PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah ekonomi berasal dari bahasa oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos
adalah peraturan, aturan, hukum. Secara etimologi (bahasa), pengertian ekonomi adalah aturan
rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sedangkan Secara umum, Pengertian Ekonomi
adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Menurut Maslow, ekonomi adalah
salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan
manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip
serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
Suatu proses perencanaan wilayah dan kota memiliki keterkaitan antara elemen fisik dan
non fisik. Elemen fisik dalam sebuah perencanaan merupakan elemen yang dituntut pada
pembangunan yang nyata, sedangkan untuk elemen non-fisik membutuhkan analisis yang
tentunya tidak akan pernah dapat terlepas dari disiplin ilmu ekonomi. Disiplin ilmu inilah yang
kemudian akan menunjukkan pengembangan dalam suatu daerah atau wilayah.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumber daya - sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad,
2010). Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi daerah dapat diukur dengan beberapa
indikator yang lazim digunakan sebagai alat ukur. Indikator yang lazim digunakan adalah
produk domestik regional bruto (PDRB) yang bisa menjadi petunjuk kinerja perekonomian
secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah. Indikator lain adalah tingkat
pertumbuhan, pendapatan perkapita dan pergeseran atau perubahan struktur ekonomi
(Sjafrizal, 2008).
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten yang pertumbuhan ekonominya
dikatakan berhasil meningkat. Hal ini dapat dilihat dari PDRB pada daerah tersebut dari tahun
2010-2014 terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2010 sebesar 25.465.221,9, tahun
2011 sebesar 26.726.849,8, tahun 2012 sebesar 27.815.340,9, tahun 2013 sebesar 29.138.481,8,
dan tahun 2014 sebesar 30.541.244,3. Artinya pada daerah ini kinerja perekonomian dikatakan
mengalami kemajuan. Namun, untuk mengetahui perkembangan perekonomian wilayah yang
lebih spesifik maka perlu diketahui perkembangan dari berbagai sektor di daerah tersebut.
Sektor-sektor basis menjadi fokus utama dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah. Untuk
1
mengidentifikasi sektor-sektor mana yang termasuk sektor strategis digunakan tiga metode
analisis, yaitu metode analisis LQ (Location Quotient) untuk mengetahui sektor-sektor apa saja
yang merupakan sektor basis, analisis Shift-Share yang digunakan untuk mengetahui kinerja
perekonomian daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi. Hal ini yang
menjadi dasar penyusunan laporan ini, dimana hasil analisis tersebut dapat mengetahui sektor
strategis Kabupaten Garut sehingga pengoptimalan potensi di Kabupaten Garut dapat
berkembang secara optimal.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran dari penulisan laporan ini, yaitu
1.2.1
Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui suatu perkembangan sektor-sektor
Sasaran
Sasaran dari penulisan laporan ini adalah:
memberikan deskripsi umum analisa sektor basis dan nonbasis dengan analisis LQ dan ShifShare untuk menganalisis efek-efek perubahan pada setiap wilayah.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi
Ruang lingkup wilayah studi yang dibahas dalam penulisan laporan ini adalah
Kabupaten Garut. Pada Kabupaten ini terdiri dari 42 kecamatan. Adapun batas-batas
wilayah Kabupaten Garut adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, rumusan masalah, ruang lingkup
pembahasan yang dibagi menjadi ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah studi dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Bab ini berisi tentang kajian teori yang akan menjadi dasar dalam menganalisis, kajian teori
ini meliputi teori ekonomi wilayah dan kota, teori analisis ekonomi agregat, teori analisis
intrawilayah, teori analisis LQ, dan teori analisis Shift-Share.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN GARUT
Bab ini berisi tentang uraian secara umum karakteristik wilayah Kabupaten Garut.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang statistik dasar perekonomian Kabupaten Garut, analisis Location
Quotient, dan analisis Shift-Share tahun 2010-2014 secara analisis agregat dan intrawilayah.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam laporan ini yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Analisis Location Quetient
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor
ekonomi di suatu daerah atau sektor-sektor apa saja yang merupakan sektor basis atau leading
sektor. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu
sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang
menjadi acuan. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien LQ
tersebut nantinya dapat berupa jumlah tenaga kerja per-sektor ekonomi, jumlah produksi atau
satuan lain yang dapat digunakan sebagai kriteria. Teknik analisis ini belum bisa memberikan
kesimpulan akhir dari sektor-sektor yang teridentifikasi sebagai sektor strategis. Namun untuk
tahap pertama sudah cukup memberi gambaran akan kemampuan suatu daerah dalam sektor
yang teridentifikasi. Rumus matematika yang digunakan untuk membandingkan kemampuan
sektor-sektor dari daerah tersebut adalah (Warpani, 1984:68) :
Dimana :
Si
Ni = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah acuan yang lebih luas, di mana daerah yang di
selidiki menjadi bagiannya
N
seperti PDRB. Dari perhitungan Location Quotient (LQ) suatu sektor, kriteria umum yang
dihasilkan adalah :
A. Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi
dari pada tingkat wilayah acuan
B. Jika LQ < 1, disebut sektor non-basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih
rendah dari pada tingkat wilayah acuan
C. Jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wilayah acuan.
Asumsi metoda LQ ini adalah penduduk di wilayah yang bersangkutan mempunyai pola
permintaan wilayah sama dengan pola permintaan wilayah acuan. Asumsi lainnya adalah
permintaan wilayah akan suatu barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah,
kekurangannya diimpor dari wilayah lain.
2.2 Analisis Shift Share
Metoda ini digunakan untuk mengetahui kinerja perekonomian daerah, pergeseran
struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor unggulan daerah dalam
kaitannya dengan perekonomian wilayah acuan (wilayah yang lebih luas) dalam dua atau lebih
kurun waktu. Analisis ini bertolak pada asumsi bahwa pertumbuhan sektor daerah sama dengan
pada tingkat wilayah acuan, membagi perubahan atau pertumbuhan kinerja ekonomi daerah
(lokal) dalam tiga komponen :
1. Komponen Pertumbuhan Wilayah Acuan (KPW), yaitu mengukur kinerja perubahan
ekonomi pada perekonomian acuan. Hal ini diartikan bahwa daerah yang bersangkutan
tumbuh karena dipengaruhi oleh kebijakan wilayah acuan secara umum.
2.
3. Komponen Pergeseran atau Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPK), yaitu mengukur kinerja
sektor-sektor lokal terhadap sektor-sektor yang sama pada perekonomian acuan. Apabila
komponen ini pada salah satu sektor positif, maka daya saing sektor lokal meningkat
dibandingkan sektor yang sama pada ekonomi acuan, dan apabila negatif terjadi sebaliknya.
Dengan demikian apabila perubahan atau pertumbuhan kinerja ekonomi kota adalah PEK,
maka persamaannya dapat diformulasikan sebagai berikut (Marif, 2000:3):
Atau
Di mana :
Y* =
Yi
Yi
yi
yi
karakteristik dari tempat-tempat di suatu wilayah dan bagaimana interaksi yang terjadi di
dalamnya dan disetiap komponen yang ada didalamnya. Jadi analisis ini memandang suatu
wilayah sebagai kumpulan dari wilayah-wilayah lain yang skalanya lebih sempit serta masingmasingnya memiliki aktivitas pada kecamatankecamatan yang ada didalamnya sesuai denga
karakteristiknya. Sedangkan analisis intrawilayah suatu provinsi berarti menyoroti pokok
6
analisis pada kabupaten-kabupaten yang ada didalamnya dan seterusnya. Data yang diperlukan
dalam analisis ini adalah data-data PDRB per sektor atas dasar harga konstan. Contoh hal yang
dibahas dalam suatu analisis intrawilayah yaitu bagaimana karakteristik ekonomi disubwilayah
dan bagaimana perbandingan diantaranya, bagaimana tingkat pendapatan pada masing-masing
subwilayah dan bagaimana kontribusi masingmasingnya terhadap wilayah, bagaimana tingkat
konsentrasi dan spesialisasi sektor-sektor ekonomi pada masing-masing subwilayah, dan lainlain.
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN GARUT
3.1 Letak Geografis
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 656'49'' - 7
45'00'' Lintang Selatan dan 10725'8'' - 1087'30'' Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas
wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065.19 km) dengan batas-batas sebagai berikut:
-
dengan kondisi alam berbukit-bukit dan pegunungan, sedangkan kondisi alam daerah sebelah
Selatan, sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup curam.
Corak alam di daerah sebelah selatan ini diwarnai oleh iklim Samudra Indonesia dengan
segenap potensi alam dan keindahan pantainya. Kabupaten Garut dengan memiliki iklim tropis,
curah hujan yang cukup tinggi, hari hujan yang banyak dan lahan yang subur serta ditunjang
dengan banyaknya aliran sungai baik yang bermuara ke pantai selatan maupun ke pantai utara
jawa hal ini menyebabkan sebagian besar dari luas wilayahnya dipergunakan untuk lahan
pertanian. Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai
ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland bagi pengembangan
wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis
dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung sekaligus pula berperan di
dalam mengendalikan keseimbangan lingkungan.
3.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Garut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (20102014). Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat yaitu jumlah
penduduk di Kabupaten Garut tahun 2010-2014 telah mencapai 12.222.120 jiwa. Pada tahun
2010 jumlah penduduk sebesar 2.380.981 jiwa, tahun 2011 sebesar 2.407.086 jiwa, tahun 2012
sebesar 2.445.911 jiwa, tahun 2013 sebesar 2.485.732 jiwa, dan tahun 2014 sebesar 2.502.410
jiwa. Besarnya angka jumlah penduduk di Kabupaten Garut bisa dikatakan padat. Data jumlah
penduduk yang ada merupakan data gabungan dari 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut
setiap tahunya.
8
Tabel III. 1
Jumlah Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2010-2014
Tahun
Jumlah
(Jiwa)
2010
2.380.981
2011
2.407.086
2012
2.445.911
2013
2.485.732
2014
2.502.410
Jumlah
12.222.120
bahwa sektor ini masih perlu dikembangkan sehingga dapat menopang aktivitas perekonomian
dan pembangunan Kabupaten Garut.
10
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis Agregat Wilayah
4.1.1 Statistik Dasar
Tabel IV.1
Perkembangan PDRB Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat
ADHK Tahun 2010 - 2014
PDRB
Tahun
Kabupaten
Garut(Dalam
Juta Rupiah)
Laju
Pertumbuhan
(%)
PDRB Provinsi
Jawa Barat
(Dalam Juta
Rupiah)
Laju
Pertumbuhan
(%)
2010
25.465.222,00
5,30
906.685.760,50
5,83
2011
26.726.849,90
4,95
965.622.061,20
6,50
2012
27.815.340,90
4,07
1.028.409.739,60
6,50
2013
29.138.481,80
4,76
1.093.585.505,00
6,34
2014
30.541.243,6
4,81
1.148.948.818,80
5,06
11
Grafik IV.1
Grafik Perkembangan PDRB Kabupaten Garut
Pada data PDRB Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat selalu mengalami
perkembangan di setiap tahunnya, mulai dari 2010 sampai dengan 2014. Sedangkan untuk
laju pertumbuhan PDRB kabupaten Garut mengalami penurunan pada tahun 2010 menuju
tahun 2012 yaitu dari 5,30% menjadi 4,07% dan pada awal tahun 2012 laju pertumbuhan
PDRB meningkat hingga tahun 2014 yaitu dari 4,07% menjadi 4,81%. Bertolak belakang
dengan laju pertumbuhan PDRB kabupaten Garut, pertumbuhan PDRB Jawa Barat
mengalami peningkatan pada awal tahun dan mengalami penurunan pada akhir tahun yaitu
5,83% menjadi 6,5% pada tahun 2010 ke 2012. Pada tahun 2012 menuju 2014 mengalami
penurunan yaitu dari 6,5% menjadi 5,06%.
Indikator perkembangan perekonomian di suatu wilayah dapat dilihat dari kontribusi
per sektor pada PDRB wilayah tersebut. Berikut adalah tabel PDRB Per Sektor Kabupaten
Garut dan Tabel Kontribusi Per Sektor pada PDRB Kabupaten Garut tahun 2010 -2014.
Tabel IV. 2
Tabel Data PDRB Kabupaten Garut
14
Grafik IV.5
Grafik PDRB Per Sektor Kabupaten Garut Tahun 2010
Tabel IV.3
Tabel kontribusi per sektor terhadap PDRB Kabupaten Garut
No
1
Sektor
Pertanian,
2011
2012
2013
2014
40,35
39,12
38,16
37,60
36,55
3,63
3,40
2,84
2,89
2,79
7,42
7,34
7,29
7,40
7,51
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Kehutanan, dan
Perikanan
2
Pertambangan &
Penggalian
Industri
Pengolahan
Pengadaan Listrik
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur ulang
Konstruksi
5,33
5,59
5,83
5,98
6,03
Perdagangan
19,81
20,33
20,94
21,09
21,36
3,46
3,46
3,48
3,46
3,57
3,19
3,26
3,37
3,36
3,37
2,00
2,15
2,10
2,19
2,40
2,33
2,41
2,48
2,58
2,67
Transportasi dan
Pergudangan
Penyediaan
akomodasi dan
Makan Minum
10
Informasi dan
Komunikasi
11
12
Real Estat
1,52
1,59
1,66
1,71
1,75
13
Jasa Perusahaan
0,50
0,50
0,50
0,51
0,51
16
14
Administrasi
3,85
3,64
3,85
3,57
3,43
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
15
Jasa Pendidikan
3,20
3,59
3,80
3,94
4,22
16
Jasa Kesehatan
0,62
0,62
0,64
0,63
0,64
2,68
2,89
2,95
2,98
3,08
100
100
100
100
100
dan Kegiatan
Sosial
17
Jasa lainnya
Total
Grafik IV.8
Grafik Presentase PDRB Kabupaten Garut Tahun 2014
18
pembanding, berikut merupakan tabel PDRB Per Sektor Provinsi Jawa Barat Tahun 20102014:
19
Tabel IV.4
Tabel PDRB Propinsi Jawa Barat
No
Sektor
2011
2012
2013
2014
89.088.260,2
88.386.512,4
88.409.460,0
92.312.128,4
92.747.168,2
30.126.931,7
29.105.485,8
27.213.582,3
26.872.467,2
27.293.420,3
403.571.246,6
426.184.947,5
445.675.276,6
477.714.072,3
502.124.367,8
5.334.624,2
5.126.004,9
5.571.250,1
6.037.729,5
6.297.101,6
702.596,1
741.338,8
794.326,7
845.969,6
896.263,8
63.087.799,1
71.723.223,3
81.197.699,6
87.818.637,1
92.603.491,6
139.681.171,2
151.107.155,3
168.938.936,0
177.747.518,2
183.626.109,0
Pertanian,
Kehutanan, dan
1 Perikanan
Pertambangan &
2 Penggalian
3 Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik
4 dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah dan
5 Daur ulang
6 Konstruksi
Perdagangan Besar
dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
7 Sepeda Motor
20
Transportasi dan
37.337.711,1
41.660.006,8
45.721.399,3
47.965.848,6
51.561.864,7
21.672.463,1
23.196.039,4
24.806.717,8
25.985.297,7
27.545.028,8
20.785.122,3
25.378.259,3
28.094.004,5
30.651.836,8
36.005.412,4
20.242.188,2
21.567.179,5
23.437.318,8
26.455.239,9
27.546.333,2
12 Real Estat
9.855.884,0
10.992.679,3
11.916.840,6
12.561.546,4
13.121.319,4
13 Jasa Perusahaan
3.218.249,9
3.676.296,2
3.957.451,8
4.265.893,3
4.561.081,0
23.605.341,2
22.939.998,9
23.901.327,9
23.568.018,4
23.676.877,0
17.961.874,2
20.596.756,1
23.608.192,7
25.715.274,3
29.424.905,7
5.327.118,0
5.790.041,1
6.303.721,1
6.720.170,3
7.780.534,3
15.087.179,4
17.450.136,6
18.862.233,8
20.347.857,0
22.137.540,0
906.685.760,5
965.622.061,2
1.028.409.739,6
1.093.585.505,0
1.148.948.818,8
8 Pergudangan
Penyediaan
akomodasi dan
9 Makan Minum
Informasi dan
10 Komunikasi
Jasa Keuangan dan
11 Asuransi
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
14 Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan
16 Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya
Grafik IV.9
Grafik PDRB Pripinsi Jawa Barat Tahun 2010
Berdasarkan hasil pengolahan data PDRB Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten ADHK
Per Sektor dalam jangka waktu 2010 sampai 2014, maka dihasilkan urutan tertinggi ke
terendah dari masing-masing sektor yang berkontribusi pada PDRB Provinsi Jawa Barat
dan Kabupaten Garut sebagai berikut:
Tabel IV.5
Tabel Peringkat Sektor PDRB Propinsi Jawa Barat dan PDRB Kabupaten Garut
Peringk
at
Sektor
1
Industri Pengolahan
Konstruksi
Industri Pengolahan
Konstruksi
Administrasi Pemerintahan,
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
8
Jasa Pendidikan
Penyediaan akomodasi dan Makan
Minum
10
Jasa lainnya
11
Jasa Pendidikan
12
Jasa lainnya
13
Real Estat
Real Estat
14
15
16
Jasa Perusahaan
Jasa Perusahaan
Pengadaan Listrik dan Gas
23
17
24
Tabel IV.6
Tabel Perhitungan LQ
25
Dari data tabel LQ diatas dapat dihitung jumlah LQ per masing-masing aspek, dengan rumus :
LQ
=
=
= 4,106
Dari seluruh sektor yang telah dilakukan perhitungan terdapat beberapa sektor yang
tergolong Basis dan Non Basis. Sektor Basis tertinggi pada tahun 2010 terdapat pada sektor
Pertanian, kehutanan dan Perikanan dengan jumlah perhitungan LQ 4,106 dan sektor terendah
pada tahun 2010 adalah pada sektor Pengadaan Listrik dan Gas yang jumlah LQ nya sebesar
0,105. Dari maing-masing per sektor juga memiliki peningkatan dari tahun ke tahun, misalna
pada sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki tingkat kenaikan sebesar 421 dari
tahun 2010 ke tahun 2011. Dalam perhitungan LQ ini terdapat 31 aspek Non Basis dan 54
aspek Basis pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
26
Tabel IV.7
Tabel Perhitungan LQ tahun 2010
Tabel IV.9
Tabel Perhitungan LQ tahun 2012
28
cara menghitung PDRB persektor perekonomian yang ada di kabupaten atau kota, dan
membandingkannya dengan PDRB persektor dari provinsi kota tesebut. Dalam analisis ini
diasumsikan bahwa perubahan produksi atau kesempatan kerja dipengaruhi oleh 3 komponen
pertumbuhan
wilayah,
yaitu
Komponen
Pertumbuhan
Nasional
(KPN),
komponen
30
Tabel IV.12
Tabel Perhitungan Data Dasar untuk Analisi Shift Share Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 dan
2014 (dalam juta rupiah)
NO
SEKTOR
KABUPATEN GARUT
PDRB 2010
PDRB 2014
PDRB 2010
PDRB 2014
ri
Ri
Ra
yo
yt
Yo
Yt
yit/yio
Yit/Yio
Yt/Yo
10.274.621,5
11.161.548,2
89.088.260,2
92.747.168,2
1,0863
1,0411
1,2672
924.494,4
853.578,0
30.126.931,7
27.293.420,3
0,9233
0,9059
1,2672
Industri Pengolahan
1.890.139,9
2.294.637,7
403.571.246,6
502.124.367,8
1,2140
1,2442
1,2672
15.797,6
18.918,9
5.334.624,2
6.297.101,6
1,1976
1,1804
1,2672
11.784,8
14.852,2
702.596,1
896.263,8
1,2603
1,2756
1,2672
1.356.154,8
1.843.072,3
63.087.799,1
92.603.491,6
1,3590
1,4679
1,2672
5.045.739,3
6.524.503,3
139.681.171,2
183.626.109,0
1,2931
1,3146
1,2672
5
6
7
880.384,4
1.088.865,3
37.337.711,1
51.561.864,7
1,2368
1,3810
1,2672
813.285,0
1.029.765,1
21.672.463,1
27.545.028,8
1,2662
1,2710
1,2672
10
508.230,9
733.784,5
20.785.122,3
36.005.412,4
1,4438
1,7323
1,2672
11
593.571,6
815.703,5
20.242.188,2
27.546.333,2
1,3742
1,3608
1,2672
12
Real Estat
386.664,8
535.114,0
9.855.884,0
13.121.319,4
1,3839
1,3313
1,2672
13
Jasa Perusahaan
126.707,3
155.150,1
3.218.249,9
4.561.081,0
1,2245
1,4173
1,2672
981.613,6
1.047.869,6
23.605.341,2
23.676.877,0
1,0675
1,0030
1,2672
14
31
15
Jasa Pendidikan
815.008,6
1.288.697,5
17.961.874,2
29.424.905,7
1,5812
1,6382
1,2672
16
158.375,9
194.673,4
5.327.118,0
7.780.534,3
1,2292
1,4606
1,2672
17
Jasa lainnya
682.647,6
940.510,5
15.087.179,4
22.137.540,0
1,3777
1,4673
1,2672
Total
32
Berdasarkan tabel perhitungan PDRB Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat di atas
maka dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan PDRB tidak pada semua sektor. Sektor
pertambangan dan penggalian dari tahun 2010 ke 2014 mengalami penurunan. Penurunan
tersebut tidak hanya terjadi di Kabupaten Garut namun juga terjadi penurunan dari Provinsi
Jawa Baratnya sendiri. Selanjutnya dapat dilakukan diindentifikasi unutk diketahui sektor yang
berpotensi untuk memajukan perekonomian di Kabupaten Garut dengan hasil perhitungannya
sebagai berikut :
Tabel IV.13
Tabel Perhitungan KPN,KPP, KPPW, PE dan PB Kabupaten Garut pada tahun 2010 dan 2014
KPN
SEKTOR
Ra - 1
KPP
Ri - Ra
Perges
n Ekonomi
eran
KPPW
ri - Ri
Pertumbuha
Bersih
(KPN+KPP+K
KPP+K
PPW)
PPW
8,63%
26,7%
-22,61%
4,53%
18,09%
-7,67%
26,7%
-36,12%
1,73%
Industri Pengolahan
26,7%
-2,30%
-3,02%
21,40%
-5,32%
26,7%
-8,68%
1,72%
19,76%
-6,96%
26,03%
26,7%
0,84%
-1,54%
-
Konstruksi
26,7%
20,07%
26,7%
4,74%
9,18%
-2,15%
26,7%
11,38%
2,59%
23,68%
14,42%
35,90%
29,31%
-0,69%
10,88%
34,39%
-3,04%
26,63%
26,7%
0,38%
-0,48%
-
26,7%
46,51%
28,85%
26,7%
9,36%
1,34%
-0,10%
44,38%
17,66%
37,42%
10,70%
33
Real Estat
26,7%
Jasa Perusahaan
6,41%
26,7%
15,01%
5,26%
38,39%
22,45%
19,28%
Administrasi Pemerintahan,
11,67%
-4,27%
6,75%
Wajib
26,7%
-26,42%
6,45%
Jasa Pendidikan
26,7%
37,10%
-5,70%
58,12%
22,92%
26,7%
19,34%
23,14%
Jasa lainnya
26,7%
20,01%
-8,96%
19,97%
31,40%
-3,80%
37,77%
11,05%
KPP bernilai positif (KPP>0) pada wilayah/ daerah yang berspesialisasi dalam
sektor yang secara nasional tumbuh cepat.
KPPW bernilai negatif (KPPW<0) pada sekotr yang tidak mempunyai keunggulan
komparatif/ tidak dapat bersaing.
Maka, jika dilihat dari tabel diatas dapat diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut :
Tabel IV. 14
Tabel hasil interprtasi nilai KPP per Sektor Kebupaten Garut tahun 2014 (dalam persen
%)
NO
SEKTOR
KPP
Ri-Ra
Keterangan
34
%
- spesialisasi dalam sektor yg secara nasional
3 Industri Pengolahan
6 Konstruksi
% tumbuh cepat.
% tumbuh cepat.
% tumbuh cepat.
spesialisasi dalam sektor yg secara nasional
12 Real Estat
13 Jasa Perusahaan
% tumbuh cepat.
- spesialisasi dalam sektor yg secara nasional
Administrasi Pemerintahan,
14 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan
% tumbuh cepat.
35
% tumbuh cepat.
20,01 spesialisasi dalam sektor yg secara nasional
17 Jasa lainnya
% tumbuh cepat.
KPPW
N
O
SEKTOR
Keterangan
ri - Ri
4,53%
1,73%
-3,02%
1,72%
3 Industri Pengolahan
4 Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
5 Daur ulang
-1,54%
6 Konstruksi
-10,88%
-2,15%
-14,42%
-0,48%
-28,85%
1,34%
12 Real Estat
5,26%
-19,28%
6,45%
13 Jasa Perusahaan
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
36
-5,70%
-23,14%
-8,96%
17 Jasa lainnya
(dalam persen %)
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa banyak sektor yang mempunyai
daya saing di antaranya sektor pertanian,kehutana dan perikanan; pertambangan dan
penggalian; pengadaan listrik dan gas; jasa keuangan dan asuransi; Real estat; dan administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Hal tersebut dikarenakan hasil KPPW
sektor yang bernilai positif. Sedangkan sektor yang tidak mempunyai daya saing di Kabupaten
Kendal adalah industri pengolahan; pengadaan air, pengelolassn sampah, limbah dan daur
ulang; konstruksi; perdagangan besar dan eceran; transportasi dan pergudangan; penyediaan
akomodasi dan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa perusahaan; jasa pendidikan;
jasa kesehatan dan kegiatan sosial; serta jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut dikatakan tidak
mempunyai daya saing karena KPPW yang bernilai negatif.
Tabel IV.16
Tabel hasil interpretasi pergeseran bersih per Sektor Kabupaten Garut tahun 2014
(dalam persen %)
KPP +
KPPW
NO
SEKTOR
KPP
KPPW
(PB)
KETERANGAN
22,61%
4,53%
-18,09%
MUNDUR
36,12%
1,73%
-34,39%
MUNDUR
3 Industri Pengolahan
-2,30%
-3,02%
-5,32%
MUNDUR
-8,68%
1,72%
-6,96%
MUNDUR
0,84%
-1,54%
-0,69%
MUNDUR
20,07%
9,18%
MAJU
37
10,88%
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
7 Mobil dan Sepeda Motor
4,74%
-2,15%
2,59%
MAJU
-3,04%
MUNDUR
-0,10%
MUNDUR
17,66%
MAJU
11,38% 14,42%
0,38%
-0,48%
-
46,51% 28,85%
9,36%
1,34%
10,70%
MAJU
12 Real Estat
6,41%
5,26%
11,67%
MAJU
-4,27%
MUNDUR
13 Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
15,01% 19,28%
-
26,42%
6,45%
-19,97%
MUNDUR
15 Jasa Pendidikan
37,10%
-5,70%
31,40%
MAJU
19,34% 23,14%
-3,80%
MUNDUR
17 Jasa lainnya
20,01%
11,05%
MAJU
-8,96%
3) Sektor yang mengalami pertumbuhan cenderung lambat yaitu ditandai dengan nilai KPP
negatif, di antaranya adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan &
Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; dan Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
4) Sementara itu, terdapat pula sektor yang mengalami kemunduran atau tidak progresif, yaitu
sektor yang memiliki pergeseran bersih negatif. Sehingga berdasarkan tabel tersebut sektor
pertanian, perhutanan. Dan perikanan; pertambangan & Penggalian; Industri Pengolahan;
Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur ulang;
Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan akomodasi dan Makan Minum; Jasa Perusahaan;
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial yang mengalami kemunduran.
39
SEKTOR
LQ
Shift
Share
1
2
3
4
P>1
P>1
P<1
P<1
PB > 0
PB > 0
PB < 0
PB > 0
PB < 0
P<1
Konstruksi
P<1
P>1
P<1
PB < 0
P>1
PB < 0
10
P<1
PB < 0
11
P>1
PB > 0
12
Real Estat
P>1
PB > 0
13
Jasa Perusahaan
P>1
PB < 0
14
P>1
15
Jasa Pendidikan
P>1
PB < 0
16
P<1
PB < 0
17
Jasa lainnya
P>1
PB < 0
PB < 0
PB < 0
PB > 0
40
Gambar IV. 18
Kuadran Plotting Perhitungan Nilai LQ dan Shift Share
PB > 0
LQ > 1
LQ < 1
PB < 0
Sumber: Hasil Olahan Kelompok 6B Ekonomi Wilayah dan Kota, 2015
4.2 Analisis Sektor Unggulan
Berdasarkan hasil analisis sektor ekonomi unggulan dengan menggunakan metode LQ dan
Shift Share maka dapat dikatakan bahwa yang menjadi sektor unggulan prioritas pertama di
Kabupaten Kendal adalah sektor pertanian. Untuk mengetahui komoditas unggulan perekonomian
wilayah, maka disesuaikan dengan kuantitas hasil produksi pertanian per kecamatan di Kabupaten
Garut. Berikut adalah data jumlah produksi pertanian per kecamatan Tahun 2014 di Kabupaten
Garut:
41
Tabel IV.19
Jumlah Produksi Pertanian Per Kecamatan Tahun 2014
Sektor
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Kecamatan
Cikajang
Cigedug
Cisurupan
Pangatikan
Pasir Wangi
Bayongbong
Semarang
Sukaresmi
Leles
Sucinaraja
Banjarwangi
Cilawu
Pamulihan
Wanaraja
Taronggong Kaler
Talegon
Karang Pawitan
leuwigoong
Sukawening
cibiuk
bl. Limbngan
Karang Tengah
Garut Kota
Taronggong Kidul
Banyuresmi
cibatu
Mekar Mukti
Pakenjeng
Bungbulan
Caringin
Cisewu
malangbong
Cihurip
Peundeuy
kadungora
selaawi
Ciabalong
Cisopet
kersemanah
Singajaya
Pameungpeuk
Cikelet
Cabe Rawit
85
299
211
116
24
25
6
0
20
64
93
102
83
39
10
114
27
15
0
34
38
5
10
12
0
27
44
64
213
175
163
3
29
75
33
5
29
27
0
13
7
4
Tomat
Bawang Merah
601
239
474
898
262
1593
788
0
145
10
190
7812
158
670
134
60
140
0
290
2120
104
0
159
990
25
0
61
588
100
96
26
48
107
956
88
166
10
0
81
475
49
193
7
133
26
192
25
234
34
68
27
28
0
204
20
143
0
0
10
0
9
0
11
0
21
0
0
0
35
0
2
37
0
0
0
0
2
18
0
0
0
0
0
0
Sawi
Kentang
6380
31247
8064
20556
6338
18211
3291
9071
1272
19245
4241
5149
10167
6369
1356
9336
9339
1774
795
5413
2947
3093
5705
3204
326
4899
0
1233
1823
0
568
657
868
457
225
980
202
960
469
0
695
0
203
92
448
0
348
0
388
68
324
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
141
0
61
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kubis
23238
19545
11846
15429
6700
5667
3815
5782
3204
5076
7040
3023
6645
9511
1864
1980
919
0
150
0
0
483
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
42
Tabel IV.20
Rata-rata Hasil Produksi Pertanian
Sektor
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Kecamatan
Cikajang
Cigedug
Cisurupan
Pangatikan
Pasir Wangi
Bayongbong
Semarang
Sukaresmi
Leles
Sucinaraja
Banjarwangi
Cilawu
Pamulihan
Wanaraja
Taronggong Kaler
Talegon
Karang Pawitan
leuwigoong
Sukawening
cibiuk
bl. Limbngan
Karang Tengah
Garut Kota
Taronggong Kidul
Banyuresmi
cibatu
Mekar Mukti
Pakenjeng
Bungbulan
Caringin
Cisewu
malangbong
Cihurip
Peundeuy
kadungora
selaawi
Ciabalong
Cisopet
kersemanah
Singajaya
Pameungpeuk
Cikelet
Jumlah
Cabe Rawit
85
299
211
116
24
25
6
0
20
64
93
102
83
39
10
114
27
15
0
34
38
5
10
12
0
27
44
64
213
175
163
3
29
75
33
5
29
27
0
13
7
4
4601
Tomat
601
474
262
788
145
190
158
134
140
290
104
159
25
61
100
26
107
88
10
81
49
7
26
25
34
27
0
20
0
10
9
11
21
0
35
2
0
0
2
0
0
0
7841
Bawang Merah
239
898
1593
0
10
7812
670
60
0
2120
0
990
0
588
96
48
956
166
0
475
193
133
192
234
68
28
204
143
0
0
0
0
0
0
0
37
0
0
18
0
0
0
35703
Sawi
Kentang
6380
31247
8064
20556
6338
18211
3291
9071
1272
19245
4241
5149
10167
6369
1356
9336
9339
1774
795
5413
2947
3093
5705
3204
326
4899
0
1233
1823
0
568
657
868
457
225
980
202
960
469
0
695
0
203
92
448
0
348
0
388
68
324
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
141
0
61
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
127588
252781
Kubis
23238
19545
11846
15429
6700
5667
3815
5782
3204
5076
7040
3023
6645
9511
1864
1980
919
0
150
0
0
483
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
240596
Jumlah
61790
49836
38461
28695
27396
23084
21185
16668
14477
13758
13277
13183
11978
11432
3893
3393
3334
1474
1322
1059
975
923
676
619
558
406
248
227
213
185
172
155
111
75
68
44
29
27
20
13
7
4
365450
Presentasi
16,9079217
13,636886
10,5242851
7,85196333
7,49651115
6,31659598
5,79696265
4,56095225
3,96141743
3,76467369
3,63305514
3,60733342
3,27760296
3,12819811
1,06526201
0,92844438
0,9122999
0,40333835
0,36174579
0,28977972
0,26679436
0,25256533
0,18497743
0,16938022
0,15268847
0,11109591
0,06786154
0,0621152
0,05828431
0,05062252
0,04706526
0,04241346
0,03037351
0,02052264
0,0186072
0,01203995
0,00793542
0,00738815
0,0054727
0,00355726
0,00191545
0,00109454
100
dengan cara mengurutkan kecamatan dengan jumlah produksi pertanian terbanyak hingga
terendah, kemudian tentukan banyak kelas dimana pada analisis ini digunakan tiga kelas yaitu
prioritas I, prioritas II, dan prioritas III. Banyaknya kelas tersebut digunakan untuk menghitung
range atau interval. Cara menghitung range adalah sebagai berikut:
Range = (Jumlah Terbesar Jumlah Terkecil) / Jumlah Kelas
Range = (61.790 4)/3
Range = 20595,33
Lalu lakukan perhitungan interval .Setelah dilakukan perhitungan interval kelas, maka disesuaikan
dengan data yang ada dengan hasil sebagai berikut:
Tabel IV. 21
Tabel Perhitungan Interval Kelas
Sektor
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Kecamatan
Cikajang
Cigedug
Cisurupan
Pangatikan
Pasir Wangi
Bayongbong
Semarang
Sukaresmi
Leles
Sucinaraja
Banjarwangi
Cilawu
Pamulihan
Wanaraja
Taronggong Kaler
Talegon
Karang Pawitan
leuwigoong
Sukawening
cibiuk
bl. Limbngan
Karang Tengah
Garut Kota
Taronggong Kidul
Banyuresmi
cibatu
Mekar Mukti
Pakenjeng
Bungbulan
Caringin
Cisewu
malangbong
Cihurip
Peundeuy
kadungora
selaawi
Ciabalong
Cisopet
kersemanah
Singajaya
Pameungpeuk
Cikelet
Jumlah
Sawi
Kentang
6380
31247
8064
20556
6338
18211
3291
9071
1272
19245
4241
5149
10167
6369
1356
9336
9339
1774
795
5413
2947
3093
5705
3204
326
4899
0
1233
1823
0
568
657
868
457
225
980
202
960
469
0
695
0
203
92
448
0
348
0
388
68
324
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
141
0
61
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
66984 142014
Kubis
Jumlah Perioritas
23238
61790
1
19545
49836
1
11846
38461
1
15429
28695
1
6700
27396
1
5667
23084
1
3815
21185
1
5782
16668
1
3204
14477
1
5076
13758
1
7040
13277
1
3023
13183
1
6645
11978
1
9511
11432
1
1864
3893
1
1980
3393
1
919
3334
1
0
1474
1
150
1322
1
0
1059
2
0
975
2
483
923
2
0
676
2
0
619
2
0
558
2
0
406
2
0
248
2
0
227
2
0
213
2
0
185
2
0
172
3
0
155
3
0
111
3
0
75
3
0
68
3
0
44
3
0
29
3
0
27
3
0
20
3
0
13
3
0
7
3
0
4
3
131917
365450
44
transportasi juga termasuk. Terbelakang merupakan aspek yang mungkin nilai pengaruhnya paling
sedikit dlam kecamatan ini. Pada wilayah Garut, sektor yang terbelakang meliputi sayur-sayuran.
Kita dapat ketaui sektor yang nilainya akan meningkat yaitu terdapat pada sektor yang unggulan.
Dimana sektor unggulan dapat berubah sesuai dengan komoditas per sektornya.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut
Berdasarkan dari perhitungan LQ diperoleh macam sektor yang ada dikabupaten garut
diketahui golongan sektornya apakah tergolong sektor basis dan sektor non basisnya. Yang
tergolong sektor basis adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan
penggalian; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; penyediaan
akomodasi dan makan minum; jasa keuangan dan asuransi; real estat; jasa perusahaan;
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; jasa pendidikan dan jasa
lainnya.
Sektor basis dan non basis tersebut selama 5 tahun, dari tahun 2010 sampai dengan 2014
tidak berubah tetap pada menjadi sektor basis. Hanya saja ditahun 2014 ada perubahan
pada sektor jasa kesehatan berubah yang awalnya merupakan sektor basis di tahun 2014
menjadi sektor non basis
Berdasarkan dari hasil analisis shift share, diketahui beberapa sektor yang mengalami
kelajuannya lambat ataupun pesat. Selain itu di analisis shift share ini juga diperoleh apakah
sektor tersebut memiliki daya saing dari sekitarnya.
