pastikan memiliki densitas dan properti yang hampir sama dengan fluida yang mengalir nantinya).
Saya memiliki pengalaman ketika melakukan mechanical run test tidak menggunakan liquid yang
sama dengan fluida yang akan di alirkan nantinya. Fluida yang digunakan saat mechanical run test
lebih berat (densitasnya lebih tinggi dari fluida normal yang digunakan), Akibatnya ampere pompa
terus mengalami kenaikan dan motor pompa trip.
Ketika semua persiapan telah dilakukan dan personil-personil yang berwenang untuk witness telah
berkumpul termasuk HSE dan safety man. Buka suction valve pompa dan semua drain valve pompa
(kecuali drain valve pada suction line pompa harus tertutup) pastikan liquida telah mengalir dari
setiap drain valve pompa. Hal ini menunjukkan bahwa pompa telah terisi dengan liquid yang akan di
running dan tidak ada udara yang terjebak dalam pompa (menghindari terjadinya kavitasi dalam
pompa). Jika pompa menggunakan sealing dari potable water, pastikan bahwa valve potable water
juga telah dibuka. Hal ini bertujuan untuk mencegah rusak/pecahnya mechanical seal akibat tidak
adanya fluida yang mendinginkan mechanical seal. Pada kasus tertentu, pompa dengan RPM yang
tinggi dan lube oil yang digunakan harus disirkulasikan terlebih dahulu (biasanya pada pompa
sundyne) +- 2 menit sebelum pompa utama running. Setelah itu pastikan bahwa pompa telah di rackin (komunikasikan dengan pihak electrical yang berada di Substation). Komunikasikan juga dengan
pihak DCS (Distributed Control System) bahwa akan ada kegiatan mechanical running test pompa
dengan kode sekian dan anda meminta izin untuk merubah posisi panel switch di lapangan dari off ke
local. Setelah posisi panel menunjukkan local, tekan tombol on pada pompa dan komunikasikan
dengan pihak DCS dan Substation apakah pompa di panel juga dalam keadaan on.
Local Panel
Amati perubahan pressure pada discharge pompa, buka perlahan valve discharge pompa pertahankan
pressure pada discharge pompa sesuai dengan desain dengan mengatur bukaan dischage valve. Ketika
pressure telah stagnan, amati perubahan ampere pada local panel atau di substation dengan
menanyakan pada electrical team. Setelah semua OK, Cek temperature pompa dan motor pada NDE
(Non Driver End) dan DE (Driver End) dengan menggunakan thermogun. Check juga getaran pada
sumbu vertical, horizontal dan axial pada masing-masing NDE dan DE pompa dan motor. Pengecekan
dilakukan pada setiap interval waktu yang telah ditentukan.
temperature dan getaran pada motor. Setelah semua telah selesai, tutup discharge valve pompa,
matikan motor pompa, kodisikan local panel pada kondisi off mode. Informasikan pada pihak DCS
dan Substation bahwa mechanical run test telah usai dan rack-out motor.
Pastikan adanya evidence saat melakukan mechanical run test dengan witness dari pihak client dan
mintalah sign dari pihak client bahwa motor telah selesai di Motor Solo Run dan Mechanical Run
Test. (BD)
22 Desember 2015 1
Commissioning
Commissioning adalah rangkaian aktivitas dalam rangka pengujian kemampuan / kehandalan
peralatan yang diinstal dan dioperasikan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
kita akan membahas commissioning pada sebuah pabrik. Comissioning sendiri tidak terbatas pada
proyek utuh satu pabrik namun juga meliputi modifikasi sebagian. Berbeda dengan pada tahapan
precommissioning dimana pengetesan dilakukan di masing masing alat secara terpisah. Saat
commissioning, pengujian dilakukan dengan cara mengoperasikan seluruh alat pabrik dijalankan
secara bersamaan dan berhubungan satu sama lain. Saat commissioning ini raw material sudah diolah
menjadi produk.
Tugas utama seorang Process engineer / Commissioning engineer adalah sebagai berikut:
1. Memastikan Pabrik siap untuk commissioning ditandai dengan completion document.
2. Mempersiapkan procedure commissioning.
3. Membuat dan melaksanakan Pre Start up Safety Review (PSSR).
4. Membuat jadwal dan skenario / sequence commissioning (start up hingga performa test).
5. Melaksanakan scenario commissioning dan memastikan sesuai dengan jadwal.
6. Melakukan troubleshooting bila ada masalah proses.
7. Memonitoring data data operasional / data proses.
8. Membuat perbandingan antara data proses, dan data desain sebagai hasil performa alat.
9. Membuat laporan commissioning kepada client hingga tercapainya Operating Acceptance.
Tanggung jawab diatas akan lebih lanjut dijabarkan seperti berikut:
Pre Start up Safety Review (PSSR)
Pre start up safety review merupakan sebuah safety yang ditinjau dari sisi proses operasi dalam suatu
pabrik. Artinya resiko yang ditelaah adalah dari system pemrosesan itu sendiri. Oleh karena itu
penurunan resiko dengan melakukan tindakan preventif ditujukan kepada system produksi pabrik.
Pembahasan didalam PSSR diantaranya adalah mark up P&ID, man power readiness, monitoring
logsheet, check list, cause & effect, Training, Prosedur commissioning, MSDS, dokumen Hazop dan
JSA.
Seluruh dokumen ini dikumpulkan jadi dalam fdokumen PSSR yang akan di review oleh pihak client
yeng kemudian akan diberikan approval sebagai kesiapan start up.
Tahapan / Sequence Start up
Untuk menjalankan aktifitas commissioning tidak sekaligus peralatan dijalankan secara bersamaan
dalam satu waktu. Hal ini bergantung pada fungsi dan tujuan masing masing alat, sehingga bisa
ditentukan scenario dalam start up saat commissioning.
Sebagai contoh unit dari sebuah pabrik utility, misalnya unit penyedia air bersih harus dilakukan start
up lebih dahulu. Kemudian unit boiler dilakukan start up hingga bisa menghasilkan steam secara
normal. Selain itu juga penyedia energy dan plant air (udara pabrik) juga harus start up lebih dahulu.
Apabila energy dan utility sudah secara normal mensuplai unit proses, baru kemudian unit proses
dilakukan start up. Di unit proses, start up dimulai dari unit recovery dan terakhir adalah start up unit
proses utama dalam sebuah pabrik.
Monitoring Data Proses
Monitoring data dari perlatan di catat dalam bentuk monitoring logsheet. Data setiap harinya secara
berkala dicatat oleh operator. Disamping itu data data secara online juga dikumpulkan dari DCS
yang dikoneksikan dengan server. Bila menggunakan DCS Yokogawa aplikasi tersebut dalam bentuk
Exaquantum, sedangkan bila menggunakan DCS Honeywell software dari aplikasi ini biasa disebut
PHD. Berdasarkan data- data tersebut semua dikumpulkan dan dianalisa fenomena proses dari pabrik
tersebut. Data data di setiap alat yang perlu diambil adalah proses variable seperti:
Pressure (Tekanan)
Level (Ketinggian)
Flow (Aliran)
Temperature (Suhu).
Disamping itu data seperti vibrasi, rpm yang berkaitan dengan peralatan juga perlu dikumpulkan
sebagai bahan pengkajian performa tes.
Gambar di bawah ini merupakan contoh data monitoring untuk Waste Water Treatment Plant. Data
yang diambil adalah monitoring kondisi COD dan MLSS.
Process Troubleshooting
Data data proses yang dicatat setiap harinya selalu menunjukkan fenomena yang berbeda. Dalam hal
pengamatan data ini kita bagi menjadi kondisi normal dan kondisi abnormal. Apabila terjadi kondisi
abnormal pada variable proses dan berpotensi mengganggu kestabilan pabrik atau abnormalnya
produk, maka process / commissioning engineer harus memberikan acuan dan keputusan agar kondisi
kembali normal.
