Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang Indonesia terus
meningkatkan kegiatan yang menitik beratkan pada bidang kesehatan.Salah
satu kegiatan yang dilakukan yaitu upaya penyehatan pada lingkungan.Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat terhindar dari adanya kesakitan dan penularan
penyakit.
Peningkatan penyehatan dan pemeliharaan lingkungan yang menjadi
prioritas utama, yaitu tempat atau prasarana pelayanan umum.Ini dikarenakan
tempat-tempat

umum/prasarana

pelayanan

umum

merupakan

tempat

bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai


oleh masyarakat tersebut.Oleh sebab itu, maka tempat umum/prasarana
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit.Dengan demikian maka
sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam
arti

melindungi,

memelihara,

dan

mempertinggi

derajat

kesehatan

masyarakat.
Jenis sarana tempat-tempat umum sangat beragam salah satunya dalam
sektor transportasi adalah bandara.Bandara merupakan sarana dan prasarana
tempat umum yang menyediakan jasa penerbangan yang didalamnya terdapat
pengangkutan orang maupun barang dengan tujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Dengan perkembangan dunia penerbangan dan mobilitas manusia serta
barang yang makin tinggi, maka fungsi bandara (bandar udara) makin
bertambah penting. Di daerah-daerah penerbangan perintis, bandara masih
sederhana, tetapi di kota-kota besar sudah berkembang menjadi besar dan
canggih karena merupakan tempat bertemunya banyak orang dari segala
penjuru dunia, dan tempat berkumpulnya banyak orang melakukan
kegiatannya masing-masing untuk menunjang operasi penerbangan yang
aman dan nyaman. Untuk itu dalam pengoperasiannya suatu bandara harus
menyediakan fasilitas medik untuk dapat menanggulangi gawat darurat
penerbangan, gawat darurat medik atau gangguan kesehatan lainnya. Lagi
pula untuk memberi kemudahan pada calon penumpang dan pengunjung, di
1

bandara disediakan kafetaria, restoran, coffee shop, duty free shop, kantor
pos, bank, money changer dsb. Dan di bandara internasional selalu ada
kantor/petugas C.I.Q. (Custom Immigration Quarantine).
Akibat hal-hal di atas timbul masalah hygiene dan sanitasi di bandara
yang harus ditangani sungguh-sungguh, sebab suatu bandara internasional
adalah pintu gerbang suatu negara. Masalah hygiene dan sanitasi di bandara
berhubungan erat dengan penyebaran penyakit menular dan juga dengan
keselamatan penerbangan. Di samping masalah-masalah tersebut di atas,
sering melalui bandara seorang pasien ingin berobat ke rumah sakit
yang,besar di kota lain, bahkan ke luar negeri. Ini menimbulkan masalah,
karena tidak semua orang sakit boleh diangkut dengan pesawat udara
(pesawat dari airline).
Oleh karena itu, kami ingin menginspeksi sanitasi bandara sultan
hasanuddin, meskipun kurang signifikan, dapat membantu menyelesaikan
masalah sanitasi bandara ini. Kami yakin jika bandara dapat dikelola dengan
baik, pemasukan bagi pihak bandara akan mengalami pertumbuhan ke arah
yang lebih baik pula.
B. Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mengetahui sanitasi di bagian luar bandara
2. Agar praktikan mengetahui sanitasi di bagian dalam bandara
3. Agar praktikan mengetahui hygiene sanitasi pegawai bandara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Bandara
1. Pengertian Bandara
Pengertian transportasi menurut Steenbrink (1974), transportasi
adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau
kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
Menurut Morlok (1978),transportasi didefinisikan sebagai kegiatan
memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat lain.
Sedangkan menurut Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan
barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana produk
dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan secara umum transportasi
adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu (barang dan/ atau barang)
dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana.
Bandar udara (bandara) merupakan tempat bertemunya banyak
orang dari segala penjuru dunia yang datang dan pergi dengan pesawat
udara, dan juga tempat berkumpulnya banyak orang yang melakukan
kegiatannya masing-masing untuk menunjang operasi penerbangan yang
lancar, aman dan nyaman.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization) , Airpot is a defined area on land or water (including any
buildings, installations, and equipment) intended to be used either wholly
or in part for arrival, departure, and movements of aircrafts. Menurut PT
(persero) Angkasa Pura, bandar udara, ialah lapangan udara, termasuk
segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal
untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk
masyarakat.
2. Fasilitas Bandara
Untuk membangun suatu bandar udara harus dipilih lokasi yang
cocok. Lokasi ini harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1. Dekat dengan sumber lalu lintas.
2. Bebas dari rintangan.
3. Masih tersedia lahan untuk perluasan/perpanjangan landasan.
4. Kecocokan medan di sekitarnya untuk pendaratan.
5. Kondisi metereologis.

6. Biaya konstruksi dan pemeliharaan.


7. Hubungannya dengan airways yang ada.
Kriteria-kriteria tersebut tidak selalu sama pentingnya, misalnya
jarak dengan sumber traffic tidak begitu penting bila bandar udara yang
akan dibangun nanti hanya untuk refueling atau untuk overnight stop
(tidak menurunkan penumpang). Di samping kriteria tersebut juga perlu
diperhatikan major sanitary conditions, yaitu :
1. Jaraknya ke pemukiman penduduk.
2. Jaraknya ke daerah nyamuk berkembang biak, terutama rawa atau
genangan air yang tidak mengalir.
3. Keberadaan serangga, binatang-binatang kecil dan tikus.
4. Arah angin sepanjang tahun yang dapat membawa nyamuk dari
tempat jauh.
5. Sifat persediaan air, terutama sumbernya, status kontaminasi dan
debitnya yang cukup.
6. Dalamnya dan sifat permukaan air tanah.
7. Drainase daerah itu berlangsung secara alami atau melalui saluran
buatan.
Adapun fasilitas yang harus ada dalam bandara yaitu :
a. Penyediaan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting dalan
proses penyehatan bandara maka air harus tersedia dengan kapasitas
yang cukup untuk setiap kegiatan dan kualitas fisik air harus dalam
keadaan baik. Kualitas air bersih di bandara di periksa ke lab. secara
periodik.
b. Toilet
Ketersediaan toilet di bandara minimal 2 toilet dan keadaanya
harus bersih, tidak berbau serta dihubungkan dengan sistem
pengolahan limbah/IPAL atau septictank.
c. Tempat sampah diruangan terbuka
Tempat sampah disekitar bandara harus tersedia dengan jumlah
yang cukup minimal 1 buah dalam radius 20 meter.Tempat sampah
harus dalam keadaan baik, terbuat dari bahan yang kuat, anti karat,
ringan, mudah dibersihkan dan dilengkapi penutup.
d. Tempat penampungan sampah sementara

Tempat penampungan sampah sementara harus terletak pada


lokasi yang mudah terjangkau petugas, tempat sampah tidak
permanen, tersedia air pembersih yang cukup untuk membersihkan
tempat sampah, keadaan disektar tempat sampah harus bersih, tidak
becek/tidak lembab dan kedap air. Tempat sampah tidak menjadi
tempat berkembang biaknya serangga dan tikus, pengangkutan
sampah minimal kuarang dari 3 hari sekali.
e. Saluran air hujan
Saluran air hujan di bandara harus kedap air, air harus mengalir
dengan lancar dan saluran tidak berbau.
3. Sanitasi Bandara
Sanitasi bandara adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga
terhindar dari kesakitan dan penularan penyakit. Dalam upaya penyehatan
bandara menurut Dirjen PPM & PL (Direktorat Jendral Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan) Tahun 1999 meliputi :
1. Penyehatan Lingkungan Luar/bangunan Luar
a. Lokasi
Lokasi bandara harus terhindar dari pencemaran kimia,
fisik dan bakteri.Bandara juga harus terletak di daerah bebas
banjir.
b. Lingkungan di luar bangunan
Keadaan lingkungan luar bandara harus bersih, tidak
memungkinkan untuk menjadi tempat berkembang biak bintang
pengganggu

dan

mampu

mencegah

pengganggu.
c. Tempat/halaman parkir kendaraan
Halaman parkir bandara

harus

masuknya

bersih,

bintang

rata/tidak

bergelombang, kuat, kedap air, tidak becek, dan tidak berdebu.


d. Pagar tembok
Di bandara harus terdapat pagar tembok pembatas yang
jelas dan pagar tersebut harus bersih dan terpelihara.
e. Kualitas udara
Kadar debu di sekitar lingkungan bandara maksimal
0,26mg/m3 udara dan tingkat kebisingan maksimal 70 dBA(70
dBA)

2. Penyehatan lingkungan dalam/ruangan dan bangunan


a. Emplacement/
dermaga/tempat
pemberangkatan/tempat
kedatangan
Tempat pemberangkatan dan tempat kedatangan harus
bersih, lantai kedap, rata dan tidak licin.
b. Ruang tunggu
1) Lantai
Lantai pada ruang tunggu harus kuat, bersih, kedap air, rata,
tidak licin dan mudah dibersihkan.
2) Dinding dan langit-langit
Dinding dan langit-langit ruang tunggu harus bersih,
berwarna terang, mudah dibersihkan, bebas bercak/noda dan
bebas sarang laba-laba.
3) Tempat duduk
Tempat duduk pada ruang tunggu harus kuat, bersih, bebas
dari serangga.
4) Tempat sampah
Di dalam ruang tunggu harus tersedia tempat sampah
minimal I buah pada radius 10 meter.Tempat sampah tersebut
harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, ringan dan
dilengkapi penutup.
5) Kualitas udara ruang tunggu
Pencahayaan di dalam ruang tunggu harus lebih dari 100
Lux (100 Lux), udara ruangan tidak berbau dan pengap,
tingkat kebisingannya harus kurang dari 55 Dba (<55 dBA).
c. Ruang kantor
1) Lantai
Keadaan lantai ruang kantor harus kuat, bersih, kedap air,
rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
2) Tempat duduk
Tempat duduk pada ruang kantor harus kuat, bersih, dan
bebas kutu busuk.
3) Tempat sampah
Dalam ruang kantor harus tersedia minimal 1 buah tempat
sampah pada radius 10 meter. Tempat sampah terbuat dari
bahan yang kuat, kedap air, ringan dan dilengkapi dengan
penutup.
3. Keamanan dan Keselamatan
a) Pencahayaan

Pencahayaan yang menunjang pada saat aktivitas minimal


lebih dari 100 lux (100 Lux).
b) Kebisingan
Tingkat kebisingan harus kurang dari 55dBA (<55 dBA)
agar tidak mengganggu aktivitas dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan.
c) Ventilasi
Keadaan ventilasi tidak berbau (NH3 dan H2S) dan
sirkulasi udara cukup baik.
d) Alat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran harus tersedia dengan jumlah
yang cukup, diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau oleh
petugas, dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas dan
selalu diperiksa secara periodic oleh dinas pemadam kebakaran.
e) Kotak P3K
Dibandara harus tersedia kotak P3K dan berisi obat-obatan
yang keadaannya masih baik.
4. Penyehatan makanan
a) Penjamah makanan
Para penjamah makanan di bandara harus memenuhi
persyaratan seperti tidak mempunyai penyakit kulit, mata dan
ISPA.Penjamah makanan harus berprilaku sehat, berpakaian utuh
dan tidak sobek.
b) Bahan makanan mentah
Bahan makanan mentah yang ingin di olah harus dalam
keadaan baik dan segar serta disimpan pada tempat yang bersih
dan sehat.
c) Makanan jadi
Makanan jadi di bandara harus dalam keadaan baik dan
sehat, tidak ditempatkan pada wadah yang terbuat dari bahan
logam beracun (Cd, Pb, Cu, dan lainnya) serta disimpan pada
tempat yang bebas debu, kotoran dan gangguan serangga.
d) Peralatan makan dan minum
Peralatan makan dan minum harus dalam keadaan bersih
dan tidak retak/gopel/pecah serta peralatan disimpan pada tempat
yang bebas dari pencemar.
B. Tinjauan Umum Tentang Sanitasi Tempat-Tempat Umum

1. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi

kebersihan

lingkungan

dari

subjeknya,

misalnya

menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan


tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan
lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada
pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan
hal- hal yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatannya ataupun
kelangsungan hidupnya (Adisasmito, 2007).
Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usaha untuk
mengawasi kegiatan yang berlangsung di TTU terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit,
sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah
(Adriyani, 2005).
STTU merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup
mendesak. Karena STTU merupakan tempat menyebarnya segala macam
penyakit terutama penyakit-penyakit yang medianya makanan, minuman,
udara dan air. Dengan demikian STTU harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat (Mukono, 2000).
Pengawasan atau pemeriksaan STTU dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan TTU yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari
kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya
(Chandra, 2006).

