Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah yang

berorientasi pada dunia kerja. Dalam upaya untuk merealisasikan output lulusan yang siap
bekerja pada bidang tertentu maka penyelenggaraan pendidikan kejuruan tidak pernah lepas
dari tujuan tersebut. Tujuan pendidikan kejuruan adalah menyiapkan lulusan yang terampil pada
bidang keahlian tertentu guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional. Menurut
Rupert Evans yang dikutip oleh muslim bahwa tujuan pendidikan kejuruan antara lain :
1.
2.
3.

memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja


meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu
mendorong untuk motivasi belajar terus
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari pendidikan kejuruan merupakan
bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara akan tenaga kerja yang memiliki
keterampilan pada bidang tertentu. Kebutuhan akan SDM yang terampil tersebut dapat dipenuhi
melalui penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Selain itu, pendidikan kejuruan juga sebagai
alternatif pilihan pendidikan bagi setiap individu untuk mengembangkan minat, bakat dan
kemampuan seseorang pada bidang tertentu serta mendorong bagi setiap individu untuk
memiliki motivasi agar terus dapat mengembangankan kemampuaannya pada jenjang yang lebih
tinggi.
Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1990 menegaskan bahwa tujuan pendidikan kejuruan ialah
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional. Proses penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja dengan merencanakan
suatu model penyelengaaraan pendidikan kejuruan yang dapat memberikan pengalaman belajar
dan latihan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat siswa serta tuntutan sikap profesional
yang dibutuhkan oleh dunia industri. Sikap profesional tersebut mengharuskan pada lulusan
pendidikan kejuruan agar memiliki kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan tertendu dengan
penuh tanggung jawab sehingga dalam proses penyelesaian pekerjaanya dituntut juga
penguasaan pada ilmu pengetahuan yang dimiliki serta keahlian dalam menerapkan ilmu
pengetahuan tersebut dalam upaya penyelesaian permasalahan permasalahan dalam dunia
kerja.

Menurut Hadi (2015) menjelaskan bahwa model pendidikan kejuruan adalah suatu upaya atau
cara pelaksanaan pendidikan kejuruan untuk memenuhi keterampilan peserta didik dan
mencapai tujuan pendidikan kejuruan tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat model
penyelenggaraan pendidikan kejuruan meliputi :
1.

Model Pasar, yaitu jenis penyelenggaraan pendidikan kejuruan model ini merupaka
tanggungjawab industri dan dijalankan sepenuhnya oleh industri tanpa campur tangan dari
Pemerintah. Model ini juga sering disebut model liberal dan langsung diarahkan pada produksi
dan pasaran kerja.
2.
Model Sekolah, yaitu jenis penyelenggaraan pendidikan kejuruan oleh Pemerintah
dengan peran merencanakan, mengorganisasikan dan memantau/mengawasi pelaksaanaan
penyelenggaraannya. Model ini sering juga disebut model birokratik
3.
Model Sistem Ganda (dual system), yaitu jenis penyelenggaraan pendidikan kejuruan
yang merupakan bentuk perpaduan antara model pasar dan model sekolah dimana
pPememrintah berperan mengawasi jalannya pelaksanaan pendidikan model pasar. Model ini

juga disebut dual system karena penyelenggaraannya berada di dua tempat yaitu sekolah dan
industri. Di sekolah siswa mempelajari perihal penguasaan teori sedangkan keterampilan diasah
melalui praktek kerja industri langsung di dunia kerja. Senada dengan penjelasan Hadi (2015)
PSG merupakan kombinasi antara penyelenggaraan pembelajaran di sekolah dan praktek kerja
industri di institusi pasangan (perusahaan/jasa/dagang/industri) dengan tujuan menghantarkan
peserta didik pada penguasaan kemampuan kerja tertentu.
4.
Model Kooperatif, yaitu jenis penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang merupakan
kerja sama antara sekolah dengan industri. Menurut Sonhaji yang dikuti oleh hadi (2015)
pendidikan kejuruan model kooperatif adalah suatu program pendidikan yang diatur dan
disepakati oleh sekolah dan industri. Jadi, siswa belajar disekolah sebagai basis pendidikan dan
pelatihannya di industri yang diatur dan diawasi pelaksanaannya oleh kedua institusi tersebut.
Ada kesamaan antara PSG dan pendidikan kooperatif, yaitu pelaksanaan pembelajaran di dua
tempat. Namun, sebenarnya berbeda, jika PSG sistem pendidikannya dilaksanakan di dua
tempat, sedangkan pendidikan kooperatif sistem pelatihannya di industri dan basis
pendidikannya tetap di sekolah.
5.
Informal Vocational Education, yaitu jenis penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang
lahir atas dasar inisiatif sendiri atau kelompok untuk memenuhi keterampilan yang tidak dipenuhi
pada pendidikan formal. Misalnya, lembaga kursus yang memeberikan bekal keterampilan yang
tidak ada dalam pendidikan formal. Kursus menjahit, kursus setir mobil dan sebagainya.
Dari paparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa ada beberapa model penyelenggaraan
pendidikan kejuruan yang bertujuan untuk membekali peserta didik pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan, yaitu model pasar, model sekolah, model sistem ganda, model
kooperatif dan informal vocational education yang masing masing memiliki perbedaan
karakteristik serta proses penyelenggaraanya. Efektifitas penerapan model penyelenggaraan
pendidikan kejuruan harus sesuai dengan keadaan/karakteristik suatu wilayah sehingga model
penyelenggaraan yang dipilih juga mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Daftar
Referensi
:
http://hadinewblog.blogspot.com/2015/04/pilihan-dilematis-model-psg-pendidikan.html. akses 7
agustus
2015
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/pendidikan-kejuruan.html/akses 5 agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai