Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri berkat perjuangan dari Ki


Ageng Pemanahan yang
meninggal pada 1575. Setelah meninggal, digantikan oleh anaknya, yaitu
Sutawijaya yang
lebih dikenal dengan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama
Khalifatullah. Pada masanya,
Kerajaan Mataram terus berkembang dan menjadi kerajaan terbesar di
Jawa. Wilayahnya
berkembang seputar Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon, dan sebagian
Priangan.
Setelah meninggal pada tahun 1601, Sutawijaya digantikan oleh Mas
Jolang atau
Panembahan Seda Ing Krapyak (1601-1613). Selanjutnya, diteruskan oleh
anak Mas Jolang
yaitu Raden Mas Martapura karena sering sakit-sakitan, Raden
Mas Martapura digantikan
oleh anak Mas Jolang yang lain, yaitu Raden Mas Rangsang yang dikenal
dengan nama Sultan
Agung (1613-1645). Pada masa Sultan Agung inilah Mataram mengalami
puncak kejayaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, Kerajaan Mataram terpecah belah
sehingga
berubah menjadi kerajaan kecil. Perpecahan disebabkan adanya gejolak
politik di daerahdaerah
kekuasaan Mataram dan peran serta VOC dan penguasa Belanda yang
menginginkan menguasai tanah Jawa.
Dalam Perjanjian Giyanti (1755) disebutkan bahwa wilayah Mataram
dibagi menjadi
dua wilayah kerajaan sebagai berikut.
a. Daerah Kesultanan Yogyakarta yang disebut Ngayogyakarta Hadiningrat
dengan
Mangkubumi sebagai rajanya dan bergelar Hamengkubuwono.
b. Daerah Kasuhunan Surakarta yang diperintah oleh Pakubuwono.
Akibat Perjanjian Salatiga peranan Belanda dalam pemerintahan Mataram
semakin
jauh sehingga pada 1913 Mataram akhirnya terpecah menjadi empat
keluarga raja yang
masing-masing memiliki kekuasaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta,
Kasuhunan Surakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran.

gerbang makam tempat sultan agung di makamkn

Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan

Anda mungkin juga menyukai