peneliti
yang
menyarankan
agar
kandungan asam lemak bebas lebih kecil
dari 0,5%. Selain itu, semua bahan yang
akan digunakan harus bebas dari air.
Karena air akan bereaksi dengan katalis,
sehingga
jumlah
katalis
menjadi
berkurang. Katalis harus terhindar dari
kontak dengan udara agar tidak mengalami
reaksi dengan uap air dan karbon dioksida
(Bradshaw and Meuly, dalam Hikmah dan
Zuliani, 2010).
Salah satu reaksi kimia yang dapat
menghasilkan gliserol adalah proses
transesterifikasi
minyak
nabati
menghasilkan metil ester (biodiesel)
menggunakan alkohol (metanol) dengan
tambahan
katalis
basa.
Dengan
pengembangan industri biodiesel yang
semakin intensif dengan berbagai jenis
minyak nabati sebagai bahan baku, maka
produksi gliserol kasar sebagai hasil
sampingnya juga akan melimpah. Oleh
karena itu diversikan produk olahan
menggunakan gliserol perlu dilakukan
salah satunya dalam pembuatan sabun
transparan (Suryani, 2007).
Dari uraian di atas pada proses
pembuatan biodiesel yang perlu kita
ketahui bahwa jika asam lemak bebas
dalam minyak rendah maka reaksi
transesterifikasi dengan katalis basa
langsung dilakukan tanpa melakukan
reaksi esterifikasi tetapi jika, minyak
mengandung asam lemak bebas tinggi
maka perlu dilakukan reaksi esterifikasi
dengan katalis asam. Perlunya reaksi
pendahuluan ini untuk mengurangi
kandungan asam lemak bebas dalam
minyak, kemudian dilanjutkan dengan
reaksi transesterifikasi (Adam, 2012)
Setelah diperoleh gliserol dari hasil
samping pembuatan biodiesel dan sebelum
digunakan sebagai sampel untuk membuat
pupuk kalium sulfat terlebih dahulu
Uji kebusaan
(1) Sebanyak 5 gr sampel dimasukan
kedalam gelas kimia.
(2) Ditambahkan 20 ml air
(3) Diaduk selama 10 menit.
(4) Didiamkan selama 2 menit
(5) Diamati volume busa (Suryani, 2007)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari
pembuatan gliserol hasil samping produksi
biodiesel dari minyak goreng 1 kali
penggorengan, pemurnian gliserol dengan
metode acetin, pembuatan sabun tansparan
dengan penambahan variasi konsentrasi
asam sitrat 2, 5 dan 8N, uji kekerasan, dan
uji kebusaan. Tetapi pada penelitian ini
menggunakan Gliserol yang di peroleh
dari penelitian sebelumnya yaitu Nova
Adam. Pembuatan biodiesel diperoleh
metil ester berwarna kuning muda dan
gliserol berwarna coklat kemerahan.
Gliserol ini bisa dimanfaatkan dalam
pembuatan sabun transparan. Gliserol yang
akan digunakan di analisis terlebih dahulu
dengan metode acetin, didapatkan konversi
gliserol sebesar 28,27%. Setelah itu
dilakukan pembuatan sabun transparan,
stok sabun diencerkan dengan metanol
setelah pada suhu 65oC ditambahkan
gliserol, larutan asam sitrat, bereaksi
dengan polietilen glikol akan bereaksi
dengan larutan gula, sampai diperoleh
sabun transparan. Kemudian sabun
transparan yang diperoleh dengan variasi
asam sitrat 2, 5 dan 8N, kemudian
dianalisis uji kekerasan dan uji kebusaan.
Dimana diperoleh, uji kekerasan pada
konsentarasi asam sitrat 2N 0,2 mm, pada
konsentrasi asam sitrat 5N 0,3 mm, dan
pada konsentrasi asam sitrat 8N 0,4 mm
dan uji kebusaan asam sitrat 2N 0,50%, 5N
0,35%, dan pada 8N 0,10%
Pembahasan
Pembuatan Sabun Transparan dengan
Penambahan Asam Sitrat 2, 5 dan 8N
Pada proses pembuatan sabun
transparan sebagai langkah awal yang
dilakukan yaitu dibuat stok sabun dengan
cara minyak kelapa dipanaskan untuk
menghilangkan kandungan air yang
terdapat pada minyak kelapa, kemudian
ditambahkan asam stearat. Asam stearat
berfungsi sebagai pengeras pada sabun,
selanjutnya ditambahkan NaOH, setelah
proses penyabunan selesai yang ditandai
dengan masa sabun yang kental dan keras.
Penyabunan adalah banyaknya mg KOH
yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1
mg lemak/minyak.
Stok sabun diencerkan dengan
metanol. Metanol berfungsi sebagai
pelarut kemudian dipanaskan setelah suhu
650C ditambahkan larutan asam sitrat yang
bervariasi yaitu 2N, 5N dan 8N. asam
sitrat berfungsi sebagai penghilang logamlogam yang ada pada sabun atau
menurunkan pH dan juga sebagai
pembentuk
transparan.
