Ahmad Abror1, Adela Pitaloka Ridiza2, Alif Rosyidah El Baroroh3, Dewi Sekar Miasih4,
Dhea Paramita5.
Ahmad Abror 1 (150342608051) Universitas Negeri Malang
Adela Pitaloka Ridiza2 (150342605680) Universitas Negeri Malang
Alif Rosyidah El Baroroh3 (150342606362) Universitas Negeri Malang
Dewi Sekar Miasih4 (150342606610) Universitas Negeri Malang
Dhea Paramita5 (150342607754) Universitas Negeri Malang
Kelompok 2, Offering I
ABSTRAK. Respirasi merupakan oksidasi (dengan produk yang sama
seperti pembakaran) yang berlangsung di medium air, dengan pH yang
mendekati netral, dan pada suhu sedang. Pemecahan bertahap dan bertahap
dan berjenjang untuk mengubah energi menjadi ATP. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses respirasi dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal
dan eksternal . Factor internal antara lain jenis dan usia jaringan. Faktor
eksternal antara lain suhu, konsentrasi substrat, cahaya dan kelembaban.
Tujuan dari penenlitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap laju respirasi tumbuhan. Praktikum ini merupakan
penelitian eksperimental yang dilakukan untuk meneliti tentang pengaruh
jenis tanaman terhadap laju respirasi dilakukan pada kecambah Kacang hijau
(Vigna radiate) dan Kacang tanah (Arachis hypogaea. Laju respirasi pada
kecambah kacang tanah lebih besar dari pada laju respirasi kecambah pada
kacang hijau
Kata Kunci : Kecambah, respirasi, jenis tanaman
PENDAHULUAN
Proses pertumbuhan dan perkembangan dalam tubuh tumbuhan tidak lepas dari aktifitas
fisologi. Aktifitas fisiologi tersebut antara lain meliputi respirasi, transpirasi, absorbsi,
transportasi bahan, fotosintesa dan proses biosintesa lainnya. Respirasi merupakan oksidasi
(dengan produk yang sama seperti pembakaran) yang berlangsung di medium air, dengan pH
yang mendekati netral, dan pada suhu sedang. Pemecahan bertahap dan bertahap dan berjenjang
untukmengubah energi menjadi ATP (Salisbury dan Ross, 1995).
Proses respirasi pada dasarnya adalah proses pembongkaran zat makanan sumber energi
(umumnya glukosa) untuk memperoleh energi kimia berupa ATP (Suyitno, 2006). Produk
buangan respirasi yaitu CO2 dan air, merupakan bahan mentah untuk fotosintesis (Campbell,
2011). Respirasi merupakan proses oksidasi substrat glukosa, berlangsung dalam rangkaian
proses pemecahan (katabolisme) yang melibatkan sistem enzim pada glikolisis (jalur EMP) dan
daur Trikarboksilat (daur Krebs).
Pada kondisi kurang oksigen, seperti saat tanah terlalu basah atau tergenang air, maka
jaringan akar atau biji-biji yang terbenam di dalamnya akan mengalami kekuranganoksigen.
Dalam keadaan seperti ini maka pada jaringan akan terjadi respirasi anaerobic dengan hasil ATP
lebih sedikit yaitu hanya 2 (Suyitno, 2006). Respirasi pada sel berlangsung pada mitokondria
(Hopkins, 2009)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi dibedakan menjadi 2, yaitu faktor
internal dan eksternal (rangkuti, 2010). Factor internal antara lain jenis dan usia jaringan. Faktor
eksternal antara lain suhu, konsentrasi substrat, cahaya dan kelembaban (Ardian, 2012).
METODE
Praktikum ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan untuk meneliti tentang
pengaruh jenis tanaman terhadap laju respirasi. Penelitian ini dilakukan di laboratorium fisiologi
tumbuhan jurusan biologi FMIPA Universitas Negeri Malang pada 2 November 2016. Dalam
penelitian ini tanaman yang digunakan adalah kecambah kacang tanah dan kecambah kacang
hijau. Penelitian nutrisi tumbuhan menggunakan metode pengamatan langsung.
Dalam penelitian respirsi pada tumbuhan alat yang digunakan adalah respirometer,
stopwatch, neraca analitik, pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah kecambah kacang
hijau,kecambah kacang tanah, larutan eosin, lilin malam, kapas,
Variabel dalam penelitian respirasi pada tumbuhan adalah sebagai berikut, variable bebas : jenis
tumbuhan, variable terikat : laju respirasi , variable control : berat tanaman dan waktu.
