Ernest Rutherford Atom Elektron: A. Latar Belakang
Ernest Rutherford Atom Elektron: A. Latar Belakang
Latar Belakang
Pada tahun 1900, J.J Thomson mengajukan model atom yang menyerupai roti kismis. Menurut
Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron bagaikan kismis
dalam roti kismis. Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan bahwa atom terdiri dari sebentuk awan
difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti yang kecil, padat, dan bermuatan positif dengan
elektron-elektron mengorbit inti seperti layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model
sistem keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan
berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil
studinya mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifatsifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari
Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911.
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung, gas
akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan
karakterisktik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang
kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat
dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomic dapat digunakan untuk menguji
kebenaran dari sebuah model atom. Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan
panjang gelombang berbeda. Untuk gas hydrogen yang merupakan atom yang paling sederhana, deret
panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematis.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Atom
Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan William Crookes (1875). Hasil
eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katoda menuju ke anoda yang
disebut sinar katoda.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan
listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katoda
Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan bahwa atom terdiri dari
sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti yang kecil, padat, dan bermuatan
positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar jika fisikawan kemudian membayangkan sebuah
model sistem keplanetan yang diterapkan pada atom, model Rutherford tahun 1911, dengan elektronelektron mengorbit inti seperti layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem
keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum mekanika klasik
(Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas radiasi elektromagnetik ketika sedang mengorbit
inti. Karena dalam pelepasan tersebut elektron kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara
spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan
berubah. Namun percobaan pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang
dilalukan dalam suatu gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom atom
gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam frekuensi-frekuensi tetap yang
diskrit.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak Einstein
menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr
mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya
menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford yang dikemukakan pada
tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum
energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu
memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom.
1.
Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang terkuantisasi, dan dengan
demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik
yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.
2.
Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana mereka bergerak di
dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.
1.
Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran
mengelilingi inti atom ; gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah
mekanika klasik.
2.
Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga momentum angular L yang
merupakan kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2.
dimana n = 1,2,3, dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalah konstanta Planck.
3.
Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak memancarkan energi
elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak berubah.
4.
Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi E U ke keadaan energi lebih rendah EI,
sebuah foton dengan energi h = E U-EI diemisikan.
Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst. Bilangan ini dinamakan bilangan
kuantum, huruf K, L, M, N juga digunakan untuk menamakan lintasan
Jari-jari orbit diungkapkan dengan 1 2, 22, 32, 42, n2. Untuk orbit tertentu dengan jari-jari minimum a 0 =
0,53
Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan dan energi elektron menjadi lebih
rendah sebesar
B. Spektrum Emisi Atom Hidrogen
Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan rendah
dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika didalam tabung dialirkan tegangan tinggi (seperti 5000
volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang. Jika sinar tersebut dilewatkan
pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi beberapawarna. Warna yang dapat dilihat
merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata
karena berada pada daerah infra-merah atau ultra-violet. Pada gambar dibawah ini, menunjukkan bagian
dari tabung sinar katoda, sebelah kanan menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah
tampak (visible) dari spektrum.
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Hal
ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-garis pada daerah ultra-violet dan infra-merah spektrum
dengan baik. Hal ini memunculkan sejumlah "deret" garis yang dinamakan dengan nama penemunya.
Gambar di bawah menunjukkan tiga dari deret garis tersebut, deret lainnya berada di daerah infra-merah.
Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa garis makin merapat satu
sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak mungkin diamati satu
per satu, terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu terlihat sedikit gelap pada ujung kanan tiap spektrum.
Kemudian pada titik tertentu, disebut sebagai deret limit (limit series), deret terhenti. Jika dilihat deret
Balmer atau Paschen, membentuk pola yang sama tetapi deretnya menjadi makin dekat. Pada deret
Balmer, perhatikan posisi tiga garis yang tampak pada gambar di atas.
Pola deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan. Persamaan ini
disebut deret spektrum hidrogen.
dengan n = 3, 4, 5 .
- Deret Paschen (m = 3)
dengan n = 4, 5, 6 .
C. Persamaan- persamaan Atom Bohr
Frekuensi radiasi yang dipancarkan dan diserap dalam suatu transisi
dengan adalah bilangan kuantum keadaan akhir dan bilangan kuantum keadaan mula-mula. Dengan
menggunakan rumus energi Bohr, diperoleh:
Dengan = -13,6 eV
Panjang gelombang, radiasi yang dipancarkan dapat dihitung dengan mensubstitusikan dengan
Rumus Balmer
Perhatikan bahwa kedua persamaan ini akan sama jika dan nf = 2
Konstanta Rydberg menurut hasil pengukuran adalah -1,097 . 10-7 m-1 sedangkan nilai
Sehingga
Maka
atau
terkuantisasi, sehingga:
. .(1)
dengan
tetapan planck dan n = 1, 2, 3, (tidak nol). Bilangan yang tampak disebut bilangan kuantum.
(2)
Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb. Ini berarti gaya coulomb sama dengan gaya
sentripetal
substitusi ke persamaan (2)
(3)
jari-jari Bohr
masukkan nilai dan
meter
.(4)
Ketika elektron bergerak mengelilingi inti, elektron mempunyai energi potensial dan juga energi
kinetik. Energi total elektron adalah:
(untuk Z = 1)
gunakan dan persamaan (3)
Postulat Bohr:
dengan :
jika dan
maka:
BAB III
PENUTUP
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung, gas
akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan
karakterisktik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang
kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat
dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum garis atomic dapat digunakan untuk menguji
kebenaran dari sebuah model atom.
Sejak ditemukannya partikel-partikel dasar atom, teori atom banyak mengalami perubahan. Hal
ini menggoyahkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi-bagi. Atom dalam
suatu unsur dapat menghasilkan spektrum emisi (spektrum diskrit) dengan menggunakan alat
spektrometer, sebagai contoh spektrum hydrogen. Atom hydrogen memiliki struktur yang paling
sederhana. Spektrum garis atom hydrogen berhasil dijelaskan oleh Niels Bohr, pada tahun 1913.
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda.
Untuk gas hydrogen yang merupakan atom yang paling sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata
mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Seorang guru
matematika Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen sebagai persamaan dibawah ini.
Dimana panjang gelombang dinyatakan dalam satuan nanometer (nm). Beberapa orang yang lain
kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman,
deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Pada akhir abad ke-sembilan belas ditemukan bahwa panjang
gelombang yang terdapat pada spektrum atomic jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut deret spectral.
Panjang gelombang pada setiap deret dapat dispesifikasikan dengan rumus empiris yang menyatakan
spektrum yang sederhana dengan keserupaan yang mengherankan antara rumusan dari berbagai deret
yang menyatakan spektrum lengkap suatu unsur.