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Inspeksi
Inspeksi ini dilaksanakan di Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar di Jl. Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar
pada tanggal 11 Oktober 2016 jam 13.00-16.00.
B. Peserta Inspeksi
Adapun peserta inspeksi adalah kelompok 1 Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Formulir inspeksi sanitasi bandara
2. Melakukan metode observasi terkait sanitasi bagian luar Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin, bagian dalam Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin, dan hygiene pekerja Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN INSPEKSI SANITASI
A. Observasi Bagian Luar Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Prosedur Kerja
Untuk menilai sanitasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin,
salah satu cara yang dilakukan dengan melakukan observasi langsung.
Pada observasi ini, dilakukan dengan mengamati langsung.
Tabel 4.1 Hasil Obervasi Bagian Luar Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin
No
1

Nilai
Ya
Tidak

Komponen
Tempat Parkir
Harus dalam keadaan bersih, tidak ada sampah

berserakan serta tidak ada genangan air


Tempat Sampah
Tersedia
tempat
penampungan
sampah
2

sementara yang tertutup, kedap air dengan

jumlah yang cukup


Pencahayaan
Penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan
3

mata, terutama pada pintu masuk/keluar tempat

parkir
(Sumber : Data Primer, 2016)
Berdasarkan hasil observasi, dari 3 komponen bagian luar ada 1
komponen bagian luar bandara internasional sultan hasanuddin yang tidak
sesuai dengan persyaratan minimum.
B. Observasi Bagian Dalam Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Prosedur Kerja
Untuk menilai sanitasi bandara internasional sultan hasanuddin, salah
satu cara yang dilakukan dengan melakukan observasi langsung. Pada
observasi ini, dilakukan dengan mengamati langsung.

10

Tabel 4.2 Hasil Obervasi Bagian Dalam Bandara Internasional Sultan


Hasanuddin
No

Nilai

Komponen

Ya

Tidak

Ruang Tunggu
a. Ruangan harus bersih

b. Tempat duduk bersih serta bebas dari kutu busuk

c. Pencahayaan harus cukup tidak menyilaukan, minimal


1

10 f.c sehingga dapat untuk membaca


d. Penghawaan harus cukup minimal 10% dari luas lantai
e. Lantai tidak licin, kedap air dan mudah dibersihkan

f. Tersedia tempat penampungan sampah sementara

yang tertutup, kedap air dengan jumlah yang cukup


Pembuangan Kotoran Manusia
a. Tersedia kakus yang memenuhi syarat yaitu type leher
angsa, dengan jumlah minimal 1 buah untuk 200
pengunjung
2

b. Tersedia peturasan yang baik, minimal 1 buah untuk


200 pengunjung
c. Harus tersedia air yang cukup untuk kakus peturasan.
Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara
kakus pria dengan wanita

Tempat Sampah
a. Harus tersedia tempat penampungan sampah sementara

yang tertutup, kedap air dengan jumlah yang cukup


b. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari, sehingga
tidak ada sampah yang menumpuk
4

Pembuangan Limbah

11

Pembuangan air limbah dan air hujan dialirkan melalui


saluran tertutup dan pembuangannya ke septic tank atau
kesaluran pembuangan air kotor perkotaan
Tempat Cuci Tangan
5

Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik, minimal 1


buah yang dilengkapi dengan sabun atau kain serbet

Berdasarkan hasil observasi, dari 13 komponen bagian dalam ada 2


komponen bagian dalam bandara internasional sultan hasanuddin yang
tidak sesuai dengan persyaratan minimum
C. Observasi

Hygiene

Pegawai

Bandara

Internasional

Sultan

Hasanuddin
Prosedur Kerja
Untuk menilai sanitasi bandara internasional sultan hasanuddin, salah
satu cara yang dilakukan dengan melakukan observasi langsung. Pada
observasi ini, dilakukan dengan mengamati langsung.
Tabel 4.3 Hasil Obervasi Hygiene Sanitasi Pegawai Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin
No
1

