Anda di halaman 1dari 36

Pre-Commissioning & Commissioning Engineering

How to test your motor driven?


Motor/ Driven harus dicek dan di test setelah tahap construction pada suatu new plant. Pengecekan
motor ini terdiri dari 2 tahapan yaitu pengecekan performa motor tanpa beban (tanpa di koneksikan
dengan copling pompa) yang biasa disebut motor solo run (no load test) dan tahap selanjutnya yaitu
pengecekan performa motor (load test) dengan dikoneksikan dengan pompa dan di sirkulasi test
dengan fluida itu sendiri.
Pada motor solo run test, pengetesan lebih di fokuskan dari sisi electrical. Motor di cek putarannya
apakah telah sesuai dengan arah panah yang biasa berada pada bottom motor. Pompa juga dicek
ampere-nya/besar arus yang masuk ke dalam motor pompa apakah sesuai dengan desain atau tidak.
Apabila putaran shaft motor terbalik/berlawanan arah dengan tanda yang ada di pompa, mata terdapat
kesalahan pemasangan kutub-kutub listrik pada motor pompa. Segera komunikasikan dengan pihak
electrical untuk segera di repair. Ketika suhu pada chasing motor meningkat dan beban motor
meningkat (ampere terus meningkat), hal ini mengindikasikan adanya kelebihan beban pada motor,
segera matikan motor dan komunikasikan dengan pihak electrical dan mechanical mengenai hal ini.
Setelah tahap motor solo run selesai, tahap selanjutnya adalah mechanical run test. Namun sebelum
itu, motor dan pompa harus di-alignment dan dikoneksikan terlebih dahulu. Proses alignment dan
koneksi pompa harus dilakukan secara cermat dan presisi. Ketika koneksi dan alignment shaft pompa
tidak presisi ini akan menyebabkan gerakan shaft yang tidak stabil yang akan terus menerus
menggerus seal pompa yang mengakibatkan rusaknya seal pompa dan naiknya ampere akibat
kelebihan beban serta naiknya suhu motor mengakibatkan motor pompa sering mengalami trip.
Setelah proses koneksi dan alignment pompa telah clear dan telah dipastikan bahwa pompa dan motor
telah terkoneksi secara tepat, Maka tahap selanjutnya adalah Mechanical Run Test. Kegiatan ini
adalah scope dari team Mechanical, oleh karena itu diwajibkan adanya team mechanical yang selalu
stand by pada kegiatan ini. Team electrical juga harus stand by di lapangan dan di sub-station (SS)
untuk pengecekan ampere dan stand by misal terjadi trip saat melakukan mechanical run test.
Seperti biasa, sebelum memulai kegiatan test run pastikan semua dokumen termasuk Permitt to Work,
JSA, Mark Up P&ID dan Procedure telah ada di tangan. Persiapan sebelum mechanical running test
meliputi pengecheck-an coupling motor dan pompa, check juga fluida-fluida yang menunjang
mechanical runing seperti lube oil, buffer liquid (case tertentu), line up pipa yang akan digunakan
untuk aliran fluida yang digunakan dan fluida itu sendiri (pastikan fluida yang digunakan untuk
mechanical run test adalah fluida yang sama dengan fluida yang mengalir, kalau pun tidak ada