Prosedur penelitian respirasi pada tumbuhan adalah
menyiapkan alat dan bahan penelitian respirasi pada tumbuhan. Dibuang bagian kulit ari pada
kecambah. Kecambah kacang hijau dan kaccang tanah ditimbang seberat 2,99 gr. Kristal KOH
sebanyak 2 gr dibungkus dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air, kemudian dimasukkan
kedalam tabung respirometer. Kecambah kacang hijau dan kacang tanah yang sudah ditimbang
dimasukkan kedalam masing-masing tabung respirometer. Tabung respirometer ditutup dengan
penutup yang sudah terdapat pipa skala.
Celah pada penutup diberikan lilin malam secukupnya agar benar-benar rapat sehingga
udara luar tidak mempengaruhi tekanan didalam botol. Larutan eosin disuntikkan dengan pipet
tetes pada ujung pipa skala respirometer yang terbuka tepatnya pada angka nol. Apabila larutan
eosin tidak terletak pada angka nol maka perhitungan dikurangi angka awal. Pergerakan larutan
eosin diamatai selama 20 menit untuk kecambah kacang hijau dan 15 menit untuk kecambah
kacang tanah.
Teknik pengumpulan data pada penelitian respirasi tumbuhan adalah dengan cara
mengamati Pergerakan larutan eosin diamatai selama 20 menit untuk kecambah kacang hijau dan
15 menit untuk kecambah kacang tanah. Sedangkan, teknik analisis data pada penelitian nutrisi
adalah dengan membandingkan data hasil pengamatan pada masing-masing laju respirasi pada
kecambah kacang hijau dan tanah. Tujuan dari penenlitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap laju respirasi tumbuhan.
HASIL
Berdasarkan percobaa yang dilakukan dapat dilihat bahwa tumbuhan melakukan
respirasi. Percobaan dilakukan pada pada kecambah Kacang hijau (Vigna radiate) dan Kacang
tanah (Arachis hypogaea) Hasil tabulasi data percobaan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tabulasi data pengamatan respirsi pada kecambah tanaman kacang hijau dan
kacang tanah
No
1.
2.
Jenis tanaman
Kacang hijau (Vigna
radiate)
Kacang tanah
(Arachis hypogaea)
Barat
Waktu
Laju respirasi
(gr)
(menit)
(ml/menit)
2,99
20
2,99
15
Berdasarkan data pengamatan laju respirasi kecambah Kacang tanah (Arachis hypogaea)
lebih tinggi dibandingkan kecambah kacang hijau. kecambah Kacang hijau (Vigna radiate)
memiliki laju respirai sebesar 0,011 ml/menit sedangkan pada kcambah kacang tanah memiliki
laju respirasi sebesar 0,0573 ml/menit. Percobaan dillakukan dengan berat yang sama yaitu
sebesar 2,99 gr, namun waktu yang digunakan berbeda antara kecambah Kacang hijau (Vigna
radiate) dan Kacang tanah (Arachis hypogaea), pada kecambah kecambah Kacang tanah
(Arachis hypogaea)dilakukan Selma 15 menit, sedangkan pada kcambah kacang hijau kecambah
Kacang hijau (Vigna radiate) dilakukan selama 20 menit.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, mengamati proses respirasi pada kecambah kacang hijau dan
kecambah kacang tanah. Dipilih kecambah Kacang hijau (Vigna radiate) dan Kacang tanah
(Arachis hypogaea) karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih
belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti
dari hasil percobaan yang telah diamati dimana kecambah Kacang hijau (Vigna radiate) dan
Kacang tanah (Arachis hypogaea) mampu melakukan respirasi. Kecambah melakukan
pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O 2)
sebagai bahan yang diserap/ diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O)
dan sejumlah energy (Davey dkk, 2004).
Pada pengamatan kali ini digunakan alat respirometer, alat ini berfungsi untuk mengukur
jumlah oksigen yang diperlukan dalam respirasi. Didalam tabung respirometer diletakkan Kristal
KOH yang dibungkus dengan kapas yang sudah dibashi. Kristal KOH yang dibungkus dengan
kapas basah ini akan mengikat oksigen (O2) yang dibebaskan oleh larutan KOH karena yang
dibutuhkan kecambah Kacang hijau (Vigna radiate) dan Kacang tanah (Arachis hypogaea)
adalah oksigen bebas, bukan oksigen yang terikat sehingga lama-kelamaan oksigen yang ada di
dalam tabung respirometer habis dan akhirnya oksigen (O 2) dari luar akan tertarik masuk
kedalam tabung respirometer melalui selang karet. Masuknya oksigen dari luar ini ditandai
dengan naiknya larutan eiosin yang dimasukkan dalam pipa kaca. Kristal KOH yang berfungsi
untuk mengikat CO2. Hal tersebut sesuai dengan penelitian tahun 2007 yang menyebutkan
absorben yang dapat digunakan dalam arbsobsi CO 2 menggunakan kontaktor membrane serat
berongga ini adalah air, NAOH, KOH, MEA, DEA, MDEA, K 2CO3, garam dari asam amina
(Lua, 2007).
