Analisa COD (Chemical Oxygen Demand) Oksidasi zat organis dengan kalium dikromat berlebih
dan perak sulfat dalam asam sulfat mendidih. Jumlah kalium dikromat yang tidak tereduksi selama
reaksi oksidasi ditetapkan dengan cara titrimetrik dengan larutan baku fero amonium sulfat (FAS)
dan indikator feroin. Konsentrasi ion klorida diatas 1 mg/L ditutup dengan raksa sulfat. Reaksi :
CxHyOz + Cr2O72- CO2 + H2O + Cr3+ Cr2O72- (kelebihan) + Fe2+ Fe3+ + 2Cr3+ + H2O
Bahan pereaksi : 1. Contoh 2. Asam sulfat 98% 3. Larutan Perak sulfat 4. Larutan Merkuri sulfat 5.
Larutan Kalium dikromat 6. Larutan fero ammonium sulfat 7. Larutan Kalium hydrogen ftalat 8.
Larutan indikator feroin Alat-alat : 1. Labu takar 50 ml, 100 ml, dan 1000 ml 2. Gelas piala 250, 500,
dan 1000 ml 3. Gelas ukur 25,50, dan 100 ml 4. Kaca arloji 5. Buret 25 ml + Klem + Standar 6. Suhu
perangkat alat COD (tabung cod, kondensor udara, alat destruksi, penangas air es, dan rak) 7.
Timbangan elektrik 4 desimal (Mettler AE 260) 8. Pengaduk magnet dan batang magnet 2,5 cm
Cara kerja : 1. Dalam labu destruksi COD dimasukkan berturut-turut 20 ml contoh atau yang telah
diencerkan, 5 ml merkuri sulfat. 10 ml kalium dikromat 0,1 N dan batu didih 2. Dipasang kondensor
udara diatas labu COD lalu ditambahkan 40 ml asam sulfat 98% melalui kondensor udara bagian
atas dengan hati-hati 3. Alat destruksi dipanaskan sampai tanda bulatan merah sempurna 4. Contoh
yang telah siap (no. 2) dimasukkan ke dalam alat destruksi dan didestruksikan selama 120 menit 5.
Ketika didestruksi/refluks berlangsung 10 menit ditambahkan 5 ml perak sulfat melalui kondensor
bagian atas 6. Contoh yang telah didestruksi didinginkan di udara terbuka hingga suhu kamar 7.
Ditambahkan 25 ml air suling melalui kondensor udara bagian atas sebagai pembilas 8. Kondensor
udara dilepas lalu contoh didinginkan dalam air es 9. Contoh dititrasi dengan fero ammonium sulfat
0,1 N dengan indikator feroin hingga titik akhir (perubahan warna dari hijau biru menjadi merah
coklat) 10. Dilakukan penetapan blanko dengan perlakuan sama seperti contoh, tetapi contoh diganti
air suling 11. Dilakukan penetapan larutan standar kalium hidrogen ftalat dengan perlakuan sama
seperti contoh, tetapi contoh diganti dengan larutan standar kalium hidrogen ftalat 12. Ditambahkan
10 ml larutan kalium dikromat 0,1 N ke dalam labu COD contoh/baku/blanko yang telah dititrasi
sampai titik akhir. Kemudian dititrasi kembali dengan larutan fero ammonium sulfat 0,1 N sampai titik
akhir (langkah ini untuk penetapan normalitas larutan FAS 0,1 N) Perhitungan : 1. Perhitungan
konsentrasi fero ammonium sulfat (FAS) N FAS = ml K2Cr2O7 x N K2Cr2O7 ml Fas 1. Perhitungan
nilai COD COD (mg O2/L) = (a-b) x c x 8000 x d v Keterangan : a = volume FAS untuk titrasi blanko.
ml b = volume FAS umtuk titrasi contoh. c = normalitas FAS. N d = faktor pengenceran v = volume
contoh. ml Analisa COD DASAR TEORI Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat
dilakukan suatu uji lebih cepat daripada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan
organik. Uji tersebut disebut uji COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dikhromat mengoksidasi
bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan
oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi
dan mikroorganisme ikut teroksidasi dalam uji COD ( Srikandi, 1992 ). Chemical Oxygen Demand
adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen selama peruraian senyawa organik terlarut dan
mengoksidasi senyawa anorganik seperti amonia dan nitrit. biological (biochemical) oxygen demand
adalah kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa
organik terlarut. jika BOD tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut
tersebut digunakan oleh bakteri. akibatnya ikan dan organisme air yg bernapas pake insang
terancam nyawanya. hubungan keduanya adalah sama-sama untuk menentukan kualitas air, tapi
BOD lebih cenderung ke arah cemaran organik ( Rahayu, 1993 ). Uji COD adalah suatu
pembakaran kimia secara basah dari bahan organik dalam sampel. Larutan asam dikromat
digunakan untuk mengoksidasi bahan organik pada suhu tinggi. Berbagai prosedur COD yang
menggunakan waktu reaksi dari 5 menit sampai 2 jam dapt digunakan. Metode ini dapat dilakukan
lebih cepat dari uji BOD. Oleh karena uji COD merupakan analisis kimia, uji ini juga mengukur
senyawa-senyawa organik yang tidak dapat dipecah seperti pelarut pembersih dan bahan yang
dapat dipecah secara biologik seperti yang diukur dalam uji BOD ( Ravina, 1993 ). A. Pembahasan
Chemical oksigen demand (COD) adalah ukuran kapasitas air untuk mengkonsumsi oksigen selama
dekomposisi organik materi dan oksidasi kimia anorganik seperti amonia dan nitrit. COD pengukuran
biasanya dilakukan pada sampel air limbah atau perairan alami terkontaminasi oleh limbah domestik
atau industri.. Kebutuhan oksigen kimia diukur sebagai laboratorium uji standar di mana air ditutup
sampel yang diinkubasi dengan oksidan kimia yang kuat dalam kondisi spesifik suhu dan untuk
jangka waktu tertentu waktu . Oksidan yang digunakan umumnya dalam tes COD kalium dikromat
(K2Cr2O7) yang digunakan dalam kombinasi dengan didih asam sulfat (H2SO4). Karena oksidan
kimia ini tidak spesifik untuk memakan bahan kimia oksigen yang organik atau anorganik, kedua
sumber kebutuhan oksigen diukur dalam uji COD. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah
penambahan sejumlah kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel yang telah
ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.
Selanjutnya, kelebihan kalium dikromat ditera dengan cara titrasi. Sehingga segala macam bahan
organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan
demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung
dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan
yang dapat troksidasi ikut dalam reaksi. Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi
oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. COD menunjukkan senyawa organik
yang tidak dapat didegradasi secara biologis. Kita dapat mengetahui berapa nilai COD yang
terkandung pada suatu limbah dan indikasi limbah tersebut berbahaya atau tidak. Arti penting
pengetahuan nilai COD dalam pengendalian limbah industri yaitu untuk dapat mengetahui seberapa
berbahayanya suatu limbah hasil produksi pada industri. COD mempunyai batasan nilai ambang
batasnya agar suatu buangan limbah tersebut yaitu sungai, danau atau laut dalam keadaan baku
mutu air. Dengan dapatnya mempelajari nilai COD dalam limbah maka kita dapat menentukan
tingkat tinggi rendahnya pencemaran air yang tercampur oleh limbah tersebut. Dengan mengetahui
tingkat tinggi rendahnya dapat langsung mengatisipasi berbahayanya limbah tersebut untuk
kelangsungan hidup. Nilai COD tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut telah tercemar. Dalam PP
No. 20/1990 pasal pertama angka kedua tentang Pengendalian Pencemaran Air. Pencemaran Air
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pemerintah lewat PP Nomor 82 Tahun 2001
telah menetapkan baku mutu kualitas air untuk berbagai jenis penggunaan air. Mutu air ditentukan
antara lain oleh beberapa sifat fisik air seperti suhu, warna, kekeruhan air dan total dissolved solid
(TDS); taraf keudaraan di dalam tubuh air yang diidentifikasi lewat beberapa sifat a.l. dissolved
oxygen (DO) dan chemical oxygen demand (COD); taraf kehidupan mikroba air biological oxygen
demand (BOD). Nilai COD pada PP No. 82 Tahun 2001 adalah sebesar 25 mg/L. Nilai COD sebesar
25 mg/L merupakan baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air. Dengan penentuan nilai COD kadar air tersebut masih dalam keadaan
normal dan tidak mengalami suatu pencemaran, jika nilai COD diatas 25 mg/L maka air tersebut
mengalami pencemaran. Pada hasil analisa pertama pada sampel limbah cair tahu mendapatkan
hasil nilai COD 400 mg/L dan pada percobaan kedua yaitu -8000 mg/L, sehingga untuk percobaan
pertama, tingkat pencemaran air sangat tinggi. Tingkat pencemaran yang tinggi akan
membahayakan bagi kelangsungan manusia bahkan lingkungan hidup yang disekitarnya. Kehidupan
mikroorganisme yang ada di dalam air akan terancam karena kebutuhan oksigen berkurang. Untuk
percobaan kedua kemungkinan gagal, karena tidak mungkin nilai COD adalah minus, kesalahan
percobaan dimungkinkan pada pencampuran larutan dan atau saat titrasi. DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, W. Jenie, B. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius. Yogyakarta Ravina,
Louis. 1993. Coagulation and Flocculation. Zeta-Meter, Inc. Virginia Srikandi, F. 1992. Polusi Air dan
Polusi Udara. ITB Press. Bogor
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiareagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya
1.
Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI PbI2
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk
endapan
dengan
hidrogen
sulfida
dalam
asam mineralencer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+
HgI2 +2 KI K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
suasana
CU2+
1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI
2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH Cd(OH04 putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH Cd(OH)2 + 2 NH+
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN
Golongan III B
Golongan IV
Ba21. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning
2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih
Uji nyala
Ba kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr merah karmin
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensiaregensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan
asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat
gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion
berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan
bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan
saksinat.
Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl1. Cl- + AgNO3 AgCl putih + NO3AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl2. Cl- + Pb(CH3COO)2 PbCl2 putih + 2 CH3COO3. Cl- + CuSO4 I1. I- + AgNO3 AgI putih + NO32. I- + Ba(NO3)2
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 PbI2 + 2 CH3COOSCN1. SCN- + AgNO3 AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
+ H2SO3
TAKSONOMI
Kajian teori taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi
berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang
bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Taksonomi Bloom
Taksonomi tujuan pendidikan yang disusun Bloom dkk. Adalah sebuah
kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan tentang apa yang
diharapkan agar dipelajari siswa. pada awalnya kerangka tersebut disusun dengan
maksud untuk memfasilitasi pertukaran soal-soal tes antar fakultas pada berbagai
universitas untuk menciptakan bank soal, masing-masing mengukur tujuan
pendidikan yang sama.
Benjamin S. Bloom, Associate Director of the Board of Examinations of the
University of Chicago, memprakarsai sebuah ide, berharap ide tersebut akan
meringankan pekerjaan dalam menyiapkan ujian pengetahuan umum tahunan.
Untuk membantu usahanya, Bloom merangkul ahli-ahli pengukuran dari seluruh
Amerika, kebanyakan dari mereka sering menghadapi permasalahan yang sama.
Kelompok ini bertemu sekitar dua kali dalam setahun yang dimulai tahun 1949
untuk memantau perkembangan, membuat revisi, dan merencanakan langkahlangkah selanjutnya.
Di awal tahun 1950-an, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa
persentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Hapalan
tersebut sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berpikir. Tegasnya,
masih ada taraf lain yang lebih tinggi.
Draft terakhir dari kelompok Bloom ini diterbitkan pada tahun 1956 dengan
judul Taxonomy of Educational Objectives: The Classification ofEducational
Goals. Handbook I: Cognitive Domain (Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl,
1956). Selanjutnya ini dikenal dengan The Original Taxonomy.
Taksonomi Bloom dapat dipandang sebagai suatu cara untuk menyatakan
secara kualitatif bermacam-macam pola pikir yang berbeda. Taksonomi ini telah
diadaptasi untuk digunakan di dalam kelas sebagai alat perencanaan dan secara
berkelanjutan merupakan salah satu model terapan yang paling universal.
Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan dan
saling melengkapi yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam ranah
Knowledge (Pengetahuan)
b.
1.2 Knowledge of ways and means of dealing with specifics (pengetahuan tentang
cara dan metode yang berhubungan dengan detail tertentu)
a.
b.
c.
d.
Knowledge of criteria
e.
Knowledge of methodology
b.
2.
Comprehension (Pemahaman)
2.1 Translation
2.2 Interpretation
2.3 Extrapolation
3.
Application (Penerapan)
4.
Analysis (Analisis)
5.
Synthesis (Sintesis)
Evaluation (Evaluasi)
Ranah Afektif
Ranah afektif kurang mendapat perhatian pada saat itu namun dirumuskan
Bloom, Krathwohl, dan Masia tahun 1964 sebagai sesuatu yang berkenaan dengan
nilai atau value. Ranah afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, niai, penghargaan, semangat, motivasi, dan sikap.Ranah afektif
mencakup:
Receiving (Penerimaan)
Responding (Tanggapan)
Valuing (Penghargaan)
Organization (Pengorganisasian)
Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor tidak dilanjutkan kajiannya oleh Bloom, tapi oleh ahli-ahli
lain berdasarkan domain yang dibuat oleh Bloom. Domain psikomotor (Simpson,
1972) mencakup gerakan dan koordinasi jasmani dan pendayagunaan beragam
kecakapan motorik. Pengembangan kecakapan-kecakapan tersebut memerlukan
adanya latihan yang dapat diukur perkembangannya dilihat dari sudut kecepatan,
ketepatan, jarak, tata cara, atau teknik pelaksanaan. Ranah psikomotor mencakup:
Perception (persepsi)
Set (kesiapan)
Mechanism (mekanisme)
Adaptation (penyesuaian)
Origination (penciptaan)
Dari satu dimensi ke dua dimensi (dimensi pengetahuan pada taksonomi lama,
dipisahkan menjadi dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif pada
taksonomi revisi)
2.
3.
4.
Tabel taksonomi
Pemisahan dimensi taksonomi lama menjadi dua dimensi taksonomi revisi
memunculkan suatu hubungan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif yang bisa dituangkan dalam bentuk tabel taksonomi.
Poin
Perbedaan
Dimensi
Utama
Satu dimensi
Dua Dimensi
Knowledge (Pengetahuan)
b.
Knowledge of terminology
(pengetahuan tentang
terminologi/istilah)
Knowledge of specifics facts
(pengetahuan tentang fakta-
Struktur dimensi p
Memahami (Und
menentukan mak
perintah instruksi
fakta spesifik)
unsur-unsur
Pengetahuan konseptual
hubungan timbal balik antara 3. Mengaplikasikan
unsur-unsur dasar dalam
menemukan atau
struktur yang lebih besar yang sebuah prosedur d
memungkinkan mereka untuk
ditentukan
berjalan bersama.
3.1 Menjalankan (Exe
a. Knowledge of conventions 2.1 Pengetahuan tentang
3.2 Mengimplementa
(pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori
(Implementing)
konvensi)
2.2 Pengetahuan tentang prinsip
4. Menganalisis (An
b. Knowledge of trends and
dan generalisasi
memisahkan mate
sequences
2.3 Pengetahuan tentang teori,
unsur pokoknya d
c. Knowledge of classifications
model, dan struktur
bagaimana bagian
and categories
berhubungan satu
3. Pengetahuan prosedural
terhadap suatu st
d. Knowledge of criteria
bagaimana melakukan
secara keseluruha
sesuatu; metode inquiry, dan
e. Knowledge of methodology
kriteria-kriteria untuk
4.1 Membedakan (di
menggunakan
keterampilan,
1.3 Knowledge of universals and
algoritma, teknik, dan metode.4.2 Mengorganisir (O
abstractios in a field
4.3 Menghubungkan
Knowledge of principles and 3.1 Pengetahuan tentang
keterampilan khusus yang
generalizations
5. Evaluasi (Evalua
berhubungan dengan suatu
keputusan berdas
bidang tertentu dan algoritma
b. Knowledge of theories and
dan standar
structures
3.2 Pengetahuan tentang teknik-5.1 Memeriksa (Chec
teknik dalam mata pelajaran
2. Comprehension
tertentu dan metode-metode 5.2 Meninjau (Critiqu
(Pemahaman)
a.
2.1 Translation
2.2 Interpretation
2.3 Extrapolation
3.
Application (Penerapan)
4.
Analysis (Analisis)
kognitif, mencakup
pengetahuan kontekstual dan
prasyarat yang sesuai.
Synthesis (Sintesis)
Evaluation (Evaluasi)
Taksonomi Bloom R
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi
proses
kognitif
2.
3.
4.
operasionalnya:
mengembangkan,
mengatur,
menghitung,
Menganalisis (Analyzing) : m
permasalahan atau objek ke un
menentukan bagaimana saling
unsur-unsur tersebut. Mencakup t
kognitif yaitu : membedakan, m
dan menemukan pesan ters
atribut).
6.
