REKAYASA GENETIKA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biologi Molekuler
INEKE KUSUMAWARDHANI
NPM 2016212259
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat, karunia-Nya, kesempatan serta kekuatan kepada penulis
yang telah menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul Rekayasa Genetika, dilakukan untuk memenuhi
tugas matakuliah Biologi Molekuler, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak yang diharapkan dapat
menjadi penyempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Ineke Kusumawardhani
ii
DAFTAR ISI
Bab
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
II
III
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................
1
2
2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika.......................................................
2.2 Pentingnya Rekayasa Genetik di Bidang Farmasi.........................
2.3 Teknik Rekayasa Genetika.............................................................
2.4 Teknologi DNA Rekombinan........................................................
2.5 Kloning..........................................................................................
2.6 Penerapan Industri Biologi............................................................
2.6.1 Antibodi Monoklonal.....................................................................
2.6.2 Pembuatan Insulin..........................................................................
2.7 Pengertian Sel Punca.....................................................................
2.7.1 Fungsi dan Jenis-jenis Sel Punca...................................................
2.7.2 Jenis-jenis Transplantasi Sel Punca................................................
2.7.3 Pemanfaatan Stem Cell dalam Riset..............................................
3
3
4
5
9
10
10
12
13
13
15
15
iii
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
Judul
Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
Judul
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
suatu organisme
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
diproduksi secara alami akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi, maka
diklon dan dimasukkan ke dalam sel-sel bakteri, bakteri akan memproduksi obatobatan tersebut. Rekayasa genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang
farmasi dalam usaha pembuatan protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan
(Rangkuti 2011).
Tahapan yang harus dilakukan dalam teknik rekayasa genetika, sebagai berikut :
a. Isolasi DNA
DNA dapat diisolasi dari semua bagian tubuh misalnya dari daging, darah,
sperma, ginjal, jantung, hati, dan lain-lain. Begitu pun untuk tanaman, DNA dapat
diambil dari semua bagian dan DNA juga bisa diperoleh dari specimen yang
berumur ratusan tahun atau fosil.
b. Manipulasi DNA
DNA dapat dimanipulasi dengan memerlukan beberapa perangkat penting
meliputi gunting untuk memotong molekul DNA (enzim retriksi) dan lem atau
perekat untuk menggabungkan molekul DNA (enzim ligase).
c. Polymerase Chain Reaction (PCR)
PCR merupakan suatu reaksi enzimatis untuk melipatgandakan suatu
urutan nukleotida tertentu secara in vitro. Metode ini dikembangkan pertama kali
oleh Kary B. Mulis pada tahun 1985. Dengan menggunakan metode PCR, akan
diperoleh pelipatgandaan suatu fragmen DNA sebesar 200.000 kali melalui 20
siklus reaksi selama 220 menit.
(penempelan) pasangan primer pada DNA target pada suhu 37 60oC, dan
extension (pemanjangan) primer pada suhu 72oC.
d.
Elektroforesis
Hasil manipulasi DNA dapat dilihat melalui elektroforesis. Elektroforesis
adalah suatu teknik yang menggunakan medan listrik untuk memisahkan molekul
berdasarkan ukuran. Karena mengandung fosfat yang bermuatan negatif, DNA
akan bergerak menuju elektroda positif dalam medan listrik. Prinsip alat ini adalah
kecepatan migrasi molekul DNA berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor
diantaranya ukuran molekul. DNA bermigrasi di dalam gel padat yang terletak di
dalam larutan penyangga yang dialiri arus listrik.
Molekul yang lebih pendek akan bermigrasi lebih cepat melalui pori-pori
gel daripada molekul yang lebih panjang. Terdapat dua jenis gel yang sering
digunakan untuk proses elektroforesis, yaitu gel agarose dan gel polyacrilamida.
Gel agarosa digunakan untuk memisahkan molekul-molekul DNA yang perbedaan
panjangnya hanya satu nukleotida dan digunakan untuk menentukan urutan basa
DNA. Gel poliakrilamid digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang
memiliki perbedaan ukuran lebih besar.
Pita DNA pada gel dapat dilihat dengan menggunakan berbagai teknik.
Pemberian zat warna ethidium bromide, memungkinkan visualisasi langsung
semua pita DNA di bawah sinar UV dengan menggunakan alat transiluminator
dan dilakukan pada ruangan khusus yang gelap. Hasil visualisasi DNA kemudian
difoto. Urutan yang spesifik biasanya dapat dideteksi dengan probe berlabel.
Probe adalah DNA untai tunggal yang dapat membentuk pasangan basa dengan
uruan komplementer pada polinukleotida untai tunggal lain yang tersusun dari
DNA atau RNA.
diketahui. Mengetahui urutan dari DNA suatu oganisme atau suatu klon fragment
DNA memberikan informasi yang sangat berharga untuk studi lanjutan. Urutan
dari suatu gen dapat digunakan untuk memprediksi fungsi dari gen, untuk
membandingkannya dengan urutan yang sama dari organisme yang berbeda, dan
untuk mengidentifikasi mutasi atau keselahan dalam urutan DNA. Hal ini karena
genom dari sebagian besar organisme terdiri dari milyaran nukleotida sehingga
molekul DNA yang digunakan untuk reaksi sekuensing harus dipotong terlebih
dahulu menjadi fragmen yang lebih kecil dengan menggunakan enzim restriksi.
2.4
istilah yang lebih populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan
gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula
dikatakan sebagai kloning gen. Banyak definisi telah diberikan untuk
mendeskripsikan pengertian teknologi DNA rekombinan. Salah satu di antaranya,
yang mungkin paling representatif, menyebutkan bahwa teknologi DNA
rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara
Kloning
Kata kloning, berasal dari bahasa Inggris clone, pertama kali diusulkan
10
Sejak Wilmut berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya
diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada
mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa pada
manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.
2.6
Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel
sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan
kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan
menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tipa-tipe sel
mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel
tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel tersebut adalah
sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan
spesivitas yang luar biasa.
A.
tinggi.
Teknologi antibodi monoklonal saat ini digunakan untuk deteksi
kehamilan, alat diagnosis berbagai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel
kanker.
Karena spesifitasnya yang tinggi maka teknologi antibodi monoklonal
dapat digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel
yang sehat.
Selain kegunaannya untuk mendiagnosis penyakit pada manusia, teknologi
antibodi monoklonal juga banyak dipakai untuk mendeteksi penyakit-
11
12
1.
sistem immun ini adalah tentaranya tubuh. Ketika sistem immun mengenali
terdapatnya musuh di tubuh, maka sistem immun akan berkelompok untuk
melawan musuh ini. Tapi tidak selamanya sistem immun bisa mengenali sel
kanker sebagai musuh, obat-obatan golongan antibodi monoklonal contohnya
Rituximab bekerja agar sistem immun lebih kenal dengan sel kanker sehingga
sistem pertahanan tubuh bisa bekerja lebih efektif dalam rangka membunuh sel
kanker.
2.
sel kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis,
pertumbuhan sel kanker yang semakin banyak secara otomatis kanker akan
semakin berbahaya. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibodi Monoklonal
contohnya Cetuximab bekerja menghambat ikatan antara growth factor dengan
reseptor pada sel kanker.
3.
menghantarkan radiasi langsung tepat sasaran pada sel kanker. Hal ini digunakan
untuk memastikan radiasi tersebut tidak merusak sel yang yang sehat.
Efektifitas radioterapi pada pasien kanker bisa lebih ditingkatkan dengan adanya
obat yang penggunaannya masih dalam pengawasan FDA ini.
2.6.2
Pembuatan Insulin
Pasien penderita kencing manis (Diabetes mellitus) tidak mampu
13
(bakteri) untuk membentuk insulin yang sangat mirip dengan insulin yg dihasilkan
oleh manusia.
2.7
A.
1.
2.
B.
1.
khusus.
Jenis-jenis Sel Punca
Berdasarkan potensinya, sebagai berikut:
a. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki
potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel
14
induk embrio.
Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak
c.
d.
sel induk.
2. Berdasarkan asalnya, sebagai berikut :
a. Sel Punca Embrio. Sel induk ini diambil dari embrio pada fase
blastosit (5-7 hari setelah pembuahan) dapat diarahkan menjadi semua
jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah,
b.
c.
d.
e.
2.7.2
15
Transplantasi
transplantation).
Transplantasi sel punca darah tepi (peripheral blood stem cell
transplantation).
Transplantasi sel induk darah tali pusat.
2.7.3
sel
punca
dari
sumsum
tulang
(bone
marrow
A. Terapi gen
`
Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat
pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya
apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi
gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga
dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut
dapat menetap di berbagai macam sel.
B. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal
maupun sel kanker.
C. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat
terhadap berbagai jaringan.
D. Terapi sel (cell based therapy)
Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan petri. Sifat
ini dapat digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan
ditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit
tertentu tanpa mengganggu organ tubuh.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini, sebagai berikut:
DNA, manipulasi DNA, perbanyakan DNA dan visualisasi hasil manipulasi DNA.
selnya dapat terdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ
dan memiliki kemampuan untuk memperbarui sel.
3.2
Saran
Penelitian dan riset tentang rekayasa genetika hendaknya lebih
16
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, A., I. 2012. Stem Cell. Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Jusuf, A., A. 2008. Aspek Dasar Sel Punca Embrionik (Embryonic Stem Cells)
dan Potensi Pengembangannya. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi
Universitas Indonesia (UI), Depok.
Mirzawarti. 2003. Penerapan Teknik-teknik Kloning Gen dalam Kehidupan
Manusia. Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rahman, F., A., Y., N., Shafa, dan M., B., Putri. 2013. Makalah Biologi Sel,
Terapi Alternatif dengan Sel Punca. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (UIN), Jakarta.
Rangkuti, R. 2011. Rekayasa Genetika. Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan
17