Gambar diatas adalah contoh terjadinya abnormal kondisi yang harus dilakukan tindakan perbaikan.
Misalnya saja data COD yang naik secara signifikan. Kemudian juga data MLSS yang turun secara
drastis keluar range.
(Muflikh Marsetyo)
21 Desember 2015 0
What is Boxing Up Tank?
Boxing up tank adalah salah satu dari serangkaian kegiatan pada fase pre-commissioning. Boxing up
tangki merupakan kegiatan persiapan tangki termasuk pembersihan bagian dalam tangki dan
pengecekan bagian dalam tangki termasuk pengecekan bolting setelah fase konstruksi.
Tiap tangki memiliki tingkat kebersihan yang berbeda-beda tergantung dari jenis material dan bahan
yang akan ditampung. Untuk penampungan air biasanya tangki telah di lining atau di coating terlebih
dahulu untuk mengurangi/menghambat laju korosi dalam tangki. Dalam hal ini, boxing up tangki
harus benar-benar bersih (tangki biasanya sampai di sapu dan di pel). Sedangkan untuk tangki
penyimpanan seperti gas propilen atau gas LPG yang terbuat dari carbon steel tanpa coating, tangki
biasanya cukup di sapu dan di vakuum cleaner. Untuk tingkat kebersihan dari tangki ini juga
tergantung dari permintaan client itu sendiri. Berdasarkan pengalaman saya ketika boxing up tangki
LPG dan Propilen, tingkat kebersihan dari suatu tangki propilen cukup secara visual dengan tidak
adanya rust dari carbon steel dan ketika disentuh tidak adanya debu/rust yang menempel pada telapak
tangan.
Selain concern pada pembersihan tangki, boxing up juga concern dalam segi kekencangan bolt and
nut dalam tangki dan memeriksa kembali jikalau terdapat barang/benda asing yang tertinggal dalam
tangki.
Kegiatan boxing up biasanya dilakukan sepaket dari vendor saat melakukan kontruksi tangki. Oleh
karena itu team pre-comm kontraktor dan team pre-comm client hanya sebagai witness saja, termasuk
team QC kontraktor dan team QC Client. Namun bukan berarti team pre-comm kontraktor lantas
lepas tangan akan hal ini. Team pre-comm kontraktor juga harus me-review procedure dan checklist
boxing up activity, me-review JSA dan PTW saat melakukan boxing up activity, serta mengawasi
kegiatan boxing up mulai dari awal hingga akhir.
Untuk prosedurnya, karena boxing up merupakan pekerjaan confined space (ruang terbatas), maka
sebelum melakukan pekerjaan ini perlu persiapan-persiapan tertentu. Gas tester harus dilakukan
sebelum memulai pekerjaan, hal ini bertujuan untuk mengukur kandungan oksigen dalam tangki
sehingga ketika worker tidak sesak nafas atau pingsan ketika masuk dan mulai melakukan kegiatan.
Untuk mempercepat dan menjaga kandungan oksigen dalam tangki, biasanya ditempatkan blower
pada bagian mainhole tangki. Selain itu, Daftar nama worker ataupun personel yang masuk dalam
tangki dan juga perlu dicatat waktunya masuk dan keluarnya.
bertujuan untuk mempersiapkan dan memastikan equipment (misal: pompa, blower, tangki, vessel
dsb) siap untuk dijalankan. Kegiatan precommissioning terbagi menjadi empat displin yaitu:
Mechanical
Piping
Electrical
Instrument
Pembagian ke dalam beberapa scope disiplin ini tentu untuk memudahkan pembagian tugas dan
pengerjaan sesuai dengan kompetensi engineer atau pekerjanya.
