Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pihak menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh.
Dengan kata lain, proxy war artinya perang tidak tampak menggunakan
cara-cara halus untuk menghancurkan dan mengalahkan lawan
menggunakan pihak ketiga.
Contohnya begini, Amerika Serikat secara terselubung melalui sebuah
konspirasi dan desain besar menyatakan perang kepada Indonesia. Namun,
hal itu dirahasiakan dan tidak dinyatakan secara terbuka. Mereka memilih
untuk perang dengan cara proxy menggunakan "orang lain".
Orang lain (pihak ketiga) yang dimaksud, bisa berupa negara lainnya, seperti
Singapura, Malaysia, Australia, dan sebagainya. Selain negara, pihak ketiga
bisa jadi sebuah organisasi (NGO), pergerakan, partai dan lain sebagainya.
Contoh dari pihak ketiga selain negara, seperti ISIS, organisasi terorisme atas
Mujahidin dan sebagainya. Mereka kemudian bergerilya atas nama jihad atau
agama, padahal mereka dibiayai Amerika.
Akibatnya, Indonesia dijajah secara tak kasat mata yang berujung pada
kerusuhan, bentrok, ketidakamanan, bahkan sampai pada penjajahan
sumber daya alam (SDA) berupa penguasaan tambang emas, gas, minyak
mentah, kelapa sawit, dan masih banyak lagi lainnya.
Meski tidak dijajah secara fisik-nyata, tetapi Amerika atau Asing berhasil
menjajah bangsa dan negara Indonesia melalui proxy war. Dalam khasanah
kosakata bahasa Jawa, istilah perang proxy artinya "nabok nyilih tangan."
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kata nabok nyilih tangan artinya
memukul dengan meminjam tangan (orang lain). Itulah ilustrasi yang bisa
mempermudah Anda untuk memahami arti dan makna kata perang proxy
war yang sesungguhnya.
Contoh proxy war Amerika kepada Indonesia di atas bukanlah sebenarnya,
hanya ilustrasi-penggambaran untuk memudahkan Anda dalam memahami
pengertian kata proxy war. Sehingga, tidak bisa dijadikan sebuah referensi
atau sumber untuk membuat makalah atau artikel ilmiah.
Contoh proxy war nyata
Timor Timur adalah sebuah pulau yang masuk dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Australia ingin merebutnya karena menyimpan
sumber daya alam yang melimpah ruah, seperti minyak dan gas bumi.
Namun, Australia memilih untuk mencoba merebut Timor Timur dari
Indonesia melalui proxy war, bukan secara tatap muka menggunakan senjata
dan seruan-seruan perang. Australia kemudian menggunakan pihak ketiga
yang akhirnya muncul gerakan-gerakan separatis di sana.
Pemberontakan terjadi di Timor Timur. Di jalur diplomasi, Australia berusaha
mendekati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menggunakan isu hak
asasi manusia (HAM) sebagai dalil atau landasan untuk melepaskan Timor
Timur dari Indonesia. Proxy war yang dilancarkan Australia pun berhasil.
PBB bahkan mengeluarkan sebuah resolusi Dewan Keamanan supaya
memberikan izin pasukan multinasional bisa masuk ke Timor Timur dengan
alasan mengembalikan perdamaian, kemanusiaan, dan menghentikan
kekerasan. Akhirnya, misi Australia berhasil dan Timor Timur saat ini menjadi
negara sendiri bernama Timor Leste.
Itu salah satu contoh nyata proxy war di Indonesia pada zaman Presiden BJ
Habibie yang bisa menjadi sumber referensi membuat makalah. Bagaimana
dengan perang proxy pada zaman Soekarno, Soeharto, KH Abdurrahman
Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),
hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi)?
Demikian artikel pengertian perang proxy war lengkap dengan contoh
ilustrasi dan contoh nyata yang bisa dijadikan referensi untuk membuat
makalah, skripsi, tesis, disertasi, essai, atau tulisan lainnya yang bertujuan
untuk publikasi ilmiah di bidang politik. (*)
Kita harus bijak dan bersatu karena ancaman kedepan semakin kompleks
dan nyata. Kita perlu antisipasi sejak dini, ujar Agus.
