Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
yang
ditekan
atau
pura-pura
tidak
marah
akan
secara
verbal
sehingga
mendemostrasikan
1998).
Sedangkan
menurut
Keliat
(1999),
perilaku
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
kekerasan
dapat
dipelajari
secara
langsung
D. Penatalaksanaan
F. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakantindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya,
seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar
rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk
mencederai diri orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala :
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :
-
Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tandatanda marah yang diserasakan oleh klien.
Keterangan :
a. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
b. Frustasi
Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan,
keputusan / rasa aman dan individu tidak menemukan alternatif
lain.
c. Pasif
Kegagalan
terhambat.
d. Agresif
mencapai
tujuan
karena
tidak
realitas
atau
Data Obyektif ;
-
Data obyektif:
-
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri atau ingin
mengakhiri hidup.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Perilaku kekerasan
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
6. Rencana Tindakan Keperawatan
Menurut Keliat ( 2005 ) intervensi pada diagnosa klien dengan perilaku
kekerasan.
Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan :
a. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien
dengan sikap tenang.
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
Tindakan :
a. Anjurkan
klien
mengungkapkan
apa
yang
dialami
saat
jengkel/marah.
b. Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Simpulkan bersama klien tandadan gejala jengkel / kesal yang
dialami klien.
3.Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
Tindakan:
a. Anjurkan
mengungkapkan
perilaku
kekerasan
yang
biasa
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC
Fitria, Nita. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta
:Salemba Medika.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2000
Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Reflika Aditama.
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasannya
D. Tindakan
1. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan
yang lalu
2. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
3. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah secara :
a. Verbal
b. terhadap orang lain
c. terhadap diri sendiri
d. terhadap lingkungan
4. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
5. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a. Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b. Obat
c. Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d. Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
E. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1.
Fase Orientasi
a.
bapak.
dan
suka
dan
kesal,
sekarang
Bapak
2.
Fase Kerja
a.
b.
c.
Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah anda
merasa sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot,
rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk?
d.
e.
f.
Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar
cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
g.
h.
Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya
teknik napas dalam
i.
Bapak
rasa-
kan, maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan - lahan melalui
mulut
j.
Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau
duduk dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus. tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.
k.
l.
3. Fase Terminasi
a.
Evaluasi
Subyektif
Bagaiman
perasaan
pada
saya
cara
teknik
nafas
dalam
yang
Rencana
Tindak
Lanjut
(RTL)
Topik : Nah, Pak. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja.
Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah
Bapak. Cara yang ke-2 yaitu dengan teknik memukul bantal .
Waktu
:Bagaimana
kalau
kita
latihan
cara
yang
ke-2
ini