Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : .....
PETUNJUK PRAKTIKUM
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
KAMPUS :
Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat,
Duri Kosambi, Cengkareng
Jakarta Barat 11750
Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306
Contoh format cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna) di
kertas A4 :
Tugas Rumah
Modul 1 Mekanika,
Fluida dan Panas
( Pengukuran Dasar )
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Jurusan
Tgl Praktikum
Logo
Berwarna
Laporan Praktikum
Modul 1 Mekanika,
Fluida dan Panas
( Pengukuran Dasar )
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
Jurusan
Tgl Praktikum
Asisten
:
:
:
:
:
:
Laboratorium Fisika
STT-PLN Jakarta
2014
:
:
:
:
:
:
:
Laboratorium Fisika
STT-PLN Jakarta
2014
Sarah Elvira
2014-11-110
1,5
cm
2 cm
2 cm
Laboratorium Fisika
STT-PLN
Format Laporan :
1. Judul
2. Tujuan
3. Alat-alat dan Perlengkapan
4. Teori
5. Cara Kerja
6. Data Pengamatan
7. Tugas Akhir
8. Analisa
9. Kesimpulan
MODUL I
PENGUKURAN DASAR
( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-1
MODUL I
PENGUKURAN DASAR
( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )
I.
TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar.
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti hasil pengukuran atau
perhitungan.
3. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.
II.
III.
TEORI
Setiap pengukuran besaran fisis selalu dihinggapi oleh batas ketelitian dan
kesalahan pengukuran. Hal ini karena keterbatasan manusia dalam pembuatan alat
maupun keterbatasan dalam kemampuan membaca dan cara membacanya. Karena
itu setiap hasil pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memperlihatkan
ketelitian pengukuran tersebut. Untuk hal itu maka pemakaian alat ukur perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Titik nol alat yaitu angka yang ditunjukkan alat sebelum digunakan.
b. Nilai skala terkecil alat yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat.
c. Batas ukur alat yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut.
d. Cara pemakaian alat.
Demikian banyak hal yang harus diatur dan dikuasai, sehingga pengamat mudah
sekali melakukan suatu kesalahan. Sehingga nilai benar xo tidak mungkin kita
I-2
ketahui secara tepat melalui suatu eksperimen, yang diperoleh adalah nilai x yang
tidak tepat sama dengan xo.
Cara pelaporan yang baik dituliskan sebagai x = xo x
Dimana : x
A. Pengenalan Alat
1. Jangka Sorong
Perhatikan gambar 1, jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu
penduga. Rahang dalam ( C-D ) untuk mengukur diameter bagian dalam,
rahang luar ( A-B ) untuk mengukur diameter bagian luar sedangkan
penduga ( E-F ) untuk mengukur kedalaman. K adalah roda penggerak
rahang dan N adalah pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur.
C
D
U
inch
0
1
1
2
3
3
6
4
8
10
cm
E
K
B
Gambar 1. Jangka sorong
Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dalam
satuan cm atau inch. Adapun noniusnya ada yang 9 skala utama jadi 10
skala nonius dan ada yang 49 skala utama jadi 50 skala nonius.
I-3
1
Skala utama
Skala nonius
10
0
Gambar 2. Skala utama dan nonius
2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar
saja. Caranya putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat
putarkan bagian pemutar halus C, jika sudah pas dikunci oleh penguat S.
Skala besarnya adalah bagian yang horizontal sedangkan skala
penghalusnya adalah bagian yang vertikal N ( lihat gambar 3 ). Biasanya
bagian vertikal terdiri dari 50 skala, satu putaran bagian vertikal akan
merubah skala horizontal sebesar mm.
25
0
10
30
35
40
F
Gambar 3. Mikrometer sekrup
3. Neraca Ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah
neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar
yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah
alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini
adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak
timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
I-4
I-5
2. Besaran Turunan
x = f ( a, b, c ) dimana a, b, c adalah besaran terukur langsung dengan :
a = ao a
b = bo b
c = co c
xo = f ( ao, bo, co )
x
f
a
a o , bo , co a
f
b
a o , bo , co b
f
c
a o , bo , co c (
1)
xi
n
n xi ( xi )
n 1
...( 2 )
2. Besaran turunannya.
x = f ( a, b, c )
a = ao a
b = bo b
c = co c
xo = f ( ao, bo, co )
x (
f 2 2
f 2 2
f 2 2
) a ( ) b ( ) c
a
b
c
..( 3 )
Nilai kepercayaannya 68 %.
y = yo y
Maka :
zo = f ( xo, yo )
I-6
2
3
2
3
xlama
x 100 %, sehingga diperoleh :
z Szo (
z 2 2
z
2
2
) ( xo ) (
) y o
x
3
y
( 4 )
Nilai kepercayaannya 68 %.
x
x
Sehingga jika :
Ktp relatif 10 %, maka hanya 2 Angka Berarti ( AB ).
