Anda di halaman 1dari 8

Search..

Warning: file_get_contents(https://graph.facebook.com/v2.1/?
id=http://www.migasreview.com/post/1417489496/masa-depan-batubara-makinsuram-.html&access_token=EAACEdEose0cBAA2sQtF7ZCZAGfbOwRY5I0aiqNfjlhkDN
fatZAo6wRlLAyOmRdZB8obm7z34AgXTIZCBJX8zMgWelUZCxc5VNGEK5eWP3jDcx68
huYmrnspf7OfFM20bxQHk0oJlx6ip7TZCkMRHz3us62eHBEp9G45ZC12bmkUfYgZDZD
): failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 400 Bad Request in
/home1/archiss/public_html/migasreview.com/application/modules/post/helpers/soci
al_helper.php on line 47
Masa Depan Batubara Makin Suram?
23 September 2013, Editor

admin

Seorang pekerja berjalan di stockpile tambang batubara terbuka. Indonesia Press


Photo/Dadang Tri, assignment for Bloomberg
Seorang pekerja berjalan di stockpile tambang batubara terbuka. Indonesia Press
Photo/Dadang Tri, assignment for Bloomberg
facebook
twitter
google+
0
linkedin
0
MigasReview, Jakarta - Kekuatan ekonomi, kekhawatiran akan polusi, dan
persaingan dengan bahan bakar yang lebih bersih membuat negara-negara di dunia
perlahan-lahan menyingkir dari batubara yang dulu sukses menggerakkan revolusi
industri.

Amerika Serikat (AS) hanya akan mengonsumsi 943 juta ton batubara tahun ini,
sebanyak yang dikonsumsi pada 1993. Saat ini, negara tersebut siap mengadopsi
aturan polusi yang mungkin melarang pembangunan pembangkit listrik listrik
berbahan batubara. Dan China, yang mengonsumsi 4 miliar ton batubara per tahun
setara dengan konsumsi dunia jika digabungkan tengah mengambil langkahlangkah untuk memperlambat pertumbuhan konsumsi batubaranya.

Seperti dilansir AP, Minggu (22/9), Michael Parker, analis komoditas di Bernstein
Research , menyebut pergeseran di China itu sebagai awal dari akhir batubara.
Meski penggunaan batubara secara global hampir pasti tumbuh dalam beberapa
tahun ke depan - dan tetap menjadi bahan bakar penting dalam beberapa dekade
setelah itu bahan bakar itu segera memulai era penurunan konsumsi.

Di AS, produksi batu bara akan jatuh ke level terendah dalam 20 tahun, hanya lebih
dari 1 miliar ton tahun ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh SNL Energy,
perusahaan analisis dan penyedia data pasar energi, pada semester pertama tahun
ini, sebanyak 151 tambang batubara AS yang mempekerjakan 2.658 pekerja tekah
menghentikan produksi.

Di Jambi, sebanyak 331 produsen batubara telah menghentikan produksi mereka


akibat penurunan harga yang drastis. Kondisi itu menyebabkan penurunan produksi
sementara pasokan menumpuk di pelabuhan. Di provinsi tersebut, sebanyak 347
produsen batubara memiliki izin operasi pertambangan, terdiri atas 206 perusahan
dengan izin operasi dan 141 perusahaan dengan izin produksi.

Saat ini, hanya 12-14 perusahaan yang masih memproduksi dan menjual batubara,
dengan produksi mencapai 50 juta ton.

Tahun ini, penjualan batubara di Jambi hanya mencapai 3,5 juta ton, jauh lebih
rendah dibandingkan 6,8 juta ton pada 2012.

Kondisi Makin Berat

Industri batubara dan pakar energi telah lama meramalkan bahwa aturan udara
bersih dan persaingan dari gas alam akan membuat AS pasar makin sulit diakses
batubara . Tapi mereka memperkirakan bahwa meningkatnya permintaan batubara
di Asia, dan khususnya China, akan lebih dari cukup untuk mengatasi perlambatan
permintaan di AS, dan itu cukup untuk mendukung perusahaan-perusahaan
batubara selama tahun-tahun mendatang .