pastikan memiliki densitas dan properti yang hampir sama dengan fluida yang mengalir nantinya).
Saya memiliki pengalaman ketika melakukan mechanical run test tidak menggunakan liquid yang
sama dengan fluida yang akan di alirkan nantinya. Fluida yang digunakan saat mechanical run test
lebih berat (densitasnya lebih tinggi dari fluida normal yang digunakan), Akibatnya ampere pompa
terus mengalami kenaikan dan motor pompa trip.
Ketika semua persiapan telah dilakukan dan personil-personil yang berwenang untuk witness telah
berkumpul termasuk HSE dan safety man. Buka suction valve pompa dan semua drain valve pompa
(kecuali drain valve pada suction line pompa harus tertutup) pastikan liquida telah mengalir dari
setiap drain valve pompa. Hal ini menunjukkan bahwa pompa telah terisi dengan liquid yang akan di
running dan tidak ada udara yang terjebak dalam pompa (menghindari terjadinya kavitasi dalam
pompa). Jika pompa menggunakan sealing dari potable water, pastikan bahwa valve potable water
juga telah dibuka. Hal ini bertujuan untuk mencegah rusak/pecahnya mechanical seal akibat tidak
adanya fluida yang mendinginkan mechanical seal. Pada kasus tertentu, pompa dengan RPM yang
tinggi dan lube oil yang digunakan harus disirkulasikan terlebih dahulu (biasanya pada pompa
sundyne) +- 2 menit sebelum pompa utama running. Setelah itu pastikan bahwa pompa telah di rackin (komunikasikan dengan pihak electrical yang berada di Substation). Komunikasikan juga dengan
pihak DCS (Distributed Control System) bahwa akan ada kegiatan mechanical running test pompa
dengan kode sekian dan anda meminta izin untuk merubah posisi panel switch di lapangan dari off ke
local. Setelah posisi panel menunjukkan local, tekan tombol on pada pompa dan komunikasikan
dengan pihak DCS dan Substation apakah pompa di panel juga dalam keadaan on.

Local Panel
Amati perubahan pressure pada discharge pompa, buka perlahan valve discharge pompa pertahankan
pressure pada discharge pompa sesuai dengan desain dengan mengatur bukaan dischage valve. Ketika
pressure telah stagnan, amati perubahan ampere pada local panel atau di substation dengan
menanyakan pada electrical team. Setelah semua OK, Cek temperature pompa dan motor pada NDE
(Non Driver End) dan DE (Driver End) dengan menggunakan thermogun. Check juga getaran pada
sumbu vertical, horizontal dan axial pada masing-masing NDE dan DE pompa dan motor. Pengecekan
dilakukan pada setiap interval waktu yang telah ditentukan.

Point pengecekan vibrasi dan temperature


Ketika suhu motor/pompa terus menerus meningkat matikan motor dan cek motor dan pompa baik
dari sisi electrical maupun mechanical. Begitu pula jika ampere dan getaran tidak sesuai dengan
desain motor dan pompa. Pengetesan selesai ketika tidak adanya masalah pada load/ampere,

temperature dan getaran pada motor. Setelah semua telah selesai, tutup discharge valve pompa,
matikan motor pompa, kodisikan local panel pada kondisi off mode. Informasikan pada pihak DCS
dan Substation bahwa mechanical run test telah usai dan rack-out motor.
Pastikan adanya evidence saat melakukan mechanical run test dengan witness dari pihak client dan
mintalah sign dari pihak client bahwa motor telah selesai di Motor Solo Run dan Mechanical Run
Test. (BD)
22 Desember 2015 1
Commissioning
Commissioning adalah rangkaian aktivitas dalam rangka pengujian kemampuan / kehandalan
peralatan yang diinstal dan dioperasikan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
kita akan membahas commissioning pada sebuah pabrik. Comissioning sendiri tidak terbatas pada
proyek utuh satu pabrik namun juga meliputi modifikasi sebagian. Berbeda dengan pada tahapan
precommissioning dimana pengetesan dilakukan di masing masing alat secara terpisah. Saat
commissioning, pengujian dilakukan dengan cara mengoperasikan seluruh alat pabrik dijalankan
secara bersamaan dan berhubungan satu sama lain. Saat commissioning ini raw material sudah diolah
menjadi produk.
Tugas utama seorang Process engineer / Commissioning engineer adalah sebagai berikut:
1. Memastikan Pabrik siap untuk commissioning ditandai dengan completion document.
2. Mempersiapkan procedure commissioning.
3. Membuat dan melaksanakan Pre Start up Safety Review (PSSR).
4. Membuat jadwal dan skenario / sequence commissioning (start up hingga performa test).
5. Melaksanakan scenario commissioning dan memastikan sesuai dengan jadwal.
6. Melakukan troubleshooting bila ada masalah proses.
7. Memonitoring data data operasional / data proses.
8. Membuat perbandingan antara data proses, dan data desain sebagai hasil performa alat.
9. Membuat laporan commissioning kepada client hingga tercapainya Operating Acceptance.
Tanggung jawab diatas akan lebih lanjut dijabarkan seperti berikut:
Pre Start up Safety Review (PSSR)

