Tentang Keris :
Keris merupakan sebuah senjata tajam yang terbuat dari paduan
(alloy) logam pilihan jenis tertentu yang menyimpan sejuta nilai
histories yang tinggi. Melihat sejarah Bangsa Indonesia bahwa
keris terbukti mampu mengalahkan senjata api (senjata modern
waktu itu). Ini merupakan satu bukti bahwa sebuah keris memiliki
kekuatan yang tidak dapat diremehkan begitu saja. Kalau masih
ada yang beranggapan bahwa senjata keris merupakan senjata
masa lampau yang sangat lemah kekuatannya itu merupakan
persepsi yang tidak benar.
Senjata tajam sekarang seperti pedang, tombak, pisau, golok, dan
banyak lagi tidaklah sama dengan keris dalam hal kekuatan dan
keampuhannya. Perbedaannya sangat jauh sekali, mulai dari
komposisi kimia yang terkandung sampai dengan struktur mikro
penyusunnya. Hal ini disebabkan karena pemilihan material,
proses pembuatan dan perlakuan (heat treatment) yang jauh
berbeda.
Penelitian tentang kekuatan sebuah keris sudah banyak dilakukan
yang menunjukkan adanya keunikan dalam struktur mikro. Dan
inilah yang ternyata menjadikan kekuatan sebuah keris sangat
luar biasa. Kekuatan dari senjata tajam berupa keris ini adalah
mampu menahan beban tekan yang tinggi, beban puntir yang
tinggi, beban tekuk (bending) yang tinggi, beban momen yang
tinggi. Dengan kata lain sebuah keris ternyata mampu untuk
menahan dari semua jenis pembebanan.
Besi Karangkijang.
Dayanya dingin dan sabat.
Gurrr .... :
Warnanya hijau metalik.
Besi pulosani dicampur Karinduaji.
Dayanya kewibawaan, dapat kaya, dan keriernya baik.
Ngongngng :
Warnanya ungu kebiru-biruan.
Besi mangangkang (betina)
Dayanya kalau dibawa pergi mudah dapat rejeki.
Gungng... bergetar panjang.
Warnanya biru.
Besi Walulin.
Dayanya; yang punya selalu sehat kuat, dalam bidang pertanian
subur tanamannya, dihormati orang banyak, dan dapat berbuat
tegas dalam menyelesaikan perkara.
Kungngng bersama panjang.
Warnanya hitam kehijau-hijauan.
Besi Katub.
Dayanya; cocok untuk pedagang, apa yang dikehendaki dapat
tercapai, dan juga untuk keselamatan.
Nong gong berbareng dengan ting ngang - ngangng.
Warnanya putih.
Besi Kamboja.
Dayanya; berwibawa, disegani orang banyak, kariernya baik.
Tetapi tidak boleh berbuat jahat, kalau melanggar mendapat
celaka.
Mendengung bergema panjang.
Bagi orang awan, cara me-nayuh lewat mimpi inilah yang sering
dilakukan, juga sampai sekarang. Selain cara itu masih banyak
lagi cara lainnya. Untuk dapat me-nayuh keris atau tosan aji
lainnya, tidak harus lebih dulu menjadi seorang ahli. Orang awan
pun bisa, asalkan tahu caranya.
Dalam masyarakat perkerisan juga dikenal apa yang disebut keris
tayuhan, yaitu keris yang dalam pembuatannya lebih
mementingkan soal tuah daripada keindahan garap, pemilihan
bahan besi, dan pembuatan pamornya. Keris semacam itu
biasanya mempunyai kesan wingit, angker, memancarkan
perbawa, dan ada kalanya menakutkan.
Walaupun segi keindahan tidak dinomorsatukan, namun keris itu
tetap indah karena pembuatnya adalah seorang empu. Padahal
seorang empu, tentulah orang yang mempunyai kepekaan
keindahan yang tinggi. Patut diketahui, keris-keris pusaka milik
keraton, baik di Yogyakarta maupun di Surakarta, pada umumnya
adalah jenis keris tayuhan. Dapur keris tayuhan, biasanya juga
sederhana, biasanya juga sederhana, misalnya, Tilam Upih, Jalak
Dinding, dan Mahesa Lajer.
Bukan jenis dapur keris yang mewah semacam Nagasasra, Naga
Salira, Naga Kikik, atau Singa Barong. Selain itu, keris tayuhan
umumnya berpamor tiban. Bukan pamor rekan. Di kalangan
peminat dan pecinta keris, keris tayuhan bukan keris yang mudah
diperlihatkan pada orang lain, apalagi dengan tujuan untuk
dipamerkan. Keris tayuhan biasanya disimpan dalam kamar
pribadi dan hanya dibawa keluar kamar jika akan dibersihkan
atau diwarangi.
Sutapasana.
2. Zaman Kerajaan Kediri, Empunya adalah :
3. Zaman Kerajaan Majapahit, Empunya adalah:
4. Zaman Tuban/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah: Mpu
Kuwung, Mpu Salahito, Mpu Patuguluh, Mpu Demangan,
Mpu Dewarasajati, dan Mpu Bekeljati.
5. Zaman Madura/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah: Mpu
Sriloka, Mpu Kaloka, Mpu Kisa, Mpu Akasa, Mpu
Lunglungan dan Mpu Kebolungan.
6. Zaman Blambangan/Kerajaan Majapahit, Empunya adalah:
Mpu Bromokendali, Mpu Luwuk, Mpu Kekep, dam Mpu
Pitrang.
IV. Tangguh Tengahan (Pertengahan)
1. Zaman Kerajaan Demak, Empunya adalah: Mpu Joko Supo.
2. Zaman Kerajaan Pajang, Empunya adalah Mpu Omyang,
Mpu Loo Bang, Mpu Loo Ning, Mpu Cantoka, dan Japan.
3. Zaman Kerajaan Mataram, Empunya adalah: Mpu Tundung,
Mpu Setrobanyu, Mpu Loo Ning, Mpu Tunggulmaya, Mpu
Teposono, Mpu Kithing, Mpu Warih Anom dan Mpu
Madrim.
V.Tangguh Nom (Muda)
1. Zaman Kerajaan Kartasura, Empunya adalah: Mpu Luyung
I, Mpu Kasub, Mpu Luyung II, Mpu Hastronoyo, Mpu
Sendang Warih, Mpu Truwongso, Mpu Luluguno, Mpu
Brojoguno I, dan Mpu Brojoguno II.
2. Zaman Kerajaan/Kasunanan Surakarta, Empunya : Mpu
Brojosentiko, Mpu Mangunmalelo, Mpu R.Ng.
Karyosukadgo, Mpu Brojokaryo, Mpu Brojoguno III, Mpu
Tirtodongso, Mpu Sutowongso, Mpu Japan I, Mpu Japan II,
Mpu Singosijoyo, Mpu Jopomontro, Mpu Joyosukadgo, Mpu
Montrowijoyo, Mpu Karyosukadgo I, Mpu Wirosukadgo,
Mpu Karyosukadgo II, dan Mpu Karyosukadgo III.
Dibawah ini ciri-ciri sebuah keris dan tangguhnya :
Jenggala
Ganja Pendek, Wadidangnya tegak, ada-ada seperti punggung
sapi, besi padat-halus dan hitam pekat, pamor seperti rambut
putih dan sogokan tanpa pamor.
Pajajaran
Ganja Ambatok mengkurep berbulu lembut sirah cecak panjang,
besi berserat dan kering, potongan bilah ramping, pamor seperti
lemak / gajih, blumbangan atau pejetan lebar, sogokan agak lebar
dan pendek.
Majapahit
Potongan bilah agak kecil/ramping, ganja sebit rontal kecil luwes,
sirah cecak pendek dan meruncing, odo-odo tajam, besi berat dan
hitam. Pamor ngrambut berserat panjang-panjang. Pasikutan keris
Wingit.
Tuban
Ganja berbentuk tinggi berbulu, sirah cecak tumpul, pamor
menyebar, potongan bilah cembung dan lebar.
Bali
Ukuran bilah besar dan panjang, lebih besar dari ukuran keris
jawa, besi berkilau, pamor besar halus dan berkilau.
Madura Tua
Besi kasar dan berat, sekar kacang tumpul dan pamor besarbesar / agal
Mataram Awal (Senopaten)
Bentuk ganja seperti cecak menangkap mangsa, sogokan
berpamor penuh, sekar kacang seperti gelung wayang, pamor
tampak kokoh, dan atas puyuan timbul/menyembul (ujung
sogokan)
Mataram Kartosura
Besi agak kasar, bila ditimang agak berat, bilah lebih gemuk,
ganja berkepala cicak yang meruncing
Mataram Surakarta
Bilah seperti daun singkong, besi halus, pamor menyebar, puyuan
meruncing, gulu meled pada ganja pendek, odo-odo dan bagian
lainnya tampak manis dan luwes.
Mataram Yogyakarta
Ganja menggantung, besi halus dan berat, pamor menyebar
penuh keseluruh bagian bilah.
Guurrr .. warna besinya hijau metalik, nama besinya Karindu Aji,
manfaatnya untuk kewibawaan, cepat kaya dan posisinya baik.
Guunggg warna besi ungu kebiruan, nama besinya Walulin,
manfaatnya badan sehat, dihormati orang, mudah menyelesaikan
masalah.
Duuungg .. warna besinya biru bening, nama besinya Windu Aji,
manfaatnya untuk keselamatan.
