Anda di halaman 1dari 3

Injeksi Gas Tak Tercampur

Ditulis pada 12 April 2012


Pada saat produksi dilakukan dan kadar gas ternyata melebihi kapasitas penampungan di
permukaan, gas tersisa bisa diinjeksikan ke dalam reservoir. Hal ini dilakukan untuk
mempertahankan tekanan reservoir pada nilai tertentu sehingga laju produksi dapat ditingkatkan.
Titik injeksi gas bisa diletakkan di daerah gas cap atau zona minyak. Konsepnya,

gas yang

diinjeksikan masuk ke dalam reservoir akan menjaga tekanan reservoir karena menjaga volume
dalam reservoir. Jika tekanan sekitar sumur injeksi lebih besar daripada tekanan sumur produksi
maka minyak akan cenderung untuk bergerak menuju sumur produksi. Makin lama jumlah gas di
dalam reservoir akan bertambah besar sehingga gas oil contact akan semakin turun dan tekanan
reservoir akan terjaga
Jika reservoir tidak memiliki gas cap, maka injeksi gas bisa diletakkan di zona minyak.
Alirannya gas akan mendorong minyak menuju sumur produksi.
Besarnya injeksi gas sangat mempengaruhi besarnya kemampuan injeksi untuk mempertahankan
tekanan. Ketika mensirkulasikan gas, jumlah gas yang masuk harus mampu menjaga tekanan
reservoir. Semakin banyak gas yang masuk maka tekanan reservoir akan semakin terjaga. Hanya
saja ketika gas diinjeksikan, belum ada dampak di sumur produksi. Artinya pada awal masa
injeksi, bisa saja gas yang harus diinjeksikan lebih besar dibandingkan gas yang diproduksi. Oleh
karenanya kita butuh melakukan perhitungan berapa nilai gas yang dibutuhkan. Jika terjadi
kekurangan gas, gas bisa diambil dari reservoir lain jika memang jaraknya dekat.
Sebetulnya dalam menjaga tekanan reservoir, hal yang paling penting adalah menjaga volume
fluida yang keluar sama dengan volume fluida yang masuk di reservoir.
Di dalam reservoir, volume yang berperan adalah volume minyak dan volume free gas yang
tidak terlarut dengan minyak. Selama perjalanan produksi ke permukaan, volume minyak
berkurang karena gas yang terlarut di dalam minyak keluar dari fasa minyak. Artinya volume
minyak di reservoir adalah volume minyak di permukaan dikalikan dengan Bo. Volume minyak
di reservoir ini sudah termasuk volume minyak itu sendiri dan volume gas yang terlarut di
dalamnya. Sedangkan volume free gas di reservoir adalah volume minyak dikalikan GOR-free
gasnya dikalikan Bg. Lengkapnya jika ditulis dengan rumus adalah sebagai berikut
Volume yang terproduksi = Vo,s (Bo + GORf . Bg)

dimana Vo,s adalah volume minyak di surface dan GORf adalah GOR free gas.
Selanjutnya di permukaan, minyak diolah sedangkan gas diinjeksikan kembali ke reservoir.
Namun tak semuanya diinjeksikan ke dalam reservoir. Ada fraksi gas dari gas total yang harus
dihitung. fraksi gas tersebut dinotasikan dengan I
Di permukaan, gas total sebesar Vo,s x (GORs + GORf). Karena tidak semua gas diinjeksikan ke
dalam reservoir maka harus dikalikan dengan I. Untuk mengondikasikannya ke dalam kondisi
reservoir harus dikalikan dengan Bg. Oleh karenanya Volume yang diinjeksikan adalah
Vinjeksi = Vo,s x (GORs + GORf) x I x Bg
Untuk menjaga tekanan reservoir adalah
Vproduksi = Vinjeksi
Vo,s x (Bo + GORf . Bg) = Vo,s x (GORs + GORf) x I x Bg
Bo + GORf . Bg = I (GORs + GORf) x Bg
Untuk menentukan berapa persentase injeksinya maka
I = (Bo + GORf . Bg) / (Bg(GORs + GORf))
Tidak selalu reservoir memiliki gas cap. Jadi jika reservoir tidak memiliki gas cap atau free gas
maka nilai GORf adalah nol.
Jika I lebih besar dari 1 maka reservoir tersebut butuh asupan gas dari tempat lain. Namun jika
kurang dari 1 maka reservoir tersebut sudah mencukupi untuk kebutuhan injeksi gasnya
sendiri. Oleh karena itu dalam perhitungan ini, jika gas kurang maka perlu pula diketahui berapa
jumlah gas yang dibutuhkan.
Semakin besar gas yang harus diinjeksikan maka semakin besar pula kapasitas kompressor yang
dibutuhkan. Pertimbangan memakai injeksi gas ini harus juga mempertimbangkan desain
fasilitas di permukaan. Kekuatan pipa, kekuatan wellhead harus pula dipertimbangkan
Dari sisi capital Investment, injeksi gas lebih besar dibandingkan injeksi air. Sedangkan dari sisi
efisiensi pendesakan, water flooding lebih baik dibandingkan injeksi gas karena water memiliki
viskositas lebih besar dibanding air.
Jangan menggunakan waterflooding pada kondisi reservoir yang memiliki harga saturasi water
connate yang tinggi. Alasannya, bila saturasi air terlampau tinggi maka sulit untuk membuat
suatu front air dalam pendesakan. Saturasi air yang besar artinya ketika didesak dengan air maka
air akan mudah mengalir dan sedikit mendorong minyak. Artinya terjadi aliran secara paralel
antara minyak dan air.

Selain masalah saturasi air yang tinggi, water flooding juga tidak cocok digunakan pada
reservoir yang memiliki gas cap yang besar. Ketika water flooding dilakukan maka air akan
lolos begitu saja di zona minyak dan hanya mendesak sedikit minyak. Beda halnya jika injeksi
gas di gas cap maka oil recovery akan lebih besar.
Perlu dibedakan antara gas cap besar dengan saturasi free gas yang besar. Jika saturasi free gas
besar, maka injeksi gas tidak akan efektif. Ini sama halnya penyebab mengapa water flooding
tidak cocok pada reservoir yang memiliki saturasi air besar. Gas tidak akan mendorong banyak
minyak.
Jika reservoir memiliki vertical permeability yang besar maka lebih baik meletakkan sumur
injeksi di gas cap. Alasannya, penurunan gas oil contact akan lebih cepat sehingga mampu
mendesak minyak lebih baik. Beda halnya ketika vertical permeabilitasnya kecil maka gas akan
mendesak minyak pada daerah dimana vertical permeabilitynya lebih besar daripada harga rata
ratanya. Ini yang dinamakan terjadi channeling.

Anda mungkin juga menyukai