Agus pun mengajak mahasiswa untuk siap menghadapi Indonesia Emas
tahun 2045. Persiapan yang dilakukan, diantaranya melalui kebersamaan,
militansi, memiliki kemauan keras, dan sering berkomunikasi.
http://www.unpad.ac.id/2016/03/waspada-proxy-war-menyerang-berbagaiaspek-kehidupan-di-indonesia/
Proxy war atau perang proksi adalah perang yang terjadi ketika lawan
menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain
secara langsung. Sementara kekuasaan kadang-kadang digunakan
pemerintah sebagai proksi, aktor non-negara kekerasan, dan tentara
bayaran, pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan.
Gerakan separatis
Demonstrasi massa
Peredaran narkoba
Menurut para pengamat politik dan pakar ilmu strategi global negara
adikuasa di dunia ini sebuah fakta nyata atau kah hanya sebuah ilusi dan
paranoid. Terdapat hasil diskusi akademis yang dikeluarkan oleh :
a. Kepada TNI AD
Dalam Amanat KASAD pada upacara pengibaran bendera yang dilaksanakan
setiap tanggal 17 setiap bulannya yang berlangsung di lapangan Olah Raga
Pusdik Arhanud pada bulan Februari 2015 mengatakan "Ancaman proxy war,
dalam konteks kepentingan nasional bangsa Indonesia, harus terus
diwaspadai dan disikapi secara bersungguh-sungguh. Dalam kaitan itu,
kepada seluruh prajurit TNI AD saya perintahkan agar senantiasa
membentengi diri, keluarga dan satuan masing-masing dari pengaruh dan
ancaman bahaya proxy war dengan :
Jadikan selalu Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI sebagai
landasan dalam berpikir, berbuat dan bertindak dalam bentuk
kehidupan para Prajurit.
Untuk itu pemuda, dalam hal ini mahasiswa, harus membekali diri dengan
ilmu, keahlian, dan keterampilan sesuai bidangnya. Wawasan luas,
berpengalaman untuk membentuk karakter dan berwawasan kebangsaan
sehingga mampu melawan dan menghancurkan proxy war di Indonesia.
Di masa yang akan datang, dunia, negara, provinsi, kabupaten/kota,
komunitas, dan lembaga akan bersama-sama membentuk "global forum":
Kesimpulan
Proxy War adalah ancaman nyata bangsa Indonesia, merupakan perang yang
tidak nyata namun menggunakan pihak ketiga untuk menghancurkan negara
sasaran. Strategi proxy war tidak dapat dikenal secara jelas siapa kawan dan
siapa lawan, sebagai upaya pihak asing dengan menggunakan kekuatan di
dalam negeri (non state actors) seperti LSM, Ormas, media massa,
kelompok masyarakat atau perorangan dengan tujuan melemahkan dan
menghancurkan segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara secara
masif dan terus menerus guna menciptakan generasi yang tidak berkualitas
(lost generation).
Guna mengatasi ancaman proxy war, ada beberapa yang menjadi kekuatan
untuk dipedomani dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat dan elemen
bangsa Indonesia yaitu mengamalkan Pancasila, revolusi mental, restorasi
sosial serta persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian akan
terbentuk jati diri, kepribadian bangsa Indonesia yang kuat dan berwawasan
kebangsaan. Pada akhirnya, dengan karakter individu yang kuat tersebut,
bangsa Indonesia akan mampu mengeliminir ancaman proxy war di
Indonesia.
Puspen TNI melalui TV Berita Mitra Warga (BMW) memiliki program
unggulan yaitu Pondok Cerdas Warga yang bertujuan menghimpun dan
mengkonsolidasikan keterlibatan masyarakat sebagai subject (pelaku) yang
berperan aktif mendukung ketahanan nasional dalam proxy war.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka TNI berkolaborasi dengan seluruh
komponen bangsa, salah satunya adalah peran serta penerbit secara
berkelanjutan dalam mendukung tersedianya beragam konten ilmu
pengetahuan yang berkualitas yang sangat dibutuhkan demi suksesnya
kegiatan pondok cerdas warga.
Perpustakaan digital dalam menyediakan informasi sebagai ilmu
pengetahuan yang berkualitas menjadi acuan riset serta sarana belajar bagi
masyarakat. Dengan tersedianya perpustakaan digital tersebut akan
mendorong masyarakat dalam memperoleh informasi melalui Knowledge
Sharing dari aset-aset pengetahuan yang ada. Selain itu, penerbit dapat
mendistribusikan buku-buku ilmu pengetahuan melalui jejaring perpustakaan
digital, sehingga mudah diakses oleh seluruh masyarakat indonesia.
