Trumen Ke4ng4n
Trumen Ke4ng4n
Trumen Ke4ng4n
For University
Kamis, 23 Mei 2013
I
nstrumen keuangan (financial instruments) adalah setiap kontrak yang menambah
nilai aset keuangan (financial assets) entitas dan liabilitas keuangan (financial
liability) atau instrumen ekuitas (equity instruments) entitas lain. Aset
keuangan meliputi setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas
atau aset keuangan lainnya. Liabilitas keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak
untuk membayar kas atau aset keuangan. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak
yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya
B. Klasifikasi Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut:
1. Aset Keuangan
- Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
- Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
- Pinjaman yang diberikan dan piutang
- Aset keuangan tersedia untuk dijual
2. Liabilitas Keuangan
- Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- Liabilitas Keuangan lainnya.
Karakteristik
Contoh
pada nilai wajar melalui laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi pada awalnya hanya diakui pada nilai wajar (fair value).
Biaya transaksi (transaction costs) adalah biayabiaya tambahan, seperti biaya pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang
dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya
percetakan dan meterai.
Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen (termasuk
karyawan yang berperan sebagai agen penjual/selling agent), konsultan, perantara efek
dan pedagang efek; pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak regulator dan bursa
efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang dilakukan. Biaya-biaya
transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang, biaya pendanaan (financing
costs), biaya administrasi internal, atau biaya penyimpanan (holding costs).
Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan
dengan instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
(amortized cost) adalah:
Aset Keuangan
xxxx
Kas
Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan
dengan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar (fair value) adalah:
Biaya transaksi
Kas
xxxx
xxxx
xxxx
Contoh 1
Entitas A membayar biaya komisi kepada agen/broker sebesar Rp10.000 untuk
membeli 50 lembar saham biasa (non-puttable ordinary shares)pada sebuah entitas
yang terdaftar (listed company) dengan tunai sebesar Rp500.000. Entitas pada
awalnya mengakui investasi dalam instrumen ekuitas (investment in equity instruments)
pada harga yang dibayar. Karena instrumen keuangan, setelah pengakuan awal,
akan diukur pada nilai wajar maka biaya transaksi tidak termasuk dalam pengukuran
awal.
Jurnal untuk mencatat pengakuan awal adalah
Investasi dalam saham biasa
500.000
Biaya transaksi
10.000
Kas
Untuk mencatat atau mengakui perolehan saham dan biaya transaksi.
Sebaliknya, sebuah entitas membayar biaya komisi untuk agen/broker sebesar
Rp10.000 untuk membeli 50 lembar saham biasa pada perusahaan tidak terdaftar (nonputtable ordinary shares in an unlisted company) dengan tunai sebesar Rp500.000.
Nilai wajar saham tidak dapat diandalkan sehingga investasi diukur pada biaya
perolehan. Entitas pada awalnya mengakui investasi dalam instrumen ekuitas dengan
510.000
harga Rp510.000. Karena instrumen keuangan, setelah pengakuan awal, akan diukur
pada harga perolehan, maka biaya transaksi dimasukkan pada pengukuran awal.
Jurnal pengakuan awal adalah
Investasi dalam saham biasa
Kas
(Untuk mencatat perolehan saham dan biaya transaksi)
510.000
510.000
Contoh 2
Entitas A membeli 100.000 lembar saham Entitas B dengan kuotasi harga Rp124
dengan total harga Rp12.400.000. Di samping itu, untuk memperoleh saham tersebut
Entitas A membayar biaya transaksi dalam bentuk biaya komisi sebesar Rp100.000.
Entitas A mengklasifikasikan saham pada nilai wajar melalui laba rugi.
Jurnal pada pangakuan awal adalah
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
(Investasi dalam saham Entitas B)
12.400.000
Biaya transaksi
100.000
Kas
(untuk mencatat perolehan 100 lembar saham pada nilai wajar Rp12.400.000)
12.500.00
12.500.000
12.500.
(untuk mencatat perolehan 100 lembar saham pada nilai wajar sebesar Rp12.500.000)
Persyaratan yang sama diterapkan terhadap liabilitas keuangan. Misalnya, jika Entitas A
menerbitkan obligasi dengan hasil Rp17.100.000 dan biaya transaksi sebesar
Rp300.000 dalam penerbitan obligasi, maka jurnalnya, dengan asumsi obligasi diukur
pada biaya perolehan diamortisasi adalah
Kas
16.800.000
Liabilitas Keuangan (Utang Obligasi)
16.800.
(untuk mencatat penerbitan obligasi dengan hasil bersih Rp16.800.000 atau Rp17.100.000 Rp300.000)
2. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar,
biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah nilai
wajar dapat ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial measurement) dan
Kategori
Pengukuran
awal
Pengukuran selanjutnya
Aset
Keuangan
Nilai wajar
melalui laba rugi
Pinjaman yang
diberikan dan
piutang
Nilai wajar
Nilai wajar
Nilai wajar *
Dimiliki hingga
jatuh tempo
Nilai wajar *
Tersedia untuk
dijual
Nilai wajar *
Biaya perolehan
diamortisasi dengan
menggunakan metode
suku bunga efektif
Biaya perolehan
diamortisasi dengan
menggunakan metode
suku bunga efektif
Nilai wajar
Lainnya
(instrumen
ekuitas) tidak
memiliki kuotasi
harga di pasar
aktif dan nilai
wajarnya tidak
dapat diukur
secara andal
Nilai wajar
melalui laba rugi
Liabilitas
keuangan lain
Biaya perolehan
Biaya perolehan
Nilai wajar
Nilai wajar
Liabilitas
Keuangan
Nilai wajar *
Biaya perolehan
Tidak dapat diterapkan
diamortisasi dengan
menggunakan metode
suku bunga efektif
* Nilai pada awal juga disesuaikan dengan biaya transaksi, kecuali aset atau liabilitas pada nilai wajar melalui
rugi
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tida
dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Dari tabel di atas, setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas
keuangan diukur dengan menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut.
1. Biaya perolehan;
2. Biaya perolehan diamortisasi; dan
3. Nilai wajar.
Apakah aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur dengan biaya perolehan, biaya
perolehan diamortisasi, atau nilai wajar tergantung atas klasifikasi dari empat kategori
aset keuangan dan dua kategori liabilitas keuangan.
1) Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang diselesaikan,
termasuk biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar).
Contoh 1
Jika suatu entitas membeli aset keuangan dengan harga Rp230.000, di samping itu
membayar biaya transaksi sebesar Rp20.000 yang dapat diatribusikan pada saat
perolehan, maka biaya perolehan aset keuangan adalah Rp250.000.
Catatan: Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur
pada biaya perolehan menurut PSAK No. 55 (revisi 2010): Instrumen Keuangan:
Penyajian, yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga di pasar aktifdan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta
derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas
yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Misalnya, suatu entitas dapat menyimpulkan bahwa nilai wajarnya tidak dapat diukur
secara andal untuk investasi dalam entitas nonpublik (investasi ekuitas privat
private equity investment). Dalam kasus ini, entitas diharuskan mengukur investasi
pada biaya perolehan.
Contoh 2
Entitas A membeli dengan tunai 10% kepemilikan saham biasa entitas nonpublik
dengan total biaya Rp2.500.000. Jadi, pada awal pengakuan, entitas mendebet aset
keuangan sebesar Rp2.500.000 dan mengkredit kas sebesar Rp2.500.000.
Aset keuangan (Investasi dalam saham)
Kas
2.500.000
Tidak terdapat pasar aktif untuk saham tersebut, dan Entitas A menetapkan bahwa
adalah tidak mungkin menaksir nilai wajar saham dengan menggunakan teknik
penilaian. Dalam kasus tersebut, Entitas A harus terus mengukur investasi pada biaya
perolehan sebesar Rp2.500.000 pada tanggal pelaporan berikutnya sepanjang aset
dimiliki, dengan asumsi aset tidak turun nilainya (asset does not become impaired).
Sementara investasi yang dimiliki yang diukur pada biaya perolehan, keuntungan atau
kerugian kepemilikan yang belum direalisasi pada umumnya tidak dakui dalam laba
rugi. Namun dividen tunai yang diterima dilaporkan sebagai pendapatan dividen.
Contoh 3
2.500.000
Jika Entitas A menerima dividen tunai sebesar Rp10.000, entitas membuat jurnal
berikut.
Kas
Pendapatan dividen
10.000
10.000
Bila investasi yang dimiliki pada biaya perolehan dijual atau dengan kata lain dihentikan
pengakuannya (derecognized), setiap perbedaan antara jumlah tercatat dan kas yang
diterima diakui dalam laba atau rugi.
Contoh 4
Jika Entitas A menjual investasi yang dimiliki pada biaya perolehan dan dicatat di
laporan posisi keuangan sebesar Rp1.200.000, dijual dengan harga Rp1.700.000,
entitas akan mengakui keuntungan yang direalisasi (realization gain) sebesar
Rp500.000, dan dijurnal sebagai berikut.
Kas
Aset keuangan (Investasi dalam saham)
Keuntungan atas penjualan aset keuangan
1.700.000
1.200.000
500.000
diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang diberikan dan piutang, (b) investasi yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Catatan:
PSAK yang terkait dengan Instrumen Keuangan:
1. PSAK No. 53 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
2. PSAK No. 55 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
3. PSAK No. 60 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengungkapan
At initial recognition, the cash paid or received (historical cost or proceeds) is usually
assumed to be fair value, absent evidence to the contrary. For fresh-start
measurements, a price that is observed in the marketplace for an essentially similar
asset or liability is fair value.
[1]