersifat empiris , rasional, analitis-kritis,
dianggap dapat menggoyahkan iman, sehingga perlu ditindih oleh
pendekatan keagamaan yang normatif dan doktriner tersebut.
2.
Paradigma Mekanisme
Didalam KBBI berarti : hal kerja mesin, cara kerja suatu organisasi,
atau hal saling bekerja seperti mesin , yang mssing-masing
bergerak sesuai dengan fungsinya. Implikasi dari paradigma ini para
guru /dosen agama harus menguasai ilmu agama dan memahami
substansi ilmu-ilmu umum, sebaliknya dosen / guru umum dituntut
untuk mengeuasai ilmu yang di ampuhnya dan ilmu agama,
guru/dosen dituntut untuk mampu menyusun buku-buku teks
keagamaan yang dapat menjelaskan hubungan antar keduanya.
3.
Paradigma Organism
Dalam konteks pendidikan islam paradigma organism bertolak dari
pandangan bahwa aktivitas kependidikan merupakan suatu sistem
yang terdiri atas komponen-komponen yang hidup bersama dan
bekerja sama secara terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu
terwujudnya hidup yang religius atau dijiwai oleh ajaran dan nilainilai agama.
Paradigma tersebut tampaknya mulai dirintis dan dikembangkan
dalam sistem pendidikan di madrasah, yang dideklarasikan sebagai
sekolah umum yang berciri khas agama Islam.Dalam hal ini
madrasah membuat kebijakan yang terdiri atas 3 kepentingan
utama :
III.
A.
i.
Pengelola Kelas
Tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal.
Berdasarkan kondisi demikian sangat diperlukan motivasi dari guru.
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi
edukatif.
j. Evaluator
Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil
pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari
kedua kegiatan ini akan mendapatkan umpan balik (feedback)
tentang pelaksanaan interaksi edukatif yang telah dilakukan.
B.
1.
a.
Asumsi
b.
2.
a.
Harapan
Mereduksi keragaman
b.
Implikasinya tetrhadap :
3.
a.
Asumsi :
b.
Implikasinya terhadap :
Tujuan pembelajaran : menjadikan manusia baik , bermoral,
neriman dan bertaqwa.
C.
IV.
A.
B.
Analisa Masyarakat
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai
acuan atau landasan berfikir . Kajian kajian filosofis tentang
kurikulum akan berupaya menjawab permasalahan permaslahan
berkisar :
1.
2.
3.
D.
Anak Didik
Perkembangan anak fisik, emosional, sosial, dan
mentalintelektual
faktor
yang
sangat
penting
untuk
diperhitungkan dalam pengembangan kurikulum. Berdasarkan
berbagai penelitian itu, maka diperoleh sejumlah kesimpulan, antara
lain :
E.
1.
3.
4.
5.
6.
V.
A.
1.
2.
3.
B.
1.
Berasaskan Islam
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kontuniutas
9.
10. Demokratis
11. Dinamis dengan era
C.
2.
Isi Kurikulum
3.
4.
Strategi
5.
Proses pembelajaran
6.
Evaluasi
VI.
A.
1.
Ontologi
Ontologi adalah teori tentang ada, yaitu tentang apa yang
dipikirkan, yang menjadi obyek filsafat [10] . . Seluruh aktivitas
hidup dan kehidupan manusia adalah transformasi pendidikan [11].
2.
Epistemologi
Epistemologi adalah teori pengetahuan , yaitu membahas
bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari obyek yang ingin
diketahui/difikirkan [12] . Apa yang tercantum dalam al-Quran dan
al-Hadits merupakan dasar dari filsafat pendidikan Islam[13] .
3.
Aksiologi
Axiologi adalah teori tentang nilai, yang membahas
tentang nilai , manfaat atau fungsi sesuatu yang diketahui tersebut
dalam hubungannya dengan keseluruhan apa yang telah diketahui
tersebut[14]. Karena itu, perumusan tujuan pendidikan Islam .
Filsafat pendidikan Islam adalah sejumlah prinsip , kepercayaan
dan premis yang diambil dari ajaran Islam atau sesuai dengan
semangatnya dan mempunyai kepentingan terapan dan bimbingan
dalam bidang pendidikan [15].
B.
dengan lainnya, di mana kelebihan-kelebiahn atau kemampuankemampuan tersebut perlu dikembangkan. Diperlukan penggunaan
on going feedback atau usaha mencari dan menemukan umpan
balik secara terus menerus.
4. Tipologi Perenial-Esensialis Kontekstual-Falsifikatif
Materi pendidikan agama Islam diarahkan pada doktrin-doktrin
bidang akidah dan ibadah khusus (shalat, puasa, zakat, haji, nikah,
dan lain-lain) atau nilai-nilai esensial dalam Islam yang telah teruji
oleh sejarah seperti akhlaq al-kariimah, keutamaan jihad fii sabiili
Allah, menjauhi akhlaq al-mazhmuumah.Metode pembelajaran yang
digunakan dalam hal-hal yang bersifat doktriner adalah metode
ceramah, dialog, debat, diskusi, dan pemberian tugas. Manajemen
kelas diarahkan pada pembentukan karakter, keteraturan,
keseragaman, bersifat kaku dan terstruktur tepat serta sesuai
tatanan, dan teratur dalam menjalankan tugas. Guru berperan
sebagai figur yang memiliki otoritas tinggi serta ahli dalam
bidangnya. Sedangkan dalam hal-hal yang bersifat aktual metode
yang digunakan adalah cooverative learning, metode proyek, dan
metode ilmiah. Manajemen kelas lebih diarahkan pada pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dan aktif
dalam pembelajaran, serta menciptakan suasana belajar yang
demokratis. Guru berperan sebagai sebagai fasilitator dan pengatur
pembelajaran ketika menghadapi hal-hal yang bersifat aktual.
Evaluasi untuk hal-hal yang bersifat doktrin adalah tes objektif dan
terstandarisasi, atau tes essay, tes diagnostik, dan tes kompetensi
berbasis amaliah. Adapun untk hal-hal aktual, evaluasi lebih banyak
menggunakan evaluasi formatif dengan asumsi bahwa masingmasing peserta didik memiliki kelebihan tertentu yang berbedabeda antara yang satu dengan lainnya, di mana kelebihan-kelebiahn
atau kemampuan-kemampuan tersebut perlu dikembangkan.
Diperlukan penggunaan on going feedback atau usaha mencari dan
menemukan umpan balik secara terus menerus.
5. Tipologi Rekonstruksi Sosial Berlandaskan Tauhid
Materi pendidikan agama Islam diarahkan pada masalahmasalah sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat, dan
diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan masalah tersebut
melalui konsep dan pengetahuan yang telah dimiliki. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode simulasi, bermain
peran, menerjunkan peserta didik ke masyarakat yang menjadi
sasaran proyek (internship), dan belajar bekerja di masyarakat
(work study). Manajemen dalam pembelajaran ini tidak terlalu
terikat pada kelas, tetapi lebih banyak di luar kelas, tidak
membedakan jenis kelamin dan ras, serta membangun masyarakat.
Interaksi guru dan murid lebih bersifat dinamis, kritis, progresif,
terbuka, bahkan bersikap proaktif, dan antisipatif, tetapi juga
VII.
A.
Pendekatan Humanistis
Pendekatan humanistis dalam pengembangan kurikulim bertolak
dari ide memanusiakan manusia .Penciptaan konteks yang akan
memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk
mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori,
dasar
evaluasi
dan
dasar
pengembangan
program
pendidikan.Dalam
kaitannya
dengan
penentuan
strategi
pembelajaran PAI, maka pendekatan humanistis lebih menekankan
kepada pembelajaran aktif dimana dalam proses pembelajaran
peserta didik di posisikan sebagai orang yang berpengetahuan dan
berpengalaman dan guru sebagai fasilitator yang membimbing dan
mengarahkan pembelajaran ; memposisikan pelajar sebagai orang
yang belajar , mengaktualisasi dan membangun segala potensipotensi peserta didik.
C.
Pendekatan Teknologis
KBK termasuk dalam kategori pendekatan teknologis karena
materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses, dan strategi
belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas tersebut.Dalam
pengembangan kurkikulum PAI , pendekatan tersebut dapat
digunakan untuk pembelajaran PAI yang menekankan pada cara
menjalankan tugas-tugas tertentu . misalnya cara menjalankan
shalat, haji, puasa, zakat, mengkafani mayit, shalat jenazah, dan
seterusnya.
D.
VIII.
A.
belakang
D.
Gambaran Umum Pengembangan Kurikulum
Madrasah (Sebuah Model Alternatif)
1) Model Rasional atau Tujuan
Model ini menekankan pada urutan elemen kurikulum, yang
dimulai dengan tujuan, kemudian materi, metode dan diakhiri
dengan evaluasi. Ada 2 model.
1.
Model Ralph Tyler. Menurut Tyler kurikulum harus disusun
secara logis dan sistematis. Untuk menyusun kurikulum.
2.
Model Hilda Taba. Model ini merupakan modifikasi dari
model Tyler menjadi model pengembangan kurikulum yang sesuai di
sekolah/madrasah. Agar kurikulum bermanfaat bagi siswa, menurut
Taba, kebutuhan-kebutuhan siswa harus di diagnosis terlebih
dahulu. Ada tujuh langkah pengembangan kurikulum menurut Taba,
(1) mendiagnosis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan,( 3) memilih
isi, (4) mengorganisasi isi, (5) memilih pengalaman belajar; (6)
mengorganisasi pengalaman belajar dan (7) menentukan alat
evaluasi.