Berbagai fasilitas dan konten yang tersedia di perpustakaan digital
diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan serta keahlian,
guna memberi daya tangkal dari pengaruh dan dampak yang ditimbukan
oleh proxy war.
perang jenis ini. Setidaknya saat ini berbagai perang yang terjadi di berbagai
belahan dunia sedikit banyak telah mengganggu Instabilitas negara-negara
kawasan, Asia, Afrika, Timur tengah, Asia hingga Indonesia. Perang secara
finansial atau ekonomi juga merupakan skenario perang jenis lain dari bagian
perang proxy, yang melibatkan raksasa bisnis dengan komoditas tertentu
atau investasi besar-besar dan melibatkan berbagai lembaga keuangan
global sebagai dontaur yang juga bisa melemahkan dan menaikan
perekonomian suatu bangsa. Jika kita bisa berkaca, bahwa silih bergantinya
orde kepemimpinan di negara kita adalah tidak terlepas dari proxywar yang
sedang berlangsung. Ambil contoh lepasnya Timor-timur dari Indonesia, di
tahun 1999, konflik bersenjata di Aceh, Papua, Ambon, Poso dan berbagai
konflik horisontal lainnya di daerah adalah bagian dari proxywar yang
dijalankan oleh kalangan tertentu yang mengeruk keuntungan dan
kekuasaan. Tentu ke depan masih banyak modus yang seperti ini yang akan
yang terus bergulir dari masa ke masa di berbagai negara bahkan di negara
kita sendiri. Gencarnya perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas
siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan nonstate actors
dari jauh. Proxy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk,
seperti gerakan separatis dan lain-lain dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Olehnya itu diperlukan langkah prefentif atau pencegahan untuk
menangkal modus perang baru ini dengan menginjeksi pengetahuan dan
keterampilan berupa strategi praktis maupun jangka panjang untuk
membekali berbagai elemen bangsa termasuk pemuda sejalan dengan
kompetensinya masing-masing. Pelibatan kaum cerdik pandai sebagai salah
satu elemen bangsa yang menopang dan mengisi kemerdekaan sesuai
dengan kompetensinya yakni salah satunya mahasiswa membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan dasar hingga lanjutan untuk bergerak aktif
guna menangkal efek yang ditimbulakan oleh perang proxy ini. Lebih luas
lagi bahwa dengan injeksi keilmuan dan keterampilan sebagaimana
kompetensinya sehingga dampak perang proxy tidak saja bisa menangkal
secara individu tapi lebih luas kepada keutuhan bangsa dan menjamin tetap
berdiri dan tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Resimen
mahasiswa sebagai bagian dari elemen bangsa yang memiliki kompetensi
bela negara yang dibekali pengetahuan dan keterampilan khususnya sebagai
pejuang pemikir dan pemikir pejuang memaksimalkan perannya telah
membagun dan mengembangkan paradigma berfikir global di tengah
ancaman berupa modus perang baru (proxy war) dalam menangkal segala
bentuk ancaman gangguan maupun halangan yang merongrong keutuhan
bangsa dan negara. Untuk menyebar kelimuan ini dibutuhakn sinergitas
seluruh elemen bangsa sesuai kompetensi masing-masing, baik gerakan
Indonesia. Australia mana berani bertindak sendiri kan, dia pasti menadapat
restu dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris. AS dan Inggris sendiri sudah
bukan rahasia umum sering menggunakan PBB sebagai alat pembenaran
melancarkan strategi politik luar negerinya. Seperti kita ketahui PBB
membentuk UNAMET untuk melaksanakan referendum di Timor Timur kala
itu yang berujung pada terusirnya Indonesia dari Timur Timor. Jadi, jelas ya
siapa musuh kita! Proxy war memperebutkan penguasaan bisnis kelapa sawit
Baiklah, Timorleste sudah lepas dari Indonesia, tidak perlu dipermasalahkan
lagi. Namun demikian, sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, kita mesti
belajar dari pengalaman agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
Menurut Jenderal Gatot indikasi-indikasi lainnya dari proxy war yang mesti
diwaspadai contohnya serangkaian demonstrasi besar yang menentang 20
perusahaan kelapa sawit milik Indonesia di Sumatera pada tahun 2013.
