Anda di halaman 1dari 76

Analisa COD (Chemical Oxygen Demand)

Analisa COD (Chemical Oxygen Demand) Oksidasi zat organis dengan kalium dikromat berlebih
dan perak sulfat dalam asam sulfat mendidih. Jumlah kalium dikromat yang tidak tereduksi selama
reaksi oksidasi ditetapkan dengan cara titrimetrik dengan larutan baku fero amonium sulfat (FAS)
dan indikator feroin. Konsentrasi ion klorida diatas 1 mg/L ditutup dengan raksa sulfat. Reaksi :
CxHyOz + Cr2O72- CO2 + H2O + Cr3+ Cr2O72- (kelebihan) + Fe2+ Fe3+ + 2Cr3+ + H2O
Bahan pereaksi : 1. Contoh 2. Asam sulfat 98% 3. Larutan Perak sulfat 4. Larutan Merkuri sulfat 5.
Larutan Kalium dikromat 6. Larutan fero ammonium sulfat 7. Larutan Kalium hydrogen ftalat 8.
Larutan indikator feroin Alat-alat : 1. Labu takar 50 ml, 100 ml, dan 1000 ml 2. Gelas piala 250, 500,
dan 1000 ml 3. Gelas ukur 25,50, dan 100 ml 4. Kaca arloji 5. Buret 25 ml + Klem + Standar 6. Suhu
perangkat alat COD (tabung cod, kondensor udara, alat destruksi, penangas air es, dan rak) 7.
Timbangan elektrik 4 desimal (Mettler AE 260) 8. Pengaduk magnet dan batang magnet 2,5 cm
Cara kerja : 1. Dalam labu destruksi COD dimasukkan berturut-turut 20 ml contoh atau yang telah
diencerkan, 5 ml merkuri sulfat. 10 ml kalium dikromat 0,1 N dan batu didih 2. Dipasang kondensor
udara diatas labu COD lalu ditambahkan 40 ml asam sulfat 98% melalui kondensor udara bagian
atas dengan hati-hati 3. Alat destruksi dipanaskan sampai tanda bulatan merah sempurna 4. Contoh
yang telah siap (no. 2) dimasukkan ke dalam alat destruksi dan didestruksikan selama 120 menit 5.
Ketika didestruksi/refluks berlangsung 10 menit ditambahkan 5 ml perak sulfat melalui kondensor
bagian atas 6. Contoh yang telah didestruksi didinginkan di udara terbuka hingga suhu kamar 7.
Ditambahkan 25 ml air suling melalui kondensor udara bagian atas sebagai pembilas 8. Kondensor
udara dilepas lalu contoh didinginkan dalam air es 9. Contoh dititrasi dengan fero ammonium sulfat
0,1 N dengan indikator feroin hingga titik akhir (perubahan warna dari hijau biru menjadi merah
coklat) 10. Dilakukan penetapan blanko dengan perlakuan sama seperti contoh, tetapi contoh diganti
air suling 11. Dilakukan penetapan larutan standar kalium hidrogen ftalat dengan perlakuan sama
seperti contoh, tetapi contoh diganti dengan larutan standar kalium hidrogen ftalat 12. Ditambahkan
10 ml larutan kalium dikromat 0,1 N ke dalam labu COD contoh/baku/blanko yang telah dititrasi
sampai titik akhir. Kemudian dititrasi kembali dengan larutan fero ammonium sulfat 0,1 N sampai titik
akhir (langkah ini untuk penetapan normalitas larutan FAS 0,1 N) Perhitungan : 1. Perhitungan
konsentrasi fero ammonium sulfat (FAS) N FAS = ml K2Cr2O7 x N K2Cr2O7 ml Fas 1. Perhitungan
nilai COD COD (mg O2/L) = (a-b) x c x 8000 x d v Keterangan : a = volume FAS untuk titrasi blanko.
ml b = volume FAS umtuk titrasi contoh. c = normalitas FAS. N d = faktor pengenceran v = volume
contoh. ml Analisa COD DASAR TEORI Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat

dilakukan suatu uji lebih cepat daripada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan
organik. Uji tersebut disebut uji COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dikhromat mengoksidasi
bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan
oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi
dan mikroorganisme ikut teroksidasi dalam uji COD ( Srikandi, 1992 ). Chemical Oxygen Demand
adalah kapasitas air untuk menggunakan oksigen selama peruraian senyawa organik terlarut dan
mengoksidasi senyawa anorganik seperti amonia dan nitrit. biological (biochemical) oxygen demand
adalah kuantitas oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan senyawa
organik terlarut. jika BOD tinggi maka dissolved oxygen (DO) menurun karena oksigen yang terlarut
tersebut digunakan oleh bakteri. akibatnya ikan dan organisme air yg bernapas pake insang
terancam nyawanya. hubungan keduanya adalah sama-sama untuk menentukan kualitas air, tapi
BOD lebih cenderung ke arah cemaran organik ( Rahayu, 1993 ). Uji COD adalah suatu
pembakaran kimia secara basah dari bahan organik dalam sampel. Larutan asam dikromat
digunakan untuk mengoksidasi bahan organik pada suhu tinggi. Berbagai prosedur COD yang
menggunakan waktu reaksi dari 5 menit sampai 2 jam dapt digunakan. Metode ini dapat dilakukan
lebih cepat dari uji BOD. Oleh karena uji COD merupakan analisis kimia, uji ini juga mengukur
senyawa-senyawa organik yang tidak dapat dipecah seperti pelarut pembersih dan bahan yang
dapat dipecah secara biologik seperti yang diukur dalam uji BOD ( Ravina, 1993 ). A. Pembahasan
Chemical oksigen demand (COD) adalah ukuran kapasitas air untuk mengkonsumsi oksigen selama
dekomposisi organik materi dan oksidasi kimia anorganik seperti amonia dan nitrit. COD pengukuran
biasanya dilakukan pada sampel air limbah atau perairan alami terkontaminasi oleh limbah domestik
atau industri.. Kebutuhan oksigen kimia diukur sebagai laboratorium uji standar di mana air ditutup
sampel yang diinkubasi dengan oksidan kimia yang kuat dalam kondisi spesifik suhu dan untuk
jangka waktu tertentu waktu . Oksidan yang digunakan umumnya dalam tes COD kalium dikromat
(K2Cr2O7) yang digunakan dalam kombinasi dengan didih asam sulfat (H2SO4). Karena oksidan
kimia ini tidak spesifik untuk memakan bahan kimia oksigen yang organik atau anorganik, kedua
sumber kebutuhan oksigen diukur dalam uji COD. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah
penambahan sejumlah kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel yang telah
ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.
Selanjutnya, kelebihan kalium dikromat ditera dengan cara titrasi. Sehingga segala macam bahan
organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan
demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung
dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan
yang dapat troksidasi ikut dalam reaksi. Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi
oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. COD menunjukkan senyawa organik
yang tidak dapat didegradasi secara biologis. Kita dapat mengetahui berapa nilai COD yang
terkandung pada suatu limbah dan indikasi limbah tersebut berbahaya atau tidak. Arti penting
pengetahuan nilai COD dalam pengendalian limbah industri yaitu untuk dapat mengetahui seberapa
berbahayanya suatu limbah hasil produksi pada industri. COD mempunyai batasan nilai ambang
batasnya agar suatu buangan limbah tersebut yaitu sungai, danau atau laut dalam keadaan baku
mutu air. Dengan dapatnya mempelajari nilai COD dalam limbah maka kita dapat menentukan
tingkat tinggi rendahnya pencemaran air yang tercampur oleh limbah tersebut. Dengan mengetahui

tingkat tinggi rendahnya dapat langsung mengatisipasi berbahayanya limbah tersebut untuk
kelangsungan hidup. Nilai COD tinggi mengindikasikan bahwa air tersebut telah tercemar. Dalam PP
No. 20/1990 pasal pertama angka kedua tentang Pengendalian Pencemaran Air. Pencemaran Air
adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pemerintah lewat PP Nomor 82 Tahun 2001
telah menetapkan baku mutu kualitas air untuk berbagai jenis penggunaan air. Mutu air ditentukan
antara lain oleh beberapa sifat fisik air seperti suhu, warna, kekeruhan air dan total dissolved solid
(TDS); taraf keudaraan di dalam tubuh air yang diidentifikasi lewat beberapa sifat a.l. dissolved
oxygen (DO) dan chemical oxygen demand (COD); taraf kehidupan mikroba air biological oxygen
demand (BOD). Nilai COD pada PP No. 82 Tahun 2001 adalah sebesar 25 mg/L. Nilai COD sebesar
25 mg/L merupakan baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air. Dengan penentuan nilai COD kadar air tersebut masih dalam keadaan
normal dan tidak mengalami suatu pencemaran, jika nilai COD diatas 25 mg/L maka air tersebut
mengalami pencemaran. Pada hasil analisa pertama pada sampel limbah cair tahu mendapatkan
hasil nilai COD 400 mg/L dan pada percobaan kedua yaitu -8000 mg/L, sehingga untuk percobaan
pertama, tingkat pencemaran air sangat tinggi. Tingkat pencemaran yang tinggi akan
membahayakan bagi kelangsungan manusia bahkan lingkungan hidup yang disekitarnya. Kehidupan
mikroorganisme yang ada di dalam air akan terancam karena kebutuhan oksigen berkurang. Untuk
percobaan kedua kemungkinan gagal, karena tidak mungkin nilai COD adalah minus, kesalahan
percobaan dimungkinkan pada pencampuran larutan dan atau saat titrasi. DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, W. Jenie, B. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius. Yogyakarta Ravina,
Louis. 1993. Coagulation and Flocculation. Zeta-Meter, Inc. Virginia Srikandi, F. 1992. Polusi Air dan
Polusi Udara. ITB Press. Bogor

IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

IDENTIFIKASI KATION DAN ANION


A. Teori
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metodeanalisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiareagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya
1.

Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida


encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. ( PbCl2, HgCl 2, AgCl ).

Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI PbI2
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk

endapan

dengan

hidrogen

sulfida

dalam

asam mineralencer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+
HgI2 +2 KI K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+

suasana

CU2+
1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI
2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH Cd(OH04 putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH Cd(OH)2 + 2 NH+
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.

Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN
Golongan III B

Zn21. Zn2- + NaOH Zn(OH)2 putih + 2Na+


2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH Ni(OH)2 hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 Ni(CO3)2 hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
CO21. CO2- + NH4OH CO(OH)2 hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH CO9OH)2 biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 CO(CO3)2 hijau muda + 2Na
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca,
Sr.

Golongan IV
Ba21. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning
2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih
Uji nyala
Ba kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca merah kekuningan.

Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr merah karmin
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensiaregensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :

Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,

Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2,

Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi

Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang

berbasis bangat seperti oksalat .


Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini
meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas
kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil
yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala
oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.

3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan
asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat
gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion
berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan
bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan
saksinat.
Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl1. Cl- + AgNO3 AgCl putih + NO3AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl2. Cl- + Pb(CH3COO)2 PbCl2 putih + 2 CH3COO3. Cl- + CuSO4 I1. I- + AgNO3 AgI putih + NO32. I- + Ba(NO3)2
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 PbI2 + 2 CH3COOSCN1. SCN- + AgNO3 AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-

3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOGolongan B


S21. S2- + AgNO3 Ag2S hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 PbSO4 hitam + 2CH3COOGolongan C
CH3 COO1. CH3COO- + H2SO4 CH3 COOH + SO4
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
3Fe(OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO321. SO32- + AgNO3 Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 Pb(NO3)

+ H2SO3

CO321. CO32- + AgNO3 Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- 2AgNO3 + H2CO3


2. CO32- + Mg(SO4)2 MgCO3 putih + 2SO42Golongan E
S2O3

1. S2O32- + FeCl3 Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl2. Pb(CH3COO)2 PbS2O3 putih + 2CH3COOGolongan F


PO431. PO43- + Ba(NO3 )2 Ba3(PO4 )2 putih + 2NO32. PO43- + FeCl3 FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G
1. Anion NO32- coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O
B. Tujuan
1. Analisa kualitatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis serta
mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam suatu sample atau cuplikan yang tidak
diketahui.
2. Mempelajari karakteristik kation dan anion dalam larutan tertentu.
3. Mengidentifikasi dan mendeteksi jenis anion dan kation pada sample tertentu.
C. Alat dan Bahan
1. Beaker glass
2. Erlemenyer
3. Labu ukur
4. Pipet ukur
5. Tabung reaksi
6. Tabung sentrifuge
7. gelas ukur

TAKSONOMI

TAKSONOMI BLOOM DAN TAKSONOMI BLOOM REVISI

Kajian teori taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk
mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi
berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang
bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

Taksonomi Bloom
Taksonomi tujuan pendidikan yang disusun Bloom dkk. Adalah sebuah
kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan tentang apa yang
diharapkan agar dipelajari siswa. pada awalnya kerangka tersebut disusun dengan
maksud untuk memfasilitasi pertukaran soal-soal tes antar fakultas pada berbagai
universitas untuk menciptakan bank soal, masing-masing mengukur tujuan
pendidikan yang sama.
Benjamin S. Bloom, Associate Director of the Board of Examinations of the
University of Chicago, memprakarsai sebuah ide, berharap ide tersebut akan
meringankan pekerjaan dalam menyiapkan ujian pengetahuan umum tahunan.
Untuk membantu usahanya, Bloom merangkul ahli-ahli pengukuran dari seluruh
Amerika, kebanyakan dari mereka sering menghadapi permasalahan yang sama.
Kelompok ini bertemu sekitar dua kali dalam setahun yang dimulai tahun 1949
untuk memantau perkembangan, membuat revisi, dan merencanakan langkahlangkah selanjutnya.
Di awal tahun 1950-an, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa
persentase terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Hapalan
tersebut sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berpikir. Tegasnya,
masih ada taraf lain yang lebih tinggi.
Draft terakhir dari kelompok Bloom ini diterbitkan pada tahun 1956 dengan
judul Taxonomy of Educational Objectives: The Classification ofEducational
Goals. Handbook I: Cognitive Domain (Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl,
1956). Selanjutnya ini dikenal dengan The Original Taxonomy.
Taksonomi Bloom dapat dipandang sebagai suatu cara untuk menyatakan
secara kualitatif bermacam-macam pola pikir yang berbeda. Taksonomi ini telah
diadaptasi untuk digunakan di dalam kelas sebagai alat perencanaan dan secara
berkelanjutan merupakan salah satu model terapan yang paling universal.
Bloom menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan dan
saling melengkapi yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam ranah

kognitif, taksonomi Bloom menyediakan cara untuk mengorganisir keterampilan


berpikir ke dalam enam level, dari yang paling dasar ke level yang lebih komplex.

Struktur taksonomi Bloom dalam ranah kognitif:


1.

Knowledge (Pengetahuan)

1.1 Knowledge of specifics (pengetahuan spesifik)


a.

Knowledge of terminology (pengetahuan tentang terminologi/istilah)

b.

Knowledge of specifics facts (pengetahuan tentang fakta-fakta spesifik)

1.2 Knowledge of ways and means of dealing with specifics (pengetahuan tentang
cara dan metode yang berhubungan dengan detail tertentu)
a.

Knowledge of conventions (pengetahuan tentang konvensi)

b.

Knowledge of trends and sequences

c.

Knowledge of classifications and categories

d.

Knowledge of criteria

e.

Knowledge of methodology

1.3 Knowledge of universals and abstractios in a field


a.

Knowledge of principles and generalizations

b.

Knowledge of theories and structures

2.

Comprehension (Pemahaman)

2.1 Translation
2.2 Interpretation
2.3 Extrapolation
3.

Application (Penerapan)

4.

Analysis (Analisis)

4.1 Analysis of elements


4.2 Analysis of relationships
4.3 Analysis of organizational principles

5.

Synthesis (Sintesis)

5.1 Production of a unique communication


5.2 Production of a plan, or proposed set of operations
5.3 Derivation of a set of abstract relations
6.

Evaluation (Evaluasi)

6.1 Evaluation in terms of interval evidence


6.2 Judgements in terms of external criteria

Ranah Afektif
Ranah afektif kurang mendapat perhatian pada saat itu namun dirumuskan
Bloom, Krathwohl, dan Masia tahun 1964 sebagai sesuatu yang berkenaan dengan
nilai atau value. Ranah afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, niai, penghargaan, semangat, motivasi, dan sikap.Ranah afektif
mencakup:

Receiving (Penerimaan)

Responding (Tanggapan)

Valuing (Penghargaan)

Organization (Pengorganisasian)

Internalizing values (Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai)

Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor tidak dilanjutkan kajiannya oleh Bloom, tapi oleh ahli-ahli
lain berdasarkan domain yang dibuat oleh Bloom. Domain psikomotor (Simpson,
1972) mencakup gerakan dan koordinasi jasmani dan pendayagunaan beragam
kecakapan motorik. Pengembangan kecakapan-kecakapan tersebut memerlukan
adanya latihan yang dapat diukur perkembangannya dilihat dari sudut kecepatan,
ketepatan, jarak, tata cara, atau teknik pelaksanaan. Ranah psikomotor mencakup:

Perception (persepsi)

Set (kesiapan)

Guided response (respon terpimpin)

Mechanism (mekanisme)

Complex overt response (respon tampak yang kompleks)

Adaptation (penyesuaian)

Origination (penciptaan)

Kelebihan dan Kekurangan Taksonomi Bloom


Kekuatan terbesar taksonomi Bloom adalah taksonomi tersebut mengangkat
topik yang sangat penting mengenai proses berpikir dan menempatkan sebuah
struktur di seputar topik tersebut yang bermanfaat bagi para praktisi. Banyak guru
yang memiliki pertanyaan seputar belajar dan mengajar terangsang untuk
menghubungkannya dengan berbagai tingkat dari taksonomi yang dibuat oleh
Bloom, dan dapat dipastikan menjadikan guru-guru tersebut bekerja lebih baik,
khususnya dalam mendorong terwujudnya kemampuan berpikir dengan tingkat
keteraturan yang lebih tinggi (Berpikir Tingkat Tinggi), terutama jika dibandingkan
dengan para gue lainnya yang tidak memiliki alat bantu apapun. Pada sisi lain,
siapapun yang pernah bekerja dengan sekelompok pendidik untuk membuat
klasifikasi atas sekelompok pertanyaan dan aktivitas belajar mengajar sesuai
dengan taksonomi tersebut membuktikan bahwa hanya ada sedikit kesepakatan
tentang apa yang selama ini dianggap sebuah istilah yang cukup jelas, seperti
pemaknaan sesungguhnya dari analysis, atau evaluasi. Di samping itu, begitu
banyak kegiatan yang bermanfaat, seperti masalah atau proyek yang bersifat
otentik, tidak dapat dipetakan ke dalam taksonomi, dan pada akhirnya mengurangi
ptensinya sebagai sebuah kesempatan belajar.

Taksonomi Bloom Revisi


Sepanjang akhir tahun 1990-an, sebuah kelompok psikolog kognitif (para ahli
psikologi aliran kognitivisme) yang dipelopori oleh Lorin Anderson dan Sosniak
(1994) memperbaharui taksonomi Bloom tersebut agar lebih sesuai bagi
tuntutan abad ke-21. Kelompok ini menerbitkan sebuah versi terbaru dari
taksonomi Bloom yang mempertimbangkan jangkauan yang lebih luas dari berbagai
faktor yang berdampak pada kegiatan belajar dan mengajar. Taksonomi yang
diperbaharui ini berusaha memperbaiki beberapa kekeliruan yang ada pada
taksonomi yang asli. Tidak seperti versi 1956, taksonomi yang baru membedakan
antara tahu tentang sesuatu (knowing what), isi dari pemikirannya itu sendiri, dan
tahu tentang bagaimana melakukannya (knowing how), sebagaimana prosedur
yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.

Poin-poin Revisi Taksonomi Bloom


1.

Dari satu dimensi ke dua dimensi (dimensi pengetahuan pada taksonomi lama,
dipisahkan menjadi dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif pada
taksonomi revisi)

2.

Dimensi pengetahuan (dimensi pengetahuan pada taksonomi lama hanya terdiri


atas tiga kategori pokok sedangkan dimensi pengetahuan pada taksonomi revisi
terdiri atas empat kategori pokok)

3.

Dimensi proses kognitif


Jumlah kategori tetap sama yaitu 6, namun terdapat beberapa perubahan penting
berupa perubahan nama, perubahan bentuk dari kata benda ke kata kerja, dan
perubahan posisi.

4.

Tabel taksonomi
Pemisahan dimensi taksonomi lama menjadi dua dimensi taksonomi revisi
memunculkan suatu hubungan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif yang bisa dituangkan dalam bentuk tabel taksonomi.

Tabel Perbedaan Taksonomi Bloom Lama (Bloom) dan Taksonomi Bloom


Revisi (Anderson dan Krathwohl)

Poin
Perbedaan

Taksonomi Bloom Lama

Taksonomi Bloom Revisi

Dimensi
Utama

Satu dimensi

Dua Dimensi

Struktur Taksonomi Bloom


pada ranah kognitif
1.

Knowledge (Pengetahuan)

1.1 Knowledge of specifics


(pengetahuan spesifik)
a.

b.

Knowledge of terminology
(pengetahuan tentang
terminologi/istilah)
Knowledge of specifics facts
(pengetahuan tentang fakta-

Struktur dimensi pengetahuan


1.

Struktur dimensi p

Pengetahuan faktual unsur-1. Mengingat (Rem


unsur dasar yang harus
mendapatkan kem
diketahui siswa untuk
yang relevan dari
mengenal mata pelajaran dan
panjang
memecahkan masalah1.1 Mengenali (Recog
masalah di dalamnya.
1.1 Pengetahuan tentang
istilah (terminologi)
1.2 Pengetahuan tentang
detail-detail tertentu dan

1.2 Mengingat (Reca


2.

Memahami (Und
menentukan mak
perintah instruksi

fakta spesifik)

unsur-unsur

1.2 Knowledge of ways and


2.
means of dealing with
specifics (pengetahuan
tentang cara dan metode yang
berhubungan dengan detail
tertentu)

lisan, tulisan, dan


grafik

Pengetahuan konseptual
hubungan timbal balik antara 3. Mengaplikasikan
unsur-unsur dasar dalam
menemukan atau
struktur yang lebih besar yang sebuah prosedur d
memungkinkan mereka untuk
ditentukan
berjalan bersama.
3.1 Menjalankan (Exe
a. Knowledge of conventions 2.1 Pengetahuan tentang
3.2 Mengimplementa
(pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori
(Implementing)
konvensi)
2.2 Pengetahuan tentang prinsip
4. Menganalisis (An
b. Knowledge of trends and
dan generalisasi
memisahkan mate
sequences
2.3 Pengetahuan tentang teori,
unsur pokoknya d
c. Knowledge of classifications
model, dan struktur
bagaimana bagian
and categories
berhubungan satu
3. Pengetahuan prosedural
terhadap suatu st
d. Knowledge of criteria
bagaimana melakukan
secara keseluruha
sesuatu; metode inquiry, dan
e. Knowledge of methodology
kriteria-kriteria untuk
4.1 Membedakan (di
menggunakan
keterampilan,
1.3 Knowledge of universals and
algoritma, teknik, dan metode.4.2 Mengorganisir (O
abstractios in a field

4.3 Menghubungkan
Knowledge of principles and 3.1 Pengetahuan tentang
keterampilan khusus yang
generalizations
5. Evaluasi (Evalua
berhubungan dengan suatu
keputusan berdas
bidang tertentu dan algoritma
b. Knowledge of theories and
dan standar
structures
3.2 Pengetahuan tentang teknik-5.1 Memeriksa (Chec
teknik dalam mata pelajaran
2. Comprehension
tertentu dan metode-metode 5.2 Meninjau (Critiqu
(Pemahaman)
a.

2.1 Translation
2.2 Interpretation
2.3 Extrapolation
3.

Application (Penerapan)

4.

Analysis (Analisis)

4.1 Analysis of elements


4.2 Analysis of relationships

3.3 Pengetahuan tentang kriteria6. Mencipta (Create


penggunaan suatu prosedur
unsur-unsur untuk
sebuah ide baru,
4. Pengetahuan metakognitif
utuh atau membu
pengetahuan tentang
kesadaran secara umum
6.1 Merumuskan (Ge
sebagaimana kesadaran dan
6.2 Merencanakan (P
pengetahuan tentang
kesadaran pribadi seseorang
6.3 Memproduksi (Pr
4.1 Pengetahuan strategik
4.2 Pengetahuan tentang operasi

4.3 Analysis of organizational


principles
5.

kognitif, mencakup
pengetahuan kontekstual dan
prasyarat yang sesuai.

Synthesis (Sintesis)

5.1 Production of a unique


communication

4.3 Pengetahuan tentang diri


sendiri

5.2 Production of a plan, or


proposed set of operations
5.3 Derivation of a set of abstract
relations
6.

Evaluation (Evaluasi)

6.1 Evaluation in terms of interval


evidence
6.2 Judgements in terms of
external criteria
Poin
perbedaan

Taksonomi Bloom Lama

Taksonomi Bloom R

Dimensi
Pengetahuan

Perhatikan tabel di atas, pada kategori


Pengetahuan, hanya terdapat 3 (tiga)
kategori. Tidak terdapat kategori pengetahuan
metakognitif karena pada saat taksonomi ini
dikembangkan, pengetahuan metakognitif ini
belum diakui secara luas.

Perhatikan tabel dimensi peng


terdapat 4 (empat) kategori. Pen
pada
kategoti
terakhir
yai
metakognitif. Pengetahuan metak
pengetahuan tentang kesadaran (
umum sebagaimana kesadara
pengetahuan tentang kesadara
sendiri.
Hal
ini
tentang
m
sebagaimana para peneliti m
mendemonstrasikan pentingnya s
akan aktivitas metakognitif mere
menggunakan pengetahuan ini un
secara wajar pola atau cara-car
berpikir dan berbuat.

Dimensi
proses
kognitif

Terdiri atas 6 (enam) level

Tetap terdiri atas 6 (enam) lev


beberapa perubahan dimana aspe
kategori pengetahuan yang a
sebagai yang pertama dari kee
namanya diganti menjadi Remem
(comprehension) diganti menjadi
pertimbangan bahwa understand

yang jauh lebih luas dari comprehe

Aplikasi, analisis, dan evaluasi d


dalam bentuk kata kerja yaitu m
menganalisis
(analyze),
dan
(evaluate). Sintesis bertukar temp
dan namanya diganti menjadi me
Semua sub kategori asli diganti
dan disebut proses kognitif.
1.

Pengetahuan ( knowledge): mengingat atau


1. Mengingat (Remembering) :
mengambil materi yang telah dipelajari informasi yang relevan yang
memori jangka panjang. Menca
sebelumnya.
proses kognitif yaitu menginga
Contoh kata operasionalnya: mengidentifikasi, ulang. Mengingat adalah ketika
menghubungkan, menetapkan, mengingat untuk menghasilkan definisi, fakta
kembali, menghafal, mengulangi, mengenali, membacakan atau mengambil mat
memperoleh.

2.

Pemahaman (Comprehension) : kemampuan


2. Memahami (Understanding) : me
untuk memahami atau membangun makna, atau pengertian berdasarkan peng
dimiliki, atau mengintegrasikan p
interpretasi dari sebuah konsep.
baru ke dalam skema yang
Contoh
kata
kerja
operasionalnya: pemikiran siswa, baik itu lisan, t
mengemukakan,
menemukan,
mengenali, bentuk grafik. Memahami menc
menjelaskan,
mengekspresikan, kognitif yaitu menafsirkan, me
mengidentifikasi,
membahas, mengklasifikasikan, meringkas,
membandingkan dan menjelaskan
menggambarkan, menduga, menyimpulkan

3.

Aplikasi (Application) : kemampuan untuk


3. Mengaplikasikan
(Applying)
penggunaan
suatu
prosedur
gu
menggunakan bahan belajar, atau untuk
masalah
atau
mengerjakan
tug
melaksanakan materi/konsep dalam situasi
macam proses kognitif yaitu
baru dan konkret.
mengimplementasikan.
Contoh
kata
kerja
menghubungkan,
menterjemahkan,
mendemonstrasikan,
menunjukkan.

4.

operasionalnya:
mengembangkan,
mengatur,
menghitung,

Analisis (Analyze) : kemampuan untuk


4.
memecah atau membedakan bagian-bagian
dari materi menjadi komponen-komponenya
sehingga struktur organisasi dapat dipahami
dengan lebih baik.
Contoh
kata
kerja
operasionalnya:
menganalisa, membandingkan, memeriksa,
mengkategorikan, membedakan, menyelidiki,

Menganalisis (Analyzing) : m
permasalahan atau objek ke un
menentukan bagaimana saling
unsur-unsur tersebut. Mencakup t
kognitif yaitu : membedakan, m
dan menemukan pesan ters
atribut).

mendeteksi, menggolongkan, menyimpulkan,


menemukan, membedah, mendiskriminasikan.
5.

Sintesis (Synthesis) : kemampuan untuk


5. Mengevaluasi (Evaluating) :
menempatkan bagian-bagian bersama-sama pertimbangan berdasarkan kriteria
untuk membentuk satu keseluruhan yang ada. Mencakup dua macam pro
memeriksa dan mengkritik.
koheren, baru atau unik.
Contoh kata kerja operasionalnya: menyusun,
menghasilkan, menciptakan, mempersiapkan,
meramalkan,
memodifikasi,
merumuskan,
menggabungkan,
menghubungkan,
mengembangkan, membangun, mengatur.

6.

Merumuskan
tujuan
pembelajaran

Evaluasi (Evaluation) : kemampuan untuk


6. Mencipta (Creating) : menggab
menilai, memeriksa, dan bahkan kritik nilai unsur menjadi suatu bentuk
menyusun unsur-unsur untuk mem
bahan untuk tujuan tertentu.
baru, atau membuat produk send
proses
kognitif
yait
Contoh
kata
kerja
operasionalnya: macam
merencanakan,
dan
memproduksi.
membandingkan,
mengevaluasi,
menyimpulkan,
mengukur,
membantah,
memutuskan,
mengesahkan,
menilai,
mengkritik.
Karena strukturnya hanya terdiri atas satu
dimensi, perumusan tujuan pembelajaran
hanya berkisar pada jenjang C1, C2, C3, dst.
sehingga pembuatan soal pun hanya berkisar
pada jenjang ini.

Dengan menggabungkan dimensi


dimensi proses kognitif dalam
disebut tabel taksonomi, guru
merumuskan tujuan pembelajara
ingin dicapainya serta bagaimana
keberhasilan pencapaian tujuan te

Aspek
dimensi

Mengingat

Pengeth.
faktual

Tujuan 1

Memaham
i

Menerapka
n

Menganalis
s

Tujuan 2

Pengeth.
konseptual
Pengeth.
prosedural
Pengeth.
metakognit
if

Keunggulan dalam hal asesmen:

1.

Karena pengetahuan dipisah deng


guru dapat segera mengetahui
mana yang belum diukur.

2.

Memungkinkan pembuatan soa


untuk setiap jenis proses kognitif d
memungkinkan untuk memuncu
jenis soal.

taksonomi anderson
Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi
Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam
melahirkan taksonomi, yaitu:
a.

Prinsip metodologis (cara guru mengajar)

b.

Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)

c.

Prinsip logis (logis dan konsisten)

d.

Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)

Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan .
Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 . Dalam hal
ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1.

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan


aspek intelektual, sepertipengetahuan , pengertian, dan keterampilan berpikir .

2.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


perasaan dan emosi, sepertiminat , sikap , apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3.

Psychomotor
Domain (Ranah
Psikomotor)
berisi
perilaku-perilaku
yang
menekankan
aspek
keterampilan
motorik
seperti
tulisan
tangan,
mengetik, berenang , dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan olehKi Hajar Dewantoro , yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan
pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah
kognitif, untuk mencapai pemahaman yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan
pengetahuan yang ada pada tingkatan pertama.

Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam


tingkatan kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat
kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah afektif yang berdasarkan penghayatan
dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah psikomotorik yang berhubungan dengan
gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf dipimpin oleh Anita Harrow.
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali
menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran.
Akhirnya tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang bernama Lorin W.
Anderson melakukan penelitian dan mengasilkan perbaikan terhadap taksonomi
Bloom, revisinya diterbitkan tahun 2001. Perbaikan yang dilakukan adalah
mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Ini
penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya adalah penggambaran
proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi yang
menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking) ke proses
berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson
Taksonomi Bloom

Perbaikan
Taksonomi Bloom

Pengetahuan

Mengingat

Pemahaman

Memahami

Penerapan

Menerapkan

Analisis

Menganalisis

Sintesis

Menilai

Penilaian

Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada produk,
padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir bukan proses
berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses paling rendah.
Sedangkan menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis,
karena orang baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan
kekurangan pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.

Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson


dan Krathwohl istilahknowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak
menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan
penggunaan
terminologi
berbentuk
gerund yaituremembering (ingatan), understanding (pemahaman) , applying(pener
apan), analysis (analisis), evaluation (penilaian)
dancreation (penciptaan)
dan
seterusnya. Terminologi ini lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik.
Istilah knowledgemewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda
denganremembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah
kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca,
mendengar, melakukan dan sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi
susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi
kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa
kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan
akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan
kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi mengubah istilah
menjadicreation (penciptaan).

Dimensi Taksonomi Anderson


Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
KATEGORI
Remembering (ingatan):can the student

KATA KUNCI
Menyebutkan definisi, menirukan

recall or remember the information?


Dapatkah peserta didik mengucapkan atau
mengingat informasi?

ucapan, menyatakan susunan,


mengucapkan, mengulang,
menyatakan

Understanding(pemahaman): Dapatkah
peserta didik menjelaskan konsep, prinsip,
hukum atau prosedur?

Mengelompokkan,
menggambarkan, menjelaskan
identifikasi, menempatkan,
melaporkan, menjelaskan,
menerjemahkan, pharaprase.

Applying (penerapan):Dapatkah peserta


didik menerapkan pemahamannya dalam
situasi baru?

Memilih, mendemonstrasikan,
memerankan, menggunakan,
mengilustrasikan,
menginterpretasi, menyusun
jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis

Analyzing (analisis):Dapatkah peserta


didik memilah bagian-bagian berdasarkan
perbedaan dan kesamaannya?

Mengkaji, membandingkan,
mengkontraskan, membedakan,
melakukan deskriminasi,
memisahkan, menguji, melakukan
eksperimen, mempertanyakan.

Evaluating (evaluasi):Dapatkah peserta


didik menyatakan baik atau buruk terhadap
sebuah fenomena atau objek tertentu?

Memberi argumentasi,
mempertahankan, menyatakan,
memilih, memberi dukungan,
memberi penilaian, melakukan
evaluasi

Creating (penciptaan):Dapatkah peserta


didik menciptakan sebuah benda atau
pandangan?

Merakit, mengubah, membangun,


mencipta, merancang, mendirikan,
merumuskan, menulis.
(Siana, 2012)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi
dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama
adalahKnowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process
Dimension (dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl
dapat digambarkan dengan tabel berikut.

The Taxonomy Table

Dimensi
Pengetahu
an
(The
Knowledg
e
Dimension
)

Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)

Ingatan
(remembe
r)

Pemaham
an
(understa
nd)

Penerapan
(apply)

Analisis

Penilaian

(analyz
e)

(evaluate
)

Pencipt
aan
(create)

Pengetahu
an Faktual
(Factual
Knowledg
e)
Pengetahu
an
Konseptua
l
(Conceptu
al
Knowledg
e)
Pengetahu
an
Prosedural
(Procedur
al
Knowledg
e)
Pengetahu
an MetaKognisi
(MetaCognitive
Knowledg
e)
(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)

Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB
CONTOH
Siswa harus mengetahuielemen dasar untuk sebuah disiplin atau cara
memecahkan masalah di dalamnya.
Aa. Pengetahuan tentang
terminologi

Ab. Pengetahuan tentang rincian


spesifik dan elemen

Teknis kosakata, simbol musik.


Sumber utama, sumber informasi
yang dapat diandalkan.

Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar struktur yang lebih besar yang


memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama.
Ba. Pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori

Bb. Pengetahuan tentang prinsip dan


generalisasi

Periode waktu geologi,bentukbentuk kepemilikan bisnis.


Teorema pythagoras, hukum
penawaran dan permintaan.
Teori evolusi, struktur kongres.

Bc. Pengetahuan tentang


teori, model, dan struktur
Bagaimana melakukansesuatu, metode penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan,algoritma, teknik,dan metode.
Ca. Pengetahuan tentang subjekketerampilan khusus dan
algoritma

Keterampilan yang digunakan


dalam lukisan dengan warna
air, seluruh nomor algoritma
pembagian.
Teknik wawancara, metode ilmiah.

Cb. Pengetahuan tentang subjek


khusus teknik dan metode
Kriteria yang digunakan untuk

Cc. Pengetahuan tentang kriteria


untuk menentukan kapan harus
menggunakan prosedur yang
tepat

menentukan kapan harus


menerapkan prosedur yang
melibatkan hukum kedua
Newton, kriteria yang digunakan
untuk menilai kelayakan dari
penggunaan metode tertentu
untuk memperkirakan biaya
bisnis.

Pengetahuankognisi secara umum serta kesadaran dan pengetahuan


tentang kognisi sendiri.
Da. Pengetahuan strategis

Db. Pengetahuan tentang tugas


kognitif, termasuk pengetahuan
kontekstual dan kondisional yang
tepat

Dc. Pengetahuan diri

Pengetahuan menguraikan
sebagai sarana menangkap
struktur dari unit materi pelajaran
dalam buku teks,pengetahuan
tentang penggunaan heuristik.
Pengetahuan tentang jenis tes
khusus, mengelolapengetahuan
dari tuntutan kognitif dari tugas
yang berbeda.
Pengetahuan mengkritisi diri
adalah kekuatan
pribadi,sedangkan menulis esai
adalah kelemahan
pribadi,kesadaran tingkat
pengetahuan sendiri
(Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)

Keterangan
1.

Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti


nama, nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki
Hajar Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan
sebagainya.

2.

Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk konsep,


hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan
sejenisnya.

3.

Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara


melakukan sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur
menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.

4.

Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a process of


thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan strategi
terkait dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar.
Juga
sering
diartikan
sebagai
sebuah
kesadaran
otomatis (automatic
awareness) yang timbul karena pengetahuan dan kemampuan melakukan
pengendalian (control) dan memanipulasi proses kognitif. Contoh, seorang peserta
didik menyadari bahwa gaya belajar yang dimilikinya adalah visual, maka dia
memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension)


KATEGORI &
PROSES KOGNISI

1. INGATAN panjang

NAMA
ALTERNATIF

DEFINISI DAN
CONTOH

Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka

1.1 Mengenali

Mengidentifika
si

Mencari
pengetahuan
dalam memori
jangka panjang
yang konsisten
dengan materi
yang
disampaikan
(misalnya,Kenali
tanggal
peristiwa
penting dalam
sejarah AS)

1.2 Mengingat

Mengambil

Mengambil
pengetahuan

yang relevan
dari memori
jangka panjang
(misalnya, Ingat
tanggal
peristiwaperistiwa
penting dalam
sejarah AS)
Membangun makna dari pesan instruksional,termasuk lisan, tertulis, dan
komunikasi grafis
2.1 Menafsirkan

2.2 Mencontohkan

2.3 Mengklasifikasi

Klarifikasi,
parafrase
mewakili
menerjemahka
n

Mengubah dari
satu bentuk
representation
(misalnya,numer
ik) ke
bentuk yang lain
(misalnyapidato,
dan dokumen)

Menggambark
an,
instantiating

Menemukan
contoh spesifik
atau ilustrasi
dari suatu
konsep atau
prinsip
(misalnya,Berika
n contoh gaya
lukisan
varicusartistik

Mengkategorik
an,
subsuming

Menentukan
sesuatu yang
termasuk dalam
kategori
(misalnya,klasifik
asikan kasus
yang diamati
atau dijelaskan

dari gangguan
mental)

Abstrak,
generalisasi

Abstrak tema
umum atau titik
utama
(misalnya,Menuli
s ringkasan
singkatdari
acara yang
digambarkan
pada rekaman
video)

Penutup,
ekstrapolasi,
interpolasi,
memprediksi

Mengambil
kesimpulan logis
dari informasi
yang disajikan
(misalnya,Dalam
belajar bahasa
asing,menyimpul
kan prinsip
gramatikal dari
contoh yang
ada)

2.4 Meringkas

2.5 Menyimpulkan

Kontras,
pemetaan,
sesuai

2.6 Membandingkan

Membangun
model

Mendeteksi
korespondensi
antara dua
ide,benda, dan
sejenisnya
(misalnya,peristi
wa sejarah
dibandingkan
dengan situasi
kontemporer)
Membangun
model sebabakibat dari suatu
sistem
(misalnya,Jelask

an penyebab
peristiwa
penting abad ke18 di Perancis)

2.7 Menjelaskan

Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu


3.1 Menjalankan

3.2 Mengimplementasikan

Melaksanakan

Menerapkan
prosedur untuk
mengerjakan
tugas
(misalnya,digit
nomor satu
keseluruhan
dengan nomor
lain
keseluruhan,baik
dengan digit
ganda)

Menggunakan

Menerapkan
prosedur untuk
tugas asing
(misalnya,Gunak
an Hukum Kedua
Newton dalam
situasi di mana
itu tepat)

ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan


bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan
struktur keseluruhan atau tujuan.
4.1 Membedakan

Diskriminatif,
membedakan,
fokus,
memilih

Membedakan
sesuatu yang
relevan dari
bagian yang
tidak relevan
atau penting dari
bagian materi
yang

4.2 Mengorganisir

Temuan
koherensi,
mengintegrasi
kan,
menguraikan,
parsing,
penataan

Mendekonstru
ksi

Menentukan
bagaimana
elemen yang
cocok atau
berfungsi dalam
struktur
(misalnya,
Struktur bukti
dalam deskripsi
sejarah menjadi
bukti dan
penjelasan
terhadap resiko
artikular sejarah)
Tentukan point
pandang, nilainilai, atau bahan
yang disajikan
yang mendasar
(misalnya,
Tentukan sudut
pandang penulis
esai dalam hal
nya atau
perspektif politik
nya)

4.3 Menghubungkan

5.

disampaikan
(misalnya,
bedakan antara
angka yang
relevan dan
tidak relevan
dalam bahasa
matematis)

EVALUASI-Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar

5.1 Memeriksa

Koordinasi,
mendeteksi,

Mendeteksi
inkonsistensi

pemantauan,
pengujian

dari fallacies
dalam proses
atau
produk,menentu
kan apakah
suatu proses
atau produk
memiliki
konsistensi
internal,detectin
g efektivitas
prosedur seperti
yang sedang
dilaksanakan
(misalnya,
Menentukan
apakah
kesimpulan
seorang ilmuwan
diikuti dari data
yang diamati)

Menilai
5.2 Mengkritik

Mendeteksi
konsistensi
antara produk
dan kriteria
eksternal,menen
tukan apakah
suatu produk
memiliki
konsistensi
eksternal,mende
teksi kesesuaian
prosedur untuk
masalah tertentu
(misalnya,Huku
m yang dari dua
metode adalah
cara terbaik
untuk
memecahkan
masalah yang

diberikan)
Masukan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang
koheren atau fungsional,mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru
atau struktur
6.1 Membuat

6.2 Merencanakan

Hipotesa

Datang dengan
hipotesa
berdasarkan
kriteria
(misalnya,Hasilk
an hipotesa
untuk
menjelaskan
fenomena yang
diamati)

Merancang
Merancang
prosedur untuk
menyelesaikan
beberapa tugas
(misalnya,Renca
nakan sebuah
makalah
penelitian
tentang topik
sejarah tertentu)
Membangun

6.3 Memproduksi

Menciptakan
suatu produk
(misalnya,Memb
angun habitat
untuk tujuan
tertentu)

(Anderson W. Lorin. Classroom Assessment, 2003)

Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam Taksonomi Anderson

Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif (Anderson)

Mengingat: Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan


Memahami: Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhana-kan,
dan membuat perhitungan
Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan
mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda
atau berlainan.
Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola
Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.
Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang
sebelumnya kurang jelas

KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON


Mengingat

Memahami

Menerapkan

Menganalisis

Menilai

Menciptakan

Memilih

Menggolongkan

Menerapkan

Menganalisis

Menghargai

Memilih

Menguraikan

Mempertahanka

Menentukan

Mengategorikan

Mempertimbangk

Menentukan

Mendefinisik
an
Menunjukka

n
Mendemonstrasi
kan

Mendramatisasik
an
Menjelaskan

Membedakan

Memberitabe

Menerangkan

kan

Mengekspresika

Memperkirakan

l
Mendaftar
Menempatka
n
Memadanka

n
Mengemukakan
Memperluas

Menggeneralisasi

Mengelola
Mengatur
Menyiapkan

Mengelompokkan
Membandingkan
Membedakan
Mengunggulkan
Mendiversivikasik
an
Mengidentifikasi
Menyimpulkan

an

Menggabungka

Mengkritik

Mempertahankan

Mengombinasik

Membandingkan

an
Mengarang
Mengkonstruksi
Membangun
Menciptakan
Mendesain

Membericontoh

Menghasilkan

Membagi

Merancang

Mengingat

Menggambarka

Memproduksi

Merinci

Mengembangka

Memilih

Memilih

Menunjukkan

Menentukan

Membuatsketsa

Menunjukkan

Menyelesaikan

Melaksanakan

Menamakan
Menghilangk

n
Menunjukkan

an

Mengaitkan

Mengutip

Menafsirkan

Mengenali

Menaksir

Menentukan

Mempertimbang

Menyatakan

Menggunakan

survei

n
Melakukan
Merumuskan
Membuathipote
sis
Menemukan

kan

Membuat

Memadankan

Mempercantik

Membuatungka

Mengawali

pan
Mewakili
Menyatakankem
bali
Menuliaskembali
Menentukan

Mengelola
Merencanakan
Memproduksi
Memainkanpera
n
Menceritakan.

Merangkum
Mengatakan
Menerjemahkan
Menjabarkan

(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)


Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan Krathwohl
sendiri mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak dalam satu
kesatuan ranah (domain). Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan klasifikasi
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pembagian tersebut dikritisi
banyak pihak karena cenderung membuat pendidikan beranggapan bahwa adanya
isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan yang sama.
Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah
dengan ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang

lain. Karena semua aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja
otak. Sebagai contoh, pada kategori pengetahuan metakognitif, di dalamnya juga
mencakup ranah kognitif dan afektif, juga psikomotor.
Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein
mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how difficult
they are to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan fungsinya telah
mengundang beragam teori yang secara tak langsung telah menunjukkan betapa
rumitnya kajian tentangnya.
How amazing is it begitulah ungkapan dalam artikel Barry L. Aaronson.
Dalam narasi yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog dari
gambaran saat seseorang sedang berpikir. Terkadang, dia akan terlihat
mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-mijit keningnya. Orang lain yang
melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan tanda-tanda seperti itu
sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena informasi
yang dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam itu
menjadi indikasi seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang menyampaikan
perasaan atau dengan kata, hati-hati di jalan ya!, mengapa yang dipegang
bukanlah kepala, tetapi malah memegang dada. Bukankah saraf emosi dan
perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett (1932)
mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi informasi,
(2) ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) re-interpretasi
yang mengatur kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer (1977)
menyarankan pengertian berpikir sebagai upaya mengarahkan dan menghasilkan
perilaku untuk memecahkan (solve) atau mencari solusi dari suatu masalah.
Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif Anderson dan Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya
pandangan para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya,
menegaskan bahwa aktifitas kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada
95 persen di bawah batas kesadaran manusia (subconscious awarness). Hanya 5
persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan kesadaran penuh (conscious
awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan kalsifikasi Anderson dan
Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.

Kimia
Kimia Itu Mudah dan Menyenangkan

Analisa Unsur
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi,
reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan
hidrogen dan dapat mengandung unsur unsur lain seperti nitrogen,oksigen,fosfor,halogen,dan
belerang.definisi lain dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa
organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada perkecualian.bahkan
sebenarnya,kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik sebagai contoh: banyak enzim
yang berdasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga juga gigi dan tulang yang
komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun anorganik.
Pembeda antara kimia organik adalah ada atau tidaknya ikatan karbo hidrogen. Sehingga asam
karbonat termasuk anorganik,sedangkan asam format, asam lemak pertama organik.
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau
campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Umumnya suatu reaksi kimia merupakan suatu
perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul lain. Sebagai contoh,
untuk pengujian nitrogen, larutan direaksikan dengan besi (II) dan besi (III) jika terdapat sianida,
akan terbentuk endapan biru gelap yang ditunjukkan dengan persamaan reaksi :

18 CN + 3 Fe+2 + 4 Fe+3

Fe4 [ Fe(CN)6]3

Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom atom molekulnya. Oleh karena
itu, reaksi kimia pada seyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan
pembentukkan ikatan kovalen yang baru. Proses ini membutuhkan waktu yang sangat bergantung
pada kondisi saat berlangsung reaksi.
Perkembangan Pengelompokan Unsur

