Meskipun penggunaan katekolamin pada pasien dengan syok kardiogenik dilaporkan sekitar
90% kasus, namun belum terdapat cukup bukti berdasakan penelitian terkait hal tersebut. Selain
itu, walaupun terdapat hasil yang baik terhadap hemodinamik, namun belum ada data penelitian
yang menunjukkan perbaikan prognosis. Pada suatu penelitian terhadap 1679 pasien dengan
syok kardiogenik, 280 pasien diterapi dengan dopamine yang dibandingkan dengan epinefrin
didapatkan hasil peningkatan terjadinya aritmia dan tidak terdapat penurunan angka mortalitas
pada semua studi kohort yang dilakukan terkait hal ini.
Pada pasien syok kardiogenik yang disebabkan oleh Acute Miokard Infark (AMI) memiliki
angka mortalitas lebih rendah dengan pemberian norepinefrin. Oleh karena itu, ketika terdapat
penurunan tekanan darah, norepinefrin harus menjadi pilihan pertama yang digunakan sebagai
vasopressor. Seperti halnya pada syok septic, MAP tertinggi yang harus dicapai adalah 65-70
mmHg tidak berhubungan dengan outcome yang baik.
European guideline STEMI terbaru merekomendasikan penggunaan norepinefrin (kategori B)
dibandingkan penggunaan dopamine (kategori C).
Katekolamin dapat meningkatkan konsumsi oksigen miokardial dan efek vasokonstriktornya
dapat memperburuk mikrosirkulasi seperti halnya perfusi jaringan, maka penggunaannya harus
dibatasi dalam durasi sesingkat mungkin dan dengan dosis serendah mungkin.
Sebagai agen inotropik, dobutamin dapat diberikan bersamaan dengan norepinefrine untuk
meningkatkan kontraktilitas otot jantung. Agen inotropik lain seperti levosimendan atau
phosphodiesterase-inhibitor digunakan pada syok kardiogenik dikarenakan kemampuan obatobat ini dalam memperbaiki kontraktilitas jantung tanpa meningkatkan kebutuhan oksigen
miokardium serta memiliki efek vasodilatasi. Akan tetapi, penelitian terkait penggunaan
inotropik dan vasodilator pada syok kardiogenik masih sangat kurang, hanya terdapat empat
studi meta-analisis berskala kecil dan tiga penelitian dengan total 63 partisipan.
hemodinamik
dalam
waktu
singkat
sehingga
meningkatkan
kebutuhan oksigen selama fase pengisian jantung dan supply oksigen masih
terbatas.
Hingga saat ini, obat-obat inotropik dan vasopressor digunakan untuk
memelihara
perfusi
jantung
dan
sistemik
sampai
ataupun
setelah
Emergency medicine
Setelah pasien berada pada keadaan euvolemik namun tetap terjadi ketidakefektifan pengiriman oksigen
ke jaringan, maka agen-agen vasoaktif dapat digunakan. Berbagai agen vasopressor digunakan untuk
meningkatkan MAP dengan cara meningkatkan resistensi vascular sistemik dan/atau peningkatan
kardiak output. Norepinefrin adalah alfa agonis kuat dengan sebagian efek pada aktivitas beta-1 agonis
dan merupakan pilihan pertama pada berbagai jenis syok, dapat juga digunakan pada keadaan syok yang
belum diketahui penyebabnya. Dopamine lebih dihubungkan dengan peningkatan risiko morbiditas dan
mortalitas. Suatu penelitian prospektif dengan 1679 pasien dengan syok, diberikan terapi dopamine dan
norepinefrin. Tidak terdapat perbedaan angka mortalitas pada pasien yang diberikan dopamine dan
yang diberikan norepinefrin, tetapi terdapat peningkatan kejadian aritmia secara statistic pada pasien
yang mendapatkan dopamine. Selain itu, sebuah studi meta-analisis dari 11 penelitian menunjukkan
adanya peningkatan risiko kematian yang berhubungan dengan pemberian dopamine, sehingga
dopamine tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai terapi vasopressor lini pertama pada pasien syok.