Anda di halaman 1dari 22

i

REKAYASA GENETIKA

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biologi Molekuler

INEKE KUSUMAWARDHANI
NPM 2016212259

UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat, karunia-Nya, kesempatan serta kekuatan kepada penulis
yang telah menyelesaikan Makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul Rekayasa Genetika, dilakukan untuk memenuhi
tugas matakuliah Biologi Molekuler, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak yang diharapkan dapat
menjadi penyempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, November 2016

Ineke Kusumawardhani

ii

DAFTAR ISI
Bab

Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv

II

III

DAFTAR GAMBAR.............................................................................

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................

1
2
2

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika.......................................................
2.2 Pentingnya Rekayasa Genetik di Bidang Farmasi.........................
2.3 Teknik Rekayasa Genetika.............................................................
2.4 Teknologi DNA Rekombinan........................................................
2.5 Kloning..........................................................................................
2.6 Penerapan Industri Biologi............................................................
2.6.1 Antibodi Monoklonal.....................................................................
2.6.2 Pembuatan Insulin..........................................................................
2.7 Pengertian Sel Punca.....................................................................
2.7.1 Fungsi dan Jenis-jenis Sel Punca...................................................
2.7.2 Jenis-jenis Transplantasi Sel Punca................................................
2.7.3 Pemanfaatan Stem Cell dalam Riset..............................................

3
3
4
5
9
10
10
12
13
13
15
15

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan.................................................................................... 16
3.2 Saran.............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

iii

DAFTAR TABEL
Nomor
1.

Judul

Halaman

Teknik-teknik dalam Rekayasa Genetika...........................................

iv

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.

Judul

Halaman

Proses Replikasi melalui PCR............................................................ 5


Pita DNA............................................................................................ 7
Sekuensing DNA................................................................................ 7
Cara Memproduksi Antibodi Monoklonal (Hibridoma)..................... 11
Karakter Sel Punca............................................................................. 15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa

latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara Etimologi kata


genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula
kejadian. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi
hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi
hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu
organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang pewarisan sifat.
Perkembangan bioteknologi secara drastis terjadi sejak ditemukannya
struktur heliks ganda DNA dan teknologi DNA rekombinan di awal tahun 1950an. Ilmu pengetahuan telah sampai pada suatu titik yang memungkinkan orang
untuk memanipulasi

suatu organisme

di taraf seluler dan molekuler.

Perkembangan teknologi mutakhir diiringi dengan perkembangan dibidang


biokimia dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa
genetika. Rekayasa genetika menandai dimulainya era bioteknologi modern.
Penemuan struktur double heliks DNA oleh Watson dan Cricks (1953)
telah membuka jalan lahirnya bioteknologi modern dalam bidang rekayasa
genetika yang merupakan prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk
bioteknologi Tahap-tahap penting berikutnya adalah serangkaian penemuan enzim
restriksi (pemotong) DNA, regulasi (pengaturan ekspresi) gen (diawali dari
penemuan operon laktosa pada prokariota), perakitan teknik PCR, transformasi
genetik, teknik peredaman gen (termasuk interferensi RNA), dan teknik mutasi
terarah (seperti Tilling). Pembahasan ini merupakan peninjauan ulang terhadap
berbagai jurnal dan artikel terkait rekayasa genetika.

1.2

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:

Apa yang dimaksud dengan rekayasa genetika, DNA rekombinan, kloning,


dan stem cell ?

Bagaimana teknik rekayasa genetika ?

Apa manfaat rekayasa genetika pada bidang kesehatan ?

1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:

Mengetahui pengertian dan tujuan dari rekayasa genetika, DNA


rekombinan, kloning, dan stem cell.

Mengetahui dan memahami teknik dasar rekayasa genetika.

Mengetahui manfaat dan aplikasi teknik rekayasa genetika pada bidang


kesehatan dan farmasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Rekayasa Genetika


Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia dalam

mentransfer gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organisme


kepada susunan gen dari organisme lain. Rekayasa genetika merupakan
transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana dapat bersifat
antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan produk.
Rekayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen.
Teknologi rekayasa genetika adalah inti dari bioteknologi didefinisikan
sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi
langsung DNA ke dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga
taksonomi yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami,
dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan
gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari sel
pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. Coli
yang bertujuan untuk mendapatkan insulin.
2.2

Pentingnya Rekayasa Genetik di Bidang Farmasi


Pada dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika

diproduksi secara alami akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi, maka
diklon dan dimasukkan ke dalam sel-sel bakteri, bakteri akan memproduksi obatobatan tersebut. Rekayasa genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang
farmasi dalam usaha pembuatan protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan
(Rangkuti 2011).

1. Pencangkokan gen biasanya hanya menyangkut sebuah gen tunggal.


Secara teknik, ini tentunya lebih mudah dijalankan daripada menghadapi
sejumlah gen-gen.
2. Kloning gen ini relatif lebih murah, aman, dan dapat dipercaya daripada
diproduksi secara langsung, dalam memperoleh sumber protein yang
mempunyai arti penting dalam bidang farmasi.
3. Hasil-hasil farmasi yang didapatkan melalui pencangkokan gen itu berupa
senyawa-senyawa yang dengan dosis kecil sudah dapat memperlihatkan
pengaruh yang banyak, misalnya didapatkannya berbagai macam hormon,
faktor tumbuh dan protein pengatur, yang mempengaruhi proses fisiologis,
sepeerti tekanan darah, penyembuhan luka dan ketenangan hati.
2.3

Teknik Rekayasa Genetika


Proses rekayasa genetika terjadi pada tingkat molekuler, yaitu DNA.

Tahapan yang harus dilakukan dalam teknik rekayasa genetika, sebagai berikut :
a. Isolasi DNA
DNA dapat diisolasi dari semua bagian tubuh misalnya dari daging, darah,
sperma, ginjal, jantung, hati, dan lain-lain. Begitu pun untuk tanaman, DNA dapat
diambil dari semua bagian dan DNA juga bisa diperoleh dari specimen yang
berumur ratusan tahun atau fosil.
b. Manipulasi DNA
DNA dapat dimanipulasi dengan memerlukan beberapa perangkat penting
meliputi gunting untuk memotong molekul DNA (enzim retriksi) dan lem atau
perekat untuk menggabungkan molekul DNA (enzim ligase).
c. Polymerase Chain Reaction (PCR)
PCR merupakan suatu reaksi enzimatis untuk melipatgandakan suatu
urutan nukleotida tertentu secara in vitro. Metode ini dikembangkan pertama kali
oleh Kary B. Mulis pada tahun 1985. Dengan menggunakan metode PCR, akan
diperoleh pelipatgandaan suatu fragmen DNA sebesar 200.000 kali melalui 20
siklus reaksi selama 220 menit.

Pembelahan molekul DNA sangat penting dalam proses amplifikasi DNA


melalui teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase.
Seperti telah diketahui bahwa molekul DNA selalu dalam keadaan berpasangan
(double stranded DNA),dan untuk membelah molekul DNA digunakan gergaji
yang bisa berupa pemanasan (suhu 90oC) atau dengan larutan NaOH
(konsentrasi 0,4 M). Empat komponen utama dalam proses PCR adalah :
1. DNA cetakan yaitu fragmen DNA yang akan dilipatgandakan,
2. Oligonukleotida primer, yaitu suatu urutan nukleotida pendek ( 15-25 basa
nukleotida), digunakan untuk mengawali sintesis rantai DNA,
3. Deoksiribonukleotida trifosfat (dNTP), terdiri atas dATP, dCTP, dGTP, dan
dCTP,
4. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi sintesis
DNA.

Gambar 1. Proses Replikasi melalui PCR


PCR melibatkan banyak siklus yang masing-masing mempunyai tiga
tahapan berulang yaitu denaturasi DNA cetakan pada suhu 94 100oC, annealing

(penempelan) pasangan primer pada DNA target pada suhu 37 60oC, dan
extension (pemanjangan) primer pada suhu 72oC.
d.

Elektroforesis
Hasil manipulasi DNA dapat dilihat melalui elektroforesis. Elektroforesis

adalah suatu teknik yang menggunakan medan listrik untuk memisahkan molekul
berdasarkan ukuran. Karena mengandung fosfat yang bermuatan negatif, DNA
akan bergerak menuju elektroda positif dalam medan listrik. Prinsip alat ini adalah
kecepatan migrasi molekul DNA berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor
diantaranya ukuran molekul. DNA bermigrasi di dalam gel padat yang terletak di
dalam larutan penyangga yang dialiri arus listrik.
Molekul yang lebih pendek akan bermigrasi lebih cepat melalui pori-pori
gel daripada molekul yang lebih panjang. Terdapat dua jenis gel yang sering
digunakan untuk proses elektroforesis, yaitu gel agarose dan gel polyacrilamida.
Gel agarosa digunakan untuk memisahkan molekul-molekul DNA yang perbedaan
panjangnya hanya satu nukleotida dan digunakan untuk menentukan urutan basa
DNA. Gel poliakrilamid digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang
memiliki perbedaan ukuran lebih besar.
Pita DNA pada gel dapat dilihat dengan menggunakan berbagai teknik.
Pemberian zat warna ethidium bromide, memungkinkan visualisasi langsung
semua pita DNA di bawah sinar UV dengan menggunakan alat transiluminator
dan dilakukan pada ruangan khusus yang gelap. Hasil visualisasi DNA kemudian
difoto. Urutan yang spesifik biasanya dapat dideteksi dengan probe berlabel.
Probe adalah DNA untai tunggal yang dapat membentuk pasangan basa dengan
uruan komplementer pada polinukleotida untai tunggal lain yang tersusun dari
DNA atau RNA.

Gambar 2. Pita DNA


e.

Pengurutan DNA (DNA Sekuensing)


Urutan nukleotida DNA dari sebagian besar organisme masih tidak

diketahui. Mengetahui urutan dari DNA suatu oganisme atau suatu klon fragment
DNA memberikan informasi yang sangat berharga untuk studi lanjutan. Urutan
dari suatu gen dapat digunakan untuk memprediksi fungsi dari gen, untuk
membandingkannya dengan urutan yang sama dari organisme yang berbeda, dan
untuk mengidentifikasi mutasi atau keselahan dalam urutan DNA. Hal ini karena
genom dari sebagian besar organisme terdiri dari milyaran nukleotida sehingga
molekul DNA yang digunakan untuk reaksi sekuensing harus dipotong terlebih
dahulu menjadi fragmen yang lebih kecil dengan menggunakan enzim restriksi.

Gambar 3. Sekuensing DNA

Reaksi sekuensing sudah lengkap jika fragment DNA dipisahkan dengan


menggunakan elektroforesis gel. Gel kemudian dianalisis dalam suatu mesin
sekuensing otomatis untuk mendeteksi warna dari masing-masing nukelotida
bertanda. Urutan dari cetakan DNA asal akan terlihat dari perbedaan fragmen
bertanda.
Pemahaman mengenai teknik dalam rekayasa genetik dapat dipermudah
dengan melihat Tabel 1.
Tabel 1. Teknik-teknik dalam Rekayasa Genetika

2.4

Teknologi DNA Rekombinan


Teknologi yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan atau dengan

istilah yang lebih populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan
gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula
dikatakan sebagai kloning gen. Banyak definisi telah diberikan untuk
mendeskripsikan pengertian teknologi DNA rekombinan. Salah satu di antaranya,
yang mungkin paling representatif, menyebutkan bahwa teknologi DNA
rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara

penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya


untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain
yang berperan sebagai sel inang.
Teknologi DNA rekombinan mempunyai dua segi manfaat. Pertama,
dengan mengisolasi dan mempelajari masing-masing gen akan diperoleh
pengetahuan tentang fungsi dan mekanisme kontrolnya. Kedua, teknologi ini
memungkinkan diperolehnya produk gen tertentu dalam waktu lebih cepat dan
jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional.
Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan
melalui teknologi DNA rekombinan melibatkan beberapa tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan tersebut adalah isolasi DNA genomik atau kromosom yang akan
diklon, pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai
ukuran, isolasi DNA vektor, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor untuk
menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi sel inang menggunakan
molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan
analisis DNA rekombinan.
2.5

Kloning
Kata kloning, berasal dari bahasa Inggris clone, pertama kali diusulkan

oleh Herbert Webber pada tahun 1903 untuk mengistilahkan sekelompok


organisme hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan melalui reproduksi
aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap anggota dari klon tersebut
mempunyai susunan dan jumlah gen yang sama dan kemungkinan besar
fenotipnya juga sama (Mizawarti 2003).
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan
mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi. Donor
yang digunakan, yaitu nukleus sel somatik dari berbagai stadium perkembangan.
Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel epitel usus
kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal.

10

Sejak Wilmut berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya
diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada
mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa pada
manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.
2.6

Penerapan Industri Biologi


Penerapan industri biologi, diantaranya antibodi monoklonal dan insulin

yang akan dijelaskan pada subbab ini.


2.6.1

Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel

sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan
kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan
menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tipa-tipe sel
mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel
tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel tersebut adalah
sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan
spesivitas yang luar biasa.
A.

Manfaat Antibodi Monoklonal

Dengan mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya

untuk keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi.


Pengukuran dengan pendeteksian dengan menggunakan teknologi antibodi
monoklonal relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena spesifitasnya

tinggi.
Teknologi antibodi monoklonal saat ini digunakan untuk deteksi
kehamilan, alat diagnosis berbagai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel

kanker.
Karena spesifitasnya yang tinggi maka teknologi antibodi monoklonal
dapat digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel

yang sehat.
Selain kegunaannya untuk mendiagnosis penyakit pada manusia, teknologi
antibodi monoklonal juga banyak dipakai untuk mendeteksi penyakit-

11

penyakit pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan dan polutan


lingkungan.

Gambar 4. Cara Memproduksi Antibodi Monoklonal (Hibridoma)


Ketika di tikus terbentuk antibodi yang beraneka ragam (antibodi
multiklonal) dengan maksud tubuh tikus harus dilindungi dari berbagai organisme
patogenatau antigen asing misal (antigen HCG) ,maka tikus diharapkan bebas dari
berbagai gangguan penyakit akibat bervariasinya pathogen atau antigen tersebut.
B.

Cara kerja Antibodi Monoklonal pada Sel Kanker


Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang

spesifik, tujuan pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk menghancurkan


sel-sel kanker secara khusus dan tidak mengganggu jenis-jenis sel lainnya. Semua
sel memiliki penanda protein pada permukaannya yang dikenal sebagai antigen.

12

1.

Membuat sel kanker lebih dikenali oleh sistem immun.


Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh,

sistem immun ini adalah tentaranya tubuh. Ketika sistem immun mengenali
terdapatnya musuh di tubuh, maka sistem immun akan berkelompok untuk
melawan musuh ini. Tapi tidak selamanya sistem immun bisa mengenali sel
kanker sebagai musuh, obat-obatan golongan antibodi monoklonal contohnya
Rituximab bekerja agar sistem immun lebih kenal dengan sel kanker sehingga
sistem pertahanan tubuh bisa bekerja lebih efektif dalam rangka membunuh sel
kanker.
2.

Menghambat faktor-faktor pertumbuhan sel kanker.


Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai growth factor menempel pada

sel kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis,
pertumbuhan sel kanker yang semakin banyak secara otomatis kanker akan
semakin berbahaya. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibodi Monoklonal
contohnya Cetuximab bekerja menghambat ikatan antara growth factor dengan
reseptor pada sel kanker.
3.

Menghantarkan radiasi ke sel kanker.


Kombinasi obat antibodi monoklonal dengan partikel radioaktif bisa

menghantarkan radiasi langsung tepat sasaran pada sel kanker. Hal ini digunakan
untuk memastikan radiasi tersebut tidak merusak sel yang yang sehat.
Efektifitas radioterapi pada pasien kanker bisa lebih ditingkatkan dengan adanya
obat yang penggunaannya masih dalam pengawasan FDA ini.
2.6.2

Pembuatan Insulin
Pasien penderita kencing manis (Diabetes mellitus) tidak mampu

membentuk hormon insulin dalam jumlah tertentu yang diperlukan untuk


mengatur kadar gula dalam darah. Pasien diabetes memerlukan suntikan insulin
tambahan. Insulin ini dibuat dari kelenjar pankreas sapi atau babi. Insulin
sebanyak 0,45 kg digunakan untuk 750 pasien diabetes selama setahun,
merupakan hasil dari 3.600 kg kelenjar pankreas pada 23.500 ekor hewan. Melalui
teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil memaksa mikroorganismee

13

(bakteri) untuk membentuk insulin yang sangat mirip dengan insulin yg dihasilkan
oleh manusia.
2.7

Pengertian Sel Punca


Sel Punca (Stem Cell) adalah sel primitif yang belum berdiferensiasi,

turunan-turunan selnya dapat terdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel


maupun organ dan memiliki kemampuan untuk memperbarui sel (Jusuf 2008).

Gambar 5. Karakter Sel Punca


2.7.1

Fungsi dan Jenis-jenis Sel Punca (Rahman 2013)

A.
1.

Fungsi Sel Punca


Sistem perbaikan, untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi

2.

kelangsungan hidup organisme.


Saat stem cell terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap
menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih

B.
1.

khusus.
Jenis-jenis Sel Punca
Berdasarkan potensinya, sebagai berikut:
a. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki
potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel

14

ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Sumbernya dari sel


b.

induk embrio.
Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak

c.

dapat membentuk suatu organisme baru.


Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi

d.

menjadi beberapa jenis sel dewasa.


Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya
dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki
kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan

sel induk.
2. Berdasarkan asalnya, sebagai berikut :
a. Sel Punca Embrio. Sel induk ini diambil dari embrio pada fase
blastosit (5-7 hari setelah pembuahan) dapat diarahkan menjadi semua
jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah,
b.
c.

sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.


Embryonic Germ Cell
Contohnya sel germinal primodial dari janin 5 9 minggu.
Sel Punca Fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organorgan fetus (janin) seperti sel punca hematopoietik fetal dan

d.

progenitor kelenjar pancreas, contohnya otak janin.


Sel Punca Dewasa mempunyai dua karakteristik, yaitu dapat
berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri dan
dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang
mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.
1) Sel induk hemotopoietik yaitu sel induk pembentuk darah
2)
Sel punca mesenkimal termasuk sel induk multipontensi yang
dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen,

e.

tendon, dan lemak.


Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan onkogenik
berupa tumorigenesis yang membuat sel normal mengalami fase
inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak memiliki sifat
tumorigenik.

2.7.2

Jenis-jenis Transplantasi Sel Punca

15

Jenis-jenis Transplantasi Sel Punca, sebagai berikut:

Transplantasi

transplantation).
Transplantasi sel punca darah tepi (peripheral blood stem cell

transplantation).
Transplantasi sel induk darah tali pusat.

2.7.3

sel

punca

dari

sumsum

tulang

(bone

marrow

Pemanfaatan Stem Cell dalam Riset


Pemanfaatan stem cell dalam riset (Fitriani 2012), sebagai berikut:

A. Terapi gen
`

Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat

pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya
apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien.
Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi
gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga
dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut
dapat menetap di berbagai macam sel.
B. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan
perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal
maupun sel kanker.
C. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat
terhadap berbagai jaringan.
D. Terapi sel (cell based therapy)
Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan petri. Sifat
ini dapat digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan
ditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit
tertentu tanpa mengganggu organ tubuh.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini, sebagai berikut:

Rekayasa genetika adalah teknik yang dilakukan manusia dalam

mentransfer gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organisme


kepada susunan gen dari organisme lain.

Teknik rekayasa genetika dilakukan dalm beberapa tahapan seperti isolasi

DNA, manipulasi DNA, perbanyakan DNA dan visualisasi hasil manipulasi DNA.

Rekayasa genetika dapat diterapkan pada bidang kesehatan seperti

kloning, pembuatan insulin, terapi gen, dan pembuatan antibodi monoklonal.

Kata kloning, berasal dari bahasa Inggris clone untuk mengistilahkan

sekelompok organisme hewan maupun tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan melalui


reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama.

Sel Punca adalah sel primitif yang belum berdiferensiasi, turunan-turunan

selnya dapat terdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ
dan memiliki kemampuan untuk memperbarui sel.
3.2

Saran
Penelitian dan riset tentang rekayasa genetika hendaknya lebih

diperbanyak khususnya yang menyangkut pada bidang kesehatan, karena teknik


inilah yang memungkinkan terjadinya revolusi dalam bidang farmasi.

16

DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, A., I. 2012. Stem Cell. Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Jusuf, A., A. 2008. Aspek Dasar Sel Punca Embrionik (Embryonic Stem Cells)
dan Potensi Pengembangannya. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi
Universitas Indonesia (UI), Depok.
Mirzawarti. 2003. Penerapan Teknik-teknik Kloning Gen dalam Kehidupan
Manusia. Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rahman, F., A., Y., N., Shafa, dan M., B., Putri. 2013. Makalah Biologi Sel,
Terapi Alternatif dengan Sel Punca. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (UIN), Jakarta.
Rangkuti, R. 2011. Rekayasa Genetika. Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan

17

Anda mungkin juga menyukai