Merumuskan
tujuan
pembelajaran
Aspek
dimensi
Mengingat
Pengeth.
faktual
Tujuan 1
Memaham
i
Menerapka
n
Menganalis
s
Tujuan 2
Pengeth.
konseptual
Pengeth.
prosedural
Pengeth.
metakognit
if
1.
2.
taksonomi anderson
Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi
Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam
melahirkan taksonomi, yaitu:
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
Psychomotor
Domain (Ranah
Psikomotor)
berisi
perilaku-perilaku
yang
menekankan
aspek
keterampilan
motorik
seperti
tulisan
tangan,
mengetik, berenang , dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan olehKi Hajar Dewantoro , yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah
kognitif, untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan
pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.
Perbaikan
Taksonomi Bloom
Pengetahuan
Mengingat
Pemahaman
Memahami
Penerapan
Menerapkan
Analisis
Menganalisis
Sintesis
Menilai
Penilaian
Menciptakan
Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk,
padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses
berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah.
Sedangkan menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis,
karena orang baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan
kekurangan pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
KATA KUNCI
Menyebutkan definisi, menirukan
Understanding(pemahaman): Dapatkah
peserta didik menjelaskan konsep, prinsip,
hukum atau prosedur?
Mengelompokkan,
menggambarkan, menjelaskan
identifikasi, menempatkan,
melaporkan, menjelaskan,
menerjemahkan, pharaprase.
Memilih, mendemonstrasikan,
memerankan, menggunakan,
mengilustrasikan,
menginterpretasi, menyusun
jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis
Mengkaji, membandingkan,
mengkontraskan, membedakan,
melakukan deskriminasi,
memisahkan, menguji, melakukan
eksperimen, mempertanyakan.
Memberi argumentasi,
mempertahankan, menyatakan,
memilih, memberi dukungan,
memberi penilaian, melakukan
evaluasi
Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi
dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama
adalahKnowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process
Dimension (dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl
dapat digambarkan dengan tabel berikut.
Dimensi
Pengetahu
an
(The
Knowledg
e
Dimension
)
Ingatan
(remembe
r)
Pemaham
an
(understa
nd)
Penerapan
(apply)
Analisis
Penilaian
(analyz
e)
(evaluate
)
Pencipt
aan
(create)
Pengetahu
an Faktual
(Factual
Knowledg
e)
Pengetahu
an
Konseptua
l
(Conceptu
al
Knowledg
e)
Pengetahu
an
Prosedural
(Procedur
al
Knowledg
e)
Pengetahu
an MetaKognisi
(MetaCognitive
Knowledg
e)
(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)
Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB
CONTOH
Siswa harus mengetahuielemen dasar untuk sebuah disiplin atau cara
memecahkan masalah di dalamnya.
Aa. Pengetahuan tentang
terminologi
Pengetahuan menguraikan
sebagai sarana menangkap
struktur dari unit materi pelajaran
dalam buku teks,pengetahuan
tentang penggunaan heuristik.
Pengetahuan tentang jenis tes
khusus, mengelolapengetahuan
dari tuntutan kognitif dari tugas
yang berbeda.
Pengetahuan mengkritisi diri
adalah kekuatan
pribadi,sedangkan menulis esai
adalah kelemahan
pribadi,kesadaran tingkat
pengetahuan sendiri
(Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)
Keterangan
1.
2.
3.
4.
1. INGATAN panjang
NAMA
ALTERNATIF
DEFINISI DAN
CONTOH
1.1 Mengenali
Mengidentifika
si
Mencari
pengetahuan
dalam memori
jangka panjang
yang konsisten
dengan materi
yang
disampaikan
(misalnya,Kenali
tanggal
peristiwa
penting dalam
sejarah AS)
1.2 Mengingat
Mengambil
Mengambil
pengetahuan
yang relevan
dari memori
jangka panjang
(misalnya, Ingat
tanggal
peristiwaperistiwa
penting dalam
sejarah AS)
Membangun makna dari pesan instruksional,termasuk lisan, tertulis, dan
komunikasi grafis
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasi
Klarifikasi,
parafrase
mewakili
menerjemahka
n
Mengubah dari
satu bentuk
representation
(misalnya,numer
ik) ke
bentuk yang lain
(misalnyapidato,
dan dokumen)
Menggambark
an,
instantiating
Menemukan
contoh spesifik
atau ilustrasi
dari suatu
konsep atau
prinsip
(misalnya,Berika
n contoh gaya
lukisan
varicusartistik
Mengkategorik
an,
subsuming
Menentukan
sesuatu yang
termasuk dalam
kategori
(misalnya,klasifik
asikan kasus
yang diamati
atau dijelaskan
dari gangguan
mental)
Abstrak,
generalisasi
Abstrak tema
umum atau titik
utama
(misalnya,Menuli
s ringkasan
singkatdari
acara yang
digambarkan
pada rekaman
video)
Penutup,
ekstrapolasi,
interpolasi,
memprediksi
Mengambil
kesimpulan logis
dari informasi
yang disajikan
(misalnya,Dalam
belajar bahasa
asing,menyimpul
kan prinsip
gramatikal dari
contoh yang
ada)
2.4 Meringkas
2.5 Menyimpulkan
Kontras,
pemetaan,
sesuai
2.6 Membandingkan
Membangun
model
Mendeteksi
korespondensi
antara dua
ide,benda, dan
sejenisnya
(misalnya,peristi
wa sejarah
dibandingkan
dengan situasi
kontemporer)
Membangun
model sebabakibat dari suatu
sistem
(misalnya,Jelask
an penyebab
peristiwa
penting abad ke18 di Perancis)
2.7 Menjelaskan
3.2 Mengimplementasikan
Melaksanakan
Menerapkan
prosedur untuk
mengerjakan
tugas
(misalnya,digit
nomor satu
keseluruhan
dengan nomor
lain
keseluruhan,baik
dengan digit
ganda)
Menggunakan
Menerapkan
prosedur untuk
tugas asing
(misalnya,Gunak
an Hukum Kedua
Newton dalam
situasi di mana
itu tepat)
Diskriminatif,
membedakan,
fokus,
memilih
Membedakan
sesuatu yang
relevan dari
bagian yang
tidak relevan
atau penting dari
bagian materi
yang
4.2 Mengorganisir
Temuan
koherensi,
mengintegrasi
kan,
menguraikan,
parsing,
penataan
Mendekonstru
ksi
Menentukan
bagaimana
elemen yang
cocok atau
berfungsi dalam
struktur
(misalnya,
Struktur bukti
dalam deskripsi
sejarah menjadi
bukti dan
penjelasan
terhadap resiko
artikular sejarah)
Tentukan point
pandang, nilainilai, atau bahan
yang disajikan
yang mendasar
(misalnya,
Tentukan sudut
pandang penulis
esai dalam hal
nya atau
perspektif politik
nya)
4.3 Menghubungkan
5.
disampaikan
(misalnya,
bedakan antara
angka yang
relevan dan
tidak relevan
dalam bahasa
matematis)
5.1 Memeriksa
Koordinasi,
mendeteksi,
Mendeteksi
inkonsistensi
pemantauan,
pengujian
dari fallacies
dalam proses
atau
produk,menentu
kan apakah
suatu proses
atau produk
memiliki
konsistensi
internal,detectin
g efektivitas
prosedur seperti
yang sedang
dilaksanakan
(misalnya,
Menentukan
apakah
kesimpulan
seorang ilmuwan
diikuti dari data
yang diamati)
Menilai
5.2 Mengkritik
Mendeteksi
konsistensi
antara produk
dan kriteria
eksternal,menen
tukan apakah
suatu produk
memiliki
konsistensi
eksternal,mende
teksi kesesuaian
prosedur untuk
masalah tertentu
(misalnya,Huku
m yang dari dua
metode adalah
cara terbaik
untuk
memecahkan
masalah yang
diberikan)
Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang
koheren atau fungsional,mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru
atau struktur
6.1 Membuat
6.2 Merencanakan
Hipotesa
Datang dengan
hipotesa
berdasarkan
kriteria
(misalnya,Hasilk
an hipotesa
untuk
menjelaskan
fenomena yang
diamati)
Merancang
Merancang
prosedur untuk
menyelesaikan
beberapa tugas
(misalnya,Renca
nakan sebuah
makalah
penelitian
tentang topik
sejarah tertentu)
Membangun
6.3 Memproduksi
Menciptakan
suatu produk
(misalnya,Memb
angun habitat
untuk tujuan
tertentu)
Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Menilai
Menciptakan
Memilih
Menggolongkan
Menerapkan
Menganalisis
Menghargai
Memilih
Menguraikan
Mempertahanka
Menentukan
Mengategorikan
Mempertimbangk
Menentukan
Mendefinisik
an
Menunjukka
n
Mendemonstrasi
kan
Mendramatisasik
an
Menjelaskan
Membedakan
Memberitabe
Menerangkan
kan
Mengekspresika
Memperkirakan
l
Mendaftar
Menempatka
n
Memadanka
n
Mengemukakan
Memperluas
Menggeneralisasi
Mengelola
Mengatur
Menyiapkan
Mengelompokkan
Membandingkan
Membedakan
Mengunggulkan
Mendiversivikasik
an
Mengidentifikasi
Menyimpulkan
an
Menggabungka
Mengkritik
Mempertahankan
Mengombinasik
Membandingkan
an
Mengarang
Mengkonstruksi
Membangun
Menciptakan
Mendesain
Membericontoh
Menghasilkan
Membagi
Merancang
Mengingat
Menggambarka
Memproduksi
Merinci
Mengembangka
Memilih
Memilih
Menunjukkan
Menentukan
Membuatsketsa
Menunjukkan
Menyelesaikan
Melaksanakan
Menamakan
Menghilangk
n
Menunjukkan
an
Mengaitkan
Mengutip
Menafsirkan
Mengenali
Menaksir
Menentukan
Mempertimbang
Menyatakan
Menggunakan
survei
n
Melakukan
Merumuskan
Membuathipote
sis
Menemukan
kan
Membuat
Memadankan
Mempercantik
Membuatungka
Mengawali
pan
Mewakili
Menyatakankem
bali
Menuliaskembali
Menentukan
Mengelola
Merencanakan
Memproduksi
Memainkanpera
n
Menceritakan.
Merangkum
Mengatakan
Menerjemahkan
Menjabarkan
lain. Karena semua aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja
otak. Sebagai contoh, pada kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga
mencakup ranah kognitif dan afektif, juga psikomotor.
Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein
mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how difficult
they are to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan fungsinya telah
mengundang beragam teori yang secara tak langsung telah menunjukkan betapa
rumitnya kajian tentangnya.
How amazing is it begitulah ungkapan dalam artikel Barry L. Aaronson.
Dalam narasi yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog dari
gambaran saat seseorang sedang berpikir. Terkadang, dia akan terlihat
mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-mijit keningnya. Orang lain yang
melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan tanda-tanda seperti itu
sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi
yang dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu
menjadi indikasi seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan
perasaan atau dengan kata, hati-hati di jalan ya!, mengapa yang dipegang
bukanlah kepala, tetapi malah memegang dada. Bukankah saraf emosi dan
perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932)
mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi informasi,
(2) ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) re-interpretasi
yang mengatur kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977)
menyarankan pengertian berpikir sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan
perilaku untuk memecahkan (solve) atau mencari solusi dari suatu masalah.
Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif Anderson dan Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya
pandangan para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya,
menegaskan bahwa aktifitas kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada
95 persen di bawah batas kesadaran manusia (subconscious awarness). Hanya 5
persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan kesadaran penuh (conscious
awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan kalsifikasi Anderson dan
Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.
Kimia
Kimia Itu Mudah dan Menyenangkan
Analisa Unsur
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi,
reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan
hidrogen dan dapat mengandung unsur unsur lain seperti nitrogen,oksigen,fosfor,halogen,dan
belerang.definisi lain dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa
organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada perkecualian.bahkan
sebenarnya,kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik sebagai contoh: banyak enzim
yang berdasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga juga gigi dan tulang yang
komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun anorganik.
Pembeda antara kimia organik adalah ada atau tidaknya ikatan karbo hidrogen. Sehingga asam
karbonat termasuk anorganik,sedangkan asam format, asam lemak pertama organik.
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau
campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu
perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Sebagai contoh,
untuk pengujian nitrogen, larutan direaksikan dengan besi (II) dan besi (III) jika terdapat sianida,
akan terbentuk endapan biru gelap yang ditunjukkan dengan persamaan reaksi :
18 CN + 3 Fe+2 + 4 Fe+3
Fe4 [ Fe(CN)6]3
Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom atom molekulnya. Oleh karena
itu, reaksi kimia pada seyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan
pembentukkan ikatan kovalen yang baru. Proses ini membutuhkan waktu yang sangat bergantung
pada kondisi saat berlangsung reaksi.
Perkembangan Pengelompokan Unsur
Pada awalnya, unsur hanya digolongkan menjadi logam dan nonlogam. Dua puluh unsur yang
dikenal pada masa itu mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setelah John
Dalton mengemukakan teori atom maka terdapat perkembangan yang cukup berarti dalam
pengelompokan unsur-unsur. Penelitian Dalton tentang atom menjelaskan bahwa setiap unsur
mempunyai atom-atom dengan sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lain. Hal yang
membedakan diantara unsur adalah massanya.
Pada awalnya massa atom individu belum bisa ditentukan karena atom mempunyai massa
yang amat kecil sehingga digunakan massa atom relatif yaitu perbandingan massa antar-atom.
Berzelius pada tahun 1814 dan P. Dulong dan A. Petit pada tahun 1819 melakukan penentuan
massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom relatif termasuk sifat khas
atom karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif tertentu yang berbeda dari unsur
lainnya. Penelitian selanjutnya melibatkan Dobereiner, Newlands, mendeleev dan Lothar Meyer
yang mengelompokkan unsur berdasarkan massa atom relatif.
Johann Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829 menjelaskan hasil penelitiannya yang
menemukan kenyataan bahwa massa atom relatif stronsium berdekatan dengan massa rata-rata
dua unsur lain yang mirip dengan stronsium yaitu kalsium dan barium. Hasil penelitiannya juga
menunjukkan bahwa beberapa unsur yang lain menunjukkan
kecenderungan
yang sama.
Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang saling kait mengikat
Contoh : O2, H2O, C2H5OH, NaCl.
1. Campuran
Campuran adalah zat yang tersusun dari beberapa zat yang lain jenis dan tidak tetap susunannya
dari unsur dan senyawa.
Contoh : udara, air, tanah.
Tulisan yang diberikan di bagian selingan berikut menyarankan bahwa sukar untuk mendefinisikan
bahan yang murni sempurna. Cara yang lebih praktis adalah mendefinisikan selisih dari murni
sempurna. Harus ditambahkan bahwa, tanpa metoda yang tepat untuk memperkirakan kemurnian,
kita tidak dapat memutuskan keefektifan metoda pemurnian tertentu. Singkatnya, tanpa itu tidak
mungkin diputuskan apakah senyawa tertentu murni atau tidak.
Ambil contoh senyawa organik. Sampai pertengahan abad 20, kriteria kemurnian senyawa organik
didasarkan atas beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti titik leleh dan
titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil perhitungan berdasarkan rumus
molekul, dan konstanta fisik harus juaga sama dengan nilai yang dilaporkan di literatur (kriteria ini
hanya dapat digunakan untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat,
dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan
oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel
dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh
Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan
jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan.
Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan neracanya).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat,
dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan
oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel
dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh
Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan
jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas fakta
berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya
akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini dulunya merupan fondasi logis kimia organik
dalam perkembangan bidang ini terutama saat menambahkan anggota baru dalam keluarga
senyawa. Bila satu dari dua senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan titik leleh.
(Anonim,id.wikipedia.org)
Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat
yang lebih kecil, atau tidak dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan metode kimia
biasa.
Partikel terkecil dari unsur adalah atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi
oleh elektron. Inti atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat
kurang lebih 117 unsur di dunia Hal yang membedakan unsur satu dengan lainnya adalah jumlah
proton dan jumah elektron suatu unsur atau ikatan dalam inti atom tersebut. Misalnya, seluruh atom
karbon memiliki proton sebanyak 6 buah, sedangkan atom oksigen memiliki proton sebanyak 8
buah. Jumlah proton pada sebuah atom dikenal dengan istilah nomor atom (dilambangkan dengan
Z).
Namun demikian, atom-atom pada unsur yang sama tersebut dapat memiliki jumlah netron yang
berbeda; hal ini dikenal dengan sebutan isotop. Massa atom sebuah unsur (dilambangkan dengan
A) adalah massa rata-rata atom suatu unsur pada alam. Karena massa elektron sangatlah kecil,
dan massa neutron hampir sama dengan massa proton, maka massa atom biasanya dinyatakan
dengan jumlah proton dan neutron pada inti atom, pada isotop yang memiliki kelimpahan terbanyak
di alam. Ukuran massa atom adalah satuan massa atom (smu). Beberapa isotop bersifat radioaktif,
dan mengalami penguraian (peluruhan) terhadap radiasi partikel alfa atau beta.