Bagian mechanical dibagi menjadi mechanical static (static) dan mechanical rotating. Keduanya
memiliki karakteristik yang berbeda. Mechanical static bertanggung jawab kepada perlatan atau
equipment statis seperti vessel, tangki, heat exchanger, dsb. Sedangkan mechanical rotating
bertanggung jawab untuk peralatan yang berputar (misal: pompa, blower, kompresor, agitator, dsb.).
Berikut ini adalah contoh contoh pekerjaan mechanical saat fase precommissioning:
Mechanical Static
Boxing up
Hydro-test tangki
Mechanical Rotating
Team Piping bertugas untuk melakukan pengetesan yang berhubungan dengan seluruh system
perpipaan. Beberapa tugasnya antara lain:
Hydro-test pipa
Allignment pipa
Reinstatement
Team Electrical bertugas mempersiapkan semua fasilitas yang berhubungan dengan kelistrikan dan
energy. Real pekerjaan dari electrical adalah sebagai berikut:
Merger test
Syncronize
Team Instrument bertugas memastikan kesiapan dari alat instrumentasi dengan melakukan pengetesan
baik di site/ plant maupun workshop. Berikut adalah pekerjaan yang berada dibawah tanggung jawab
team instrument:
(Muflikh Marsetyo)
14 Desember 2015 1
What is Leak Test Line?
Leak test adalah salah satu dari rangkaian line preparation. Leak test bertujuan untuk mendeteksi jika
adanya kebocoran pada sambungan/flange pipa dikarenakan kurang kencangnya bolt and nut atau
tidak
sesuainya
gasket
yang
digunakan
saat
reinstatement.
Pada umumnya leak test procedure dilakukan saat purging activity, hal ini dikarenakan nitrogen
memiliki bentuk molekul yang lebih kecil dibandingkan bentuk molekul udara. Sehingga leak test
dengan menggunakan nitrogen lebih teliti jika dibandingkan dengan udara. Selain itu untuk
penghematan jumlah nitrogen yang digunakan, maka leak test dilakukan paralel/bersamaan saat
purging
line.
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi tahap persiapan, dimana pada saat ini dokumentasi bisa
digabungkan dengan purging activity seperti PTW dan AFI. Dalam segi peralatan yang harus
dipersiapkan adalah kunci inggris (wrench), masking tape, gasket, dan air sabun+semprotan air.
Prosedur leak test dilakukan saat purging activity, biasanya dilakukan sembari menunggu tercapainya
oksigen dan moisture content. Langkah pertama adalah dengan menutup flange dengan masking tape.
Setelah itu, melubangi masking dengan diameter +- 2 mm. Semprot lubang tersebut dengan air sabun,
jika terdapat gelembung sabun, cek bolt mana yang kurang kencang kemudian kencangkan dengan
kunci inggris hingga tidak ada gelembung sabun yang terbentuk. Lakukan hal ini pada tiap kenaikan
pressure dalam pipa, hal ini dikarenakan semakin tingginya pressure, kesempatan untuk leak semakin
besar. Leak test selesai ketika pada pressure tertinggi dari purging tidak ada lagi kebocoran (ditandai
dengan tidak terbentuknya gelembung sabun). Pastikan juga team commissioning dari client memwitness kegiatan ini. (BD)
14 Desember 2015 1
What is Line Purging ?
Setelah cerita masalah cara blowing line, kini saya akan melanjutkan kisah mengenai line purging
procedure. Line purging sendiri adalah serangkaian dari persiapan line preparation setelah aktifitas
blowing. Purging adalah aktifitas pengusiran gas oksigen dengan mendorong menggunakan
nitrogen. Pada beberapa kasus, selain tercapainya oksigen konten, moisture content atau kandungan
air juga perlu diperhatikan terutama untuk kasus fluida yang rusak jika terkena air (ex : propilen).