Pre start up safety review merupakan sebuah safety yang ditinjau dari sisi proses operasi dalam suatu
pabrik. Artinya resiko yang ditelaah adalah dari system pemrosesan itu sendiri. Oleh karena itu
penurunan resiko dengan melakukan tindakan preventif ditujukan kepada system produksi pabrik.
Pembahasan didalam PSSR diantaranya adalah mark up P&ID, man power readiness, monitoring
logsheet, check list, cause & effect, Training, Prosedur commissioning, MSDS, dokumen Hazop dan
JSA.
Seluruh dokumen ini dikumpulkan jadi dalam fdokumen PSSR yang akan di review oleh pihak client
yeng kemudian akan diberikan approval sebagai kesiapan start up.
Tahapan / Sequence Start up
Untuk menjalankan aktifitas commissioning tidak sekaligus peralatan dijalankan secara bersamaan
dalam satu waktu. Hal ini bergantung pada fungsi dan tujuan masing masing alat, sehingga bisa
ditentukan scenario dalam start up saat commissioning.
Sebagai contoh unit dari sebuah pabrik utility, misalnya unit penyedia air bersih harus dilakukan start
up lebih dahulu. Kemudian unit boiler dilakukan start up hingga bisa menghasilkan steam secara
normal. Selain itu juga penyedia energy dan plant air (udara pabrik) juga harus start up lebih dahulu.
Apabila energy dan utility sudah secara normal mensuplai unit proses, baru kemudian unit proses
dilakukan start up. Di unit proses, start up dimulai dari unit recovery dan terakhir adalah start up unit
proses utama dalam sebuah pabrik.
Monitoring Data Proses
Monitoring data dari perlatan di catat dalam bentuk monitoring logsheet. Data setiap harinya secara
berkala dicatat oleh operator. Disamping itu data data secara online juga dikumpulkan dari DCS
yang dikoneksikan dengan server. Bila menggunakan DCS Yokogawa aplikasi tersebut dalam bentuk
Exaquantum, sedangkan bila menggunakan DCS Honeywell software dari aplikasi ini biasa disebut
PHD. Berdasarkan data- data tersebut semua dikumpulkan dan dianalisa fenomena proses dari pabrik
tersebut. Data data di setiap alat yang perlu diambil adalah proses variable seperti:

Pressure (Tekanan)

Level (Ketinggian)

Flow (Aliran)

Temperature (Suhu).

Disamping itu data seperti vibrasi, rpm yang berkaitan dengan peralatan juga perlu dikumpulkan
sebagai bahan pengkajian performa tes.
Gambar di bawah ini merupakan contoh data monitoring untuk Waste Water Treatment Plant. Data
yang diambil adalah monitoring kondisi COD dan MLSS.

Process Troubleshooting
Data data proses yang dicatat setiap harinya selalu menunjukkan fenomena yang berbeda. Dalam hal
pengamatan data ini kita bagi menjadi kondisi normal dan kondisi abnormal. Apabila terjadi kondisi
abnormal pada variable proses dan berpotensi mengganggu kestabilan pabrik atau abnormalnya
produk, maka process / commissioning engineer harus memberikan acuan dan keputusan agar kondisi
kembali normal.

Gambar diatas adalah contoh terjadinya abnormal kondisi yang harus dilakukan tindakan perbaikan.
Misalnya saja data COD yang naik secara signifikan. Kemudian juga data MLSS yang turun secara
drastis keluar range.