Pada awalnya, unsur hanya digolongkan menjadi logam dan nonlogam. Dua puluh unsur yang
dikenal pada masa itu mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setelah John
Dalton mengemukakan teori atom maka terdapat perkembangan yang cukup berarti dalam
pengelompokan unsur-unsur. Penelitian Dalton tentang atom menjelaskan bahwa setiap unsur
mempunyai atom-atom dengan sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lain. Hal yang
membedakan diantara unsur adalah massanya.
Pada awalnya massa atom individu belum bisa ditentukan karena atom mempunyai massa
yang amat kecil sehingga digunakan massa atom relatif yaitu perbandingan massa antar-atom.
Berzelius pada tahun 1814 dan P. Dulong dan A. Petit pada tahun 1819 melakukan penentuan
massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom relatif termasuk sifat khas
atom karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif tertentu yang berbeda dari unsur
lainnya. Penelitian selanjutnya melibatkan Dobereiner, Newlands, mendeleev dan Lothar Meyer
yang mengelompokkan unsur berdasarkan massa atom relatif.
Johann Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829 menjelaskan hasil penelitiannya yang
menemukan kenyataan bahwa massa atom relatif stronsium berdekatan dengan massa rata-rata
dua unsur lain yang mirip dengan stronsium yaitu kalsium dan barium. Hasil penelitiannya juga
menunjukkan bahwa beberapa unsur yang lain menunjukkan

kecenderungan

yang sama.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Dobereiner selanjutnya mengelompokkan unsur-unsur dalam


kelompok-kelompok tiga unsur yang lebih dikenal sebagai triad. Triad yang ditunjukkan oleh
Dobereiner tidak begitu banyak sehingga berpengaruh terhadap penggunaannya.
Analisa unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben kemudian
ditentukan.
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat bias berupa padat,cair,dan
zat gas.zat berdasatkan kemurniannya dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu :
1. Unsur
Unsur adalah suatu zat yang sudah tidak bisa dibagi bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Contoh : Au, N, Pt, C.
1. Senyawa

Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri atas beberapa unsur yang saling kait mengikat
Contoh : O2, H2O, C2H5OH, NaCl.
1. Campuran
Campuran adalah zat yang tersusun dari beberapa zat yang lain jenis dan tidak tetap susunannya
dari unsur dan senyawa.
Contoh : udara, air, tanah.
Tulisan yang diberikan di bagian selingan berikut menyarankan bahwa sukar untuk mendefinisikan
bahan yang murni sempurna. Cara yang lebih praktis adalah mendefinisikan selisih dari murni
sempurna. Harus ditambahkan bahwa, tanpa metoda yang tepat untuk memperkirakan kemurnian,
kita tidak dapat memutuskan keefektifan metoda pemurnian tertentu. Singkatnya, tanpa itu tidak
mungkin diputuskan apakah senyawa tertentu murni atau tidak.
Ambil contoh senyawa organik. Sampai pertengahan abad 20, kriteria kemurnian senyawa organik
didasarkan atas beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti titik leleh dan
titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil perhitungan berdasarkan rumus
molekul, dan konstanta fisik harus juaga sama dengan nilai yang dilaporkan di literatur (kriteria ini
hanya dapat digunakan untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat,
dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan
oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel
dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh
Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan
jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan.
Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan neracanya).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat,
dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan

oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel
dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh
Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan
jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas fakta
berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya
akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini dulunya merupan fondasi logis kimia organik
dalam perkembangan bidang ini terutama saat menambahkan anggota baru dalam keluarga
senyawa. Bila satu dari dua senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan titik leleh.
(Anonim,id.wikipedia.org)
Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat
yang lebih kecil, atau tidak dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan metode kimia
biasa.
Partikel terkecil dari unsur adalah atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi
oleh elektron. Inti atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat
kurang lebih 117 unsur di dunia Hal yang membedakan unsur satu dengan lainnya adalah jumlah
proton dan jumah elektron suatu unsur atau ikatan dalam inti atom tersebut. Misalnya, seluruh atom
karbon memiliki proton sebanyak 6 buah, sedangkan atom oksigen memiliki proton sebanyak 8
buah. Jumlah proton pada sebuah atom dikenal dengan istilah nomor atom (dilambangkan dengan
Z).
Namun demikian, atom-atom pada unsur yang sama tersebut dapat memiliki jumlah netron yang
berbeda; hal ini dikenal dengan sebutan isotop. Massa atom sebuah unsur (dilambangkan dengan
A) adalah massa rata-rata atom suatu unsur pada alam. Karena massa elektron sangatlah kecil,
dan massa neutron hampir sama dengan massa proton, maka massa atom biasanya dinyatakan
dengan jumlah proton dan neutron pada inti atom, pada isotop yang memiliki kelimpahan terbanyak
di alam. Ukuran massa atom adalah satuan massa atom (smu). Beberapa isotop bersifat radioaktif,
dan mengalami penguraian (peluruhan) terhadap radiasi partikel alfa atau beta.
Unsur paling ringan adalah hidrogen dan helium. Hidrogen dipercaya sebagai unsur yang ada
pertama kali di jagad raya setelah terjadinya Big Bang. Seluruh unsur-unsur berat secara alami
terbentuk (baik secara alami ataupun buatan) melalui berbagai metode nukleosintesis. Hingga tahun
2005, dikenal 118 unsur yang diketahui, 93 unsur diantaranya terdapat di alam, dan 23 unsur

merupakan unsur buatan. Unsur buatan pertama kali diduga adalah teknetium pada tahun 1937.
Seluruh unsur buatan merupakan radioaktif dengan waktu paruh yang pendek, sehingga atom-atom
tersebut yang terbentuk secara alami sepertinya telah terurai.
Daftar unsur dapat dinyatakan berdasarkan nama, simbol, atau nomor atom. Dalam tabel periodik,
disajikan pula pengelompokan unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat kimia yang sama.

Tata nama
Penamaan unsur telah jauh sebelum adanya teori atom suatu zat, meski pada waktu itu belum
diketahui mana yang merupakan unsur, dan mana yang merupakan senyawa. Ketika teori atom
berkembang, nama-nama unsur yang telah digunakan pada masa lampau tetap dipakai. Misalnya,
unsur cuprum dalam Bahasa Inggris dikenal dengan copper, dan dalam Bahasa Indonesia dikenal
dengan istilah tembaga. Contoh lain, dalam Bahasa Jerman Wasserstoff berarti hidrogen, dan
Sauerstoff berarti oksigen.
Nama resmi dari unsur kimia ditentukan oleh organisasi IUPAC. Menurut IUPAC, nama unsur tidak
diawali dengan huruf kapital, kecuali berada di awal kalimat. Dalam paruh akhir abad ke-20, banyak
laboratorium mampu menciptakan unsur baru yang memiliki tingkat peluruhan cukup tinggi untuk
dijual atau disimpan. Nama-nama unsur baru ini ditetapkan pula oleh IUPAC, dan umumnya
mengadopsi nama yang dipilih oleh penemu unsur tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kontroversi
grup riset mana yang asli menemukan unsur tersebut, dan penundaan penamaan unsur dalam
waktu yang lama.

Lambang kimia
Sebelum kimia menjadi bidang ilmu, ahli alkemi telah menentukan simbol-simbol baik untuk logam
maupun senyawa umum lainnya. Mereka menggunakan singkatan dalam diagram atau prosedur;
dan tanpa konsep mengenai suatu atom bergabung untuk membentuk molekul. Dengan
perkembangan teori zat, John Dalton memperkenalkan simbol-simbol yang lebih sederhana,
didasarkan oleh lingkaran, yang digunakan untuk menggambarkan molekul.
Sistem yang saat ini digunakan diperkenalkan oleh Berzelius. Dalam sistem tipografi tersebut,
simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama Latin (karena waktu itu Bahasa Latin
merupakan bahasa sains); misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Cu adalah simbol
untuk unsur Cuprum (tembaga).

Simbol kimia digunakan secara internasional, meski nama-nama unsur diterjemahkan antarbahasa.
Huruf pertama simbol kimia ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf selanjutnya (jika ada) ditulis
dalam huruf kecil.

Simbol non-unsur
Non unsur, khususnya dalam kimia organik dan organometalik, seringkali menggunakan simbol
yang terinspirasi oleh simbol-simbol unsur kimia. Berikut adalah contohnya: Cy sikloheksil; Ph
fenil; Bz benzoil; Bn benzil; Cp Siklopentadiena; Pr propil; Me metil; Et etil; Tf triflat; Ts
tosil; Hb hemoglobin. (Anonim, klikbelajar.com)

Karya Ilmiah : Analasis Unsur Unsur Zat Organik


Diposkan oleh Ima Nurisa di Selasa, Oktober 02, 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Analisa organik kualitatif adalah pengajaran yang banyak bergerak dalam bidang
identifikasi senyawa organik yang tidak diketahui. Keberhasilannya ditentukan oleh banyak
faktor yang berhubungan erat dengan sifat yang khas dari masing masing senyawa atau
campurannya dan tehnik atau pola kerja analisa yang sistematik.
Tahap pertama analisa organik kualitatif adalah menentukan adanya unsur unsur
karbon, hidrogen, oksigen, halogen, belerang dan fosfor. Selain itu, setiap senyawa organik
mempunyai sifat kelarutan yang khas, yang meliputi jenis pelarut dan jumlah kelarutannya.
Sifat kelarutan akan membantu mempersempit ruang gerak analisis secara kimia maupun
spektrokpis.

B.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian tentang analisis kualitatif unsur unsur zat organik dan penentuan kelas
kelarutan ini adalah untuk memahami prinsip dasar dan tahapan kerja analisa zat organik
agar dapat menentukan kelas kelarutannya.

C.

Identifikasi Masalah
Apakah analisa organik kualitatif itu ?
Apa prinsip dasar analisis kualitatif ?
Bagaimana langkah kerja penentuan unsur unsur organik ?

D.

Rumusan Permasalahan

Masalah yang dapat saya rumuskan adalah sebagai berikut :


Cara kerja analisa organik kualitatif zat organik

Pembatasan Permasalahan
Saya membatasi pembahasan hanya pada unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, dan
halogen dalam senyawa organik.

E.

Variable penelitian

Analisis kualitatif senyawa organik


Variable bebas

: senyawa

Variable terikat

: Analisis kualitatif

Variable kontrol

: organik

F.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan percobaan
praktikum di laboratorium.

G.

Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mahasiswa dapat memahami :

is kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik


Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu
senyawa organik

BAB II
PEMBAHASAN
: - Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
- Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu
senyawa organik

raktikum

: Kamis Maret 2012

an

: Laboratorium Kimia UPMIPA Universitas Jambi

LANDASAN TEORI

Dulu senyawa karbon tidak dapat dibuat di laboratorium tetapi setelah Fredich
Wohler berhasil membuat urea melalui pemanasan pada tahun 1923, maka senyawa organik
lain mulai dibuat di laboratorium. Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik,
secara lebih pasti dapat ditunjuk mealui cara kimia yaitu dengan uji pembakaran.
Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon (C) menjadi karbon dioksida (CO) dan
hidrogen (H) menjadi H2O. Gas CO2 dapat dikenali berdasarkan sifatnya yang mengerahkan
air kapur, sedang air dapat dikenali dengan kertas kobalt. Air mengubah warna kertas
kobalt dari biru menjadi merah muda (pink).
Sampel + Oksidator CO2 (g) + H2O (l)
CO2 (g) + Ca (OH)2 CaCo3(s) + H2O (l)
Kertas kobalt biru + H2O(l) kertas kobalt merah muda.
Karbon dan hidrogen akan teroksidasi menjadi CO2 dan H2O. Karbon dioksida (CO2)
dikenali dengan menggunakan air kapur, sedang air dikenali dengan menggunakan kertas
kobalt (Ralph,2001 : 1).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa
tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan
absorben yang tepat, dan peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan
massa absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah
karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal
sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan
oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah
dengan kromatografi gas bukan dengan metoda penimbangan. Namun, prinsipnya tidak
berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak
terhindarkan. Pekerjaan menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk
ketidakakuratan neracanya).
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh
karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan
semua hal ini, biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari 0,3%,
maka perbedaan itu dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk definisi praktis
kemurnian.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini
didasarkan atas fakta berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang
sama ditentukan, titik lelehnya akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini
dulunya merupan fondasi logis kimia organik dalam perkembangan bidang ini terutama saat
menambahkan anggota baru dalam keluarga senyawa. Bila satu dari dua senyawa itu tidak
murni, akan diamati penurunan titik leleh.

Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel ya ng


dapat dianalisis dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh. (Yoshito, 2009)

Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut : sejumlah
massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida (CO 3) dan air (H2O) yang dihasilkan
dijebak dengan obsorben yang tepat, dan peningkatan massa absorban kemudian
ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh CO 2 dan H2O yang diserap. Dari
nilai ini, jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan, metode pembakaran
sudah dikenal sejak dulu. Metode ini telah digunakan oleh Lavoisier dan secara signifikan
disempurnakan oleh Leibig. Metode modern untuk menentukan jumlah karbon (C) atau
karbon dioksida (CO2) dan air adalah dengan kromotografi gas bukan dengan metode
penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah sama sekali (Yoshito, 009 : 06)
Nitrogen ditemukan oleh kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di tahun 1772.
Dia memisahkan oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dari udara dan menunjukkan gas
yang tersisa oleh tidak menunjang pembakaran atau makhluk hidup. Pada saat yang
bersamaan ada beberapa ilmuan lainnya yang mengadakan riset tentang nitrogen. Mereka
adalah Scheele Caverdish, Priestly, dan yang lainnya. Mereka menamakan gas ini udara
tanpa oksigen. Tetapi pada hidrogen telah digunakan bertahun-tahun sebelum akhirnya
dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh Coverdish ditahun 1776. Dinamakan hidrogen oleh
Lavoisier, hidrogen adalah unsur yang terbanyak dari semua unsur di alam semesta elemenelemen yang berat pada awalnya dibentuk dan atom-atom hidrogen atau dari elemenelemen yang mulanya terbuat dari atom-atom hidrogen (wikipedia).

ALAT DAN BAHAN


1.
-

Alat Praktikum
Tabung reaksi

Ampul

Pipet tetes

Penjepit

Pipa U

Belas ukur 100 ml

Pinset

Spatula

Cawan porselin

Kohi tiga + kasa

Bunsen

Rak tabung reaksi

Pembakar (korek api)

Bahan Praktikum

2.
-

Sulfur

NaOH 0,1 M

Reagen Nesiler

Timbal Asetat (Ca3 COO)2 Pb 1 molar x

Asam Nitrat encer (HNO3 encer)

Naphtalen

Air kapur

H2SO4 pekat

SKEMA KERJA
1.
a.

Identifikasi Unsur Karbon


Reaksi Pengurangan
Zat organik (naftholena)

- dimasukkan kecawan porselin


- dengan api kecil
- dengan api besar
Diamati warna nyala

Terdapat adanya jelaga

- dengan api besar


Jelaga akan hilang

- HNO3 encer (jika perlu)


Hasil

b.

Percobaan Penpield
0,5 sampel (urea)

- + 50 mg CuO
- Dimasukkan ketabung reaksi yang dilengkapi pepet

Terbentuk gas

- Alirkan ketabung reaksi yang berisi air kapur


Hasil

2.

Identifikasi Unsur Hidrogen

a.

Percobaan Perfield
Seperti yang di atas :

0,5 sampel (urea)

- + 50 mg CuO
- Dimasukkan ketabung reaksi yang dilengkapi pepet

Terbentuk gas

- Alirkan ketabung reaksi yang berisi air


Hasil

Piroksis dengan sulfur


Sedikit sampel (urea) dalam tabung reaksi

- + 50 mg sulfur
Ditutup tabung reaksi dengan kertas saring Pb asetat

Hasil
b.

Percobaan Lasaigne
Logam Na dalam ampal

+ 50 mg (sampel + sukrosa)

Merah membara (dingin)

- + 1-2 ml etanol

Merah membara

- Dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 20 ml air sampai ampul pecah
- (mendidih)
Disaring

Endapan

3.

filtrat jernih (feltrat lasaigne)

Identifikasi unsur Nitrogen

3 ml filtrat Lasaigne
+ beberapa tetas FeSO4
+ 1-3 tetes FeCl3
Jika perlu asamkan dengan H2SO4

(adanya unsur N timbangan warna biru)

a.

Percobaan Kjeldahl
10 mg sampel (urea) dalam tabung reaksi

+ 1 tetes H2SO4 pekat

Larutan jernih

+ air 1 ml
Dibasakan dengan NaOH
+ beberapa tetes pereaksi Nessler
Hasil (adanya unsur N endapan coklat setelah ditambah reaksi Nessler)

4.

Identifikasi Unsur Halogen


Percobaan Beilstein
Kawat CU

ujungnya
Ditetesi dengan larutan DCM


Hasil (warna nyala)

HASIL PENGAMATAN
Identifikasi Unsur Karbon

No

Perlakuan

Reaksi Pengarangan

Hasil Pengamatan

Naftalen
-

dimasukkan kecawan porselin

api kecil

api besar

Cairan
nafhtalen
mengering dan terbentuk
jeloga (belum jelas)

Terlihat warna
agak hitam

Diamati warna nyala

Belum ada jelaga

nyalanya

Terlihat adanya jelaga

api besar / tinggi

+ HNO3 encer (jika perlu)

Jelaga terlihat jelas

Jelaga hilang

Percobaan Perpield
0,5 gr (sampel (urea)
-

+ 0,5 mg CuO
Dimasukkan ke tabung reaksi
yang dilengkapi pipa U

Terbentuk gas

Percobaan gagal

Dialirkan ke tabung
yang berisi air kapur

reaksi

Identifikasi Unsur Hidrogen

No

Perlakuan

Percobaan Perfield
-

6,5 gr sampel

+ 0,5 mg CuO

Hasil Pengamatan

Dimasukkan ke tabung reaksi


yang dilengkapi pipa U

Terbentuk gas

Dialirkan ke
yang berisi air

tabung

reaksi

Terdapat adanya hidrogen,


karena
pada
saat
pemanasan
terdapat
gelembung pada dinding
tabung reaksi yang berisi
air
kapur
dan
terlihat
adanya tetes-tetes air pada
dinding tabung

Pirolisis dengan Sulfur sampel- Kertas saring berwarna


(urea)
coklat kehitaman setelah
pemanasan, maka terbukti
- + 0,5 mg sulfur
bahwa pada pemanasan,
- Ditutup kertas saring dengan urea + sulfur terdapat
unsur
hidrogen.
Pada
kertas saring Pbasitat
tabung
reaksi
terdapat
endapan putih keras.
-

Identifikasi Unsur Nitrogen

No

Perlakuan

Percobaan Kjeldahl

Hasil Pengamatan

10 mg sampel (urea)
-

+ 10 tetes H2SO4 pekat

Warna
larutan
yang
awalnya hitam kecoklatan
menjadi
hitam
jernih
kecoklatan (lebih jernih)

+ air 1 ml

Berasap, warna tetap


Terbentuk
endapan
berwarna coklat dan filtrat
berwarna hening kecoklatan
artinya adanya N

+ NaOH + Reaksi Nessler

Identifikasi Unsur Halogen

No

Perlakuan

Percobaan Beilsteom Kawat Cu

Hasil Pengamatan

ujungnya

Ditetesi dengan larutan DCM -

Tidak ada warna nyala


Setelah
ditetesi
DCM,
terlihat
warna
nyalanya
berwarna hijau

ANALISIS DATA
1.

Identifikasi Unsur Karbon


a.

Reaksi Penyaringan
C10H8

10CO2 + H2O

2CO + HNO3

2CO2 + HNO2 (+HNO3)

b.

Percobaan Perfield
CuO + CO (NH2)2

CO2 + 2H2O + 2NO + Cu

Pada proses pengkeruhan air kapur


Ca(OH)2 + CO2

2.

Identifikasi Unsur Hidrogen

a.

Percobaan Perfield
CuO + CO (NH2)2

b.

3.

CaCO3 + H2O

CO2 + 2H2O + 2NO + Cu

Pirolisis dengan sulpur


CO(NH2)2 + 4S + 3O2

4H2S + 2CO2 + 4NO

H2S + (CH3COO)2 Pb

PbS + 2CH3COOH

Identifikasi Unsur Nitrogen

a.

Percobaan Kjeldahl
CO(NH2)2 + H2SO4

(NH4)2 SO4 + CO2 + SO2 + H2O

(NH4)2 SO4 + 2NaOH

2NH3 + 2H2O + Na2SO4

NH4 + 2(Hg I4)2- + 2OH-

4.

HgOHg 9NH2) I + 7 I- + 3H2O

Identifikasi Unsur Halogen


2Cu + O2
CuO + CH2 U2

2CuO
Cu + U2 + CH2O

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang membahas masalah tentang analisisunsur, yang pada
percobaannya kita akan mengidentifikasi setiap unsur-unsur seperti C,H,N,S,P dan unsur
unsur halogen, yang semuanya itu kita uji dengan cara, seperti : dengan pengurangan,
percobaan pupield, pirotisis dengan sulfur, percobaan Kjeldahl, dan percobaan beilstein.
Pada percobaan pertama yaitu identifikasi unsur karbon, identifikasi unsur karbon ini
dilakukan dnegan dua cara yaitu dengan pengarangan dan percobaan penfiild. Pada
percobaan dengan pengarangan kita menggunakan sampel berupa nafhtalen yang
merupakan bahan dasar sebagai dalam pembuatan kapur barus, pada saat dipanaskan
dengan api kecil sama sekali tidak ada reaksi yang diinginkan tetapi setelah dipanaskan
dengan api yang cukup besar cairan nafhtalen mengering dan terbentuk julaga dan warna
nyalanya terlihat agak kehitaman, ini mungkin karena apinya terlalu besar dan juga
menandakan bahwa pada sampel nafhtalen terdapat unsur karbon. Semakin api /
pemanasan dengan api tambah besar, gelaganyapun tambah jelas terlihat, boleh jadi proses
ini disebut juga dengan proses penyublinan. Selaga akan hilang karena ditambahkan dengan
larutan HNO3 encer, disebabkan karena adanya unsur karbon (C) yang bereaksi dengan
HNO3 yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2).
Pada percobaan dengan penfeeld, yang dilakukan untuk mengidentifikasi unsur C dan H.
Percobaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya unsur C ternayta selalu gagal dan
tidak mendapat hasil yang diinginkan sama sekali. Ini disebabkan karena kesalahan pada
cara kerja oleh praktikan dan juga pada saat pencampuran dengan CuO, reaksinya
menimbulkan ledakan secara tiba-tiba disebabkan karena reaksi panas dalam tabung yang
tertutup dan mungkin juga dipanaskan secara berlebihan sehingga terjadi pelepasan energi
yang cukup besar. Identifikasi unsur H dengan percobaan penfeeld, mendapat suatu hasil
berupa adanya gelembung-gelembung pada dinding tabung reaksi yang berisikan air kapur,
gelembung gelembung tersebut yang akan nantinya menjadi suatu tetesan-tetesan air
yang membekas pada dinding tabung. Dari tetesan-tetesan air pada dinding tabung reaksi
ini kita simpulkan bahwa pada percobaan penfield terdapat unsur Hidrogen.
Pada percobaan dengan pirolisis dengan sulfur, juga terdapatnya unsur H yang dapat
diketahui dari warna coklat kehitaman pada kertas saring Pb-asitat setelah pemanasan, ini
disebabkan karena reaksi antara sampel + sulfur dengan kertas saring Pb-asetat sehingga
menghasilkan H2S dan juga pada tabung reaksi tersebut terdapat endapan berwarna putih
keras. Mungkin disebabkan karena pemanasan / hasil dari pemanasan pada sampel yang
dicampur dengan sulfur.
Pada percbaan Lassaigne, menggunakan sampel berupa logam Na yaitu merupakan
logam yang relatif yang bila direaksikan dnegan air akan menimbulkan ledakan, boleh jadi
reaksi ini disebut juga dengan reaksi pelepasan energi dari sistem ke lingkungan (eksoterm).
Pada percobaan ini kita akan membuktikan atau untuk mendapatkan hasil berupa filtrat
jernih filtrat Lasaigne)

Pada identifikasi unsur Nitrogen, kita menggunakan hasil dari percobaan Lasaigne
dengna beberapa tetes Fe SO4 dan ditambah dengan 1-3 tetes FeU3 yang kemudian
diasamkan dengan H2SO4. timbulnya unsur N diketahui dari timbulnya atau hasil
pencampuran menghasilkan warna biru yang digunakan sebagai indikator percobaannya.
Pada percobaan Kjeldahl, digunakan sampel yang diteteskan dengan larutan H 2SO4 pekat
setelah itu dipanaskan yang akan menghasilkan larutan jernih karena reaksi yang terjadi
adalah H2SO4 diubah menjadi (NH4)2SO4. kemudian dengan penambahan air 1 ml, dibasakan
dengan NaOH setelah itu dibuktikan dengan pereaksi Nessler, hasilnya berupa endapan
yang berwarna coklat. Adanya unsur N diketahui dari hasil pencampuran yang menghasilkan
endapan yang berwarna coklat.
Identifikasi unsur sulfur, digunakan larutan hasil filtrat lasaigne yang diasamkan dengan
asam asetat kemudian ditetesi dengan larutan dilanjutkan dengan filtrat Lasaigne
diasamkan dengan HCl, kemudian ditetesi dengan FeSO 4 sehingga adanya unsur sulfur
ditandai dengan timbulnya endapan hitam jga. Lain dengan perlakukan yang ketiga yiatu
filtrat Lasaigne ditetesi dengan Na-nitro prosida yang adanya unsur sulfur ditandai dengan
timbulnya warna violet. Identifikasi unsur sulfur dilakukan dengan tiga langkah, yang
masing-masing dari perlakuannya digunakan larutan filtrat Lasaigne.
Identifikasi unsur fosfor menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang ditetesi dengan
HNO3 pekat sehingga diubah menjadi PO 43- akibat dari yang ditunjukkan dengan amin
molybdat NH4. timbulnya endapan kuning menandakan adanya unsur fosfor selanjutnya
akan terbentuk anin fostomolibdet setelah di tetesi dengan pereaksi magnesium mixture
yang kan menghasilkan kristal spesifik yang diamati dibawah mikroskop.
Identifikasi terakhir adalah unsur Halogen menggunakan kawat Cu sebagai uji bahan
nyala. Pada pperlakuannya kawat Cu dipanaskan tetapi tidak ada warna nyala yang timbul,
setelah ditetesi dengan larutan DCM, terlihat warna nyala berupa warna hijau saat
dipanaskan karena sesuai sifatnya beberapa senyawa yang dengan O 2 lembaga membentuk
senyawa tembaga dan menguap dan berwarna hijau disebabkan DCM.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
-

