DINGAN
PENDIDI
KAN
ISLAM
DAN
BARAT
FISIP
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYA
H JAKARTA
JUNIANTO/2013147005
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
kehidupan manusia. Dalam alur dan proses kehidupan manusia, tidak
dapat dipungkiri bahwa pendidikan telah mewarnai jalan panjang
kehidupan manusia dari awal hingga akhir. Allah SWT ketika pertama kali
menurunkan wahyu berupa Alquran kepada Nabi Muhammad SAW,
adalah seruan belajar Iqra yang dalam pengertian harfiah adalah
Membaca dapat kita terjemahkan kepada makna yang lebih luas yaitu
Pendidikan,Alquran dalam surat Al-Barah : 185 dikatakan bahwa
diturunkannya Alquran adalah sebagai petunjuk bagi manusia, tentang
perkara yang benar dan yang salah beserta penjelasannya,dapat
disimpulkan, Alquran sebagai wahyu Allah merupakan sumber dari
segala sumber pendidikan. Yang mengajak dan membimbing manusia
untuk
memulai
rasionalitasnya,
mengaktifkan
dan
daya
instrumen
intuitifnya
untuk
panca
inderanya,
membaca
seluruh
22
karena
itu
salah
satu
tugas
pendidikan
adalah
2.
3.
4.
C. Rumusan Masalah
22
2.
3.
4.
5.
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Al-Islam III, agar
pembaca dapat mengetahui dan memahami Pendidikan Islam dan Pendidikan
Barat serta Prinsip-Prinsip Komunikasi Islam (Qaulan).
E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yakni, untuk menghasilkan
sebuah pemikiran dan pemahaman yang matang, serta menghasilkan pula sumber
22
II. Pembahasan
II.1 Konsep Pendidikan Islam
II.1.1 Pengertian Pendidikan Islam
Para tokoh pendidikan muslim memiliki pengertian masing-masing
tentang pendidikan Islam. Salah satunya adalah pandangan modern
seorang ilmuwan muslim Bangladesh, DR. Muhammad S.A Ibrahimy,
mengungkapkan
pengertian
pendidikan
Islam
yang
berjangkauan
22
DR.
Hasan
Langgulung
merumuskan
pendidikan
Islam
dengan
bahan-bahan
materi
tertentu
dan
dengan
alat
Muhammad
mengandung
implikasi
kependidikan
yang
22
1)
menjadi
sosok
pribadi
yang
berkualitas
bijak
dan
sekitarnya,
dimana
baik
yang
Tuhan
alamiah
menjadi
maupun
potensi
yang
sentral
perkembangannya.
Dari pendapat-pendapat para tokoh Islam di atas terlihat perbedaan
yang mendasar antara pendidikan pada umumnya dengan pendidikan
Islam.Perbedaan yang menonjol adalah bahwa pendidikan Islam, bukan
hanya mementingakan pembentukan pribadi untuk kebahagiaan dunia,
tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat.Lebih dari itu, pendidikan Islam
berusaha membentuk pribadi yang bernafaskan ajaran-ajaran Islam,
sehingga pribadi-pribadi yang terbentuk itu tidak terlepas dari nilai-nilai
agama.
Hal
ini
mendorong
perlunya
mengetahui
tujuan-tujuan
22
yang ditata di atas pondasi keimanan dan kesalehan, yaitu suatu sistem
yang terkait secara
langsung dengan Tuhan.
pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada
term al-tarbiyah, al-tadib, dan al-talim. Dari ketiga istilah tersebut, term
yang populer digunakan dalam praktik pendidikan Islam ialah term altarbiyah.Kendati demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga terma tersebut
memiliki kesamaan makna.Namun secara esensial setiap term tersebut
memiliki perbedaan baik secara tekstual maupun kontekstual.
Istilah at-tarbiyah tidak digunakan dalam leksikologi al-Quran,
tetapi yang senada dengannya adalah ar-rabb, rabbayani, murabbi,
ribbiyun, dan rabbani.Pengertian dasar dari kata-kata tersebut bermakna
tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga
kelestarian atau eksistensinya. Dalam konteks yang luas, pengertian
pendidikan Islam yang terkandung dalam term al-tarbiyah terdiri dari
empat unsur pendekatan, yaitu: (1) memelihara dan menjaga fitrah anak
didik menjelang dewasa (baligh). (2) mengembangkan seluruh potensi
menuju kesempurnaan. (3) mengarahkan fitrah menuju kesempurnaan.
(4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.
