Pada praktikum ini dilakukan penilaian status gizi seseorang secara antropometri.
Percobaan ini dilakukan secara berkelompok dimana masing-masing praktikan saling
mengukur satu sama lain, dan yang akan dibahas di bawah ini merupakan penilaian
status gizi secara pribadi. Percobaan yang dilakukan dalam penilaian status gizi secara
antropometri ini dibagi menjadi dua tahapan atau dua hari. Tahap yang pertama yaitu
mengukur tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar pinggang, lingkar panggul,
lingkar leher, dan panjang rentangan tangan. Tahap yang kedua yaitu mengukur tebal
lipatan kulit, lebar ulna, lebar hidung, dan lebar mulut. Dengan pengukuranpengukuran yang dilakukan kita dapat mengetahui status gizi yang kita miliki.
Indeks Masa Tubuh ( IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi
indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi merupakan masalah yang sangat penting
karena dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif. Berat badan yang kurang pada
wanita usia subur memungkinkan melahirkan bayi berat badan lahir rendah ( BBLR).
Sedangkan berat badan lebih dapat memicu penyakit degeneratif seperti jantung,
kolestrol, obesitas dsb. Berikut adalah tabelnya
Berikut merupakan tabel IMT praktikum kami yang didapatkan dari data kasar
praktikum disertai keterangannya.
Dan berdasarkan praktikum kami didapatkan W/H dari kelompok kami sebagai
berikut :
BUAT TABEL PUT ISINYA NAMA KITA SEMUA TRUS W TRUS H TRUS W/H
LALU KETERANGAN RESIKO LOW MODERATE ATAU HIGH
Berikut merupakan tabel % body fat praktikum kami yang didapatkan dari data
kasar praktikum disertai keterangannya.
BUAT TABEL LAGI PUT
LILA/ MUAC
Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah. Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian pada pengukuran ini adalah : (Supariasa, 2001:46-48) Baku Lingkar Lengan
Atas (LILA) yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai
untuk digunakan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang
umumnya menunjukkan perbedaan angka prevalensi Kekurangan Energi Protein
(KEP) yang cukup berarti antar penggunaan LILA di satu pihak dengan berat badan
menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di
pihak lain, sekalipun dengan LILA. Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai
tingkat keterampilan pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan,
megingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LILA dari pada
tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar jauh lebih berarti pada LILA
dibandingkan dengan tinggi badan. Lingkar lengan atas sensitif untuk semua
golongan tertentu (prasekolah) tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama
orang dewasa. Berikut tabel MUAC yang kami gunakan sebagai indikator.
Berikut merupakan tabel MUAC praktikum kami yang didapatkan dari data kasar
praktikum disertai keterangannya.