Unsur paling ringan adalah hidrogen dan helium. Hidrogen dipercaya sebagai unsur yang ada
pertama kali di jagad raya setelah terjadinya Big Bang. Seluruh unsur-unsur berat secara alami
terbentuk (baik secara alami ataupun buatan) melalui berbagai metode nukleosintesis. Hingga tahun
2005, dikenal 118 unsur yang diketahui, 93 unsur diantaranya terdapat di alam, dan 23 unsur
merupakan unsur buatan. Unsur buatan pertama kali diduga adalah teknetium pada tahun 1937.
Seluruh unsur buatan merupakan radioaktif dengan waktu paruh yang pendek, sehingga atom-atom
tersebut yang terbentuk secara alami sepertinya telah terurai.
Daftar unsur dapat dinyatakan berdasarkan nama, simbol, atau nomor atom. Dalam tabel periodik,
disajikan pula pengelompokan unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
Tata nama
Penamaan unsur telah jauh sebelum adanya teori atom suatu zat, meski pada waktu itu belum
diketahui mana yang merupakan unsur, dan mana yang merupakan senyawa. Ketika teori atom
berkembang, nama-nama unsur yang telah digunakan pada masa lampau tetap dipakai. Misalnya,
unsur cuprum dalam Bahasa Inggris dikenal dengan copper, dan dalam Bahasa Indonesia dikenal
dengan istilah tembaga. Contoh lain, dalam Bahasa Jerman Wasserstoff berarti hidrogen, dan
Sauerstoff berarti oksigen.
Nama resmi dari unsur kimia ditentukan oleh organisasi IUPAC. Menurut IUPAC, nama unsur tidak
diawali dengan huruf kapital, kecuali berada di awal kalimat. Dalam paruh akhir abad ke-20, banyak
laboratorium mampu menciptakan unsur baru yang memiliki tingkat peluruhan cukup tinggi untuk
dijual atau disimpan. Nama-nama unsur baru ini ditetapkan pula oleh IUPAC, dan umumnya
mengadopsi nama yang dipilih oleh penemu unsur tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kontroversi
grup riset mana yang asli menemukan unsur tersebut, dan penundaan penamaan unsur dalam
waktu yang lama.
Lambang kimia
Sebelum kimia menjadi bidang ilmu, ahli alkemi telah menentukan simbol-simbol baik untuk logam
maupun senyawa umum lainnya. Mereka menggunakan singkatan dalam diagram atau prosedur;
dan tanpa konsep mengenai suatu atom bergabung untuk membentuk molekul. Dengan
perkembangan teori zat, John Dalton memperkenalkan simbol-simbol yang lebih sederhana,
didasarkan oleh lingkaran, yang digunakan untuk menggambarkan molekul.
Sistem yang saat ini digunakan diperkenalkan oleh Berzelius. Dalam sistem tipografi tersebut,
simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama Latin (karena waktu itu Bahasa Latin
merupakan bahasa sains); misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Cu adalah simbol
untuk unsur Cuprum (tembaga).
Simbol kimia digunakan secara internasional, meski nama-nama unsur diterjemahkan antarbahasa.
Huruf pertama simbol kimia ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf selanjutnya (jika ada) ditulis
dalam huruf kecil.
Simbol non-unsur
Non unsur, khususnya dalam kimia organik dan organometalik, seringkali menggunakan simbol
yang terinspirasi oleh simbol-simbol unsur kimia. Berikut adalah contohnya: Cy sikloheksil; Ph
fenil; Bz benzoil; Bn benzil; Cp Siklopentadiena; Pr propil; Me metil; Et etil; Tf triflat; Ts
tosil; Hb hemoglobin. (Anonim, klikbelajar.com)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Analisa organik kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang
identifikasi senyawa organik yang tidak diketahui. Keberhasilannya ditentukan oleh banyak
faktor yang berhubungan erat dengan sifat yang khas dari masing masing senyawa atau
campurannya dan tehnik atau pola kerja analisa yang sistematik.
Tahap pertama analisa organik kualitatif adalah menentukan adanya unsur unsur
karbon, hidrogen, oksigen, halogen, belerang dan fosfor. Selain itu, setiap senyawa organik
mempunyai sifat kelarutan yang khas, yang meliputi jenis pelarut dan jumlah kelarutannya.
Sifat kelarutan akan membantu mempersempit ruang gerak analisis secara kimia maupun
spektrokpis.
B.
Penelitian tentang analisis kualitatif unsur unsur zat organik dan penentuan kelas
kelarutan ini adalah untuk memahami prinsip dasar dan tahapan kerja analisa zat organik
agar dapat menentukan kelas kelarutannya.
C.
Identifikasi Masalah
Apakah analisa organik kualitatif itu ?
Apa prinsip dasar analisis kualitatif ?
Bagaimana langkah kerja penentuan unsur unsur organik ?
D.
Rumusan Permasalahan
Pembatasan Permasalahan
Saya membatasi pembahasan hanya pada unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, dan
halogen dalam senyawa organik.
E.
Variable penelitian
: senyawa
Variable terikat
: Analisis kualitatif
Variable kontrol
: organik
F.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan percobaan
praktikum di laboratorium.
G.
Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mahasiswa dapat memahami :
BAB II
PEMBAHASAN
: - Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
- Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu
senyawa organik
raktikum
an
LANDASAN TEORI
Dulu senyawa karbon tidak dapat dibuat di laboratorium tetapi setelah Fredich
Wohler berhasil membuat urea melalui pemanasan pada tahun 1923, maka senyawa organik
lain mulai dibuat di laboratorium. Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik,
secara lebih pasti dapat ditunjuk mealui cara kimia yaitu dengan uji pembakaran.
Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon (C) menjadi karbon dioksida (CO) dan
hidrogen (H) menjadi H2O. Gas CO2 dapat dikenali berdasarkan sifatnya yang mengerahkan
air kapur, sedang air dapat dikenali dengan kertas kobalt. Air mengubah warna kertas
kobalt dari biru menjadi merah muda (pink).
Sampel + Oksidator CO2 (g) + H2O (l)
CO2 (g) + Ca (OH)2 CaCo3(s) + H2O (l)
Kertas kobalt biru + H2O(l) kertas kobalt merah muda.
Karbon dan hidrogen akan teroksidasi menjadi CO2 dan H2O. Karbon dioksida (CO2)
dikenali dengan menggunakan air kapur, sedang air dikenali dengan menggunakan kertas
kobalt (Ralph,2001 : 1).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa
tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan
absorben yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan
massa absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah
karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal
sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan
oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah
dengan kromatografi gas bukan dengan metoda penimbangan. Namun, prinsipnya tidak
berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak
terhindarkan. Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk
ketidakakuratan neracanya).
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh
karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan
semua hal ini, biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari 0,3%,
maka perbedaan itu dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk definisi praktis
kemurnian.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini
didasarkan atas fakta berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang
sama ditentukan, titik lelehnya akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini
dulunya merupan fondasi logis kimia organik dalam perkembangan bidang ini terutama saat
menambahkan anggota baru dalam keluarga senyawa. Bila satu dari dua senyawa itu tidak
murni, akan diamati penurunan titik leleh.
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut : sejumlah
massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida (CO 3) dan air (H2O) yang dihasilkan
dijebak dengan obsorben yang tepat, dan peningkatan massa absorban kemudian
ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh CO 2 dan H2O yang diserap. Dari
nilai ini, jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan, metode pembakaran
sudah dikenal sejak dulu. Metode ini telah digunakan oleh Lavoisier dan secara signifikan
disempurnakan oleh Leibig. Metode modern untuk menentukan jumlah karbon (C) atau
karbon dioksida (CO2) dan air adalah dengan kromotografi gas bukan dengan metode
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali (Yoshito, 009 : 06)
Nitrogen ditemukan oleh kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di tahun 1772.
Dia memisahkan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dari udara dan menunjukkan gas
yang tersisa oleh tidak menunjang pembakaran atau makhluk hidup. Pada saat yang
bersamaan ada beberapa ilmuan lainnya yang mengadakan riset tentang nitrogen. Mereka
adalah Scheele Caverdish, Priestly, dan yang lainnya. Mereka menamakan gas ini udara
tanpa oksigen. Tetapi pada hidrogen telah digunakan bertahun-tahun sebelum akhirnya
dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh Coverdish ditahun 1776. Dinamakan hidrogen oleh
Lavoisier, hidrogen adalah unsur yang terbanyak dari semua unsur di alam semesta elemenelemen yang berat pada awalnya dibentuk dan atom-atom hidrogen atau dari elemenelemen yang mulanya terbuat dari atom-atom hidrogen (wikipedia).