22
(survival),
baik
sebagai
individu
maupun
sebagai
dengan
tujuan hidup
22
Ada
madzhab
rasionalisme
yang
berpangkal
pada
Plato,
22
dibubarkan.
Hal
ini
tercermin
dalam
firman
Allah
SWT
yang
yang
terlalu
menitik
beratkan
kepada
kegunaan
(utilitarian).
Hegemoni peradaban Barat boleh dikata hampir lengkap terutama
sekali dalam bidang pendidikan.Volume penyelidikan dalam berbagai
aspek pendidikan sangat mengagumkan.Disamping itu kemajuan yang
telah dicapainya memberi pengaruh pada masyarakat dunia umumnya
hal
yang
membanggakan
kalangan
elit
yang
memerintah
dan
22
masyarakat Barat. Pada abad ke-21 ini, orientasi tujuan pendidikan Barat
mulai beralih pada usaha mencari keuntungan dengan jalan apa pun,
yang
bermakna
eksploitasi,
kekuasaan,
pertarungan,
teror
dan
pembunuhan.
Melalui pendidikan, kaum pemodal (kapitalis) dan pedagang
menyebarkan paham rasionalisme dan liberalisme untuk melawan
tatanan feodal (kerajaan) yang ada dan menghalangi perkembangan
kapital untuk mencari keuntungan. Dalam masyarakat kapitalistik
dewasa ini, begitu mudahnya suatu kelas sosial mendapatkan apa saja
yang menjadi kebutuhannya dan kehendak bebasnya (free will), dan
hampir dengan cara apa pun.
Pemaparan mengenai epistemologi Barat menujukkan konsep ilmu
dalam peradaban Barat hampa dari Agama.Ilmu yang kosong dari
Agama (ilmu sekular) merupakan fondasi utama dari peradaban Barat
saat ini.Dengan berdasarkan uraian di atas bahwa epistemologi Barat
berangkat
dari
praduga-praduga,
atau
prasangka-prasangka,
atau
22
Kazuo
Shimogaki
menyebutkan
kecendrungan
epistemologi
Barat
modern menjadi lima macam, yaitu pemisahan antara bidang sakral dan
bidang duniawi, kecendrungan ke arah reduksionisme, pemisahan
antara
subjektivitas
progresivisme.
dan
Sedangkan
objektivitas,
Ziauddin
antroposentrisme,
Sardar
menyatakan,
dan
adanya
diketahui
melalui
observasi
dan
penalaran,
maka
dapat
22
ASPEK-ASPEK
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ISLAM
BARAT
Karena sekularistikmaterialistik, maka
motif dan objek
belajar-mengajar
semata-mata
masalah keduniaan
Tanggungjawa
b belajar
mengajar
Semat-mata urusan
manusia
Disamping tanggungjawab
kemanusiaan, juga
tanggungjawab keagamaan.
Karena dalam belajar mengajar,
terdapat hak-hak Allah dan hakhak makhluk lainnya pada setiap
individu, khususnya bagi orang
yang berilmu
Kepentingan
Belajar hanyalah
Belajar
untuk kepentingan
di sini
Proses Belajar
Mengajar
nanti
Barat pada
umumnya tidak
mengaitkan
pendidikan dengan
pahala dan dosa.
Ilmu itu bebas nilai
(values free).
Tujuan Akhir
Hidup sejahtera di
Pendidikan
dunia secara
maksimal baik
paripurna), yang
sebagai warga
Negara maupun
sebagai warga
Konsep
Pendidikan
masyarakat.
22
1. QAULAN SADIDA
Qaulan Sadida berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar dan
tegas, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).
Dari
segi
substansi,
komunikasi
Islam
harus
menginformasikan
atau
menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong,
juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.
22
Dalam dunia pendidikan Islam dan Barat, Qaulan Sadida dapat dicontohkan
dengan memberikan
harus benar-benar menguasai materi yang akan diajarkan. Sehingga tidak terjadi
kebohongan, kesalahan yang nantinya menyesatkan.
Contoh Kasus Kebohongan Pendidikan Barat :
Pemahaman asal-usul alam dan segala penghuninya bekerja dengan
sendirinya tanpa ada peran dari sebuah kekuatan yang sering disebut
sebagai Sang Pencipta. Alam tercipta dan terjadi secara mandiri
melalui prinsip evolusi dan revolusi, dimana kedua prinsip tersebut
merupakan sebuah proses alamiah yang semakin lama berkembang
semakin komplek tanpa ada akhir dari proses tersebut.
