Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JENEPONTO
NOMOR : 02 TAHUN : 1999 SERI : B NOMOR:
===================================================
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II
JENEPONTO
NOMOR : 5 TAHUN : 1999
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II JENEPONTO
MENIMBANG : a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri
Ruang Nomor : 119 Tahun 1998 tentang Lingkup dan Jenis-jenis
Retribusi Daerah Tingkat I dan Tingkat II, maka Retribusi
Pelayanan Persampahan / Kebersihan merupakan jenis Retribusi
Daerah Tingkat II;
b. bahwa untuk memungut retribusi sebagaimana dimaksud pada
huruf a, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.
MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II di Sulawesi ( Lembaran Negara RI Tahun 1959
Nomor 74 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822) ;
2. Undang-undang nomor 49 Prp tahun 1960 tentang Panitia Urusan
Piutang Negara ( Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 156,
Tambahan lembaran Negara Nomor 2104) ;
3. Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintahan di daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor
38, tambahan lembaran negara RI nomor 3037) ;
4. Undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana ( Lembaran daerah RI tahun 1981 nomor 76, Tambahan
lembaran negara RI nomor 3209) ;
5. Undang-undang nomor 18 tahuin 1997 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah ( Lembaran negara RI tahun 1997 nomor 41,
tambahan lembaran negara RI nomor 3685) ;
6. Undang-undang nomor 23 tahun 1997 temtang Pengelolaan
Lingkungan Hidup( Lembaran negara RI tahun 1997 nomor 68 ,
tambahan lembaran negara RI nomor 3699) ;
7. Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1981 tentang pelaksanaan
undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana
( Lembaran negara RI tahun 1981 nomor 6, tambahan lembaran
negara RI nomor 3258) ;

8. Peraturan pemerintah nomor 20 tahun 1997 tentang retribusi


daerah ( Lembaran negara RI tahun 1997 nomor 55, tambahan
lembaran negara RI nomor 3692) ;
9. Keputusan Menteri Kehakiman nomor M.04-PW.03 tahun 1984
tentang wewenang penyidik pegawai negeri sipil ;
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 23 tahun 1986 tentang
ketentuan umum mengenai penyidik pegawai negeri sipil di
lingkungan pemerintah daerah jo keputusan menteri dalam negeri
nomor 4 tahun 1997 tentang penyidik pegawai negeri sipil di
lingkungan pemerintah daerah ;
11. Keputusan menteri dalam negeri nomor 84 tahun 1993 tentang
bentuk peraturan daerah dan peraturan daerah perubahan ;
12. Keputusan menteri dalam negeri nomor 171 tahun 1997 tentang
prosedur pengesahan peraturan daerah tentang pajak daerah dan
retribusi daerah ;
13. Keputusan menteri dalam negeri nomor 174 tahun1997 tentang
pedoman Tata Cara Pemeriksaan di bidang retribusi daerah ;
14. Keputusan menteri dalam negeri nomor 175 tahun 1997 tentang
pedoman tata cara pemeriksaan di bidang retribusi daerah ;
15. Keputusan menteri dalam negeri nomor 119 tahun 1997 tentang
ruang lingkup dan jenis-jenis retribusi tingkat I dan tingkat II.
Dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten daerah tingkat II
janeponto.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II
JENEPONTO TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN
PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN.
B AB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
(a) Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Janeponto ;
(b) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Janeponto ;
(c) Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Janeponto ;
(d) Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi
Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;
(e) Tempat Pembuangan sementara yang dapat disingkat TPS adalash
tempat penampungan sampah yang berasal dari Lingkungan di
Desa/kelurahan belum diangkut ke TPA ;

(f) Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya dapat disingkat TPA


adalah tempat untuk menampung mengolah dan memusnahkan
sampah ;
(g) Sampah adalah limbah yang berbentuk padat atau setengah padat
yang berasal dari kegiatan orang pribadi atau badan yang terdiri dari
bahan organik dan anorganik, logan dan non logan yang dapat
terbakar tetapi tidak termasuk buangan biologis/kotoran manusia dan
sampah berbahaya ;
(h) Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang
sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk
badan usaha lainnya ;
(i) Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa usaha yang disediakan
oleh Pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan ;
(j) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang selanjutnya
dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas jasa pelayanan
persampahan/kebersihan yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah, untuk kepentingan orang pribadi atau badan ;
(k) Wajib retribusi adalah orang pribadi yang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi ;
(l) Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan kekayaan daerah ;

(r)