Adanya unsur karbon (c) ditandai dari terbentuknya jelaga pada nafhtalen

Hilangnya jelaga disebabkan karena pencampuran dari larutan HNO3 encer

Pada percobaan perfield digunakan untuk mengidentifikasi unsur C dan H dimana pada
pidentifikasi unsur karbon ditandai dengan adanya warna keruh pada kapur dan pada
identifikasi hidrogen ditandai dari adanya tetesan tetesan air pada dinding tabung reaksi

Identifikasi unsur hidrogen pada pirolisis dengan sulfur ditandai dengan adanya warna
hitam pada kertas saring Pb-asetat.

Eksoterm adalah proses yang ditimbulkan oleh sistem kelingkungan atau proses pola
pesan energi kelingkungan.

Percobaan Lasaigne dilakukan untuk memperoleh hasil filtrat Lasaigne untuk identifikasi
unsur N,S,P, dan halogen).

Identifikasi unsur nitrogen menggunakan larutan filtrat Lasaigne yang akan diketahui dari
timbulnya warna biru. Identifikasi ini juga dilakukan dengan percobaan Kjeldahl

Identifikasi Halogen unsur halogen dilakukan dnegna percobaan Beilistein yang pada
pecobaannya dipanaskan kawat Cu lalu ditetesi larutan DCM sehingga menghasilkan warna
nyala berupa warna hijau

II.

Tahapan Dalam Analisis Kimia

Dalam melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk


memperoleh hasil analisis kimia yang tepat dan teliti.
1.

Perencanaan analisis.

Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhati-kan dua hal


berikut ini ;
- Informasi analisis apa yang diperlukan :
Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan ketelitian hasil analisis
yang diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis.
- Metode analisis yang harus digunakan :
Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian
tertentu memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk memilih metode
analisis, diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu.
2.

Pengambilan sampel (sampling).

Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan sampel secara


representatif. Hal ini sering tidak tercapai karena keadaan sampel secara
keseluruhan tidak homogen.
3.

Persiapan sampel untuk analisis.

Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan pelarutan


sampel.
Pengeringan sampel.
Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.Pengeringan sampel
dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Pengeringan
sampel dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100 110 oC sampai mencapai
berat konstan.
Penimbangan atau pengukuran volume sampel.
Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara
kuntitatif berat atau volume sampel.
Pelarutan sampel.
Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapatmelarutkan sampel
secara sempurna. Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air,
pelarut organik, pelarut asam (asamencer, asam kuat, asam campuran) serta
peleburan.
4.

Pemisahan senyawa pengganggu.

Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau
senyawa yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif, karena
adanya unsur atau senyawa pengganggu. Untuk itu unsur atau senyawa
pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling
mudah untuk pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan. Metode
yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi.
5.
Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui.
Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar unsur/senyawa
6.

Perhitungan, pelaporan dan evaluasi hasil analisis.

Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu dilakukan


perhitungan untuk mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk
memperhitungkan berapa berat sampel (untuk sampel padat) atau volume sampel

(untuk sampel cair) dan juga faktor pengenceran. Evaluasi terhadap hasil analisis
dilakukan terhadap tingkat ketepatan dan ketelitiannya.

III.

Metode Dalam Analisis Kimia

Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang


konvensional maupun yang menggunakan instrumen adalah sebagai berikut ;

Gravimetri.

Titrasi
(volumetri)
: meliputi
Pembentukan komplek, Oksidasi reduksi.

titrasiAsam

basa,

Pengendapan,

Ekstraksi

Kromatogarfi

Elektro analisiskimia : meliputi Polarografi, Potensiometri, Konduktometri.

Spektrofotometri : meliputi spektrofotometri sinar tampak (visibel),


sinar UV, sinar Infra merah (IR), serapan atom.

IV.

Analisis Kimia
SPEKTROMETER ED-XRF (ENERGY Dispersive - X-Ray Fluorescence)

EDAX DX-95
Analisis makro unsur-unsur dalam padatan dan larutan, secara kualitatis dan
kuantitatif
Limit detaksi sampai % (padatan) dan ppm (larutan)
Aplikasi :
Untuk analisis unsur dalam partikel udara, sedimen- mineral, limbah cair, flying ash dan
lainnya
Carbon Analyzer
LECO IR-212
Analisis kadar karbon (C) dalam logam, keramik dan polimer
Limit deteksi :
Minimum : ppm

Maksimum : 99,9%
Akurasi : 0,001%
Nitrogen Analyzer
LECO TN-114
Analisis kadar nitrogen (N) dalam logam dan keramik
Limit deteksi : 0,00001 - 0,1%
(Akurasi : 0,0001%)
Limit deteksi : 0,001-0,5%
(Akurasi : 0,0002%)
Hydrogen Analyzer
LECO RH-2
Analisis kadar hidrogen (H) dalam logam dan keramik
Limit deteksi: 0,001-1000 ppm
Akurasi: 0,001 ppm
Carbon, Nitrogen dan Hidrogen Analyzer digunakan untuk analisis kadar C, N dan H di
Industri logam dan kimia
Titroprocessor
METROHM
672 Titroprocessor
655 Multi Dosimat
649 Magnetic Stirrer
Analisis unsur/ion dalam larutan secara potensiometri
Limit deteksi sampai ppm
ICP-AES (Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy)
PERKIN ELMER PLASMA 40
Analisis mikro unsur (kation) dalam larutan/padatan yang dapat larut, secara kualitatif dan
kuantitatif ( 80 unsur)

Limit deteksi sampai 0,1 ppm


Aplikasi :
Untuk analisis mineral/bijih, polimer, bahan makanan, kosmetika, limbah, air, tanah,
kuantitas udara, dan lainnya
Aplikasi :
Untuk analisi kadar Fe dalam pasir besi/batuan, U dalam batuan, F & Cl dalam logam dan
air dan lainnya
V-VIS Spectrometer
LAMDA 15
Analisis mikro struktur dalam larutan secara kualitatif dan kuantitatif
Dapat digunakan untuk menentukan tingkat oksidasi unsur
Limit deteksi sampai ppm
Spektrometer Emisi
PHILLIPS PV8030
Analisis mikro unsur dalam logam dan paduan berbentuk padat masif, secara kualitatif dan
kuantitatif
Dapat menganalisis 24 unsur secara simultan
Limit deteksi :
Major : > 5%
Minor : 0,01 - 5%
Kelumit : < 0,01%
RSD : 0,5 - 1%
Spektrometer Luminescensi
`
PERKIN ELMER LS-5B
Analisis unsur dalam senyawa organik/anorganik secara kualitatif dan kuantitatif
Limit deteksi sampai ppb
Alpha-Gamma Spectrometer

EG&G ORTETC
Detektor Si Barrier (gamma)
Detektor HPGe (alpha)

Beri Rating:
Sebarkan:

Analisis unsur
Ditulis oleh Yoshito Takeuchi pada 03-01-2009

Tulisan yang diberikan di bagian selingan berikut menyarankan bahwa sukar untuk mendefinisikan
bahan yang murni sempurna. Cara yang lebih praktis adalah mendefinisikan selisih dari murni
sempurna. Harus ditambahkan bahwa, tanpa metoda yang tepat untuk memperkirakan kemurnian,
kita tidak dapat memutuskan keefektifan metoda pemurnian tertentu. Singkatnya, tanpa itu tidak
mungkin diputuskan apakah senyawa tertentu murni atau tidak.
Ambil contoh senyawa organik. Sampai pertengahan abad 20, kriteria kemurnian senyawa organik
didasarkan atas beberapa percobaan: analisis unsur dan pengukuran sifat fisik seperti titik leleh dan
titik didih. Hasil analisis unsur harus sama dengan nilai hasil perhitungan berdasarkan rumus molekul,
dan konstanta fisik harus juaga sama dengan nilai yang dilaporkan di literatur (kriteria ini hanya dapat
digunakan untuk senyawa yang telah diketahui).
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sejumlah massa tertentu
sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat, dan
peningkatan massa absorben kemudian ditentukan. Peningkatan massa absorben diakibatkan oleh
karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat
ditentukan. Metoda pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metoda ini telah digunakan oleh Lavoisieur
dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metoda modern untuk menentukan jumlah karbon

dioksida dan air adalah dengan kromatografi gas bukan dengan metoda penimbangan. Namun,
prinsipnya tidak berubah sama sekali.
Harus dinyatakan bahwa kemungkinan percobaan mempengaruhi hasil tidak terhindarkan. Pekerjaan
menimbang tidak dapat bebas kesalahan (termasuk ketidakakuratan neracanya).
Selingan- Air murni sempurna

Buku teks kimia menyatakan bahwa hasil kali ion air murni adalah 10 -14 (mol dm-3))2 pada 25??C. Bila Anda mencoba menentukan
hasil kali ion air murni yang diperoleh dari distilasi biasa dengan mengukur hantarannya, Anda akan mendapatkan nilai yang lebih
besar dari nilai teroritis ini.

Fisikawan Jerman Friedlich Wilhelm Georg Kohlrausch (1840- 1910) membanting tulang untuk mendapatkan
data fisik yang akurat. Ia menyadari bahwa ia harus sangat hati-hati dalam menentukan hantaran listrik untuk mendapatkan data
yang sangat akurat.

Ia membuat alat dari kuarsa (bukan gelas!) untuk mencegah kontaminasi dari alat gelas. Dengan mengalirkan nitrogen yang
dimurnikan, ia berulang-ulang mendestilasi air. Hantaran air yang didapatkan sangat kecil, dari 1/100 sampai 1/1000 hantran air
terdestilasi biasa. Dari nilai hantaran yang ia dapatkan, ia menghitung nilai hasil kali ion air yang nilainya sama dengan nilai hasil
teori.

Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh karbon
dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga. Mempertimbangkan semua hal ini,
biasanya bila perbedaan antara hasil percobaan dan teori kurang dari 0,3%, maka perbedaan itu
dapat diterima. Ini merupakan contoh yang baik untuk definisi praktis kemurnian.
Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas fakta
berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya
akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik. Uji ini dulunya merupan fondasi logis kimia organik

dalam perkembangan bidang ini terutama saat menambahkan anggota baru dalam keluarga senyawa.
Bila satu dari dua senyawa itu tidak murni, akan diamati penurunan titik leleh.
Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel ya ng dapat dianalisis
dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh

Reaksi Organik

Reaksi Organik
Di sini akan dijelaskan secara ringkas berbagai macam reaksi senyawa karbon yaitu reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi adisi, reaksi polimerisasi, dan reaksi oksidasi.
Berikut penjelasan untuk masing-masing reaksi.

1. Reaksi substitusi
Reaksi substitusi merupakan reaksi yang melibatkan penggantian atom/gugus atom pada molekul dengan
atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan
ikatan karakteristik (tetap jenuh)
A + B C > A C + B
Contoh reaksi substitusi:
Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen
R H + X2 > R X + H X
Contoh:
CH3 H + Cl2 > CH3 Cl + HCl
Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
atom H pada gugus OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
R OH + Na > R ONa + H2

Contoh:
2 C2H5 OH + 2 Na > 2 C2H5 ONa + H2
Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan PCl5 menghasilkan haloalkana
R O R + PCl5 > R Cl + R Cl + POCl3
Contoh:
CH3 O CH3 + PCl5 > CH3Cl + CH3Cl +POCl3

Reaksi esterifikasi : reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat
R OH + R COOH > R COOR + H OH
Contoh
CH3 OH + CH3 COOH > CH3 COOCH3 + H2O

2. Reaksi adisi
Reaksi adisi adalah reaksi senyawa karbon yang melibatkan penggabungan molekul-molekul. Reaksi adisi juga
dapat diartikan sebagai reaksi pemutusan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh).