Alat Praktikum
Tabung reaksi
Ampul
Pipet tetes
Penjepit
Pipa U
Pinset
Spatula
Cawan porselin
Bunsen
Bahan Praktikum
2.
-
Sulfur
NaOH 0,1 M
Reagen Nesiler
Naphtalen
Air kapur
H2SO4 pekat
SKEMA KERJA
1.
a.
b.
Percobaan Penpield
0,5 sampel (urea)
- + 50 mg CuO
- Dimasukkan ketabung reaksi yang dilengkapi pepet
Terbentuk gas
2.
a.
Percobaan Perfield
Seperti yang di atas :
- + 50 mg CuO
- Dimasukkan ketabung reaksi yang dilengkapi pepet
Terbentuk gas
- + 50 mg sulfur
Ditutup tabung reaksi dengan kertas saring Pb asetat
Hasil
b.
Percobaan Lasaigne
Logam Na dalam ampal
+ 50 mg (sampel + sukrosa)
- + 1-2 ml etanol
Merah membara
- Dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 20 ml air sampai ampul pecah
- (mendidih)
Disaring
Endapan
3.
3 ml filtrat Lasaigne
+ beberapa tetas FeSO4
+ 1-3 tetes FeCl3
Jika perlu asamkan dengan H2SO4
a.
Percobaan Kjeldahl
10 mg sampel (urea) dalam tabung reaksi
Larutan jernih
+ air 1 ml
Dibasakan dengan NaOH
+ beberapa tetes pereaksi Nessler
Hasil (adanya unsur N endapan coklat setelah ditambah reaksi Nessler)
4.
ujungnya
Ditetesi dengan larutan DCM
Hasil (warna nyala)
HASIL PENGAMATAN
Identifikasi Unsur Karbon
No
Perlakuan
Reaksi Pengarangan
Hasil Pengamatan
Naftalen
-
api kecil
api besar
Cairan
nafhtalen
mengering dan terbentuk
jeloga (belum jelas)
Terlihat warna
agak hitam
nyalanya
Jelaga hilang
Percobaan Perpield
0,5 gr (sampel (urea)
-
+ 0,5 mg CuO
Dimasukkan ke tabung reaksi
yang dilengkapi pipa U
Terbentuk gas
Percobaan gagal
Dialirkan ke tabung
yang berisi air kapur
reaksi
No
Perlakuan
Percobaan Perfield
-
6,5 gr sampel
+ 0,5 mg CuO
Hasil Pengamatan
Terbentuk gas
Dialirkan ke
yang berisi air
tabung
reaksi
No
Perlakuan
Percobaan Kjeldahl
Hasil Pengamatan
10 mg sampel (urea)
-
Warna
larutan
yang
awalnya hitam kecoklatan
menjadi
hitam
jernih
kecoklatan (lebih jernih)
+ air 1 ml
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
ujungnya
ANALISIS DATA
1.
Reaksi Penyaringan
C10H8
10CO2 + H2O
2CO + HNO3
b.
Percobaan Perfield
CuO + CO (NH2)2
2.
a.
Percobaan Perfield
CuO + CO (NH2)2
b.
3.
CaCO3 + H2O
H2S + (CH3COO)2 Pb
PbS + 2CH3COOH
a.
Percobaan Kjeldahl
CO(NH2)2 + H2SO4
4.
2CuO
Cu + U2 + CH2O
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang membahas masalah tentang analisisunsur, yang pada
percobaannya kita akan mengidentifikasi setiap unsur-unsur seperti C,H,N,S,P dan unsur
unsur halogen, yang semuanya itu kita uji dengan cara, seperti : dengan pengurangan,
percobaan pupield, pirotisis dengan sulfur, percobaan Kjeldahl, dan percobaan beilstein.
Pada percobaan pertama yaitu identifikasi unsur karbon, identifikasi unsur karbon ini
dilakukan dnegan dua cara yaitu dengan pengarangan dan percobaan penfiild. Pada
percobaan dengan pengarangan kita menggunakan sampel berupa nafhtalen yang
merupakan bahan dasar sebagai dalam pembuatan kapur barus, pada saat dipanaskan
dengan api kecil sama sekali tidak ada reaksi yang diinginkan tetapi setelah dipanaskan
dengan api yang cukup besar cairan nafhtalen mengering dan terbentuk julaga dan warna
nyalanya terlihat agak kehitaman, ini mungkin karena apinya terlalu besar dan juga
menandakan bahwa pada sampel nafhtalen terdapat unsur karbon. Semakin api /
pemanasan dengan api tambah besar, gelaganyapun tambah jelas terlihat, boleh jadi proses
ini disebut juga dengan proses penyublinan. Selaga akan hilang karena ditambahkan dengan
larutan HNO3 encer, disebabkan karena adanya unsur karbon (C) yang bereaksi dengan
HNO3 yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2).
Pada percobaan dengan penfeeld, yang dilakukan untuk mengidentifikasi unsur C dan H.
Percobaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya unsur C ternayta selalu gagal dan
tidak mendapat hasil yang diinginkan sama sekali. Ini disebabkan karena kesalahan pada
cara kerja oleh praktikan dan juga pada saat pencampuran dengan CuO, reaksinya
menimbulkan ledakan secara tiba-tiba disebabkan karena reaksi panas dalam tabung yang
tertutup dan mungkin juga dipanaskan secara berlebihan sehingga terjadi pelepasan energi
yang cukup besar. Identifikasi unsur H dengan percobaan penfeeld, mendapat suatu hasil
berupa adanya gelembung-gelembung pada dinding tabung reaksi yang berisikan air kapur,
gelembung gelembung tersebut yang akan nantinya menjadi suatu tetesan-tetesan air
yang membekas pada dinding tabung. Dari tetesan-tetesan air pada dinding tabung reaksi
ini kita simpulkan bahwa pada percobaan penfield terdapat unsur Hidrogen.
Pada percobaan dengan pirolisis dengan sulfur, juga terdapatnya unsur H yang dapat
diketahui dari warna coklat kehitaman pada kertas saring Pb-asitat setelah pemanasan, ini
disebabkan karena reaksi antara sampel + sulfur dengan kertas saring Pb-asetat sehingga
menghasilkan H2S dan juga pada tabung reaksi tersebut terdapat endapan berwarna putih
keras. Mungkin disebabkan karena pemanasan / hasil dari pemanasan pada sampel yang
dicampur dengan sulfur.
Pada percbaan Lassaigne, menggunakan sampel berupa logam Na yaitu merupakan
logam yang relatif yang bila direaksikan dnegan air akan menimbulkan ledakan, boleh jadi
reaksi ini disebut juga dengan reaksi pelepasan energi dari sistem ke lingkungan (eksoterm).
Pada percobaan ini kita akan membuktikan atau untuk mendapatkan hasil berupa filtrat
jernih filtrat Lasaigne)
Pada identifikasi unsur Nitrogen, kita menggunakan hasil dari percobaan Lasaigne
dengna beberapa tetes Fe SO4 dan ditambah dengan 1-3 tetes FeU3 yang kemudian
diasamkan dengan H2SO4. timbulnya unsur N diketahui dari timbulnya atau hasil
pencampuran menghasilkan warna biru yang digunakan sebagai indikator percobaannya.
Pada percobaan Kjeldahl, digunakan sampel yang diteteskan dengan larutan H 2SO4 pekat
setelah itu dipanaskan yang akan menghasilkan larutan jernih karena reaksi yang terjadi
adalah H2SO4 diubah menjadi (NH4)2SO4. kemudian dengan penambahan air 1 ml, dibasakan
dengan NaOH setelah itu dibuktikan dengan pereaksi Nessler, hasilnya berupa endapan
yang berwarna coklat. Adanya unsur N diketahui dari hasil pencampuran yang menghasilkan
endapan yang berwarna coklat.
Identifikasi unsur sulfur, digunakan larutan hasil filtrat lasaigne yang diasamkan dengan
asam asetat kemudian ditetesi dengan larutan dilanjutkan dengan filtrat Lasaigne
diasamkan dengan HCl, kemudian ditetesi dengan FeSO 4 sehingga adanya unsur sulfur
ditandai dengan timbulnya endapan hitam jga. Lain dengan perlakukan yang ketiga yiatu
filtrat Lasaigne ditetesi dengan Na-nitro prosida yang adanya unsur sulfur ditandai dengan
timbulnya warna violet. Identifikasi unsur sulfur dilakukan dengan tiga langkah, yang
masing-masing dari perlakuannya digunakan larutan filtrat Lasaigne.