Purging dilakukan dengan tujuan membuang oksigen dalam pipa, kandungan oksigen yang terlalu
banyak bisa merusak fluida yang melewati dan menghilangkan salah satu penyebab timbulnya
api/ledakan terutama dalam kasus fluida hydrocarbon. Hampir sama seperti blowing procedure perlu
adanya persiapan dari segi dokumentasi maupun dari segi peralatan yang digunakan. Dari segi
dokumentasi, dokumen yang disiapkan hampir sama seperti blowing activity. Mulai dari PTW, JSA,
AFI,
procedure
dan
mark
up
line.
Dari segi peralatan, juga hampir sama dengan blowing activity mulai dari kunci inggris (wrench),
kunci pipa, pressure gauge, gas detector, dew point meter (untuk pengukuran moisture content) dan
yang terpeinting adalah nitrogen baik dalam bentuk liquid atau gas (lebih direkomendasikan
menggunakan liquid nitrogen) + evaporator beserta pelengkapnya (hose, coupling, dll).
Nitrogen Evaporizer
Purging activity dalam suatu new plant biasanya se-paket dengan vendor penyedia nitrogen, namun
sebagai engineer kita harus lebih tahu mengenai apa dan bagaimana purging activity tersebut
dilakukan. Dari pihak vendor biasanya hanya membirikan saran mengenai apa yang akan dilakukan,
keputusan
tetap
di
tangan
pre-comm
&
Commissioning
Engineer
kontraktor.
Langkah-langkah dalam purging yang pertama adalah line up dan memastikan bahwa line yang akan
di purging telah selesai di blowing dan semua valve dan measurement equipment telah dipasang
dengan
benar
dan
sesuai.
Setelah itu menentukan titik dimana nitrogen akan di injeksikan dan titik outlet nitrogen. Berdasarkan
pengalaman saya mengenai purging activity, purging biasanya dilakukan dengan menggunakan tangki
atau vessel sebagai pressure reservoir (tangki dalam kondisi telah di boxing up) setelah itu vendor
menyarankan penentuan titik injeksi biasanya terletak di bagian paling atas dari tangki. Sedangkan
penentuan outlet nitrogen biasanya terletak pada titik terjauh dan terendah dari suatu sistem perpipaan
(biasanya drain line). Penentuan tersebut didasarkan pada perbedaan berat molekul dari nitrogen dan
udara. Dimana BM udara lebih besar dari BM nitrogen. Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa
udara yang mengandung oksigen selalu berada dibawah dan oksigen berada dibagian atas.
Pendorongan udara akan lebih effisien jika purging dilakukan dengan metode ini. Persiapkan liquid
nitrogen dan vaporizer yang akan digunakan untuk purging (biasanya dilakukan oleh vendor). Kita
bisa membantu untuk pengecekan pressure pada nitrogen vessel dan level nitrogen pada nitrogen
vessel, hal ini akan membantu kita dalam perhitungan kebutuhan purging sehingga memudahkan
dalam
sistem
administrasi
nantinya.
Setelah semua siap dan sistem telah di line up, vendor akan membuka valve dari nitrogen vessel ke
evaporator. Perhatikan kenaikan pressure gauge dalam sistem, jaga pada pressure +- 2 barg
(penentuan set pressure didasarkan pada design pressure tangki dan pipa serta set pressure psv, lebih
dekat dengan set pressure/design pressure lebih baik). Ketika pressure mencapai 2 barg, buka drain
valve dan cek oksigen dengan menggunakan gas detector dan cek kadar air dengan menggunakan dew
point
meter.
Lama tidaknya tercapainya oksigen konten ataupun moisture konten tergantung pada besar kecilnya
diameter pipa dan line system itu sendiri. Sambil menunggu tercapainya oksigen dan moisture content
kita
bisa
melakukan
leak
test
pada
tiap
sambungan
atau
flange.
Purging telah selesai ketika gas test menunjukkan kadar oksigen sebesar 0.5% dan dew point meter
menunjukkan angka -55 derajat Celcius dan pastikan semua flange tidak ada yang bocor.