Ktp relatif 1 %, maka hanya 3 AB.
Ktp relatif 0,1 %, maka hanya 4 AB.
Contoh soal :
1. Sebuah balok diukur berulang kali dengan hasil P = ( 4,00 0,02 ) cm, L =
( 3,00 0,02 ) cm dan T = ( 2,00 0,02 ) cm. Tentukan V V !
V = ( 4,00 ) ( 3,00 ) ( 2,00 ) = 24,0 cm3
Jawab :
Mencari V dengan persamaan ( 3 ) :
I-7
0,3124
24
y, sedangkan z
Jawab :
Dengan persamaan ( 4 ) :
xbaru
(
z
x
z
x
xlama
)xo, yo
1
yo
)xo, yo
xo
2
yo
1
1
2
3
0,05 0,03
5,0
(1,00)2
5,00
Sedangkan z o
xo
yo
5,00
1,00
0,1044
5,000...
0,05
5,0
100 % 1 %
0,02
1,00
100 % 2 %
Dari hasil :
z
z
y 2
x 2
2
2
) ( ) (1 %) (2%) 5 % 2,2%
x
y
I-8
IV.
DAFTAR PUSTAKA
B. Darmawan Djonoputro, Teori Ketidakpastian, 1984
V.
TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2. Jelaskan fungsi mikrometer dan jangka sorong !
3. Tulis hasil bacaan alat ukur ini secara lengkap !
10
0
0
4. Gambarkan kedudukan
mikrometer sekrup
yang menunjukkan
hasil
pengukuran 2,458 cm ?
5. Jelaskan perbedaan benda dalam air jika keadaan :
a. Mengapung;
b. Melayang;
c. Tenggelam.
6. Tuliskan prinsip Archimedes dan hukum Archimedes !
7. Sebutkan literatur massa jenis ( ) dalam SI (Sistem Internasional) dari bahan
berikut :
a. Besi;
b. Tembaga;
c. Alumunium;
d. Air.
I-9
8. Pada pengukuran rapat massa m/v suatu bahan panjang ( p ) dan lebar ( l )
diukur berulang dengan jangka sorong yang 9 skala utama jadi 10 skala
nonius, sedangkan tebal diukur dengan mikrometer sekrup juga berulang,
sedangkan massa hanya satu kali dengan skala terkecil 0,01 gr.
Tentukan
VI.
m
v
dengan m = 42,75 gr !
No
p ( mm )
l ( mm )
t ( mm )
42,4
28,7
8,45
42,3
28,6
8,58
42,5
28,6
8,48
42,5
28,5
8,46
42,3
28,5
8,46
42,6
28,7
8,45
42,4
28,6
8,48
42,6
28,7
8,48
I-10
VII.
DATA PENGAMATAN
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
BALOK I
BALOK II
Jenis Balok :
Jenis Balok :
Massa
Massa
No.
Jumlah
No.
Jumlah
p(mm)
t(mm)
Rata-rata :
Rata-rata :
Massa di udara :
Massa di udara :
Massa di air
Massa di air
l(mm)
I-11
I-12
MODUL II
MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN
ZAT CAIR
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
II-1
MODUL II
MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR
I.
TUJUAN
Menentukan tegangan permukaan zat cair ( ) dengan pertolongan pipa kapiler.
II.
III.
TEORI
Bila suatu pipa kapiler dengan kedua ujung terbuka salah satu ujungnya
dimasukkan ke dalam zat cair, maka zat cair akan naik ke dalam pipa kapiler. Hal
ini disebabkan karena adanya tegangan permukaan zat cair tersebut.
Tegangan permukaan zat cair ( ) dapat dicari
dengan persamaan :
ghr
2
..( 1 )
Dimana ;
: tegangan permukaan zat cair ( kg/s2 atau N/m )
: massa jenis air ( kg/m3 )
g : gaya gravitasi ( m/s2 )
Gambar 1
II-2
permukaan
pr
2
..( 2 )
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Sears F, Mechanics, Heat and Sound, Addison Wesley
V.
TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan ?
2. Apakah tegangan permukaan suatu zat cair itu konstan ? Jelaskan dan
sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhinya !
3. Sebutkan contoh peristiwa keseharian yang mengilustrasikan bahwa pada zat
cair terdapat tegangan permukaan cair !
4. Apa yang dimaksud dengan gaya adhesi ?
5. Apa yang dimaksud dengan gaya kohesi ?
6. Apa akibatnya bila gaya adhesi gaya kohesi ? Berikan contoh kasusnya !
7. Apa akibatnya bila gaya adhesi gaya kohesi ? Berikan contoh kasusnya !
8. Apa yang dimaksud meniskus dan meniskus cembung ?
9. Apa yang dimaksud dengan efek kapiler ?
10. Buktikan persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) !
11. Carilah bentuk persamaan ( 2 ) untuk menghitung, bila pada peniupan
permukaan zat cair dalam pipa kapiler tidak mencapai ujung bawah pipa (
misalkan tinggi permukaan ini h dari permukaan zat cair di luar pipa kapiler ) !
12. Pada persamaan-persaman ( rumus ) di atas, faktor apakah yang diabaikan ?
II-3
VI.
Gambar 3
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Masukkan pipa kapiler ke dalam zat cair ( tegak lurus permukaan zat cair ).
3. Tunggu beberapa saat sampai ketinggian zat cair dalam pipa kapiler tetap.
4. Ukur tinggi h ( panjang kolom zat cair di dalam pipa kapiler ) pada masingmasing pipa kapiler.
5. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 4 beberapa kali di tempat yang berbeda,
dengan memutar letak bejana.
II-4
VII.
DATA PENGAMATAN
TABEL MODUL II
(MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR)
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Posisi
Pipa 1
d=
Pipa 2
d=
Pipa 3
d=
II-5
SUB MODUL II
SIMULASI MEJA GAYA
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
II-6
SUB MODUL II
SIMULASI MEJA GAYA
IX.
TUJUAN
Mempelajari keseimbangan gaya-gaya.
X.
XI.
TEORI
Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dapat kita uraikan menjadi
komponen gaya-gaya yang berada pada sumbu koordinat x dan y.
y
R
Ry
Ay
B
By
Bx
Rx
Ax
Gambar 1
II-7
Ry
Rx
XII.
TUGAS RUMAH
1. Apakah definisi dari gaya ? Apakah pula satuannya ?
2. Apakah gaya merupakan besaran vektor ? Jelaskan ?
3. Apakah satuan untuk gaya SI dalam MKS dan CGS ?
4. Apakah definisi dari resultan gaya ?
5. Jika ada gaya F1 dan gaya F2 searah, tentukan resultan dari kedua gaya
tersebut dan jelaskan dengan gambar vektornya !
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Ada tiga buah gaya F1 = 2 N berada pada sudut 30, F2 = 3 N berada pada 85
dan F3 = 5 N berada pada sudut 150.
a. Hitung terlebih dahulu berapa besarnya resultan ketiga gaya dan sudutnya.
II-8
b. Kemudian simulasikan pada meja gaya untuk mencari keseimbangan gayagaya tersebut.
c. Gaya-gaya tersebut dikatakan seimbang jika cincin logam tepat berada
ditengah-tengah meja.
3. Buat sembarang gaya ( 2 gaya ) pada meja gaya dengan mencoba-coba cari
gaya penyeimbangnya. Kemudian cocokkan dengan perhitungan.
SUB MODUL II
SIMULASI MEJA GAYA
KELOMPOK :
JURUSAN :
P awal :
P akhir :
T awal :
T akhir :
* Percobaan 1
F1 :
Sudut :
F2 :
Sudut :
F3 :
Sudut :
* Percobaan 2
F1 :
Sudut :
F2 :
Sudut :
F3 :
Sudut :
II-9
XV.
II-10
MODUL III
MOMEN KELEMBAMAN
( MOMEN INERSIA )
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
III-1
MODUL III
MOMEN KELEMBAMAN ( MOMEN INERSIA )
I.
TUJUAN
1. Menentukan momen kelembaman benda tegar secara statis dengan mengukur
massa serta ukuran-ukuran geometrisnya.
2. Menentukan momen kelembaman benda tegar secara dinamis dengan
mengukur waktu getar ayunan torsi.
II.
III.
TEORI
A. Momen Kelembaman
1. Benda Titik
Momen kelembaman ( momen inersia )
Poros h
Gambar 1
I = mr2..( 1 )
III-2
?mi
M mi ..( 2 )
i
Gambar 2
I ri mi .....( 3 )
i
I r dm
...( 4 )
Ia
m (b c )
12
.( 5 )
Ib
m(a c )
12
.( 6 )
III-3
Ic
m ( a b )
12
.( 7 )
Ic
Ia
Ib
c
b
Gambar 3
Id
mR
.( 8 )
2. Bila porosnya melalui titik berat dan sejajar diameter silinder ( sisi R ) :
IR m (
12
) ....(
9)
III-4
Id
R
d
IR
Gambar 4
T 2
Dimana ; I
...( 10 )
= Ikawat + Ibeban
T1 2
Ik I1
...( 11 )
M
T2 2
Ik I2
..( 12 )
M
III-5
Ik
T2 I1 T1 I2
2
T1 T2
...............( 13 )
4 ( Ik I1 )
T1
...( 14 )
Atau :
2
4 ( Ik I2 )
T2
...............( 15 )
IV.
T M
4
Ik ....( 16 )
DAFTAR PUSTAKA
Sears-Zemansky, College Physics
V.
TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan momen kelembaman ( momen inersia ) ?
2. Apa saja yang mempengaruhi momen inersia ?
3. Buktikan persamaan ( 5 ), ( 6 ) dan ( 7 ) !
4. Buktikan persamaan ( 8 ) dan ( 9 ) !
5. Buktikan persamaan ( 13 ) !
6. Buktikan persamaan ( 14 ) dan ( 15 ) !
7. Buktikan persamaan ( 16 ) !
III-6
VI.
B. Secara Dinamis
1. Gantung keping persegi panjang dengan sisi panjangnya sejajar kawat
poros putar.
2. Beri simpangan ( putar sedikit ) kemudian lepaskan. Ukur waktu getar
ayunan putarnya ( T1 ) sebanyak y kali ( ditentukan oleh asisten ). Setiap
pengukuran T1 terdiri dari z buah ayunan putar.
3. Ubah kedudukan gantung keping persegi panjang sehingga tergantung
dengan sisi tebalnya sejajar kawat poros putar.
4. Beri simpangan dan ukur T2, seperti langkah percobaan 2.
5. Ubah kedudukan gantung keping persegi panjang sehingga tergantung
dengan sisi lebarnya sejajar kawat poros putar.
6. Beri simpangan dan ukur T3, seperti langkah percobaan 2.
7. Ganti keping persegi panjang dengan keping silinder dan buat kedudukan
gantung keping silinder sehingga tergantung dengan sisi tebalnya sejajar
dengan kawat poros putar.
8. Beri simpangan dan ukur T4, seperti langkah percobaan 2.
9. Ubah kedudukan gantung keping silinder sehingga tergantung dengan sisi
diameternya sejajar dengan kawat poros putar.
10. Beri simpangan dan ukur T5, seperti langkah percobaan 2.
III-7
Keping silinder
Keping persegi panjang
Keping persegi
Stopwatch
Gambar 5
Perhatian :
1. Dalam melakukan percobaan ini anda dianggap sudah mahir menggunakan
dan membaca nonius pada jangka sorong, mikrometer sekrup dan mistar.
2. Dalam percobaan ini kawat penggantung harus tetap, baik panjang maupun
keadaannya.
3. Bentuk gerak adalah putaran bolak-balik, bukan ayunan !
4. Jumlah x, y dan z ditentukan oleh asisten, yaitu antara 5 10.
III-8
VII.
DATA PENGAMATAN
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
2. (lebar)
3. (tebal)
II (Silinder)
4. (tebal)
5. (jari-jari)
Massa I =
Massa II =
T2
T3
T4
II (Silinder)
T5
III-9
III-10
MODUL IV
BANDUL FISIS
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-1
MODUL IV
BANDUL FISIS
I.
TUJUAN
1. Mengenal sifat bandul fisis.
2. Menentukan percepatan gravitasi.
II.
III.
TEORI
Bandul fisis merupakan bandul yang bentuknya sembarang. Untuk menganalisa
geraknya dapat digunakan konsep pusat massa, sehingga kita kembali lagi pada
konsep gerak benda titik. Suatu bandul fisis jika diberi simpangan sudut dari titik
kesetimbangan kemudian dilepaskan maka akan melakukan gerak ayunan. Jika
sudut kecil, maka ayunan ini dikenal dengan gerak anguler sederhana.