(Muflikh Marsetyo)
21 Desember 2015 0
What is Boxing Up Tank?
Boxing up tank adalah salah satu dari serangkaian kegiatan pada fase pre-commissioning. Boxing up
tangki merupakan kegiatan persiapan tangki termasuk pembersihan bagian dalam tangki dan
pengecekan bagian dalam tangki termasuk pengecekan bolting setelah fase konstruksi.
Tiap tangki memiliki tingkat kebersihan yang berbeda-beda tergantung dari jenis material dan bahan
yang akan ditampung. Untuk penampungan air biasanya tangki telah di lining atau di coating terlebih
dahulu untuk mengurangi/menghambat laju korosi dalam tangki. Dalam hal ini, boxing up tangki
harus benar-benar bersih (tangki biasanya sampai di sapu dan di pel). Sedangkan untuk tangki
penyimpanan seperti gas propilen atau gas LPG yang terbuat dari carbon steel tanpa coating, tangki
biasanya cukup di sapu dan di vakuum cleaner. Untuk tingkat kebersihan dari tangki ini juga
tergantung dari permintaan client itu sendiri. Berdasarkan pengalaman saya ketika boxing up tangki
LPG dan Propilen, tingkat kebersihan dari suatu tangki propilen cukup secara visual dengan tidak
adanya rust dari carbon steel dan ketika disentuh tidak adanya debu/rust yang menempel pada telapak
tangan.
Selain concern pada pembersihan tangki, boxing up juga concern dalam segi kekencangan bolt and
nut dalam tangki dan memeriksa kembali jikalau terdapat barang/benda asing yang tertinggal dalam
tangki.
Kegiatan boxing up biasanya dilakukan sepaket dari vendor saat melakukan kontruksi tangki. Oleh
karena itu team pre-comm kontraktor dan team pre-comm client hanya sebagai witness saja, termasuk
team QC kontraktor dan team QC Client. Namun bukan berarti team pre-comm kontraktor lantas
lepas tangan akan hal ini. Team pre-comm kontraktor juga harus me-review procedure dan checklist
boxing up activity, me-review JSA dan PTW saat melakukan boxing up activity, serta mengawasi
kegiatan boxing up mulai dari awal hingga akhir.
Untuk prosedurnya, karena boxing up merupakan pekerjaan confined space (ruang terbatas), maka
sebelum melakukan pekerjaan ini perlu persiapan-persiapan tertentu. Gas tester harus dilakukan
sebelum memulai pekerjaan, hal ini bertujuan untuk mengukur kandungan oksigen dalam tangki
sehingga ketika worker tidak sesak nafas atau pingsan ketika masuk dan mulai melakukan kegiatan.
Untuk mempercepat dan menjaga kandungan oksigen dalam tangki, biasanya ditempatkan blower

pada bagian mainhole tangki. Selain itu, Daftar nama worker ataupun personel yang masuk dalam
tangki dan juga perlu dicatat waktunya masuk dan keluarnya.

pemasangan blower pada mainhole tangki


Setelah proses boxing up selesai, inspection team yang terdiri dari perwakilan team pre-comm
kontraktor, pre-comm client, QC Kontraktor, QC Client, Construction Kontraktor dan Construction
Client akan masuk dan memastikan bahwa tangki yang telah di boxing up tersebut telah bersih dan
siap.

Tangki sebelum diboxing-up

Tangki Setelah diboxing-up


Jika telah disetujui oleh seluruh pihak, jangan lupa untuk meminta sign dari setiap perwakilan team
tersebut sebagai evidence bahwa tangki tersebut telah di boxing up. Setelah semua telah sign, tutup
mainhole tangki, gunakan gasket baru apabila gasket yang digunakan adalah spiral wound kemudian
kencangkan bolt sesuai dengan torsi yang disarankan. (BD)
15 Desember 2015 1
Jenis Pekerjaan pada Fase Pre commissioning Pabrik
Precommissioning adalah pekerjaan untuk persiapan sebelum plant commissioning dilaksanakan.
Tahapan precommissioning dilakukan setelah kegiatan konstruksi selesai atau selesai sebagian,
pelaksanaannya tergantung dari planning dari sebuah proyek itu sendiri. Precommissioning sendiri

bertujuan untuk mempersiapkan dan memastikan equipment (misal: pompa, blower, tangki, vessel
dsb) siap untuk dijalankan. Kegiatan precommissioning terbagi menjadi empat displin yaitu:

Mechanical

Piping

Electrical

Instrument

Pembagian ke dalam beberapa scope disiplin ini tentu untuk memudahkan pembagian tugas dan
pengerjaan sesuai dengan kompetensi engineer atau pekerjanya.
Bagian mechanical dibagi menjadi mechanical static (static) dan mechanical rotating. Keduanya
memiliki karakteristik yang berbeda. Mechanical static bertanggung jawab kepada perlatan atau
equipment statis seperti vessel, tangki, heat exchanger, dsb. Sedangkan mechanical rotating
bertanggung jawab untuk peralatan yang berputar (misal: pompa, blower, kompresor, agitator, dsb.).
Berikut ini adalah contoh contoh pekerjaan mechanical saat fase precommissioning:
Mechanical Static

Boxing up

Cleaning Vessel / tangki

Hydro-test tangki

Mechanical Rotating

Pump run test

Compressor run test

Blower run test

Agitator run test

Team Piping bertugas untuk melakukan pengetesan yang berhubungan dengan seluruh system
perpipaan. Beberapa tugasnya antara lain:

Line check & Line up

Hydro-test pipa

Line cleaning (Blowing pipa & Purging pipa)

Air freeing / pengusiran (dengan N2)

Allignment pipa

Reinstatement

Team Electrical bertugas mempersiapkan semua fasilitas yang berhubungan dengan kelistrikan dan
energy. Real pekerjaan dari electrical adalah sebagai berikut:

Merger test

Syncronize

Motor solo run test / no load test

Energizing for control circuit MCC/SWGR

CT PT ratio for MV & LV panel

Function test for control circuit MCC/SWGR

Protection device setting for MCC

Team Instrument bertugas memastikan kesiapan dari alat instrumentasi dengan melakukan pengetesan
baik di site/ plant maupun workshop. Berikut adalah pekerjaan yang berada dibawah tanggung jawab
team instrument:

PSV pooping test

DCS Site acceptance test

Loop test / function test of instrument

Control logic test

(Muflikh Marsetyo)
14 Desember 2015 1
What is Leak Test Line?

Leak test adalah salah satu dari rangkaian line preparation. Leak test bertujuan untuk mendeteksi jika
adanya kebocoran pada sambungan/flange pipa dikarenakan kurang kencangnya bolt and nut atau
tidak

sesuainya

gasket

yang

digunakan

saat

reinstatement.

Pada umumnya leak test procedure dilakukan saat purging activity, hal ini dikarenakan nitrogen
memiliki bentuk molekul yang lebih kecil dibandingkan bentuk molekul udara. Sehingga leak test
dengan menggunakan nitrogen lebih teliti jika dibandingkan dengan udara. Selain itu untuk
penghematan jumlah nitrogen yang digunakan, maka leak test dilakukan paralel/bersamaan saat
purging

line.

Langkah-langkah yang dilakukan meliputi tahap persiapan, dimana pada saat ini dokumentasi bisa
digabungkan dengan purging activity seperti PTW dan AFI. Dalam segi peralatan yang harus
dipersiapkan adalah kunci inggris (wrench), masking tape, gasket, dan air sabun+semprotan air.
Prosedur leak test dilakukan saat purging activity, biasanya dilakukan sembari menunggu tercapainya
oksigen dan moisture content. Langkah pertama adalah dengan menutup flange dengan masking tape.
Setelah itu, melubangi masking dengan diameter +- 2 mm. Semprot lubang tersebut dengan air sabun,
jika terdapat gelembung sabun, cek bolt mana yang kurang kencang kemudian kencangkan dengan
kunci inggris hingga tidak ada gelembung sabun yang terbentuk. Lakukan hal ini pada tiap kenaikan
pressure dalam pipa, hal ini dikarenakan semakin tingginya pressure, kesempatan untuk leak semakin
besar. Leak test selesai ketika pada pressure tertinggi dari purging tidak ada lagi kebocoran (ditandai
dengan tidak terbentuknya gelembung sabun). Pastikan juga team commissioning dari client memwitness kegiatan ini. (BD)
14 Desember 2015 1
What is Line Purging ?
Setelah cerita masalah cara blowing line, kini saya akan melanjutkan kisah mengenai line purging
procedure. Line purging sendiri adalah serangkaian dari persiapan line preparation setelah aktifitas
blowing. Purging adalah aktifitas pengusiran gas oksigen dengan mendorong menggunakan
nitrogen. Pada beberapa kasus, selain tercapainya oksigen konten, moisture content atau kandungan
air juga perlu diperhatikan terutama untuk kasus fluida yang rusak jika terkena air (ex : propilen).
Purging dilakukan dengan tujuan membuang oksigen dalam pipa, kandungan oksigen yang terlalu
banyak bisa merusak fluida yang melewati dan menghilangkan salah satu penyebab timbulnya
api/ledakan terutama dalam kasus fluida hydrocarbon. Hampir sama seperti blowing procedure perlu
adanya persiapan dari segi dokumentasi maupun dari segi peralatan yang digunakan. Dari segi
dokumentasi, dokumen yang disiapkan hampir sama seperti blowing activity. Mulai dari PTW, JSA,
AFI,

procedure

dan

mark

up

line.

Dari segi peralatan, juga hampir sama dengan blowing activity mulai dari kunci inggris (wrench),

kunci pipa, pressure gauge, gas detector, dew point meter (untuk pengukuran moisture content) dan
yang terpeinting adalah nitrogen baik dalam bentuk liquid atau gas (lebih direkomendasikan
menggunakan liquid nitrogen) + evaporator beserta pelengkapnya (hose, coupling, dll).

Liquid Nitrogen Vessel

Nitrogen Evaporizer
Purging activity dalam suatu new plant biasanya se-paket dengan vendor penyedia nitrogen, namun
sebagai engineer kita harus lebih tahu mengenai apa dan bagaimana purging activity tersebut
dilakukan. Dari pihak vendor biasanya hanya membirikan saran mengenai apa yang akan dilakukan,
keputusan

tetap

di

tangan

pre-comm

&

Commissioning

Engineer

kontraktor.

Langkah-langkah dalam purging yang pertama adalah line up dan memastikan bahwa line yang akan
di purging telah selesai di blowing dan semua valve dan measurement equipment telah dipasang
dengan

benar

dan

sesuai.

Setelah itu menentukan titik dimana nitrogen akan di injeksikan dan titik outlet nitrogen. Berdasarkan
pengalaman saya mengenai purging activity, purging biasanya dilakukan dengan menggunakan tangki
atau vessel sebagai pressure reservoir (tangki dalam kondisi telah di boxing up) setelah itu vendor
menyarankan penentuan titik injeksi biasanya terletak di bagian paling atas dari tangki. Sedangkan
penentuan outlet nitrogen biasanya terletak pada titik terjauh dan terendah dari suatu sistem perpipaan

(biasanya drain line). Penentuan tersebut didasarkan pada perbedaan berat molekul dari nitrogen dan
udara. Dimana BM udara lebih besar dari BM nitrogen. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa
udara yang mengandung oksigen selalu berada dibawah dan oksigen berada dibagian atas.
Pendorongan udara akan lebih effisien jika purging dilakukan dengan metode ini. Persiapkan liquid
nitrogen dan vaporizer yang akan digunakan untuk purging (biasanya dilakukan oleh vendor). Kita
bisa membantu untuk pengecekan pressure pada nitrogen vessel dan level nitrogen pada nitrogen
vessel, hal ini akan membantu kita dalam perhitungan kebutuhan purging sehingga memudahkan
dalam

sistem

administrasi

nantinya.