Identifikasi unsur fosfor menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang ditetesi dengan
HNO3 pekat sehingga diubah menjadi PO 43- akibat dari yang ditunjukkan dengan amin
molybdat NH4. timbulnya endapan kuning menandakan adanya unsur fosfor selanjutnya
akan terbentuk anin fostomolibdet setelah di tetesi dengan pereaksi magnesium mixture
yang kan menghasilkan kristal spesifik yang diamati dibawah mikroskop.
Identifikasi terakhir adalah unsur Halogen menggunakan kawat Cu sebagai uji bahan
nyala. Pada pperlakuannya kawat Cu dipanaskan tetapi tidak ada warna nyala yang timbul,
setelah ditetesi dengan larutan DCM, terlihat warna nyala berupa warna hijau saat
dipanaskan karena sesuai sifatnya beberapa senyawa yang dengan O 2 lembaga membentuk
senyawa tembaga dan menguap dan berwarna hijau disebabkan DCM.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
-
Adanya unsur karbon (c) ditandai dari terbentuknya jelaga pada nafhtalen
Pada percobaan perfield digunakan untuk mengidentifikasi unsur C dan H dimana pada
pidentifikasi unsur karbon ditandai dengan adanya warna keruh pada kapur dan pada
identifikasi hidrogen ditandai dari adanya tetesan tetesan air pada dinding tabung reaksi
Identifikasi unsur hidrogen pada pirolisis dengan sulfur ditandai dengan adanya warna
hitam pada kertas saring Pb-asetat.
Eksoterm adalah proses yang ditimbulkan oleh sistem kelingkungan atau proses pola
pesan energi kelingkungan.
Percobaan Lasaigne dilakukan untuk memperoleh hasil filtrat Lasaigne untuk identifikasi
unsur N,S,P, dan halogen).
Identifikasi unsur nitrogen menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang akan diketahui dari
timbulnya warna biru. Identifikasi ini juga dilakukan dengan percobaan Kjeldahl
Identifikasi Halogen unsur halogen dilakukan dnegna percobaan Beilistein yang pada
pecobaannya dipanaskan kawat Cu lalu ditetesi larutan DCM sehingga menghasilkan warna
nyala berupa warna hijau
II.
Perencanaan analisis.
Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau
senyawa yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif, karena
adanya unsur atau senyawa pengganggu. Untuk itu unsur atau senyawa
pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling
mudah untuk pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan. Metode
yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi.
5.
Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui.
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar unsur/senyawa
6.
(untuk sampel cair) dan juga faktor pengenceran. Evaluasi terhadap hasil analisis
dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya.
III.
Gravimetri.
Titrasi
(volumetri)
: meliputi
Pembentukan komplek, Oksidasi reduksi.
titrasiAsam
basa,
Pengendapan,
Ekstraksi
Kromatogarfi
IV.
Analisis Kimia
SPEKTROMETER ED-XRF (ENERGY Dispersive - X-Ray Fluorescence)
EDAX DX-95
Analisis makro unsur-unsur dalam padatan dan larutan, secara kualitatis dan
kuantitatif
Limit detaksi sampai % (padatan) dan ppm (larutan)
Aplikasi :
Untuk analisis unsur dalam partikel udara, sedimen- mineral, limbah cair, flying ash dan
lainnya
Carbon Analyzer
LECO IR-212
Analisis kadar karbon (C) dalam logam, keramik dan polimer
Limit deteksi :
Minimum : ppm
Maksimum : 99,9%
Akurasi : 0,001%
Nitrogen Analyzer
LECO TN-114
Analisis kadar nitrogen (N) dalam logam dan keramik
Limit deteksi : 0,00001 - 0,1%
(Akurasi : 0,0001%)
Limit deteksi : 0,001-0,5%
(Akurasi : 0,0002%)
Hydrogen Analyzer
LECO RH-2
Analisis kadar hidrogen (H) dalam logam dan keramik
Limit deteksi: 0,001-1000 ppm
Akurasi: 0,001 ppm
Carbon, Nitrogen dan Hidrogen Analyzer digunakan untuk analisis kadar C, N dan H di
Industri logam dan kimia
Titroprocessor
METROHM
672 Titroprocessor
655 Multi Dosimat
649 Magnetic Stirrer
Analisis unsur/ion dalam larutan secara potensiometri
Limit deteksi sampai ppm
ICP-AES (Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy)
PERKIN ELMER PLASMA 40
Analisis mikro unsur (kation) dalam larutan/padatan yang dapat larut, secara kualitatif dan
kuantitatif ( 80 unsur)
EG&G ORTETC
Detektor Si Barrier (gamma)
Detektor HPGe (alpha)
Beri Rating:
Sebarkan:
Analisis unsur
Ditulis oleh Yoshito Takeuchi pada 03-01-2009
Tulisan yang diberikan di bagian selingan berikut menyarankan bahwa sukar untuk mendefinisikan
bahan yang murni sempurna. Cara yang lebih praktis adalah mendefinisikan selisih dari murni
sempurna. Harus ditambahkan bahwa, tanpa metoda yang tepat untuk memperkirakan kemurnian,
kita tidak dapat memutuskan keefektifan metoda pemurnian tertentu. Singkatnya, tanpa itu tidak
mungkin diputuskan apakah senyawa tertentu murni atau tidak.
Ambil contoh senyawa organik. Sampai pertengahan abad 20, kriteria kemurnian senyawa organik
didasarkan atas beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti titik leleh dan
titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil perhitungan berdasarkan rumus molekul,
dan konstanta fisik harus juaga sama dengan nilai yang dilaporkan di literatur (kriteria ini hanya dapat
digunakan untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat, dan
peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh
karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat
ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh Lavoisieur
dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan jumlah karbon
dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda penimbangan. Namun,
prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan. Pekerjaan
menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan neracanya).
Selingan- Air murni sempurna
Buku teks kimia menyatakan bahwa hasil kali ion air murni adalah 10 -14 (mol dm-3))2 pada 25??C. Bila Anda mencoba menentukan
hasil kali ion air murni yang diperoleh dari distilasi biasa dengan mengukur hantarannya, Anda akan mendapatkan nilai yang lebih
besar dari nilai teroritis ini.
Fisikawan Jerman Friedlich Wilhelm Georg Kohlrausch (1840- 1910) membanting tulang untuk mendapatkan
data fisik yang akurat. Ia menyadari bahwa ia harus sangat hati-hati dalam menentukan hantaran listrik untuk mendapatkan data
yang sangat akurat.
Ia membuat alat dari kuarsa (bukan gelas!) untuk mencegah kontaminasi dari alat gelas. Dengan mengalirkan nitrogen yang
dimurnikan, ia berulang-ulang mendestilasi air. Hantaran air yang didapatkan sangat kecil, dari 1/100 sampai 1/1000 hantran air
terdestilasi biasa. Dari nilai hantaran yang ia dapatkan, ia menghitung nilai hasil kali ion air yang nilainya sama dengan nilai hasil
teori.
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh karbon
dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan semua hal ini,
biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari 0,3%, maka perbedaan itu
dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk definisi praktis kemurnian.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas fakta
berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya
akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini dulunya merupan fondasi logis kimia organik
dalam perkembangan bidang ini terutama saat menambahkan anggota baru dalam keluarga senyawa.
Bila satu dari dua senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan titik leleh.
Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel ya ng dapat dianalisis
dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh
Reaksi Organik
Reaksi Organik
Di sini akan dijelaskan secara ringkas berbagai macam reaksi senyawa karbon yaitu reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi adisi, reaksi polimerisasi, dan reaksi oksidasi.
Berikut penjelasan untuk masing-masing reaksi.
1. Reaksi substitusi
Reaksi substitusi merupakan reaksi yang melibatkan penggantian atom/gugus atom pada molekul dengan
atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan
ikatan karakteristik (tetap jenuh)
A + B C > A C + B
Contoh reaksi substitusi:
Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen
R H + X2 > R X + H X
Contoh:
CH3 H + Cl2 > CH3 Cl + HCl
Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
atom H pada gugus OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R OH + Na > R ONa + H2
Contoh:
2 C2H5 OH + 2 Na > 2 C2H5 ONa + H2
Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan PCl5 menghasilkan haloalkana
R O R + PCl5 > R Cl + R Cl + POCl3
Contoh:
CH3 O CH3 + PCl5 > CH3Cl + CH3Cl +POCl3
Reaksi esterifikasi : reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat
R OH + R COOH > R COOR + H OH
Contoh
CH3 OH + CH3 COOH > CH3 COOCH3 + H2O
2. Reaksi adisi
Reaksi adisi adalah reaksi senyawa karbon yang melibatkan penggabungan molekul-molekul. Reaksi adisi juga
dapat diartikan sebagai reaksi pemutusan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh).