A
P
AO
CP
Batang
AB
C
Stop watch
O
Keping logam
B
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
IV-2
Perhatikan gambar bandul fisis yang tergantung di P, titik C merupakan titik pusat
massa yang letaknya dari A adalah :
XC
AO ms
AB mb
2
......( 1 )
ms mb
T 2
m
k
T 2
I
k
T 2
Io ml
mgl
( 2 )
Dengan melakukan percobaan mengayunkan bandul fisis pada dua titik gantung
yang berbeda, maka kita dapat menentukan percepatan gtavitasi bumi ( g ).
Jika untuk titik gantung pertama l1 kita dapat periode T1 dan untuk titik gantung
kedua l2 kita dapat periode T2, maka besarnya g adalah :
IV-3
IV.
4 ( l1 l2 )
2
.( 3 )
T1 l1 T2 l2
DAFTAR PUSTAKA
Tyler, Edward Arnold, A Laboratory Manual of Physics
V.
TUGAS RUMAH
1. Apakah perbedaan bandul fisis dan bandul matematis ?
2. Sebaiknya simpangan yang diberikan besar atau kecil ? Jelaskan !
3. Sebutkan nilai percepatan gravitasi bumi beserta satuannya !
4. Buktikan persamaan ( 2 ) dan ( 3 ) !
VI.
Catatan :
detik
detik
Maka :
Tsementara
81,3 82,0
50 50
1,663 deti k
IV-4
VII.
300,9
184
300,9
1,663
1,663 deti k
DATA PENGAMATAN
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Panjang AP1
Panjang AP2
Massa Keping+Skrup
IV-5
detik ;
detik
Posisi P2 =
detik ;
detik
Waktu
detik
Posisi P1 =
Getaran
Posisi P2 =
Getaran
IV-6
MODUL V
PANAS JENIS ZAT DAN KALORIMETER
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-1
MODUL V
PANAS JENIS ZAT DAN KALORIMETER
I.
TUJUAN
1. Menentukan panas jenis tembaga dan gelas dengan mempergunakan
kalorimeter.
2. Menentukan kapasitas panas kalorimeter.
II.
III.
TEORI
Energi merupakan besaran yang bersifat kekal artinya tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan. Namun salah satu sifat energi yang dapat digunakan oleh
manusia adalah dapat dipindahkan dari salah satu sistem ke sistem lainnya. Energi
panas / kalor dapat dipindahkan dari satu sistem ke sistem lain karena adanya
perbedaan temperatur / suhu. Ungkapan kekekalan energi untuk kalor dikenal
dengan Azas Black. Salah satu pemakaian Azas Black ini adalah penentuan sifat
termal bahan yaitu kapasitas kalor suatu bahan dengan menggunakan kalorimeter.
V-2
Kalorimeter yang terbuat dari logam ( Cu atau Al ) seperti pada gambar 1 diisi
dengan air, dengan temperatur mula-mula Tm. Ke dalamnya dimasukkan kepingkeping tembaga ( atau keping-keping gelas ) yang sudah dipanaskan umpamanya
dengan temperatur T setelah tercapai keseimbangan maka dicapai temperatur
akhir umpamanya Ta, dengan T Ta Tm.
Kalorimeter lengkap
Penampang kalorimeter
Stop watch
Gambar 1
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-3
Dengan menggunakan Azas Black maka panas jenis keping tembaga dapat
ditentukan, jika kapasitas panas kalorimeter H dapat dihitung. Demikian juga
panas jenis zat lain, misalnya keping gelas.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics
2. Sears-Zemansky, College Physics
V.
TUGAS RUMAH
1. Ada berapa proses perpindahan panas, berikan contohnya ? Jelaskan !
2. Tuliskan bunyi Azas Black yang digunakan pada percobaan ini ?
3. Berikan definisi kapasitas panas kalorimeter ? Sebutkan satuannya dalam SI !
4. Berikan definisi panas jenis suatu zat ? Sebutkan satuannya dalam SI !
5. Misalkan kalorimeter dan pengaduknya terbuat dari Cu, keping-keping yang
dimasukkan juga terbuat dari Cu. Dari persamaan ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ) dan ( 4 )
serta Azas Black, tentukan panas jenis Cu ( CCu ) !