Ujung-ujungnya, banyak perusahaan kelapa sawit lalu ditutup (akibat demo
itu), lalu dijual kepada pihak asing. Anehnya, demonstrasi tiba-tiba saja
berhenti setelah perusahaan-perusahaan itu dikuasai pihak asing, kata
Gatot. Proxy war juga menyasar anak muda Lebih lanjut Jenderal Gatot juga
mencurigai saat ini sedang dilancarkanm proxy war dengan target generasi
muda. Ia menyebutkan sekitar 21 kasus kampus-kampus di berbagai
universitas yang dirusak oleh mahasiswanya sendiri dalam tiga tahun
terakhir. Cara lain menarget generasi muda adalah dengan narkoba. Menurut
Gatot, peredaran narkoba di kalangan generasi muda adalah bentuk proxy
war dengan tujuan melemahkan generasi muda. Waduh, seperti Perang
Candu yang dulu dilancarkan Inggris untuk melemahkan generasi muda
China (HongKong) di jaman kolonial. Melawan proxy war Proxy war harus
dilawan. Tidak ada pilihan lain. Kita tentu tidak mau dibodoh-bodohi dan
ditipu terus sama pihak asing. Tidak bisa tidak, seluruh elemen bangsa,
terutama generasi muda, harus pintar dan selalu berpikir logis, memiliki
kesadaran akan bahaya yang mengancam. Cukup sudah nenek moyang kita
dulu yang diadu domba oleh pihak asing! Pendidikan menjadi kunci.
Kecintaan terhadap bangsa dan negara juga mesti terus dipupuk. Seperti
kata Sun Tzu, kita harus mengenali musuh kita. Terlebih lagi kita juga harus
mengenal diri kita sendiri. Dan itu hanya bisa dilakukan jika kita terdidik.
Musuh memang sulit ditundukkan dengan berbagai strategi konspirasi super
liciknya. Namun, bukan berarti kita tidak mampu melawannya. Pintarlah dan
bersatulah!
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/muhammadaqila/proxy-warmengancam-indonesia_55300c976ea83424138b45a3
PONTIANAK, KOMPAS.com
- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan, perang tanpa
bentuk atau "proxy war" saat ini mengancam Indonesia, sehingga semua
pihak harus bersatu dalam mencegah dan melawannya.
"Perang tanpa bentuk mengancam Indonesia, karena negara-negara luar
berlomba-lomba ingin menguasai Indonesia karena kaya akan SDA (sumber
daya alam)," kata Gatot saat menyampaikan orasi ilmiahnya pada Dies
Natalis ke-57 Untan Pontianak, Kamis (19/5/2016), seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, dalam "proxy war" tidak bisa dilihat siapa lawan dan
kawan, tetapi perang tersebut dikendalikan oleh negara lain.
Ia menjelaskan, perang tanpa bentuk tersebut sudah terbukti, dengan kasus
lepasnya Timor-Timur dari NKRI. Timor-Timur diperebutkan oleh negara lain,
karena di sana ada kekayaan SDA berupa "greater sunrise" yang letaknya
antara Indonesia dan Timor-Timur.
Menurut dia, ada beberapa cara dalam mengatasinya, yakni modal NKRI
yang mempunyai geografi daratan dan lautan yang kaya akan SDA agar
dikelola dengan baik dan bermanfaat.
"Kemudian kita punya demografi, yakni kearifan lokal, yang juga harus
dibarengi dengan revolusi mental, Pancasila sebagai pedoman hidup, serta
dibutuhkan peran civitas dan akademika, serta mahasiswa dalam
mencegahnya perang tanpa bentuk tersebut," kata Gatot.
Gatot mengatakan, solusi dalam mencegah perang tanpa bentuk, yakni
Indonesia harus menjadi negara agraris, negara maritim, dan negara
industri.
Harapannya, kekayaan SDA tidak dijual dalam bentuk mentah ke luar, tetapi
sudah dalam bentuk jadinya.
Indonesia juga harus didukung oleh para pemuda yang menjadi agen
perubahan dan pemersatu bangsa.