Disebut juga dengan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi C
3. Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di mana salah satu
molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap
dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi).
Reaksi eliminasi H2 dari alkana menjadi alkena
CH3 CH2 CH3 > CH3 CH = CH2 + H2
4. Reaksi oksidasi
Reaksi melibatkan oksidator seperti O2, O3, dan KMnO4. Reaksi oksidasi yang penting adalah reaksi dengan O2 yang
dikenal sebagai pembakaran.
Contoh reaksi oksidasi:
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier
Alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi berbeda terhadap oksidator seperti K2Cr2O7, KMnO4, dan O2.
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier selengkapnya dapat di lihat di sini .
Reaksi oksidasi pada alkoksi alkana (eter)
Alkoksi alkana bereaksi dengan O2 membentuk senyawa hidroperoksida
Reaksi oksidasi pada alkanal/aldehid
Reaksi oksidasi alkanal digunakan sebagai reaksi identifikasi antara alkanal/aldehid dengan alkanon/keton. Simak
informasi lengkapnya di sini .
Reaksi oksidasi alkanon/keton
Alkanon tidak dapat mereduksi oksidator lemah seperti larutan fehling dan larutan tollens. Sifat ini, digunakan untuk
membedakan alkanon dari isomer fungsinya, yaitu alkanal/aldehid. Simak informasinya di sini .
Reaksi oksidasi pada asam alkanoat
Reaksi oksidasi asam alkanoat hanya terjadi pada asam metanoat dan asam 1,2 etanadioat
5. Reaksi polimerisasi
Reaksi polimerisasi melibatkan penggabungan molekul-molekul kecil yang disebut monomer menjadi suatu molekul
rantai panjang atau yang disebut polimer. Anda dapat menyimak sifat-sifat polimer dengan mengklik di sini . Reaksi
polimerisasi dapat dibedakan menjadi 2:
Polimerisasi adisi: monomer-monomer bergabung membentuk suatu polimer
Monomer + monomer + monomer + . . . > polimer
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi adisi dapat dilihat pada tabel berikut.
Polimerisasi kondensasi: monomer-monomer bergabung membentuk polimer dengan melepas molekul kecil
seperti H2O dan HCl
Monomer + monomer + monomer + . . . > polimer + molekul kecil
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Keterangan:
PET : suatu poliester yang secara teoritis dapat dibuat dari pencampuran asam flatat (asam karboksilat) dan etilen
glikol (alkohol).
Nilon 6,6 : merupakan poliamida dengan gugus CON yang terbentuk dari polimerisasi 1,6-diaminoheksana dan
asam 1,6-heksadioat.
Bakelit : polimer yang terbentuk dari polimerisasi metanal dan fenol.
Perspex : secara teoritis perspex terbentuk dari polimerisasi propanon (keton) dan metanal (aldehid)
bawah ini akan dipaparkan reaksi khas yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai jenis kation berbadasarkan
endapan yang dihasilkan.
2+
Ion Mg dengan campuran NH4OH, NH4Cl, dan Na2HPO4 akan menghasilkan endapan putih. Reaksinya sebagai
berikut:
2+
2+
Ion Ca dengan larutan ammonium oksalat member endapan putih yang larut dalam asam kloridanya. Reaksinya
sebagai berikut:
2+
2+
Ion Ba2+ dengan larutan kalium kromat member endapan kuning. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ba2+(aq) + CrO42-(aq) > BaCrO4(s) [kuning]
3+
Ion Al3+ dengan larutan kalium hidroksida terjadi endapan putih hidrofil dari aluminium hidroksida yang larut dalam
larutan kalium hidroksida, berdasarkan sifat amfoter Al(OH)3. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Al3+(aq) + 3OH-(aq) > Al(OH)3(s) [putih]
Al(OH)3(aq) + OH-(aq) > AlO2-(aq) + 2H2O(l)
Ion Ag dengan larutan asam klorida member endapan putih dalam larutan air, tetapi larut dalam larutan amoniak.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
+
Ion Hg dengan larutan asam klorida member endapan putih. Warna endapan putih ini dengan larutan ammonium
hidroksida akan berubah menjadi abu-abu. Reaksinya adalah sebagai berikut:
+
2+
Ion Hg dengan larutan kalium yodida member endapan orange yang larut dalam kalium yodida berlebih dengan
terjadinya ion kompleks. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+
2+
Ion Fe dengan larutan kalium ferisianida member warna biru (biru turnbull). Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+
3+
Ion Fe dengan larutan kalium ferosianida member warna biru (biru berlin). Reaksinya adalah sebagai berikut:
3+
2+
Ion Cu dengan larutan kalium ferosianida memberi endapan cokelat. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+
2+
Ion Pb dengan larutan asam klorida memberi endapan putih, yang larut dalam air panas. Jika didinginkan kembali,
membentuk Kristal putih PbCl2 yang mempunyai bentuk khas. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+
2+
Ion Zn2+ dengan larutan ammonium hidroksida terjadi endapan putih yang larut dalam kelebihan ammonium
hidroksida dengan terjadinya ion kompleks. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Zn2+(aq) + 2NH4OH(aq) > Zn(OH)2(s) [putih] + 2NH4+(aq)
Zn(OH)2(s) + 4NH3(aq) > [Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
Ion NH dipanaskan dengan basa kuat memberikan gas amoniak. Jika gas ini dikenakan pada kertas lakmus merah
yang lembab, warnanya akan berubah menjadi biru. Reaksinya adalah sebagai berikut:
+
4
Pengaruh Tekanan
Semua gas yang diketahui ada sebagai gas nyata dan menunjukkan perilaku yang ideal hanya
sampai batas tertentu dalam kondisi tertentu. Untuk gas nyata Z mungkin kurang lebih dari satu.
Jika Z kurang dari 1 maka gas kurang kompresibel dan itu disebut penyimpangan positif. Hal ini
diamati ada sedikit penyimpangan pada tekanan rendah. Pada tekanan tinggi penyimpangan
tergantung
pada
sifat
gas.
Sebuah plot terhadap P untuk beberapa gas yang umum ditunjukkan pada gambar.
Untuk H2 dan He, 'Z' lebih besar dari satu sedangkan untuk N 2, CH4 dan CO2 'Z' lebih kecil dari satu.
Ini berarti bahwa gas-gas yang kompresibel lebih pada tekanan rendah dan kurang kompresibel
pada tekanan tinggi dari yang diharapkan dari perilaku ideal.
Pengaruh Temperatur
Pengaruh suhu pada perilaku gas nyata dipelajari dengan memetakan nilai 'PV' terhadap
temperatur. Hal ini diamati bahwa penyimpangan dari perilaku kurang ideal dengan peningkatan
suhu. Dengan demikian, gas nyata menunjukkan perilaku yang ideal pada tekanan rendah dan suhu
tinggi.
Penyebab Penyimpangan
Untuk mengetahui penyebab penyimpangan dari idealitas, van der Waals menunjukkan asumsi
kesalahan
yang
dibuat
dalam
merumuskan
model
kinetik
molekular
gas.
Volume yang ditempati oleh massa molekul diabaikan dibandingkan dengan total volume gas adalah
tidak valid. Meskipun volume ini 0,1% dari total volume gas, volume molekul gas tetap sama
dibandingkan dengan penurunan volume total gas. Penurunan volume terjadi dengan penurunan
suhu dan peningkatan tekanan, tetapi volume molekul tidak dapat diabaikan.
Kekuatan tarik antara molekul gas dianggap diabaikan. Asumsi ini hanya berlaku pada tekanan
rendah dan suhu tinggi karena dalam kondisi molekul berjauhan. Tetapi pada tekanan tinggi dan
suhu rendah volume gas kecil dan sehingga kekuatan menarik meskipun sangat kecil.
Volume koreksi dibuat menyatakan bahwa volume bebas dari gas sebenarnya kurang dari volume
yang diamati. Istilah koreksi, 'b' adalah sebuah konstanta tergantung pada sifat gas. Untuk 'n' gas,
istilah koreksi 'nb' dan sehingga volume dikoreksi diberikan oleh,
Vkoreksi= (V-nb)
Koreksi ada karena gaya antarmolekul berda dalam pengaruh tekanan. Sebuah molekul mengalami
tarik menarik. Persamaan tekanan koreksi
Mengganti nilai-nilai untuk tekanan dan volume, persamaan gas ideal sekarang dapat ditulis
sebagai:
Persamaan ini adalah persamaan Van der Waal. Di sini konstanta 'a' menyatakan gaya tarik antar
molekul gas, dan 'b' menyatakan volume atau ukuran molekul gas