6. Andaikan kalorimeter terbuat dari aluminium ( Al ), pengaduk terbuat dari Cu,
keping-keping yang dimasukkan juga terbuat dari Cu. Tuliskan bentuk
persamaan untuk menentukan CCu !
V-4
VI.
Termometer
Selang karet
Ketel
Kompor listrik
Tabung pemanas
Gambar 2
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Isi ketel uap dengan air sampai dari volumenya ( kira-kira 1000 cc ) terisi.
3. Timbang keping-keping tembaga ( Cu ), lalu masukkan ke dalam tabung
pemanas.
4. Pasang pipa penghubung ( selang ) dengan tabung pemanas dan nyalakan
kompor, ketel dipanaskan.
5. Timbang kalorimeter kosong ( Mk ) dan pengaduknya ( Mp ).
6. Isi kalorimeter dengan air ( setengahnya saja ), lalu timbang. Dari sini dapat
dicari massa air ( Ma ).
7. Amati temperatur keping tembaga dalam tabung pemanas dengan memakai
kaca pembesar agar lebih teliti.
8. Amati temperatur kalorimeter mula-mula setiap menit ( 30 detik ) selama 5
menit.
9. Bila temperatur keping tembaga sudah sama dengan temperatur uap air
mendidih, masukkan keping tembaga ke dalam kalorimeter dengan cepat dan
hati-hati. Amati dan catat temperaturnya.
10. Catat terus kenaikan temperatur setiap menit ( 15 detik ) hingga mencapai
suhu maksimum. Aduk sesekali dengan pelan.
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
V-5
V-6
VII.
DATA PENGAMATAN
TABEL MODUL V (PANAS JENIS ZAT DAN KALORIMETER)
KELOMPOK
JURUSAN
:
:
P awal :
T awal :
:
:
:
:
P akhir :
T akhir :
:
5
10
10
10
10
10
10
T Cu dipanaskan
T Cu dipanaskan
:
:
:
:
:
4
:
:
:
V-7
V-8
MODUL VI
HUKUM BOYLE GAY LUSSAC
LABORATORIUM FISIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN
2015
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-1
MODUL VI
HUKUM BOYLE GAY LUSSAC
I.
TUJUAN
Melihat kebenaran hukum Boyle dan Gay Lussac.
II.
III.
TEORI
Salah satu wujud zat adalah gas. Hukum gerak gas tercakup dalam teori fluida
statik dan fluida dinamik. Tetapi untuk gas ada pendekatan lain yaitu dengan
permodelan gas sejati sebagai gas ideal yang tidak lain adalah gas sejati pada
kondisi tekanan rendah. Dengan permodelan gas ideal ini maka kita mengenal
teori kinetik gas ideal dan hukum energi dan pemindahan energi. Dalam modul ini
kita akan melihat hukum yang berhubungan dengan besaran makroskopis gas
ideal yaitu p ( tekanan ), V ( volume ), T ( temperatur ).
Hukum Boyle
Gas yang jumlahnya tertentu dan dijaga suhunya tetap, apabila volumenya
berubah tekanannya akan berubah juga atau sebaliknya. Ternyata hasil kali
tekanan dan volume akan tetap. Secara matematik ditulis :
PV = konstan..............( 1 )
Persamaan ( 1 ) ini adalah hukum Boyle. Dalam kenyataannya hukum ini tidak
berlaku untuk semua keadaan. Selanjutnya dipostulatkan suatu gas khayal yang
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-2
disebut gas ideal yang mengikuti hukum Boyle secara eksak pada segala macam
keadaan. Hanya gas riil dengan tekanan rendahlah yang mendekati gas ideal ini.
Harga PV yang konstan ini bergantung pada suhu, makin tinggi suhu makin tinggi
juga harganya.
o = 0,003660 / C atau
1
273
/ C
Jadi gas yang jumlahnya tertentu, tekanannya tetap, volumenya akan bertambah
sebesar
1
273
VI-3
Dimana ; n
Persamaan ( 4 ) ini disebut persamaan gas ideal. Bentuk lain dari persamaan ini
adalah :
PV
T
nR ..( 5 )
Sehingga dapat diartikan bahwa untuk gas ideal yang jumlahnya tertentu berlaku :
PV
T
konstan ..( 6 )
Prinsip Percobaan
Untuk membuktikan berlakunya hukum Boyle Gay Lussac di laboratorium dapat
dilakukan dengan mengukur tekanan, volume dan suhu gas ( udara ) dalam pipa
kapiler pada berbagai keadaan.