Sektor-sektor yang progresif atau mengalami kemajuan adalah sektor yang pergeseran
bersihnya bernilai positif, pada kabupaten Garut sektor-sektoryang mengalami kemajuan
adalah sektor perdagangan besar dan eceran;reparasi mobil dan sepeda motor; konstruksi;
informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real estat; jasa pendidikan dan jasa
lainnya.
Berdasarkan dari hasil kedua analisis LQ dan shift share tesebut diperoleh sektor mana yang
tergolong sektor unggul, sektor maju, sektor berkembang dan sektor terbelakang.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat diperoleh rekomendasi bahwa analisis
terhadap sektor basis yang memperhitungkan nilai LQ dan Shift-Share dengan pertumbuhan
lamban sebenarnya memiliki potensi untuk bisa dikembangkan. Sektor-sektor yang tergolong
ke dalam sektor potensial harus selalu dikembangkan agar bisa menjadi sektor unggulan di
Kabupaten
Garut.
Dengan
hasil
perhitungan,
pemerintah
Kabupaten
Garut
harus
46
bisa mempercepat
47
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi 5. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Padang:Baduose Media
Abraham, Maslow. (2002) dalam buku A Dale Timpe. Seri Manajemen Daya Manusia (Memotivasi
Pegawai), Cet 5. Jakarta: PT. Elek Media Koputindo.
Warpani, Suwardjoko, Analisis Kota dan Daerah, ITB Bandung, 1984.
48
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................................... 49
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................................................. 50
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................................................ 50
DAFTAR GAMBAR .................................................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
BAB I ...........................................................................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
PENDAHULUAN......................................................................................ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.5.1
1.5.2
1.6
2.2
2.3
2.4
5.2
LAMPIRAN
49
i
DAFTAR TABEL
TABEL III.1 TABEL JUMLAH PENDUDUK GARUT TAHUN 2010-2014................................................. 9
TABEL IV.1 TABEL PERKEMBANGAN PDRB GARUT................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.2 DATA PDRB KABUPATEN 2014 .............................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.3 PDRB PER SEKTOR KABUPATEN GARUT ADHK TAHUN 2008-2012 (DALAM JUTA
RUPIAH) ............................................................................................................................................................ 17
TABEL IV.4 PDRB JAWA BARAT ................................................................................................................. 20
TABEL IV.5 PERINGKAT SEKTOR PDRB JAWA BARAT DAN PDRB GARUTERROR! BOOKMARK NOT
DEFINED.
TABEL IV.6 TABEL PERHITUNGAN LQ ........................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.7 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN GARUT DAN PDRB PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2010 ........................................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.8 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN GARUT DAN PDRB PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2011 ........................................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.9 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN GARUT DAN PDRB PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2012 ........................................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.10 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN GARUT DAN PDRB PROVINSI
JAWA BARAT TAHUN 2013 ............................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.11 HASIL PERHITUNGAN LQ DARI PDRB KABUPATEN GARUT DAN PDRB PROVINSI
JAWA BARAT TAHUN 2014 .......................................................................................................................... 29
TABEL IV.12 PERHITUNGAN DATA DASAR UNTUK SHIFT SHARE KABUPATEN GARUT TAHUN
2010-2014 .......................................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.13 TABEL PERHITUNGAN KPN, KPP, KPPW, PE DAN PB 2010-2014ERROR! BOOKMARK
NOT DEFINED.
TABEL IV.14 INTERPRETASI NILAI KPP/ SEKTOR KABUPATEN GARUT 2014ERROR! BOOKMARK
NOT DEFINED.
TABEL IV.15 INTERPRETASI KPPW/SEKTOR KABUPATEN GARUT....... ERROR! BOOKMARK NOT
DEFINED.
TABEL IV.16 INTERPRETASI PERGESERAN BERSIH / SEKTOR KABUPATEN GARUT TAHUN 2014
............................................................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TABEL IV.17 PERHITUNGAN GABUNGAN LQ DAN SHIFT SHARE ...................................................... 49
TABEL IV.18 KUADRAN PLOTTING LQ DAN SHIFT SHARE ................................................................. 40
TABEL IV.19 JUMLAH PRODUKSI PERTANIAN PER KECAMATAN KABUPATEN GARUT 2014... 41
TABEL IV.20 JUMLAH RATA-RATA HASIL PRODUKSI PERTANIAN .................................................. 42
TABEL IV.21 PERHITUNGAN INTERVAL KELAS ....................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
50
ii
51
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK IV.1 PRESENTASE PDRB KABUPATEN GARUT .......... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
GRAFIK IV.2 LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN GARUT TAHUN 2010-2014 ......... ERROR!
BOOKMARK NOT DEFINED.
GRAFIK IV.3 PDRB PROVINSI JAWA BARAT............................................................................................. 13
GRAFIK IV.4 PRESENTASE LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK........................................................... 13
GRAFIK IV.5 PDRB PER SEKTOR KABUPATEN GARUT TAHUN 2010 ................................................ 15
GRAFIK IV.6 PDRB PER SEKTOR KABUPATEN GARUT 2014 ............................................................... 15
GRAFIK IV.7 DIAGRAM PERSENTASE PDRB PER SEKTOR KABUPATEN GARUT PERSEKTOR TAHUN
2010 ................................................................................................................................................................... 17
GRAFIK IV.8 PRESENTASE PDRB KABUPATEN GARUT 2014.............................................................. 19
GRAFIK IV.9 PDRB PROPINSI JAWA BARAT 2010 .................................................................................. 22
GRAFIK IV.10 PDRB PROPINSI JAWA BARAT 2014................................................................................ 22
52
iii
Disusun Oleh 6B :
Talitha Zuleikha Islamey
21040114120004
21040114120018
Putri Devira
21040114120026
Roni S. Purba
21040114140104
Wahyu Hidayat
21040114130114