Nonggg .warna besinya kuning kehijauan, nama besinya
Walangi, manfaatnya lancar dalam sandang pangan, pengasihan
dan bagus untuk karier simpan pinjam.
Preng . warna besinya putih kebiruan, nama besinya
Melelaruyun, manfaatnya untuk kedigjayaan atau kekuatan.
Nong-ngong warna besinya hitam legam, nama besinya
Warani, manfaatnya bisa mencapai derajat tinggi, kaya raya dan
belakang.
14. Pudhak sategal, yaitu sepasang bentuk menajam yang keluar
dari bilah bagian kiri dan kanan.
15. Poyuhan, bentuk yang menebal di ujung sogokan.
16. Landep, yaitu bagian yang tajam pada bilah keris.
17. Gusen, terletak di be!akang landep, bentuknya memanjang
dari sor-soran sampai pucuk.
18. Gula Milir, bentuk yang meninggi di antara gusen dan
kruwingan.
19. Kruwingan, dataran yang terietak di kiri dan kanan adha-adha.
20. Adha-adha, penebalan pada pertengahan bilah dari bawah
sampal ke atas.
Kekuatan Simbolik Keris Terletak pada "Pamor"
Keris tidak dapat terpisahkan dengan peradaban Jawa. Dalam
pandangan masyarakat Jawa, keris atau curiga merupakan salah
satu pusaka kelengkapan budaya. Kekuatan simbolik keris
dipercayai masyarakat Jawa terletak pada pamor, yaitu bahan
campuran pembuatan keris berupa besi meteor. Jenis bahan ini
mengandung unsur besi dan nikel.
"Pamor adalah benda berasal dari angkasa. Di antara besi pamor
terkenal adalah 'pamor Prambanan'. Disebut demikian karena
meteor ini jatuh di daerah Prambanan sekitar tahun 1784 di masa
pemerintahan Susuhunan Paku Buwana III di Surakarta," demikian
kata Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Timbul
Haryono MSc dalam pidato pengukuhannya di depan Rapat Senat
Terbuka UGM, Sabtu (27/4). Dosen Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu
Budaya dan Pascasarjana UGM itu membawakan pidato berjudul
"Logam dan Peradaban Manusia dalam Perspektif HistorisArkeologis".
Dikatakan Timbul, pamor tersebut sampai sekarang masih
disimpan di Keraton Surakarta dan diberi nama Kiai Pamor.
Penelitian laboratoris terhadap meteor itu menunjukkan
kandungan unsurnya adalah 94,5 persen besi dan 5 persen nikel.
Jenis batu pamor lainnya adalah pamor Luwu yang asalnya dari
SABUK INTEN
merupakan salah satu dapur keris yang melambangkan
kemakmuran dan atau kemewahan. Dari aspek filosofi, dapur
Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang
dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha atau pedagang pada
jaman dahulu. Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain
karena legendanya, juga karena adanya cerita silat yang sangat
populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk Inten
karangan S.H. Mintardja pada tahun 1970-an.
hidup dalam hati dan pikiran kita dan akan kita turunkan pada
generasi selanjutnya.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap sejarah dan kebudayaan
masyarakat jaman dahulu sangatlah memegang peranan penting
dalam memahami tentang budaya perkerisan.
Katakanlah mengapa konon Sultan Agung Hanyokrokusumo ketika
awal masa pemerintahannya sering memesan keris Luk 3 dapur
Jangkung kepada Ki Nom ? Mengapa keris Luk 13 banyak dipesan
ketika seorang Raja sudah lama memerintah dan hendak lengser
keprabon ? Mengapa keris tangguh Pengging yang paling tinggi
maknanya adalah yang ber Luk 9 ? Mengapa keris luk 1 dapur
Pinarak selalu mengingatkan bahwa kehidupan kita di dunia ini
sesungguhnya hanya sementara untuk mampir duduk (pinarak) ?
Kesemua itu ternyata menunjukkan bahwa sesungguhnya keris
memiliki makna yang lebih dalam dan sangat kaya daripada
sekedar masalah pamor, dapur dan tangguh serta keutuhannya
yang sampai sekarang masih terus menjadi perdebatan. Tentunya
dengan tidak mengesampingkan ilmu atas fisik keris seperti
dapur, pamor maupun tangguhnya.
Dengan menempatkan keris sebagai benda yang memiliki makna
filosofi mendalam, maka kita sebenarnya telah berusaha
memahami apa keinginan sang mPu dan orang yang
memesannya dahulu ketika membabar keris tersebut. Karena
tentunya para mPu dan orang yang memesannya tersebut
sebenarnyna juga memiliki harapan-harapan yang tentunya
bermaksud baik. Dengan memahami makna filosofi dari sebuah
keris tersebut, maka sudah pasti kita turut Nguri-uri,
melestarikan budaya keris karena salah satu makna keris tersebut
adalah sebagai simbol dari adanya suatu harapan dan doa.