2) Model siklus
(1) pemilihan tujuan (2) pemilihan pengalaman belajar, (3)
pemilihan
isi,
(4)
pengorganisasian
dan
pengintegrasian
pengalaman belajar dengan isi, dan (5) evaluasi masing-masing
tahap dan pencapaian tujuan.
3) Model Dinamik atau Interaktif
Model dinamik ini berangkat dari pendekatan deskriptif
terhadap kurikulum dimana para peneliti telah mengadakan
observasi tingkah laku guru dan pengembang kurikulum karena
pada dasarnya merekalah yang menyusun kurikulum
Tahap pertama statemen platform diakui oleh para
pengembang kurikulum. Statemen ini terdiri atas sejumlah gagasan,
pandangan, pilihan, kepercayaan, dannilai. Hal-hal tersebut akan
mempengaruhi pembentukan dasar platform. Tahap kedua adalah
tahap pertimbangan yang mendalam. Pada tahanpan ini setiap
pengembang
kurikulum
mempertahankan
platformnya
dan
memusyawarahkannya untuk mencapai kesepakatan.Tahap terakhir
adalah mendesain kurikulum. Pada tahapini, setelah mendiskusikan
secara panjang lebar, mereka membuat keputusan beberapa
komponen proses. Keputusan tersebut dicatat dan menjadi landasan
dokumen kurikulum.
4) Model Eclectic Murry Print
Model pengembangan kurikulum eklektik ini dirancang untuk
menawarkan pendekatan pengembangan kurikulum yang dapat
dipahami secara mudah.Pendekatan ini diadopsi dari pendekatan
sistematis-logis dan dinamik. Pendekatan sistematis
(1)Organisasi.
kebutuhan
dan
C.
kompetensi
yang
menunjang
E.
X.
A.
XI.
A.
B.
C.
Pendidikan Guru
Kualifikasi akademik seorang guru tertuang dalam peraturan
pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Suryosubroto,2010). Kualifikasi akademik adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku .
XII.
A.
Kurikulum 2013
Organisasi Kompetensi
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang
terkecil.Secara umum ada empat elemen perubahan yang akan
dikembangkan dalam kurikulum 2013 tersebut yaitu:
(1) Standar Kompetensi lulusan, dalam hal ini yang diharapkan
pada peserta didik yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan
soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi dan
pengetahuan
d.
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan
teladan
(4) Standar penilaian
a.
C.
Struktur kurikulum
Beban belajar[24]
1.
2.
Toleransi,
musyawarah
3.
gotong
royong,
kerjasama,
dan
Membaca,
mengarang
menulis,
menghitung,
menggambar,
2.
1.
2.
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
2. Mengembangkan
perilaku
(jujur,
disiplin,
tanggungjawab,
peduli,
santun,
ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
konkret dan ranah
abstrak
terkait
pengembangan dari yang dipelajarinya di
secara mandiri, dan mampu menggunakan
sesuai kaidah keilmuan.
ranah
dengan
sekolah
metoda
Kurikulum 2013
K
et
Mata pelajaran
tertentu mendukung
kompetensi tertentu
Se
m
ua
Je
nj
an
g
Mata pelajaran
dirancang berdiri
sendiri dan memiliki
kompetensi dasar
sendiri
Se
m
ua
Je
nj
an
g
Bahasa Indonesia
sejajar dengan mapel
lain
S
D
Se
m
ua
Je
nj
an
g
S
D
S
D
Tematik untuk
kelas I III [belum
integratif]
Tematik Integratif
untuk Kelas I VI
SD
S
M
P
Bahasa Indonesia
sebagai
pengetahuan
S
M
P/
S
M
A/
S
M
K
S
M
A/
S
M
K
S
M
A/
S
M
K
Penjurusan di
SMK sangat detil
S
M
[sampai
keahlian]
didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan
pendalaman
KEPUSTAKAAN
Rujukan Umum
Muhaimin Prof.Dr.H.,M.A2012.Pengambangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam (di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi).Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada.
Rujukan Tambahan
Arifin ,Muzayyin Prof.H.,M.Ed, 2003. Filsafat Pendidikan Islam Edisi Revisi .
Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Daulay, Haidar Putra. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: PT. Rineka Putra.
Drajat ,Zakiyah et.al.1993.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara .
Meru,M.Arsyad Drs.H.M.Ag. 2008.Pengembangan Kurikulum.Sengkang:
STAI Asadiyah.
Muhaimin, dkk,. 2002 . Paradigma Pendidikan Islam , Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya.
Nasution,S. 2008. Asas-Asas Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bumi
Aksara.
A/
S
M
K