Nilai

Komponen

Ya

Tidak

Jika terdapat bar/restoran/rumah makan dll,


maka harus memenuhi syarat syarat hygiene
dan sanitasi makanan dan minuman
a. Makanan dan minuman harus dalam
keadaan segar dan bersih
b. Penyajiannya terhindar dari pengotoran
lalat dan serangga lainnya
c. Tersedianya

tempat

penampungan

sampah sementara yang tertutup, kedap


air dengan jumlah yang cukup

12

d. Air yang digunakan harus memenuhi

syarat
e. Karyawan

harus

memperhatikan

kesehatan dan kebersihan dirinya


f. Disekitar tempat berjualan harus dalam
keadaan bersih
Jika terdapat langgar dan musollah harus
diperhatikan

a. Air wudhu harus bersih

b. Kebersihan di tempat berwudhu

c. Tikar

atau

alat

sembahyang

yang

digunakan harus senantiasa bersih


d. Ruang tempat sembahyang harus dalam
keadaan bersih
3

Tersedia alat dan perlengkapan untuk P3

Terdapat alat pemadaman kebakaran

(Sumber : Data Primer, 2016)


Berdasarkan hasil observasi, dari 12 komponen hygiene pegawai ada 4
komponen hygiene pegawai bandara internasional sultan hasanuddin yang
tidak sesuai dengan persyaratan minimum.

13

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari inspeksi yang dilakukan di bandara
internasional sultan hasanuddin adalah, sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil observasi, dari 3 komponen bagian luar ada 1
komponen bagian luar bandara internasional sultan hasanuddin yang
tidak sesuai dengan persyaratan minimum yaitu halaman tidak dalam
keadaan bersih, ada sampah berserakan serta ada genangan air.
2. Berdasarkan hasil observasi, dari 13 komponen bagian dalam ada 2
komponen bagian dalam bandara internasional sultan hasanuddin yang
tidak sesuai dengan persyaratan minimum yaitu sudah tersedia tempat
penampungan sampah sementara hanya saja dalam keadaan terbuka
begitupun di ruang tunggu sudah tersedia banyak tempat sampah hanya
saja dalam keadaan terbuka.
3. Berdasarkan hasil observasi, dari 12 komponen hygiene pegawai ada 4
komponen hygiene pegawai bandara internasional sultan hasanuddin
yang tidak sesuai dengan

persyaratan minimum yaitu pada restoran

terdapat tempat sampah yang dalam keadaan terbuka, air yang digunakan
tidak memenuhi syarat karena rasanya asin, pada musholla tidak
disediakan tikar untuk sembahyang, dan tidak terdapat kotak P3K.
B. Saran
1. Untuk Dosen
Sebaiknya dosen mata kuliah Kesehatan Lingkungan sekali-sekali
masuk mengawasi atau ikut menyaksikan proses inspeksi/observasi.

14

2.

Untuk Pengelola Bandara Internasional Sultan Hasanuddin


Sebaiknya komponen-komponen yang tidak ada dalam hasil
observasi itu dilengkapi agar pemakai jasa bandara internasional sultan
hasanuddin itu bisa merasa nyaman sehingga memungkinkan untuk
menambah pendapatan dari bandara internasional sultan hasanuddin itu

sendiri.
3. Untuk Pegawai

dan

Masyarakat

Pemakai

Jasa

Bandara

Internasional Sultan Hasanuddin


Seharusnya pegawai dan masyarakat yang memakai jasa bandara
internasional sultan hasanuddin sebaiknya dapat menjaga kebersihan
bandara internasional sultan hasanuddin agar tidak terjadi penyakit yang
dapat menyebabkan diri sendiri dan orang lain sakit.

15

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Adriyani, Retno (2005). Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik di
Gresik.Jurnal Kesehatan Lingkungan, Universitas Airlangga. Vol 1, No. 2.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta
Ditjen PPM dan PLP Depkes (1999). Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Steenbrink, 1974, Optimization of Transport Networks, Tugas Akhir Universitas


Jendral Soedirman, Purwokerto

Mukono, H.J., 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University.


Press.Surabaya.
http://hubud.dephub.go.id/?id+regulasi_km+detail (Diakses pada 7 November
2016 pukul 20.00)

16

LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Tempat parkir motor bandara

Gambar 3. Tumpukan sampah di tempat parkir

Gambar 5. Tempat sampah tertutup di tempat


parkir

Gambar 2. Tempat parkir mobil bandara

Gambar 4. Genangan air di tempat parkir

Gambar 6. Tempat sampah terbuka di ruang


tunggu

17

Gambar 7. Kondisi toilet bandara

Gambar 8. Kondisi ruang tunggu bandara

Gambar 9. Kondisi restoran di bandara

Gambar 10. Tempat wudhu musholla bandara

Gambar 11. Musholla tidak menggunakan tikar

Gambar 12. Kondisi APAR di bandara

18

Anda mungkin juga menyukai