Menurut Gatot, saat ini sekitar 70 persen konflik yang ada di dunia adalah
latar belakang energi minyak, yang diprediksi juga akan habis.
Selain itu, dengan strategisnya wilayah NKRI juga pemicu rawan konflik,
karena akan diperebutkan oleh negara-negara lain, seperti konflik atau
perang dalam perebutan pangan, air, dan energi yang itu semuanya ada di
Indonesia.
Gatot mengutif pernyataan Soekarno, yakni kekayaan alam Indonesia suatu
hari nanti akan membuat iri negara-negara di dunia.
Selain itu, pernyataan Presiden Joko Widodo, yakni kaya akan sumber daya
alam justru dapat menjadi petaka kita.
"Kalau mulai sekarang kita tidak berhati-hati dan bersatu maka tunggu
ancamannya, sehingga mari kita bersatu dalam mencegah perang agar tidak
lagi mengancam Indonesia," katanya.
para menteri dan pejabat setingkat menteri, agar menunda rapat kerja
dengan pihak DPR RI sampai kondisi DPR RI solid dan kondusif.
Demikian juga pihak DPR RI sudah melakukan upaya awal untuk mengajukan
interpelasi pada pemerintahan Jokowi- JK atas penaikan BBM, yang banyak
didemo masyarakat luas, juga dikritik secara keras dan tajam oleh Kwik Kian
Gie, tokoh Senior PDIP yang juga tidak setuju kebijakan penaikan harga BBM
sekarang ini, membuat iklim politik menjadi memanas lagi
Para pengamat politik dan pakar strategi Global, mengindikasikan bahwa
semua gonjang ganjing iklim politik di Indonesia adalah akibat dari
SERANGAN PROXY WAR DARI NEGARA ADIKUASA DI DUNIA INI, YANG INGIN
MENGUASAI INDONESIA TANPA MELAKUKAN INVASI ATAU PERANG
KONVENSIONAL SEPERTI INVASI KE IRAK DAN NEGARA TIMUR TENGAH
LAINNYA
Apakah deteksi dari para pengamat politik dan pakar ilmu strategy global
negara adikuasa di dunia ini sebuah fakta nyata ataukah hanya sebuah ilusi
dan paranoid, marilah kita dengar dan kaji dengan cermat hasil diskusi
akademis yang dikeluarkan oleh :
1. Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 10 Maret 2014:
Proxy War dapat dilakukan pihak asing terhadap Indonesia dalam bentuk:
Menjadikan Indonesia sebagai pasar produk pihak asing. Menghambat
pembangunan dan pengembangan kwalitas Sumber Daya Manusia Indonesia
agar kalah bersaing dalam era Pasar Bebas Dunia. Merekrut generasi muda
Indonesia dengan indoktrinasi disertai fasilitas pendidikan dan materi, agar
mau jadi agen negara asing, agar kalau mereka jadi pemimpin bangsa
Indonesia dikemudian hari, akan bisa dikendalikan oleh pemerintah negara
asing tersebut.
Negara asing akan melakukan investasi besar besaran di bidang industri
strategis, agar menguasai sektor industri strategis di Indonesia (Migas,
Pertambangan, Listrik, Komunikasi, Satelit, Alat Utama Sistem Senjata Militer
RI, Saham Bluechip, dll).
Pihak asing berusaha menciptakan Pakta Pasar Bebas Regional dan Dunia,
agar produk lokal Indonesia menjadi tertekan dan hancur. Melakukan
penetrasi, penyusupan, suap, kolusi dengan pihak anggota legislatif
Indonesia, agar produk hukum strategisnya akan menguntungkan pihak
asing.
dan imbalan bagi para non state actors ini, dengan syarat mereka mau
melakukan semua keinginan penyandang dana Proxy War ini.
Apakah indikasi bahwa Proxy War telah terjadi di Indonesia?tunggu posting
edisi ke2 Serial Proxy War.
NB:buah tangan Tirtaamijaya.
Salaam NKRI
*Dikirim oleh: adinn odzjie
http://jakartagreater.com/proxy-war-jilid-1/
Saya lanjutkan tulisan saya tentang Proxy War yang belakangan ini menjadi
populer di kalangan dunia kampus di Indonesia, setelah Kepala Staf TNI AD,