Setelah semua siap dan sistem telah di line up, vendor akan membuka valve dari nitrogen vessel ke
evaporator. Perhatikan kenaikan pressure gauge dalam sistem, jaga pada pressure +- 2 barg
(penentuan set pressure didasarkan pada design pressure tangki dan pipa serta set pressure psv, lebih
dekat dengan set pressure/design pressure lebih baik). Ketika pressure mencapai 2 barg, buka drain
valve dan cek oksigen dengan menggunakan gas detector dan cek kadar air dengan menggunakan dew
point

meter.

Lama tidaknya tercapainya oksigen konten ataupun moisture konten tergantung pada besar kecilnya
diameter pipa dan line system itu sendiri. Sambil menunggu tercapainya oksigen dan moisture content
kita

bisa

melakukan

leak

test

pada

tiap

sambungan

atau

flange.

Purging telah selesai ketika gas test menunjukkan kadar oksigen sebesar 0.5% dan dew point meter
menunjukkan angka -55 derajat Celcius dan pastikan semua flange tidak ada yang bocor.

Dew Point Meter

Pastikan juga teamm commissioning client mem-witness kegiatan purging tersebut sampai selesai.
(BD)
14 Desember 2015 2
What is Air Continuous Blowing ?

Dalam kesempatan kali ini, saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya ketika melakukan
aktivitas blowing. Blowing adalah salah satu metode line cleaning dengan menggunakan media udara
yang ditiupkan kedalam pipa dengan tujuan membersihkan debris, pengotor sisa las ataupun pengotor
lain pada fase kontruksi dalam suatu pembangunan plant/pabrik baru. Line Blowing biasa dilakukan
setelah pressure test pada fase konstruksi. Apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan melakukan
aktivitas blowing? Sebelum kita melakukan aktivitas blowing yang perlu dipersiapkan adalah dalam
segi dokumentasi dan peralatan.
Dalam segi dokumentasi, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah tentang prosedur blowing itu sendiri,
ketika prosedur telah dipersiapkan, maka kita bisa membuat JSA (Job Safety Analysis). Job Safety
Analysis sendiri sangat penting hal ini dikarenakan JSA adalah Analisa Safety terhadap setiap
pekerjaan yang akan kita lakukan, dan ini merupakan dokumen pelengkap pada PTW (Permit to
Work). PTW juga salah satu dokumen penting yang perlu disiapkan, hal ini merupakan izin untuk
melakukan aktivitas blowing. Dokumen lain yang tidak kalah pentingnya adalah AFI (Application For
Invitation) dokumen ini berisi tentang invitation kepada team QC baik QC Kontraktor maupun QC
dari pihak Client, Selain itu invitation juga ditujukan kepada commissioning team dari Client. Selain
itu, AFI juga berisi tentang marking P&ID, Check List Procedure, Punch List, Target Evidence, dan
beberapa dokumen-dokumen penunjang dari fase kontruksi termasuk dokumen yang menunjukkan
bahwa sistem/line tersebut telah dilakukan pressure test.
Dari segi peralatan, yang harus dipersiapkan adalah Free Oil Compressor + Dryer, Compressor
Hose+Coupling+Connector, Spool Piece yang sesuai, Blind Flange sesuai ukuran pipa, Butterfly
Valve sesuai ukuran pipa, Gasket baru (jika yang digunakan spiral wound gasket) sesuai ukuran,
peralatan termasuk kunci pipa, kunci inggris (wrench), martil dan molykote (grease).
Setelah semua dokumen dan peralatan telah siap, pastikan semua personil juga telah berkumpul
sebelum aktivitas dimulai, para worker, fitter, team leader, supervisor dari kontraktor, supervisor dari
client, HSE & Safety man, dan Team QC. Lakukan TBM (Tool Box Meeting) sebelum pekerjaan
dimulai. Bacakan prosedur dan JSA kepada seluruh personil yang berada di tempat tersebut.
Setelah melakukan TBM, persilahkan HSE untuk melakukan tugasnya untuk memasang baricade,
memasang sign, dan melakukan gas test. Pastikan semua personil telah memakai PPE yang sesuai
dimulai dari Helm, Wearpack, Safety Boot, Gloves, dan Googles. Setelah persiapan dari segi safety
telah siap, mulai line up sistem dan pastikan bahwa sistem yang akan di-blowing telah sesuai dengan
mark-up P&ID. Pastikan semua ball valve, Check Valve, MOV dan Kontrol Valve telah dilepas dan
diganti dengan

pemasangan

spool

piece.