(m) Surat pembayaran obyek retribusi daerah, yang selanjutnya dapat


disingkat SPDORD, adalah surat yang digunakan oleh wajib
retribusi umtuk melaporkan obyek retribusi dan wajib retribusi
sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi daerah ;
(n) Surat ketetapan retribusi daerah kurang bayar tambahan yang
selanjutnya dapat disingkat SKRDKBT, adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang ditetapkan ;
(o) Surat ketetapan retribusi daerah lebih banyak, yang selanjutnya
dapat disingkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit
retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya
terutang ;
(p) Surat tagihan retribusi daerah yang selanjutnya dapat disingkat
STRD dalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda ;
(q) Surat keputusan keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan,
SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib retribusi ;
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka

pengawasan kepatuhan pemupuhan kewajiban retribusi daerah


berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah ;
(s) Penyidikan tindak perdana dibidang retribusi daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri
sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menentukan
tersangkanya ;
B A B II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama retribusi pelayanan persampahan kebersihan dipungut retribusi atas setiap
pelayanan persampahan kebersihan yang diberikan oleh pemerintah daerah.
Pasal 3
(1) Obyek retribusi meliputi :
a.pengambilan pengangkutan sampah dari sumber ke TPA
b.pengambilan dan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
c.penyediaan TPA
d.perpindahan dan atau pemusnahan sampah dari TPA
(2) Dikecualikan dari obyek retribusi adalah :
a.pelayanan kebersihan jalan utama
b.pelayanan kebersihan taman ruangan tempat umum
Pasal 4
Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan retribusi.
B A B III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan digolongkan sebagai retribusi jasa umum.
B A B IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan atau volume sampah.
(2) Jenis sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sampah organik dan non
organik berbahaya dan tidak berbahaya.
(3) Dalam volume sampah sulit diukur, maka volume sampah dimaksud dapat ditaksir
dengan berbagai pendekatan, antara lain berdasarkan luas lantai bangunan rumah
tangga perdagangan dan industri.

(1)
(2)

(1)
(2)

B A B V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain biaya pengumpulan,
pengangkutan dan pengolahan sampah atau pemusnahan sampah termasuk sewa
lokasi TPA.
B A B VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur tarif digolongkan berdsarkan pelayanan yang diberikan, jenis serta volume
sampah yang dihasilkan dan kemampuan masyarakat.
Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :
a. pengambilan,pengangkutan,pengolahan dan pemusnahan sampah rumah tangga.
1. Luas bangunan
71.m2
Rp. 1.000/bulan
2. Luas bangunan
71 M2 s.d 300 M2
Rp. 2.000/bulan
3. Luas bangunan
300 M2
Rp. 3.000/bulan

b. Pengambilan,pengangkutan,pengolahan dan pemusnahan sampah perdagangan


antara lain pasar,pertokoan,rumah makan :
1.Kecil (volume sampah 0,51 M3/hari)
Rp. 3.000/bulan
2.Sedang (volume sampah 0,51 M3 s/d 0,75 M3/hari) Rp. 4.000/bulan
3.Besar (volume sampah 0,75 M3/hari)
Rp. 5.000/bulan
c. Pengambilan,pengangkutan,pengolahan dan pemusnahan sampah industri, antara
lain Rumah sakit,Hotel,Pabrik :
1.Kecil (volume sampah 0,51 M3/hari)
Rp. 3.000/bulan
2.Sedang (volume sampah 0,51 M3 s/d 0,75 M3/hari) Rp. 4.000/bulan
3.Besar (volume sampah 0,75 M3/hari)
Rp. 5.000/bulan
(3) Penggunaan sendiri TPA oleh seorang pribadi atau badan Rp. 5.000.B A B VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan.
Pasal 11
Saat retrebusi adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.

B A B IX
SURAT PENDAFTARAAN
Pasal 12
(1) Wajib retribusi wajib mengisi SPDORD
(2) SPDORD sebagaimana dimaksud ayat (1) harus diisi dengan jelas,benar dan
lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya.
(3) Bentuk,isi,dan tata cara pengisian dan penyampaian SPDORD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh kepala daerah.
BAB X
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 13
(1) Berdasarkan SPDORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) ditetapkan
retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau data yang
semula belum terungkap yang menyebabkan jumlah retribusi yang terutang, maka
dikeluarkan SKRDKBT
(3) Bentuk,isi,dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKREKBT sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh kepala daerah.
B A B XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 14
(1) Pemungutan retrebusi tidak dapat diborongkan
(2) Retrebusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain dipersamakan
dan SKRDKBT
B A B XII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 15
Dalam hal wajib retrebusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih menggunakan STRD.
B A B XIII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 16
(1)

Anda mungkin juga menyukai