Pastikan juga teamm commissioning client mem-witness kegiatan purging tersebut sampai selesai.
(BD)
14 Desember 2015 2
What is Air Continuous Blowing ?
Dalam kesempatan kali ini, saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya ketika melakukan
aktivitas blowing. Blowing adalah salah satu metode line cleaning dengan menggunakan media udara
yang ditiupkan kedalam pipa dengan tujuan membersihkan debris, pengotor sisa las ataupun pengotor
lain pada fase kontruksi dalam suatu pembangunan plant/pabrik baru. Line Blowing biasa dilakukan
setelah pressure test pada fase konstruksi. Apa saja yang perlu dipersiapkan ketika akan melakukan
aktivitas blowing? Sebelum kita melakukan aktivitas blowing yang perlu dipersiapkan adalah dalam
segi dokumentasi dan peralatan.
Dalam segi dokumentasi, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah tentang prosedur blowing itu sendiri,
ketika prosedur telah dipersiapkan, maka kita bisa membuat JSA (Job Safety Analysis). Job Safety
Analysis sendiri sangat penting hal ini dikarenakan JSA adalah Analisa Safety terhadap setiap
pekerjaan yang akan kita lakukan, dan ini merupakan dokumen pelengkap pada PTW (Permit to
Work). PTW juga salah satu dokumen penting yang perlu disiapkan, hal ini merupakan izin untuk
melakukan aktivitas blowing. Dokumen lain yang tidak kalah pentingnya adalah AFI (Application For
Invitation) dokumen ini berisi tentang invitation kepada team QC baik QC Kontraktor maupun QC
dari pihak Client, Selain itu invitation juga ditujukan kepada commissioning team dari Client. Selain
itu, AFI juga berisi tentang marking P&ID, Check List Procedure, Punch List, Target Evidence, dan
beberapa dokumen-dokumen penunjang dari fase kontruksi termasuk dokumen yang menunjukkan
bahwa sistem/line tersebut telah dilakukan pressure test.
Dari segi peralatan, yang harus dipersiapkan adalah Free Oil Compressor + Dryer, Compressor
Hose+Coupling+Connector, Spool Piece yang sesuai, Blind Flange sesuai ukuran pipa, Butterfly
Valve sesuai ukuran pipa, Gasket baru (jika yang digunakan spiral wound gasket) sesuai ukuran,
peralatan termasuk kunci pipa, kunci inggris (wrench), martil dan molykote (grease).
Setelah semua dokumen dan peralatan telah siap, pastikan semua personil juga telah berkumpul
sebelum aktivitas dimulai, para worker, fitter, team leader, supervisor dari kontraktor, supervisor dari
client, HSE & Safety man, dan Team QC. Lakukan TBM (Tool Box Meeting) sebelum pekerjaan
dimulai. Bacakan prosedur dan JSA kepada seluruh personil yang berada di tempat tersebut.
Setelah melakukan TBM, persilahkan HSE untuk melakukan tugasnya untuk memasang baricade,
memasang sign, dan melakukan gas test. Pastikan semua personil telah memakai PPE yang sesuai
dimulai dari Helm, Wearpack, Safety Boot, Gloves, dan Googles. Setelah persiapan dari segi safety
telah siap, mulai line up sistem dan pastikan bahwa sistem yang akan di-blowing telah sesuai dengan
mark-up P&ID. Pastikan semua ball valve, Check Valve, MOV dan Kontrol Valve telah dilepas dan
diganti dengan
pemasangan
spool
piece.
blind
flange.
Commissioning
Recent Comments
Desember 2015
Categories
Categories
Meta
Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
Blog di WordPress.com.
Calendar
Agustus 2016
S S R K J S M
Des
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
about.me
about.me/mas.engineer
Blog di WordPress.com.
Atas
Ikuti
Ikuti M&B Engineering
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Buat situs dengan WordPress.com