Selanjutnya
penambahan polietilen glikol. Polietilen
glikol berfungsi sebagai pengembang pada
sabun transfaran, kemudian penambahan
sukrosa dan gliserol. Gliserol befungsi
sebagai pembentuk transparan pada sabun,
didinginkan, dilakukan pencetakan pada
sabun transparan.
Jadi, semua bahan pada pembuatan
biodiesel dapat bermanfaat, salah satunya
adalah gliserol. Gliserol selain dapat dibuat
sebagai bahan pembuatan pupuk kalium
bisa juga dibuat sabagai bahan kosmetik
contohnya pembuatan sabun transparan
Setelah sabun transparan dibuat maka diuji
sifat fisiknya dengan uji kekerasan, dan uji
kebusaan.
Pengujian Kekerasan SabunTransparan
6
Daftar Pustaka
Adam, Nova. 2012. Isolasi dan Pembuatan Pupuk Kalium Sulfat Dari Proses Pemurnian
Gliserol Hasil Samping Pembuatan Biodiesel
Budimarwati, 2008 Analisis lipida sederhana dan lipida kompleks. (http://staff.uny.ac.id,
diakseses 10 desember 2012).
Dalmunthe nur asyiah, 2009. Pemanpaatan minyak goreng bekas menjadi sabun mandi
padat(sportfolio.petra.ac.id, diakses 10 desember 2012).
Fitriati, 2007. AplikasiI ekstrak lengkuas S (Alpinia galanga L. Swartz) dalam sabun
transparan anti jamur (http://repository. ipb. ac. id, diakses 15 maret 2012).
Gunawan mohamad malik, 2011. Peningkatan nilai tambah minyak jarak pagar (Jatropha
curcas Linn) untuk pembuatan sabun transparan (http://repository.ipb.ac.id,
diakses 13 desember 2012).
Harsanti dini, 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Boron Karbida Dari Asam Borat, Asam
Sitrat
Dan
Karbon
Aktif,
(http://wxmod.
bppt.
go.
id/JSTMC/hpstmc/VOL11/pdf/vol11no1-04.pdf, diakses 2 januari 2012).
Hermanto Sandra, 2010. Analisis Tingkat Kerusakan Lemak Nabati dan Lemak Hewani
Akibat
Proses
Pemanasan
(.uinjkt.
ac.
id/index.
php/valensi/article/download/237/152/Pdf, diakses 15 desember 2012).
Hikmah dan Zuliyana, 2010. pembuatan metil ester (BIODIESEL) dari minyak dedak dan
metanol dengan proses esterifikasi dan transesterifikasi Skripsi Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang (online)
(http://eprints. undip. ac. Id,diakses 10 desember 2012).
Mappiratu dan Ijirana. 2009.Penelitian pembuatan metal ester asam lemak rantai sedang
dan panjang dan pemurnian gliserol dari minyak kelapa murni. (Online)(
Http://Pustekolah.Org/.../Penelitian Pembuatan Metil Ester, diakses 20
desember 2012).
Nurhadi siely cicilia, 2012. Pembuatan sabun mandi gel alami dengan bahan aktif
mikroalaga Chlorella pyrenoidosa Beyerinck Dan minyak atsiri Lavandula
latifolia Chaix. (http://beasiswaunggulan. kemdiknas.go.id/unduh/karya/5/pdf,
diakses25 desember 2012).
Purnawati debi, 2006. Kajian pengaruh konsentrasi sukrosa dan asam sitrat terhadap mutu
sabun transfaran (http://repository. ipb. ac. id, diakses 21 desember 2012).
Panagan almunady, 2011. Analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh Omega-3
dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Metoda Kromatogra_
Gas (http://jpsmipaunsri. files. wordpress. com/2012/01/v14-no4-c-3almunadi. Pdf, diakses 26 desember 2012).
Suryani ani, 2007. Pemanfaatan Gliserin hasil samping produksi Biodiesel dari bebagai
bahan baku (Sawit, Jarak, Kelapa) Untuk sabun transparan
(http://www.scribd.com/search?query=cara+pembuatan+sabun+dari+kelapa,p
df diakses 15 maret 2012).
9
Widyastuti, Lusiana. 2007.Reaksi metanolisis minyak biji jarak pagar menjadi metal ester
sebagai
bahan
bakar
pengganti
minyak
diesel
dengan
menggunakankatalisKOH.(www.scribd.com/doc/38331573/27/ProsedurPenelitian, diakses tanggal 19 Juli 2012).
Tambun rondang, 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia (TKK322) (http://wanibesak.
files.
wordpress.com/2011/06/buku-ajar-teknologi-oleokimia-universitassumatera-utara-medan.pdf, diakses 23 desember 2012).
Qisti racmiati, 2009. Sifat kimia sabun transparan dengan penambahan madu pada
konsentrasi yang berbeda (http://repository. ipb. ac. id, diakses 9 maret 2012).
10