Gambar 1
VI-4
Udara yang tekanan, volume dan suhunya akan diukur berada di dalam pipa
kapiler yang ujungnya tertutup ( A ). Di bagian lain dari pipa kapiler berisi air
raksa ( BC ) dan kolom udara yang akan diamati berada antara A dan B, ujung lain
dari pipa kapiler terbuka. Pipa kapiler terbuat dari kaca sehingga panjang kolom
udara dan panjang kolom air raksa dapat dilihat dari luar.
Percobaan dilakukan pada dua macam suhu. Pertama pada suhu ruangan, kedua
pada suhu uap air mendidih. Suhu uap air mendidih didapat dengan cara
memasukkan pipa kapiler pada tabung kaca yang lebih besar dan ke dalam tabung
kaca ini dialirkan uap air mendidih yang berasal dari pembangkit uap ( air
mendidih dalam ketel pemanas ).
IV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sears-Zemansky, University Physics, Bab 18
2. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics, 1967
V.
TUGAS RUMAH
1. Jelaskan bunyi Hukum Boyle !
2. Jelaskan bunyi Hukum Gay Lussac !
3. Berilah penjelasan tentang hukum Boyle Gay Lussac ( syarat-syarat, hargaharga konstanta, satuan-satuan dsb ) !
4. Dari persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) buktikan persamaan ( 4 ) melalui proses
temperatur konstan lalu tekanan konstan ?
VI-5
VI.
Termometer
Mistar
Pipa gelas
Pipa kapiler
Air raksa
Selang karet
Ketel
Kompor listrik
Waterpass
1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Dengan pertolongan penyipat datar ( waterpass ), buatlah kedudukan pipa :
a. Mendatar
b. Tegak dengan ujung terbuka ke atas
c. Tegak dengan ujung terbuka ke bawah
Hitung untuk masing-masing keadaan tersebut panjang AB dan BC.
3. Isi ketel dengan air kira-kira sepertiganya ( jangan terlalu banyak dan jangan
terlalu sedikit ). Pasang selang karet pada ketel dan pipa berskala.
4. Nyalakan kompor dan rebuslah air dalam ketel sampai mendidih dan uap
masuk ke dalam pipa berskala sampai cukup lama, hingga dapat dipastikan
pipa kapiler sudah mencapai suhu uap air. Hal ini dapat dilihat kalau uap air
sudah cukup lama mengalir dan tidak lagi terlihat bintik-bintik air dalam
LABORATORIUM FISIKA STT-PLN
VI-6
tabung kaca. Selain itu hal ini dapat juga dilihat dengan cara memasang
termometer di dalam bagian ujung tabung kaca yang terbuka.
a. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler kedudukan mendatar, uap air harus
tetap mengalir. Baca panjang AB dan BC.
b. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung
terbuka ke atas. Baca panjang AB dan BC.
c. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung
terbuka ke bawah. Baca panjang AB dan BC.
5. Amati dan catat sekali lagi suhu ruang dan tekanan barometer.
Catatan :
1. Jika pada saat / selama pengamatan ternyata kolom air raksa pecah ( terdapat
kolom udara di dalam kolom air raksa ), teruskan percobaan dengan pipa yang
sama.
Gambar 3
VI-7
VII.
DATA PENGAMATAN
KELOMPOK :
P awal :
P akhir :
JURUSAN :
T awal :
T akhir :
Volume
No.
AB
BC
(V)
Tekanan (p)
Suhu (T)
pV
pV/T
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer, kalau pipa kapiler
berkedudukan mendatar.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer ditambah tekanan raksa
sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka
ke atas.
Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer dikurangi tekanan raksa
sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka
ke bawah.
VI-8
Suhu kolom udara pada percobaan 2 sama dengan suhu ruang, sedangkan suhu
kolom udara pada percobaan 4 tidak diambil dari pengukuran tetapi diturunkan (
melihat tabel ) titik didih air pada tekanan barometer rata-rata.
PV
T
)!
8. Hitung koefisien muai ruang udara dan bandingkan harga koefisien muai
ruang hasil perhitungan dengan koefisien muai kubik udara menurut literatur !
9. Jika jari-jari lubang pipa kapiler adalah 0,2 mm, hitung berapa mol udara yang
digunakan pada percobaan ini !
VI-9