Contoh reaksi substitusi:


Reaksi adisi H2 pada alkena membentuk alkana
H2C = CH2 + H2 > H3C CH3
Reaksi adisi H2 pada alkanal membentuk alkohol primer
Ikatan rangkap C = O pada alkanal bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan alkohol primer.

Disebut juga dengan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi C

Reaksi adisi H2 pada keton/alkanon menghasilkan alkohol sekunder


Ikatan rangkap C = O pada alkanon/keton bereaksi dengan H2 untuk menghasilkan alkohol sekunder.

Reduksi H2O pada asam karboksilat menghasilkan suatu alkohol sekunder


Ikatan rangkap C = O pada asam karboksilat akan terbuka akibat penambahan reduktor kuat untuk menghasilkan
alkohol primer

3. Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di mana salah satu
molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap
dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi).
Reaksi eliminasi H2 dari alkana menjadi alkena
CH3 CH2 CH3 > CH3 CH = CH2 + H2

Reaksi eliminasi air (dehidrogenasi) dari alkohol


Alkohol dapat bereaksi membentuk alkena dengan bantuan katalis H2SO4 pekat berlebih pada suhu 180oC.
CH3 CH2 OH > CH2 = CH2 + H2O
Reaksi eliminasi HX dari haloalkana (dehidrohalogenasi)
Haloalkana R X dapat bereaksi dengan gugus OH yang larut dalam alkohol seperti NaOH etanolis atau CH3OK,
membentuk alkuna.

4. Reaksi oksidasi
Reaksi melibatkan oksidator seperti O2, O3, dan KMnO4. Reaksi oksidasi yang penting adalah reaksi dengan O2 yang
dikenal sebagai pembakaran.
Contoh reaksi oksidasi:
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier
Alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi berbeda terhadap oksidator seperti K2Cr2O7, KMnO4, dan O2.
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier selengkapnya dapat di lihat di sini .
Reaksi oksidasi pada alkoksi alkana (eter)
Alkoksi alkana bereaksi dengan O2 membentuk senyawa hidroperoksida
Reaksi oksidasi pada alkanal/aldehid
Reaksi oksidasi alkanal digunakan sebagai reaksi identifikasi antara alkanal/aldehid dengan alkanon/keton. Simak
informasi lengkapnya di sini .
Reaksi oksidasi alkanon/keton
Alkanon tidak dapat mereduksi oksidator lemah seperti larutan fehling dan larutan tollens. Sifat ini, digunakan untuk
membedakan alkanon dari isomer fungsinya, yaitu alkanal/aldehid. Simak informasinya di sini .
Reaksi oksidasi pada asam alkanoat
Reaksi oksidasi asam alkanoat hanya terjadi pada asam metanoat dan asam 1,2 etanadioat

5. Reaksi polimerisasi
Reaksi polimerisasi melibatkan penggabungan molekul-molekul kecil yang disebut monomer menjadi suatu molekul
rantai panjang atau yang disebut polimer. Anda dapat menyimak sifat-sifat polimer dengan mengklik di sini . Reaksi
polimerisasi dapat dibedakan menjadi 2:
Polimerisasi adisi: monomer-monomer bergabung membentuk suatu polimer
Monomer + monomer + monomer + . . . > polimer
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi adisi dapat dilihat pada tabel berikut.

Polimerisasi kondensasi: monomer-monomer bergabung membentuk polimer dengan melepas molekul kecil
seperti H2O dan HCl
Monomer + monomer + monomer + . . . > polimer + molekul kecil
Beberapa monomer yang mengalami polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Keterangan:
PET : suatu poliester yang secara teoritis dapat dibuat dari pencampuran asam flatat (asam karboksilat) dan etilen
glikol (alkohol).
Nilon 6,6 : merupakan poliamida dengan gugus CON yang terbentuk dari polimerisasi 1,6-diaminoheksana dan
asam 1,6-heksadioat.
Bakelit : polimer yang terbentuk dari polimerisasi metanal dan fenol.
Perspex : secara teoritis perspex terbentuk dari polimerisasi propanon (keton) dan metanal (aldehid)

Identifikasi Senyawa Karbon


Untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam suatu zat, dapat kita lakukan dengan cara pengujian
endapan. Berdasarkan terbentuknya endapan dan warna endapan dapat kita identifikasi berbagai macam ion. Di

bawah ini akan dipaparkan reaksi khas yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai jenis kation berbadasarkan
endapan yang dihasilkan.

Identifikasi ion magnesium Mg

2+

Ion Mg dengan campuran NH4OH, NH4Cl, dan Na2HPO4 akan menghasilkan endapan putih. Reaksinya sebagai
berikut:
2+

Mg2+(aq) + NH4OH(aq) + HPO42-(aq) > MgNH4(s) [putih] + H2O(l)

Identifikasi ion calcium Ca

2+

Ion Ca dengan larutan ammonium oksalat member endapan putih yang larut dalam asam kloridanya. Reaksinya
sebagai berikut:
2+

Ca2+(aq) + C2O42-(aq) > CaC2O4(s) [putih]

Identifikasi ion barium Ba

2+

Ion Ba2+ dengan larutan kalium kromat member endapan kuning. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ba2+(aq) + CrO42-(aq) > BaCrO4(s) [kuning]

Identifikasi ion aluminium Al

3+

Ion Al3+ dengan larutan kalium hidroksida terjadi endapan putih hidrofil dari aluminium hidroksida yang larut dalam
larutan kalium hidroksida, berdasarkan sifat amfoter Al(OH)3. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Al3+(aq) + 3OH-(aq) > Al(OH)3(s) [putih]
Al(OH)3(aq) + OH-(aq) > AlO2-(aq) + 2H2O(l)

Identifikasi ion perak Ag

Ion Ag dengan larutan asam klorida member endapan putih dalam larutan air, tetapi larut dalam larutan amoniak.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
+

Ag+(aq) + Cl-(aq) > AgCl(s) [putih]


AgCl(s) + 2NH3(aq) > [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
AgCl larut alam larutan NH3 berdasarkan terjadinya ion kompleks

Identifikasi ion mercury(I) Hg

Ion Hg dengan larutan asam klorida member endapan putih. Warna endapan putih ini dengan larutan ammonium
hidroksida akan berubah menjadi abu-abu. Reaksinya adalah sebagai berikut:
+

2Hg+(aq) + 2Cl-(aq) > Hg2Cl2(s) [putih]


Hg2Cl2(s) + 2NH4OH(aq) > Hg(NH)Cl(s) [abu-abu] + Hg(s) + NH4Cl(aq) + H2(g)

Identifikasi ion mercury(II) Hg

2+

Ion Hg dengan larutan kalium yodida member endapan orange yang larut dalam kalium yodida berlebih dengan
terjadinya ion kompleks. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+

Hg+(aq) + 2I-(aq) > HgI2(s) [merah]


HgI2(s) + 2I-(aq) > (HgI4)2-(aq)

Identifikasi ion besi(II) Fe

2+

Ion Fe dengan larutan kalium ferisianida member warna biru (biru turnbull). Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+

3Fe2+(aq) + 2Fe(CN)63-(aq) > Fe3[Fe(CN)6]2(s) [biru]

Identifikasi ion besi(III) Fe

3+

Ion Fe dengan larutan kalium ferosianida member warna biru (biru berlin). Reaksinya adalah sebagai berikut:
3+

4Fe3+(aq) + Fe(CN)64-(aq) > Fe4[Fe(CN)6]3(s) [biru]

Identifikasi ion tembaga Cu

2+

Ion Cu dengan larutan kalium ferosianida memberi endapan cokelat. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+

2Cu2+(aq) + Fe(CN)64-(aq) > Cu2[Fe(CN)6](s) [cokelat]

Identifikasi ion timbale Pb

2+

Ion Pb dengan larutan asam klorida memberi endapan putih, yang larut dalam air panas. Jika didinginkan kembali,
membentuk Kristal putih PbCl2 yang mempunyai bentuk khas. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2+

Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) > PbCl2(s) [putih]

Identifikasi ion seng Zn

2+

Ion Zn2+ dengan larutan ammonium hidroksida terjadi endapan putih yang larut dalam kelebihan ammonium
hidroksida dengan terjadinya ion kompleks. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Zn2+(aq) + 2NH4OH(aq) > Zn(OH)2(s) [putih] + 2NH4+(aq)
Zn(OH)2(s) + 4NH3(aq) > [Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)

Identifikasi ion ammonium NH

Ion NH dipanaskan dengan basa kuat memberikan gas amoniak. Jika gas ini dikenakan pada kertas lakmus merah
yang lembab, warnanya akan berubah menjadi biru. Reaksinya adalah sebagai berikut:
+
4

NH4+(aq) + OH-(aq) > NH3(g) + H2O(l)

Gas Ideal dan Gas Nyata


Gas ideal dan gas nyata. Mungkin sering terdengar antara gas ideal dan gas nyata. Gas ideal
adalah gas yang mematuhi persamaan gas umum dari PV = nRT dan hukum gas lainnya di semua
suhu dan tekanan. Gas nyata tidak mematuhi persamaan gas umum dan hukum gas lainnya di
semua kondisi suhu dan tekanan.

Pengaruh Tekanan
Semua gas yang diketahui ada sebagai gas nyata dan menunjukkan perilaku yang ideal hanya
sampai batas tertentu dalam kondisi tertentu. Untuk gas nyata Z mungkin kurang lebih dari satu.
Jika Z kurang dari 1 maka gas kurang kompresibel dan itu disebut penyimpangan positif. Hal ini
diamati ada sedikit penyimpangan pada tekanan rendah. Pada tekanan tinggi penyimpangan
tergantung
pada
sifat
gas.
Sebuah plot terhadap P untuk beberapa gas yang umum ditunjukkan pada gambar.

Untuk H2 dan He, 'Z' lebih besar dari satu sedangkan untuk N 2, CH4 dan CO2 'Z' lebih kecil dari satu.
Ini berarti bahwa gas-gas yang kompresibel lebih pada tekanan rendah dan kurang kompresibel
pada tekanan tinggi dari yang diharapkan dari perilaku ideal.

Pengaruh Temperatur
Pengaruh suhu pada perilaku gas nyata dipelajari dengan memetakan nilai 'PV' terhadap
temperatur. Hal ini diamati bahwa penyimpangan dari perilaku kurang ideal dengan peningkatan
suhu. Dengan demikian, gas nyata menunjukkan perilaku yang ideal pada tekanan rendah dan suhu
tinggi.
Penyebab Penyimpangan
Untuk mengetahui penyebab penyimpangan dari idealitas, van der Waals menunjukkan asumsi
kesalahan
yang
dibuat
dalam
merumuskan
model
kinetik
molekular
gas.
Volume yang ditempati oleh massa molekul diabaikan dibandingkan dengan total volume gas adalah
tidak valid. Meskipun volume ini 0,1% dari total volume gas, volume molekul gas tetap sama
dibandingkan dengan penurunan volume total gas. Penurunan volume terjadi dengan penurunan
suhu dan peningkatan tekanan, tetapi volume molekul tidak dapat diabaikan.
Kekuatan tarik antara molekul gas dianggap diabaikan. Asumsi ini hanya berlaku pada tekanan
rendah dan suhu tinggi karena dalam kondisi molekul berjauhan. Tetapi pada tekanan tinggi dan
suhu rendah volume gas kecil dan sehingga kekuatan menarik meskipun sangat kecil.
Volume koreksi dibuat menyatakan bahwa volume bebas dari gas sebenarnya kurang dari volume
yang diamati. Istilah koreksi, 'b' adalah sebuah konstanta tergantung pada sifat gas. Untuk 'n' gas,
istilah koreksi 'nb' dan sehingga volume dikoreksi diberikan oleh,
Vkoreksi= (V-nb)
Koreksi ada karena gaya antarmolekul berda dalam pengaruh tekanan. Sebuah molekul mengalami
tarik menarik. Persamaan tekanan koreksi

Mengganti nilai-nilai untuk tekanan dan volume, persamaan gas ideal sekarang dapat ditulis
sebagai:

Persamaan ini adalah persamaan Van der Waal. Di sini konstanta 'a' menyatakan gaya tarik antar
molekul gas, dan 'b' menyatakan volume atau ukuran molekul gas

Anda mungkin juga menyukai