Anda di halaman 1dari 2

Karimunjawa

Pati

Barlingmascakeb Organic Fertilizer


Processing Plant Construction
in Purbalingga Regency

Tegal

Pekalongan
Semarang
Cepu
Temanggung

Purwokerto
Cilacap

Surakarta

Kebumen
Yogyakarta

PULAU KARIMUNJAWA

LAUT JAWA
JEPARA

KOTA TEGAL

KUDUS

KOTA PEKALONGAN

PATI

REMBANG

DEMAK
BATANG

JAWA BARAT

BREBES

KENDAL

TEGAL

KOTA SEMARANG
PEMALANG

BLORA
GROBOGAN

PEKALONGAN

BANJARNEGARA
PURBALINGGA

TEMANGGUNG

WONOSOBO

SEMARANG

SALATIGA

BOYOLALI

SRAGEN

BANYUMAS
KOTA MAGELANG

CILACAP

JAWA TIMUR

MAGELANG

KOTA SURAKARTA

KEBUMEN
PURWOREJO

KLATEN

KARANGANYAR
SUKOHARJO

DI. YOGYAKARTA
WONOGIRI

SAMUDERA INDONESIA

Project description
The construction of organic fertilizer processing
plant is one of the government efforts to meet the
fertilizer demand that continuously increase. In
2010 the national fertilizer demand is estimated
over 11 million ton while the normal capacity of big
five company is only 7.872 million ton. During the
increasing fertilizer demand, the shortage of gas
supply is happened so the fertilizer production is not
maximal.
The rising price of the fertilizer makes the food
productivity decline. The chemical fertilizer
industries in Indonesia were not able to meet the
national demand. So the organic fertilizer is an
alternative. It was proved that organic fertilizer can
provide the substance for plantation to be more
productive.
To meet the demand, the industrial scale production
process must be developed. The raw material is the
urban waste. The industry will be located in Sub
district Bojongsari of Purbalingga Regency as it has
access to other 5 next regencies.

Uraian proyek
Pembangunan industri pupuk organik di Kabupaten
Purbalingga merupakan bagian dari upaya
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pupuk di
dalam negeri, khususnya untuk sektor pangan yang
terus meningkat. Pada 2010, kebutuhan pupuk
nasional diperkirakan di atas 11 juta ton, sementara
kapasitas produksi normal oleh lima perusahaan
hanya sekitar 7,872 juta ton. Di tengah kebutuhan
pupuk yang semakin meningkat saat ini, sejumlah
pabrik pupuk justru mengalami masalah pasokan gas
sehingga tidak bisa berproduksi maksimal.
Kenaikan harga pupuk memicu penurunan
produkivitas tanaman pangan. Industri pupuk kimia
yang ada di Indonesia tidak mampu memenuhi
kebutuhan nasional. Penggunaan pupuk organic
merupakan alternative pemenuhan kebutuhan hara
bagi tanaman agar dapat berproduksi secara baik.
Untuk memenuhi pupuk yang terus menerus perlu
diupayakan pengembangan pupuk alternative
(organik) dari bahan baku sampah kota.
Pembangunan industri pupuk organik dari sampah
kota direncanakan di Kecamatan Bojongsari
Kabupaten Purbalingga.

Existing conditions
The Barlingmascakeb area consists of five regencies
that are Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas,
Cilacap and Kebumen. Based on Statistical Bureau,
in 2005, the area wide and peoples is figured in
table 1.
Statistically, every people produce waste 0.5-0.8 kg
everyday. So the volume of waste will be 3000 ton

Kondisi eksisting
Wilayah BARLIGMASCAKEB meliputi Lima Wilayah
Kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara,
Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen.
Berdasarkan Data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun
2005, luas wilayah dan jumlah penduduk di masingmasing kebupaten dapat dilihat di tabel 1.
Secara statistic, setiap orang akan menghasilkan

per day. The waste that can be handled everyday is


70 m3 kabupaten Banjarnegara, 150 m3 kabupaten
Purbalingga, 380 m3 Banyumas, 323 m3 Cilacap and
135 m3 Kebumen with total of 1058 m3 or equal to
750 ton per day. The remainder 2250 ton waste is
burned, burdened or thrown into the river.
The 750 ton waste volume consist 90% organic waste
that can be processed into the fertilizer. The wastes
come from market, agriculture, fishery, animal
farming and household. The waste costs 1 million of
government expenses per year and it will increase
25% in 10 years.

sampah 0,5-0,8 kg setiap hari, maka jumlah sampah


yang di buang akan mencapai 3000 ton perhari
sedangkan sampah yang dapat tertangangi
perharinya: 70 m3 kabupaten Banjarnegara, 150 m3
kabupaten Purbalingga, 380 m3 Banyumas, 323 m3
Cilacap dan 135 m3 Kebumen. Total volume sampah
yang dapat tertangani adalah sejumlah 1058 m3 atau
setara 750 ton per hari, laporan data (2003) Dinas
Kebersihan sedangkan sisa sampah yang tidak
tertangani di buang ke Sungai, di timbun, atau di
bakar sejumlah 2250 ton.
Jumlah sampah yang mencapai 750 Ton memiliki
komposisi 90% merupakan sampah organic yang
dapat diolah menjadi pupuk organik, berasal dari
sampah pasar, sisa-sisa pertanian, perikanan dan
peternakan, dan rumah tangga. Untuk menangani
sampah ini pemerintah daerah mengeluarkan dana
tidak kurang dari 1 miliyar tiap tahunnya, dan
diperkirakan mengalami peningkatan sampai 25%
pada kurun waktu 10 tahun yang akan datang.

Market potency
National fertilizer production was 5.45 million ton
last year. It was a surplus compared with the
consumption (5.37 million ton). But the ZA type was
a deficit (704,000 ton) compared with national
demand (761,000 ton). Also the SP36 was deficit
(660,000 ton) compared with national demand
(736,000 ton). The deficits show the great potency
to develop an organic fertilizer processing plant.

Potensi pasar
Secara total, produksi pupuk urea nasional tahun lalu
mencapai 5,45 juta ton atau surplus dibandingkan
konsumsi sebanyak 5,37 juta ton. Namun produksi
pupuk ZA pada 2006 mencapai 704.000 ton atau
defisit dibandingkan kebutuhan nasional sebanyak
761.000 ton. Sedangkan produksi pupuk SP-36 pada
tahun lalu mencapai 660.000 ton atau defisit
dibandingkan kebutuhan nasional yakni 736.000 ton.
Melihat besarnya kebutuhan pupuk untuk produksi
pertanian, baik daerah maupun nasional
memberikan peluang yang besar dalam usaha
industri pengolahan pupuk organik.

Financial analysis
Investment Cost
NPV
IRR
Payback Period

Analisis keuangan
Biaya Investasi
NPV
IRR
Payback Period

: US $ 20,035,000
: US $ 9,029,590
: 25.12 %
: 4 years

: Rp. 180.315.000.000
: Rp. 81.266.314.439
: 25,12 %
: 4 tahun

Discounted rate 16%, US $ 1 = IDR 9,000

Discounted rate 16%, US $ 1 = Rp 9.000

Government incentive
1. Area or land is owned by Regency government.
2. local Government repairing way in.
3. Free documents/ registration (principal,
location, and manufacture registration).

Insentif dari pemerintah daerah


1. Lahan ditangani Pemda.
2. Pemda memperbaiki jalan masuk
3. Pembebasan perijinan (Ijin prinsip, lokasi, KRK,
IMB).

Land Status
(3 hectares) land owned by Local Government

Status Tanah
Tanah Milik Pemda 3 Ha.

Partnership Scheme
Built Operate Trasfer (BOT)

Bentuk Kerjasama
Built Operate Transfer (BOT)
Tabel 1. Population and area of Barlingmascakeb regencies

CP:
Ir. Ade Paul Lukas, SH, MM
Direktur Regional Management Barlingmascakeb
Phone : +62 815 168 7873

#
1
2
3
4
5

Regencies
Banjarnegara
Purbalingga
Banyumas
Cilacap
Kebumen
Total

Inhabitant
897.057
879.951
1.545.364
1.716.235
1.212.809
6.251.416

Width of area
(km)
1.069,74
777,65
1.327,59
2138,51
1.282,74
6.596,23

Anda mungkin juga menyukai