Anda di halaman 1dari 27

Hukum Persaingan Usaha

(FHK 408)
Seksi A & B
Dosen: Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas, S.H., M.Hum

Dasar Hukum dan Tujuan


UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Multi tujuan: Ps 3 UU No. 5/1999
a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi
ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat;
b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan
persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya
kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha
besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;
c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
d. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Apa yang Diatur dalam UU No.


5/1999?
Isi

Bab

Pasal

Ketentuan Umum

Asas dan Tujuan

II

2-3

Perjanjian yang dilarang

III

4-16

Kegiatan yang dilarang

IV

17-24

Posisi Dominan

25-29

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

VI

30-37

Tata cara penanganan perkara

VII

38-46

Sanksi

VIII

47-49

Ketentuan lain

IX

50-51

Ketentuan peralihan

52

Penutup

XI

53

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Pendekatan
Per se illegal
setiap perjanjian atau kegiatan usaha tertentu sebagai
ilegal, tanpa pembuktian lebih lanjut atas dampak yang
ditimbulkan dari perjanjian atau kegiatan usaha
tersebut.
Contoh: perjanjian penetapan harga (Ps. 5)

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Pendekatan
Rule of Reason
suatu pendekatan yang digunakan oleh lembaga
otoritas persaingan usaha untuk membuat evaluasi
mengenai akibat perjanjian atau kegiatan usaha
tertentu, guna menentukan apakah suatu perjanjian atau
kegiatan tersebut bersifat menghambat atau mendukung
persaingan.

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Pendekatan
yang dapat mengakibatkan atau dapat diduga
menyebabkan praktek monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat
Contoh: kartel (Ps. 11) dan monopoli (Ps. 17)

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Pelaku Usaha
Pelaku usaha
setiap orang perorangan atau badan usaha
baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia
baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam
bidang ekonomi. (Ps. 1 Angka 5)

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Relevant Market
Relevant
market

Product
market

Geographical
market
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Relevant Market
Pasar bersangkutan
pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah
pemasaran tertentu oleh pelaku usaha
atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau
substitusi dari barang dan atau jasa tersebut. (Ps. 1
Angka 10)

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

Relevant market
Pasar produksi: barang dan
atau jasa yang sama atau
sejenis atau substitusi.
Pasar geografis: jangkauan
atau
daerah
pemasaran
tertentu.
Pasar temporal?

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

10

Pasar Produk
Product
Market

Demand Side
Perspective

Supply Side
Perspective
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

11

Tugas
Pelajari konsep substitusi dan elastisitas harga!

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

12

Substitusi
Elastisitas:

Prosentase perubahan jumlah barang


Elastisitas =
Prosentase perubahan harga
Faktor penentu:
Bentuk lahiriah dan sifat barang
Fungsi barang
Harga barang
Fleksibilitas barang bagi konsumen

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

13

The Three Pillars

Competition law
Cartel
prohibition

Unilateral
restraints
prohibition

Merger
control

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

14

2 Types of Anticompetitive
Conducts

Exploitative
Conducts

Exclusionary
Conducts

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

15

Larangan dalam UU
No. 5 Tahun 1999

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

16

Monopoli dan Praktek Monopoli


Monopoli

penguasaan atas produksi dan atau pemasaran


barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu
oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha. (Ps. 1 Angka 1)

Praktek monopoli

pemusatan kekuatan ekonomi


oleh satu atau lebih pelaku usaha
yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau
pemasaran
atas barang dan atau jasa tertentu
sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
dan dapat merugikan kepentingan umum. (Ps. 1 Angka
2)
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

17

Perjanjian yang Dilarang


1.Oligopoli
2.Penetapan harga: a.
Penetapan harga
(Pasal 5 UU No.5/1999); b. Diskriminasi
harga (Pasal 6 UU No.5/1999); c. Jual
Rugi (Pasal 7 UU No.5/1999); d.
Pengaturan Harga Jual Kembali (Pasal 8
UU No.5/1999);
3.Pembagian
wilayah
(Pasal
9
UU
No.5/1999);
4.Pemboikotan (Pasal 10 UU No.5/1999);
5.Kartel (Pasal 11 UU No.5/1999);
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

18

Perjanjian yang Dilarang


7. Oligopsoni (Pasal 13 UU No.5/1999) ;
8. Integrasi vertikal (Pasal 14 UU
No.5/1999);
9. Perjanjian Tertutup: a.
exclusive
distribution agreement (Pasal 15 ayat
(1) UU No.5/1999); b.
tying
agreement (Pasal 15 ayat (2) UU
No.5/1999); c.
vertical agreement on
discount (Pasal 15 ayat (3) UU
No.5/1999);
10.Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri.
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

19

Kegiatan yang Dilarang


1.Monopoli

2.Monopsoni
3.Penguasaan Pasar
4.Kegiatan Menjual Rugi (Predatory Pricing)

5.Kecurangan Dalam Menetapkan Biaya Produksi


6.Persekongkolan

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

20

Posisi Dominan
Penyalahgunaan posisi dominan

Jabatan rangkap
Pemilikan saham
Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

21

Posisi Dominan
Definisi: Ps. 1 Angka 4
Posisi dominan
keadaan
di mana pelaku usaha
tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar
bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang
dikuasai,
atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara
pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan
kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan
atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

22

Posisi Dominan
Benchmark: Ps. 25 (2)
1.

2.

satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha


menguasai 50% (lima puluh persen) atau lebih
pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu;
atau
dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku
usaha menguasai 75% (tujuh puluh lima persen)
atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa
tertentu.

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

23

Penyalahgunaan Posisi Dominan


Larangan penyalahgunaan: Ps. 25 (1)
Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk:
1. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan
tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi
konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang
bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas; atau
2. membatasi pasar dan pengembangan teknologi;
atau
3. menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi
menjadi
pesaing
untuk
memasuki
pasar
bersangkutan.

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

24

Larangan Penguasaan Pasar


Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa
kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pelaku usaha lain,
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa :
a. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha
tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang
sama pada pasar bersangkutan; atau
b. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku
usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan
usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu; atau
c. membatasi peredaran dan atau penjualan barang
dan atau jasa pada pasar bersangkutan; atau
d. melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku
usaha tertentu.
Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

25

KPPU dalam Penegakan Hukum


Persaingan di Indonesia

?
Materi Pasca UTS

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

26

PERTEMUAN III:
SEJARAH LAHIR DAN
PERKEMBANGAN HUKUM
PERSAINGAN USAHA DI
INDONESIA

Dr. jur. Sih Yuliana Wahyuningtyas

27

Anda mungkin juga menyukai