Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan
terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen
lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor
telah dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta
Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap
penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar
internasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat
kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
B. PERMASALAHAN
1. Seperti apakah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu?
2. Apa manfaat Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
BAB II
PEMBAHASAN
1. SISTIM MANAGEMEN K3 DI INDONESIA
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif
sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Karena SMK3 bukan hanya
tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia internasional saja tetapi juga
tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.
Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita antara lain :
1.
2.
3.
Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
5.
terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.
Sebagai mana terdapat pada lampiran I PERMENAKER NO:PER.05/ MEN/1996
sebagai berikut:
1. Komitmen dan Kebijakan
Kepemimpinan dan Komitmen
Tinjauan Awal K3
Kebijakan K3
2. Perencanaan
Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya
Tujuan dan Sasaran
Indikator Kinerja
Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang Berlangsung
3. Penerapan
a.
1) Integrasi
2) Tanggungjawab dan Tanggung Gugat
3) Konsultasi, Motyivasi dan Kesadaran
4) Pelatihan dan Kompetensi
b.
1) Komunikasi
2) Pelaporan
3) Pendokumentasian
4) Pengendalian Dokumen
b.
Audit SMK3
c.
3.
DASAR HUKUM
Sebagai dasar hukum pembentukan, susunan, dan tugas Panitia Pembina
Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1), (2) dengan peraturan pelaksanaannya yaitu :
Keputusan Menteri Tenaga kerja No.KEP-125/MEN/82 tentang Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. KEP-155/MEN/84.
Keputusan
Menteri Tenaga
Kerja No.
KEP-04/MEN/87
tentang
Panitia
Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
4.
PEMBENTUKAN
a. Syarat Pembentukan
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib membentuk
P2K3..
b. Syarat Keanggotaan
1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri atas unsur
pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas ketua, sekretaris dan
anggota.
2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.
3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan Perusahaan yang
ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra industri).
4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai
berikut :
a. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, jumlah anggota
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri dari 6 (enam) orang mewakili
pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga kerja.
b. Pengusaha yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai 100 (seratus)
orang, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang
mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.
c. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh), dengan tingkat risiko bahaya
sangat berat jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang
mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.
d. Kelompok perrusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50 (lima puluh) untuk setiap
anggota kelompok, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga)
orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.
c. Struktur Organisasi
pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua, seorang atau lebih Sekretaris
dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja.
a. Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan yang mempunyai kewenangan
dalam menetapkan kebijaksanaan di perusahaan.
b. Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon yang
dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
c. Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan telah
memahami permasalahan K3.
Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan
pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan mengenai
masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
2.
Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah menghimpun dan mengolah
segala data dan atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja
yang bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan dan
penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
stress
atau
lingkungan
kerja
yang
jelek.
Gaya
kerja
yang
Bagi Pekerja
Bagi Perusahaan
Lingkungan tempat kerja menjadi
Meningkatnyalingkungan
tempat
lebih sehat
Meningkatnya semangat
kerja
Meningkatnya kemampuan
Meningkatnya kesehatan.
Lebih
sehatnya
masyarakat
keluarga
dan
6.
Kebijakan K3
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara kebijakan K3 yang menunjukkan komitmen
perusahaan terhadap keselamatan dalam operasi angkutan.
Perencanaan K3
1. Pemeriksaan Dan Tindakan Koreksi
Pemantauan dan Pengukuran Kinerja
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur mengenai pemantauan dan
pengukuran Kinerja K3 perusahaan yang mencakup :
Inspeksi dan Pengujian
Perusahaan harus menetapkan prosedur mengenai inspeksi dan pengujian yang
menfcakup :
2. Tinjauan Manajemen
Perusahaan harus melakukan tinjau ulang oleh manajemen secara berkala untuk
menilai dan mengetahui pelaksanaan SMK3 dalam perusahaan serta permasalahan yang
dihadapi untuk peningkatan berkelanjutan
Manajemen
Manajemen Perubahan
Penyelidikan Kejadian
Penanggulangan Darurat
Keterpaduan Mekanis
Audit
Prosedur Operasi.
Pelatihan/Training.
Partisipasi Karyawan.
c. Reliability Centred Maintenance
c Principles :
Tujuh prinsip dasar tentang RCM :
a)Fungsi dan standard unjuk kerja (Functions and performance standards).
b)Cara kegagalan memenuhi fungsi (Functional failures).
c)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan ;
1. Sistem
Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
secara
normatif
B. S A R A N
1. Untuk meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja diperlukan adanya manajemen K3.
2. Belum maximalnya pelaksanaan Managemen K3 disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
dan informasi tentatang manajemen K3, untuk itu kepada Menteri terkait dan Dunia Industri
agar diadakan sosialisasi secaras terus menerus.
3. Perlu peningkatan Promosi Keselamatan Kerja pada setiap Dunia Kerja agar semua orang
mementingkan Keselamtan kerja itu sendiri.
4. Sekolah secara khusus SMK yang dipersiapkan untuk tenaga kerja menengah kebawah
hendaknya dibekali dengan Manajemen K3.
DAFTAR RUJUKAN