Bagian-bagian keris
* Pegangan keris
pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang, logam, dan
yang paling banyak yaitu kayu.
Untuk pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari sirah
wingking ( kepala bagian belakang ) , jiling, cigir, cetek, bathuk
(kepala bagian depan) ,weteng dan bungkul.
seperti sulaman tali dari emas dan bunga yang bertaburkan intan
berlian.
* Wilah
Wilah atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan
juga terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk
setiap wilahan, yang biasanya disebut dapur, atau penamaan
ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur).
Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur jangkung mayang, jaka
lola , pinarak, jamang murub, bungkul , kebo tedan, pudak sitegal,
dll.
Pada pangkal (dasar keris) atau bagian bawah dari sebilah keris
disebut ganja (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya
aring). Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk
memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak
terpisahkan. Pengamat budaya tosan aji mengatakan bahwa
kesatuan itu melambangkan kesatuan lingga dan yoni, dimana
ganja mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan
lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya
disebut sirah cecak, bagian lehernya disebut gulu meled , bagian
perut disebut wetengan dan ekornya disebut sebit ron. Ragam
bentuk ganja ada bermacam-macam, wilut , dungkul , kelap lintah
dan sebit rontal.
Asal keris yang kita kenal saat ini masih belum terjelaskan betul.
Relief candi di Jawa lebih banyak menunjukkan ksatria-ksatria
dengan senjata yang lebih banyak unsur India-nya.
Dari penemuan arkeologis banyak ahli yang setuju bahwa protokeris berbentuk pisau lurus dengan bilah tebal dan lebar. Salah
satu keris tipe ini adalah keris milik keluarga Knaud, didapat dari
Sultan Paku Alam V. Keris ini relief di permukaannya yang berisi
epik Ramayana dan terdapat tahun Jawa 1264 (1342 Masehi),
meski ada yang meragukan penanggalannya.
Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang
panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk
yang unik. Keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit
(abad ke-14) dan Kerajaan Mataram baru (abad ke-17-18).
Kesimpulan
Dalam dunia keris terdapat tiga kelompok pandangan yang
berbeda. Pandangan pertama yang berkembang bahwa :
1. Keris adalah hasil kebudayaan, kagunan, atau kesenian.
2. Kemudian pandangan kedua yang telah sejak lama
berkembang di kalangan masyrakat (Jawa), secara umum lebih
meyakini bahwa keris merupakan senjata pusaka dikarenakan
daya gaib atau tuah yang dimilikinya.
3. Sedangkan menurut pandangan ketiga yang berkembang di
kalangan yang sangat terbatas, keris merupakan pusaka dengan
berbagai variasi pemaknaannya dan dinyatakan dengan istilahistilah yang hanya dikenali oleh kalangan tersebut.Terutama
makna-makna sosial, historis, filosofis, etis dan religius-mistis.
Dari ketiga pandangan diatas dapat kita ketahui bahwa keris
merupakan karya agung yang harus dilestarikan. Karena jika
dilihat dari kacamata desain, sebuah keris memiliki berbagai
keunikan yang sangat spesifik. Terbukti dengan penamaan setiap
lekuk yang begitu detail disetiap bagiannya.
Jika ditilik dari makna yang terkandung pada sebilah keris, disitu
tercermin kearifan lokal terutama masyarakat jawa yang
menjadikan keris sebagai simbol kekuatan sekaligus mewakili
karakter yang memilikinya. Desain keris mempunyai kekuatan
tersendiri dalam membentuk kearifan lokal yang selanjutnya bisa
menjadi indicator kebudayaan di suatu tempat.
Tips perawatan pusaka
Keterangan
MENCUCI DAN WARANGI KERIS
9. Keringkan lagi sampai betul-betul kering dengan menekannekan bilah ( jangan digosok) dengan kain bersih secara lembut
lalu diangin-anginkan, Ingat, jangan sampai disentuh dengan
tangan telanjang lagi.
10. Olesi keris dengan minyak ( minyak i) secara tipis dan merata
menggunakan kuas
Dalam meminyaki, jangan sampai keris terlalu basah. Serap
kelebihan minyak dengan kain bersih yang ditekan-tekan di
permukaan keris ( jangan digosok-gosok) . Setelah itu keris
diangin-anginkan semalaman dengan posisi berdiri ( gunakan rak)
agar bila ada kelebihan minyak dapat menetes / mengalir turun.
Catatan :
Butuh Latihan dan Keahlian Khusus Untuk Mencuci dan Warangi
Keris, Bila ragu daripada Keris anda rusak lebih baik serahkan
pada ahlinya, saat ini sudah banyak jasa Khusus Cuci dan
Warangi Keris Pusaka.