Jika dikaji secara mendalam, banyak sekali kelemahan yang disajikan
dalam ilmu pengetahuan barat tersebut yang justru seolah-olah
22
22
alam
yang
sebenarnya.
Perlu
diingat
bahwa
ilmu
22
hingga teori tentang makhluk lain yang setara dengam manusia yang
berada di luar tata surya diperkenalkan dalam kurikulum pendidikan
yang kita terima di sekolah. Bahkan teori-teori tersebut juga masuk ke
dalam kurikulum-kurikulum pendidikan yang berbasis agama, yang
sebenarnya isi dari teori tersebut sangat berlawanan dengan konsep
ajaran yang diperkenalkan di dalam ajaran agama. Hal yang semakin
parah lagi, justru konsep ajaran agama yang seolah-oleh menyesuaikan
diri
dengan
teori-teori
tersebut
yang
semakin
lama
semakin
bulan
bergerak
bahwa
matahari
berputar
pada
porosnya,
2. QAULAN BALIGHA
22
Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha
artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah
dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelitbelit atau bertele-tele.
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran,
dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha (perkataan yang berbekas pada
jiwa mereka.) (QS An-Nissa :63).
Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan
hendaklah
disesuaikan
dengan
kadar
intelektualitas
komunikan
dan
22
Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengan bahasa
kaumnya (QS.Ibrahim:4)
Gaya bicara dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan orang awam
tentu harus dibedakan dengan saat berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan.
Berbicara di depan anak TK tentu harus tidak sama dengan saat berbicara di
depan mahasiswa. Dalam konteks Pendidikan Islam maupun Barat guru dituntut
menggunakan bahasa akademis dan baku saat berkomunikasi di depan muridmurid.
3. QAULAN MARUFA
22
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin,
Maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
Qaulan Marufa- (perkataan yang baik) (QS An-Nissa :8).
Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau
kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah
mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu
22
janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Marufa (perkataan yang
baik) (QS. Al-Baqarah:235).
Qaulan Marufa (perkataan yang baik) dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS. Al-Baqarah: 263).
Qaulan Marufa bagi seorang pendidik akan menjadi sebuah keteladanan. Tutur
kata seorang guru mencerminkan dirinya. Seorang peserta didik akan merasa
segan karena wibawa seorang pendidik berawal dari tutur katanya. Dalam situasi
apapun seorang pendidik harus mampu mengendalikan perkataannya kepada
siapa saja.
4. QAULAN KARIMA
22
Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia dibarengi dengan rasa hormat dan
mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat
tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua
orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang
sekiranya menyakiti hati mereka.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan
kepada kedanya perkatan ah dan kamu janganlah membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima (ucapan yang mulia) (QS. Al-Isra:
23).
22
5. QAULAN LAYINA
Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak
didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir
Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan
dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.
Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar
berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Firaun. Dengan Qaulan Layina, hati
komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya
22
tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita. Dalam dunia pendidikan barat
kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi masih sering
digunakan. Berbeda dengan dunia pendidikan islam dimana kata-kata yang lemahlembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat
menyentuh hati.
22
III.Penutup
Penjelasan tentang pendidikan Islam dan Barat di atas memperlihatkan
adanya kesenjangan pola berfikir yang digunakan para ilmuwan mereka
sehingga menghasilkan karakter yang berbeda. Jika sumber dan
metodologi ilmu di Barat bergantung sepenuhnya kepada kaedah
empiris, rasional dan cenderung materialistik serta mengabaikan dan
memandang rendah cara memperoleh ilmu melalui wahyu dan kitab
suci, maka metodologi dalam ilmu pengetahuan Islam bersumber dari
kitab suci al-Quran yang diperoleh dari wahyu, Sunnah Rasulullah saw,
serta ijtihad para ulama. Jika Westernisasi ilmu hanya menghasilkan
ilmu-ilmu
sekular
yang
cenderung
menjauhkan
manusia
dengan
22
aspek rohani dan jasmani pribadi muslim yang akan menambahkan lagi
keimanannya kepada Allah SWT. Islam mempunyai sifat eksklusif
sekaligus inklusif. Ketika berhadapan dengan masalah teologi, hakikat
sifat-sifatNya, seorang muslim tidak boleh berkompromi dengan persepsi
agama lain, kecuali yang berhubungan dengan masalah rubbbiyyah.
Sebaliknya ketika membicarakan masalah nilai-nilai moral dan etika,
maka pintu komunikasi, dialog dan kerjasama dapat dibuka seluasluasnya.
22