Salah satu faktor yang mempengaruhi laju respirasi yaitu jenis tanaman karena masingmasing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi disbanding dengan tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (Yasa, 2009).
kecambah Kacang hijau (Vigna radiate) memiliki laju respirai sebesar 0,011 ml/menit
sedangkan pada kcambah kacang tanah memiliki laju respirasi sebesar 0,0573 ml/menit. Hal
tersebut dikarenakan biji
menyebabkan banyaknya glukosa yang dihasilkan ketika dihidrolisis oleh enzim amylase.
Glukosa sendiri merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan dalam proses glikolisis (Salisbury
dan Ross, 1995). Glikolisis merupakan salah satu tahap respirasi (Flamholz, 2013). Oleh karena
itu banyaknya glukosa akan membuat banyaknya siklus glikolisis yang terjadi. Sehingga terjadi
banyak aktifitas respirasi pada kecambah kacang tanah tersebut.
Kecambah kecambah Kacang hijau (Vigna radiate) mengalami laju respirasi yang kecil
karena amilum yang terdapat pada biji kacang hijau lebih sedikit daripada kacang tanah (Arachis
hypogaea). Sehingga produk dari hidrolisis pati yang berupa glukosa akan sedikit pula yang
dihasilkan. Akibatnya daur glikolisis yang merupakan salah satu tahapan dalam proses respirasi
terjadi lebih sedikit pula. Hal terebut menyebabkan kecilnya laj respirasi pada kacang hijau
daripada kacang tanah.
KESIMPULAN
Jenis tanaman berpengaruh terhadap laju respirasi. Antara kecambah Kacang hijau (Vigna
radiate) dan Kacang tanah (Arachis hypogaea) yang memiliki laju respirasi paling cepat yaitu
kacang tanah (0,0573 ml/menit). KOH berfungsi untuk mengikat oksigen saat respirasi. Pada
saat kecambah proses respirasi lebih cepat daripada saat dewasa.
DAFTAR RUJUKAN
Ardian N. S. 2012. Proses Respirasi pada tumbuhan. Malang:Universitas Brawijaya
Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Campbell dan Reece. 2011. Campbell Biology 10th Edition. United States Of America : Pearson
Education, Inc.
Davey, P.A., S, Hunt., G.J, Hymus., E.H, Delucia., B.G, Drake., D.F, Karnosky dan S.P, Long.
2004. Respiratory oxygen uptake is not decreased by an instaneous elevation of CO2, but
is increase with long-term grow in the field at elevated CO2. [I] Plant Physiology [I]
(134): 520-527
Flamholz, A., Noor, E., Bar-Even, A., Liebermeister, W., dan Milo, R. 2013. Glycolytic strategy
as a tradeoff between energy yield and protein cost. PNAS June 11, 2013 vol. 110 no.
24 1003910044
Franco, O., L., Rigden, D. J., Melo, F., R., dan Grossi-de-sa, M., F. 2002. Plant -amylase
inhibitotors and their with insect -amylases Structure, function and potensial for crop
protection. Eur. J, Biochem. 269, 397-412(2002).
Hopkins, G. W. & Huner, N. P. A. 2009. Introduction of plant physiology. United States of
America :The University of Western Ontario.
Lua, J-G., H. Zhang, M-D. Cheng & L.-J. Wang. 2007. Ffects of activators on mass-transfer
enhancement in a hollow fiber contactor using activated alkanolamine solution. Journal
of Membrane Science 289 (1-2): 138-149.
Rangkuti,R. 2010. Respirasi sel. Medan:Universitas Sumatra Utara
Salisbury, F. B. & Ross, W. C. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan oleh Lukman, D. R. &
Sumaryono 1995. Bandung: ITB.
Suyitno. 2006. Respirasi pada Tumbuhan. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta
Yasa, I.K.J.S. 2009. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.