Namun harapan besar itu mungkin memudar. Dalam sebuah laporan yang
diterbitkan awal bulan ini, para analis Citibank menyatakan bahwa salah satu
asumsi yang paling tak tergoyahkan di pasar energi global yaitu bahwa permintaan
batubara akan terus meningkat di China di masa mendatang akan terbantahkan.
Bernstein Research membuat kesimpulan yang sama dalam laporan yang
dipublikasikan pada Juni lalu.

Kedua laporan itu memprediksi bahwa permintaan batubara di China akan


mencapai puncaknya sebelum 2020. Para peneliti Bernstein memprediksi,
permintaan China akan memuncak pada 4,3 miliar ton pada 2015 dan mulai jatuh
pada 2016. Menurut Bernstein, China masih merupakan negara terpenting bagi
industri batubara dunia. Tanpa China, permintaan dunia turun 1,2 persen selama
periode tersebut .

Namun pertumbuhan ekonomi China, yang rata-rata mencapai 10 persen dalam 10


tahun yang berakhir pada 2012, diperkirakan melambat menjadi 5-8 persen dalam
dekade berikutnya. Konsekuensinya, pada saat yang sama, perekonomian China
diperkirakan membutuhkan energi lebih sedikit untuk tumbuh. Dan, bentuk-bentuk
lain dari pembangkitan listrik seperti nuklir, hydro-electric dan energi terbarukan
bakal menyingkirkan batubara.

Dua pekan lalu, Pemerintah China mengumumkan bahwa mereka akan melarang
pembangkit listrik baru berbahan bakar batubara di tiga daerah industri penting,
yaitu Beijing, Shanghai, dan Guangzhou .

"Semua masyarakat industri akhirnya memutuskan bahwa meski batubara murah,


kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan industri yang tidak terkendali
tidak lagi bisa ditoleransi," kata para analis Bernstein .

Jika prediksi ini terjadi, itu akan memberatkan negara-negara pengekspor batubara
besar seperti AS, Australia, dan Indonesia.

Sekadar Jeda

Namun bagi industri batubara, kondisi ini hanyalah sebuah jeda yang membayangi
pasar komoditas yang terjadi setiap beberapa tahun. Kelebihan pasokan batubara
global pada tahun lalu mendorong harga turun secara dramatis dan memaksa
perusahaan-perusahaan untuk memangkas produksi. Kejenuhan pasar ini sedang
berjalan.

Menurut mereka, bahkan jika pertumbuhan ekonomi di negara-negara seperti China


dan India tidak sebesar yang dicapai dalam dekade terakhir, situasi itu masih cukup
kuat untuk menjaga permintaan global tetap kuat selama bertahun-tahun.

"Batubara masih memiliki beberapa dekade pertumbuhan jangka panjang di


depan," kata Vic Svec, kepala hubungan investor di Peabody Energy, produsen
batubara swasta terbesar di dunia.

Perusahaan ini memprediksi bahwa antara 2012 dan 2017, dunia masih
membutuhkan tambahan 1,3 miliar ton batubara per tahun atau sepertiga lebih
yang dikonsumsi AS dalam setahun.

"Mungkin hari ini (Asia) tidak membutuhkan batubara karena ada kelebihan
pasokan dan harga turun, tapi itu akan berubah," kata Michael Dudas, seorang
analis perusahaan batubara di Stern Agee.

Cari Jalan Keluar

Di Indonesia, perusahaan-perusahaan batubara berupaya mencari siasat untuk


mengakali penurunan harga komoditas ini.

PT Adaro Energy dan PT Bukit Asam akan membangun pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU), suatu upaya untuk menghidupkan kembali permintaan akan batubara
dan meredam penurunan harga di pasar global.

Langkah itu diambil menyusul pelemahan ekonomi China yang berdampak pada
penurunan kebutuhannya akan batubara sehingga berdampak pada marjin laba
produsen batubara.

Selain itu, kedua perusahaan berharap pada meningkatnya kebutuhan akan


batubara di pembangkit-pembangkit listrik milik pemerintah dalam mengejar target
pertumbuhan tahunan sebesar 9,4 persen per tahun dalam delapan tahun serta
fakta bahwa sepertiga dari seluruh penduduk Indonesia belum memperoleh akses
ke listrik.

Bisnis batubara bersifat seperti siklus. Dengan masuk ke bisnis pembangkit listrik,
kami menyeimbangkan portofolio dengan bisnis yang stabil, bisa diprediksi, dan
menghasilkan pendapatan yang bagus, kata Adrian Lembong, direktur PT Adaro
Power, anak perusahaan Adaro Energy. (cundoko aprilianto)

Tags: batubara
Kategori: review
Komentar

WTI Minyak mentah


$47.05

-1.47

2016.08.22 end-of-day

-3.12%

TERPOPULER

TERBARU
Bangun SUTT, PLN Tingkatkan Pasokan Listrik Nias
- 20 August 2016, 00:36 WIB Pertamina Targetkan Rasio Cadangan Migas Hingga
400%
- 18 August 2016, 15:56 WIB 14 Kabupatan Papua dan Papua Barat Dapatkan
Pelayanan Listrik
- 16 August 2016, 10:44 WIB Arcandra Tahar Diberhentikan Dengan Hormat Dari
Jabatannya Sebagai Menteri ESDM
- 15 August 2016, 22:38 WIB Antisipasi Pertumbuhan Beban, PLN Bangun Gardu
Induk Baru
- 15 August 2016, 14:47 WIB

DATA RESEARCH
Capaian Kinerja EBTKE Semester 1 Tahun 2016 Capaian Industri Migas Semester I
Tahun 2016 Capaian Kinerja Kegiatan Bisnis Hulu Migas Semester I Tahun 2016
Update - Bisnis Hulu Migas (18 Juni 2016) BP Statistical Review 2015 - Factsheet

Berita yang disediakan oleh PR Newswire


ET Solar, LONGi Bentuk Usaha Patungan untuk Membuat Mono Brand Terkemuka
Dunia
NANJING, Tiongkok, Sel, Ags 2 2016 21.10
ET Solar mengumumkan p
Potensi Energi Terbarukan Di Indonesia Perlu Untuk Terus Dioptimalkan
JAKARTA, Indonesia, Kam, Jul 28 2016 13.00
UBM meluncurkan pamera
JA Solar Raih Tonggak Penting: Penjualan Produk Monocrystalline PV Mencapai 7GW
Selama Satu Dasawarsa Terakhir

Rab, Jul 27 2016 03.05


BEIJING, 27 Juli 2016
SUEZ Lansir AQUADVANCED(R) Urban Drainage, Solusi Inovatif untuk Meningkatkan
Kinerja Sistem Selokan dan Air Sisa Pengendapan Hujan serta Melestarikan
Lingkungan Alam
SINGAPURA, Sel, Jul 12 2016 17.02
Di tengah isu pertumbu
POSCO E&C Tuntaskan Pembangunan Pembangkit Listrik Waste-to-Power Terbesar
Dunia di Polandia
SEOUL, Korea Selatan, Sen, Jul 11 2016 08.25
SEOUL, Korea Selatan,
JA Solar Pasok Beberapa Modul Berefisiensi Tinggi untuk Proyek Pembangkit Listrik
PV-diesel Hybrid yang Terbesar di Afrika Utara
Sel, Jun 21 2016 03.20
BEIJING, 21 Juni 2016
APR Energy Raih Proyek Pembangunan Mobile Turbine Berkapasitas 350 MW di
Argentina
JACKSONVILLE, Florida, Kam, Jun 16 2016 18.04
Proyek berdurasi lima
AKLI dan APEI Dukung Program 35.000 MW
JAKARTA, Indonesia, Kam, Jun 16 2016 06.49
Presiden Joko Widodo m
APR Energy Rekrut Sean Hughes ke Dalam Tim Bisnis Asia Pasifik
JACKSONVILLE, Florida, Sel, Jun 14 2016 19.02
APR Energy, pemimpin t
Pantau Pembangunan 35.000 MW, Presiden Jokowi Kunjungi Pembangkit Listrik di
Banten, NTB dan Bali
JAKARTA, Indonesia, Sab, Jun 11 2016 11.28
Dalam dua minggu terak

1 2 3 > >> Dapatkan Widget Ini


EMAIL SUBSCRIBE
Dapatkan update terbaru seputar dunia industri migas, langsung ke inbox email
Anda!

email
Submit
MigasReview 2015 All Right Reserved

Kategori

NewsReviewProfileEventInterviewMigasphotoJob InfoHeadlineCSRNewswire
Information

About Us
Site Map
Stay Connected

Contact Us

Anda mungkin juga menyukai