Pemasangan Spool Piece saat penggantian ball valve


Pastikan end point/Outlet air dari pipa telah dipasang butterfly valve dan ujung pipa lain telah
dipasang

blind

flange.

Pemasangan butterfly valve pada end point air blowing system

Pemasangan Blind Flange pada end point pipa lain system


Pastikan semua sensitive item (seperti Orifice, flow meter, measurement item, dll) telah dilepas dan
dipasang spool piece/blind flange.
Koneksikan hose compressor pada titik yang akan di blowing dengan menggunakan hose/flange
connection (biasanya modifikasi dari tim fitter) pada titik yang telah di tentukan. Pasang juga pressure
gauge pada titik tertentu untuk memonitor pressure dalam pipa. Persiapkan juga target plate (masking
tape yang dipasang pada end point pipa) untuk menentukan apakah pipa telah bersih atau belum.
Setelah semua persiapan telah selesai, nyalakan kompressor dan dryer (biasanya dilakukan oleh
operator vendor penyedia kompressor), buka sedikit demi sedikit valve kompressor sehingga pressure
gauge mulai menunjukkan kenaikan pressure. Tempatkan terget plate (masking tape) di depan end
point yang telah ditentukan. Ketika pressure telah tercapai, buka butterfly valve dan biarkan udara
bertekanan menyembur pada target plate (berhati-hatilah saat membuka butterfly valve saat akan
merilis udara bertekanan, biasanya masih terdapat beberapa material yang masih teringgal dalam pipa
pada saat fase konstruksi sehingga biasanya ada beberapa material yang ikut tersembur keluar,
gunakan pula PPE/APD yang standart untuk pekerjaan air blowing). Tutup kembali butterfly valve
ketika pressure mendekati 0 barg. Tunggu kenaikan pressure sampai pada pressure yang ditentukan,
dan siapkan pula target plate yang baru untuk mengamati tingkat kebersihan dari sistem line tersebut.

Masking tape/target tape sebelum di blowing

Masking tape setelah blowing ke-2


Ulangi langkah press/depress line sistem tersebut sampai target plate telah mencapai tingkat
kebersihan tertentu. Air blowing telah selesai ketika target plate telah sesuai dengan tingkat
kebersihan yang ditentukan oleh commissioning team client. Ketika kegiatan telah selesai, lepas
butterfly valve dan tutup dengan menggunakan plastik, terpal, atau apapun yang bisa menjaga
terkontaminasinya bagian inner pipa dari debu, pengotor atau material-material lain dari lingkungan.
Pastikan commissioning team dari client mem-witness kegiatan ini mulai dari awal hingga akhir
kegiatan. (BD)
11 Desember 2015 2
Search
Cari untuk:
Recent Posts

How to test your motor driven?

Commissioning

What is Boxing Up Tank?

Jenis Pekerjaan pada Fase Pre commissioning Pabrik

What is Leak Test Line?

Recent Comments

Jenis Pekerjaan pada di How to test your motor dr


What is Boxing Up Ta di Jenis Pekerjaan pada Fase Pre
Jenis Pekerjaan pada di What is Boxing Up Tank?
Jenis Pekerjaan pada di What is Line Purging ?
Jenis Pekerjaan pada di What is Air Continuous Blowing
Archieves

Desember 2015

Categories
Categories
Meta

Daftar

Masuk log

RSS Entri

RSS Komentar

Blog di WordPress.com.

Calendar
Agustus 2016
S S R K J S M
Des
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
about.me
about.me/mas.engineer
Blog di WordPress.com.
Atas
Ikuti
Ikuti M&B Engineering
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai