Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
ANDI
DEVIYANTI
0098)
TSARWAH AULIA
YEPITA
(141 2015
(141 2015 0099)
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
AKHLAK
KEPADA
MASYARAKAT DAN ALAM
Disusun oleh:
ANDI
DEVIYANTI
0098)
TSARWAH AULIA
YEPITA
(141 2015
(141 2015 0099)
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 28 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
ii
iii
iv
A.
B.
C.
1
2
3
A.
B.
C.
4
4
14
19
A.
B.
Kesimpulan ................................................................................
Saran ..........................................................................................
Daftar Pustaka
.........................................21
19
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata Akhlaq berasal dari bahasa Arab yang berarti watak, budi pekerti,
karakter, keperwiraan, kebiasaan. Kata akhlq ini berakar kata khalaqa yang
berarti
menciptakan,
seakar
dengan
diciptakan), dan khalq (penciptaan). Kesamaan akar kata ini mengandung makna
bahwa tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya harus
merefleksikan dan berdasarkan nilai-nilai kehendak Khliq(Tuhan). Akhlaq bukan
hanya merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar
sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antar manusia
dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.Yang dimaksud dengan akhlak
terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak benyawa.
Akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam
jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik,
disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhalak yang tercela sesuai
dengan pembinaannya. Jadi akhlak pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau
akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi
kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara
spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
Dalam kehidupan bertetangga, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara
kita sebagai umat yang senantiasa bersosialisasi, berinteraksi dengan yang
lainnya, khususnya umat muslim, sudah sepantasnya kita menmpilkan akhlak
mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat beliau yang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak darikhuluq
(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.1Akhlak
disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat
batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak
anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani kata khuluq ini
disampaikan dengan kata ethicos atau ethos artinya adab kebiasaan, perasaan
batin kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah
menjadi etika.2
B. Penjabaran Akhlak Kepada Masyarakat
Masyarakat di sini bisa juga diartikan yang berada disekitar kita yaitu
tetangga. Tetangga sangat erat hubungannya dengan akhlak dalam kehidupan
sehari-hari. Seringkali kita dapat tahu tentang akhlak diri sendiri malah dari orang
lain (tetangga), atau bisa disebut sebagai tolak ukur akhlak kita.
Sebagian ulama muslim, diantaranya Prof. Manur Rajab, Berpendapat bahwa
norma/ akhlaq berarti sesuatu yang di jadikan tolak ukur untuk memberikan
penilaian saat terjadi pertentanngan antar berbagai pola perilaku bahwa pola ini
lebih baik dari pada pola itu.
Ia mengatakan : Dengan apa kita menilai baik-buruk perilaku perbuatan
manusia. Kemudian prof. Rajab menetapkan sebuah kesimpulan penting bahwa
pendapat para filsuf, tradisi masyarakat setempat.an hukum konvensional tidak
layak di jadikan sebgai norma/ akhlaq sebab etika yang valid harus bersifat baku,
alias tidak berubah-rubah, dan besifat umum higga bisa diterapkan bagi segenap
manusia anpa pandang bulu, tempat, dan waktu. Kemudian, tridisi juga berbedabeda antar masyarakat satu dengan masyarakat lain.
Disamping karena faktor perbedaan waktu, sementara kaum konvensional
merpakan produk manusia yang bisa salah dan bisa benar dan hukum-hukum
konvensional inipun beragam sesuai dengan keragaman visi pembuatannya.
Oleh karena itu , keiganya tidak layak di jadikan sebgai norma akhlaq yang
sahih. Adapun norma yang sahih adalah agama Islam, sebab ia merupakan wahyu
dari Tuhan, dan Dia tentu saja lebih mengetahui perundang-undangan atau aturan
hukum yang tepat dan bermaslahat bagi umat manusia. Serta lebih mengerti soal
aturan-aturan
peribadatan
maupun
perilaku-perilaku
mulia
yang
bisa
menyantunkan diri mereka dan meluruskan akhlaq mereka. Dan semua itu
berlandaskan prinsip iman dan islam.
Akhlak kepada masyarakat mempelajari tentang bagaimana cara kita
bertingkah laku di masyarakat. Akan di lihat dari 3 segi atau sudut, diantaranya,
dari segi agama, etika dan budaya. tapi disini kami memfokuskan pada segi
agama.
Tujuan dari kehidupan bermasyarakat diantaranya ialah menumbuhkan rasa
cinta, perdamaian, tolong-menolong, yang merupakan fondasi dasar dalam
masyarakat Islam. Dalam suatu hadits digambarkan kondisi seseorang yang
beriman dengan berakhlak mulia dalam kehidupan masyarakat.
Selain kita memperlakukan dengan baik diri kita sendiri, kita juga harus
memperhatikan saudaranya (kaum muslim semuanya) dan juga tetangga
kita. Tetangga selalu ada ketika kita membutuhkan bantuan.
Seperti yang diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah beriman seoarang dari kalian hingga ia menyukai saudaranya
sebagaimana ia menyukai dirinya sendiri. (H.R. Bukhari)
aman
dari
diri
padahal
kita
tidak
sadar
sedang
melakukan
kesalahan-
kesalahan. Pastilah Allah SWT sangat tidak suka terhadap orang yang seperti itu,
maka masuklah ke neraka (tidak masuk sorga).
Dari beberapa sumber diatas juga memberikan pengetahuan kita bahwa
pentingnya hubungan baik dengan masyarakat (tetangga).
Apabila seoarang tetangga kita ada yang ingin menjual rumahnya, baik itu
karena desakan ekonomi (terlilit hutang) maka yang paling berhak membeli
rumah adalah tatangga (setelah saudara).
Seperti yang telah tertuang bahwasanya Rasulallah SAW bersabda:
Tetangga adalah orang yang paling berhak membeli
ruamah
Meminta izin kepada pemilik rumah dilakukan maksimal tiga kali itu
memiliki sebab, diantaranya,
1. Ketukan pertama sebagai isyarat kepada pemilik rumah bahwa telah
kedatangan tamu.
2. Ketukan kedua memberikan waktu untuk membereskan barang-barang
yang mungkin berantakan dan menyiapkan segala sesuatu yang
piperlukan.
3. Ketukan ketiga biasanya pemilik rumah sudah siap membukakan pintu.
Akan tetapi bisa saja pada waktu ketukan kedua pemilik rumah sudah
membukakan pintu, tergantung situasi dan kondisi pemilik rumah. [9]
Namun bila pada ketukan ketingga tetap tidak dibukakan pintu, kemungkinan
pemilik rumah tidak bersedia menerima tamu atau sedang tidak berada di rumah.
jangan malah merasa tidak nyaman apabila tamu datang serta menyambut baik
tamu. Selain dengan tetangga, seorang Muslim harus dapat berhubungan baik
dengan baik di lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, sosial dan yang lainnya.
Jika tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, maka pemilikan
rumah atau tuan rumah wajib menerima dan menjamunya dengan batasan
maksimal tiga hari. Apabila tamu mau menginap lebih dari tiga hari, terserah tuan
rumah tetap menjamunya atau tidak.
Rasulullah SAW bersabda;
Menjamu tamu itu hanya tiga hari. Jizahnya sehari semalam. Apa yang
dibelajakan untuk tamu diatas tiga hari adalah sedekah. Dan tidak bolaeh bagi
tamu tetapmenginap (lebih dari tiga hari). Karena hal itu akan memberatkan
tuan rumah. (HR. Tirmidzi)
Menurut Rasulullah SAW, menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya
sedekah, bukan lagi kewajiban.
Menurut Imam Malik yang dimaksud dengan jaizah sehari semalam adalah
memuliakan dan menjamu tamu pada hari pertama dengan hidangan yang
istimewa menjadi hidangan yang biasa dimakan tuan rumah sehari-hari.
Sedangkan menurut Ibn al-Atsir, yang dimaksud denganjaizah adalah memberi
bekal kepada tamu untuk perjalanan sehari-semalam. Ini karena disesuaikan di
daerah padang pasir, diperlukan bekal minimal sehari-semalam sampai bertemu
dengan tempat persinggahan berikutnya. [11]
Kedua pemahaman di atas dapat di kompromikan dengan melakukan keduaduanya apabila memeng tamunya membutuhkan bekal guna melanjutkan
perjalanan. Tapi apa pun bentuknya, tujuannya sama yaitu untuk memuliakan
tamunya dengan sedemikian rupa.
Berhubungan baik dengan tetangga
Sesudah anggota keluarga kita, orang yang paling dekat adalah tetangga.
Begitu pentingnya peran tangga sampai-sampai Rasulullah SAW menganjurkan
kepada siapa saja yang akan membeli rumah atau mebeli tanah selanjutnya
dibangun rumah, hendaklah memperhatikan siapa yang akan menjadi tetangganya.
Beliau bersabda;
Tetangga sebelum rumah, kawan sebelum jalan, dan bekal sebelum
perjalanan. (HR. Khathib)
Dari hadits di atas adalah pentingnya peran tetangga dalam hidup
bermasyakat terutama dalam memilih tempat untuk dijadikan tetangga dalam
hidup bermasyakat terutama dalam memilih tempat untuk dijadikan rumah saja
kita harus memilih dengan beberapa aspek yang harus diperhatikan.
Kita dapat melihat dari sebuah kata tetangga sebelum rumah dalam
kehidupan bermasyarakat, maksudnya kita sebelum membangun sebuah rumah
harus memilih atau mengetaui kondisi tetangga kita.Diharapkan jaangan
sembarang dalam hal ini, karena akan berdampak pada diri kita sendiri.
Baik buruknya sikap tetangga kita tentu tergantung juga bagaimana kita
bersikap kepada mereka. Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW juga
mengatakan bahwa tetangga yang baik adalah salah satu dari tiga hal yang
membahagiakan hidup, dengan sabdanya;
Di antara yang membuat bahagia seoarang Muslim adalah tetangga yang
baik, rumah yang lapang, dan kendaraan yang nyaman. (HR. Hakim)
Beberapa hal yang membuat bahagia seorang muslim dalam kehidupan
bermasyarakat yaitu tetangga yang baik, coba kita bayangkan bila tetangga kita
selalu konflik/ tidak akur. Kehidupan kita tidak akan berjalan harmonis.
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berbut baik dengan
tetangganya, baik tetangga dekat maupun jauh. Pastilah orang akan akan sangat
senang apabila tatangganya baik kepada kita dan kita pun tidak akan segan untuk
10
membalas kebaikan tatangga kita itu. Ini menimbulkan dampak yang positif,
namun bila tetangga kita berselisih dengan kita pastinya akan ragu untuk menyapa
baik tetangga.
Bentuk Hubungan baik dengan tetangga
Bentuk-bentuk hubungan baik dengan tetangga ini Raulullah SAW pernah
berpesan kepada Abu Dzar:
Jika engkau memasak
peerhatikanlah
gulai,
perbanyaklah
tetangga-tetanggamu,
dan
kuahnya,
berilah
kemudian
mereka
sepantasnya. (HR.Muslim)
Salah satu hubungan baik dengan tetangga dapat dilihat dari hadits shahih
diatas, bahwa apabila kita sedang memasak gulai atau memasak yang lainnya
ingatlah kepada tatangga kita. Sehingga walupun bahan gulai yang sedang
dimasak kurang, kita dapat menambah gulainya.Setelah masak, perhatikanlah
tetangga kita. Berilah mereka tetangga kita gulai yang kita masak tadi dengan
sepantasnya.
Dijelaskan
juga
bahwa
seorangyang
hidup
saling
berdampingan
11
12
13
14
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan
hujan itu segala buah-buahansebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al
Baqarah[2] : 22)
15
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.(QS Al Baqarah[2] : 29)
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari
keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan
kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". (QS. Al Baqarah[2] : 36)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyatabagimu.(QS. Al Baqarah[2] :
168)11
16
BAB III
PENUTUP
A. Keseimpulan
Dari kutipan di atas dapat difinisikan bahwa akhlaq adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan
bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan
teerlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Jadi definisi
akhlaq kepada masarakat adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang
dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dalam
lingkungan atau kehidupaan.
Sebagai makhluk sosial kita adalah makhluk yang tak bisa hidup tanpa
orang lain, maka dari itu Islam datang sebagai ajaran yang universal yang
membahas dan mencangup tentang akhlak dalam hidup bermasyarakat. Juga
tidak bisa dilupakan bahwa manusia juga adalah makhuk yang tidak bisa
hidup tanpa alamnya dan lagi Islam dengan ajarannya yang mencakup semua
aspek memberikan cara atau contoh bagaimana menjaga dan melindungi alam
dan menjaga kelestarian alamnya.
Akhlak kepada masyarakat mempelajari tentang bagaimana cara kita
bertingkah laku di masyarakat. Akan di lihat dari 3 segi atau sudut,
diantaranya, dari segi agama, etika dan budaya.
Ada kewajiban manusia untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini
didasarkan kepada hal-hal sebagi berikut :
1. Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi;
2. Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh al
quran;
17
B. Saran
Demikianlah makalah surveilans kesehatan haji ini disusun dengan bentuk
yang sederahana. tentunya dengan harapan mudah dimengerti dan dipahami.
untuk melengkapi kekurangan dalam makalah ini kami menyarankan agar
tetap membaca buku dan mencari sumber lainnya berupa jurnal lainnya
mengenai surveilans kesehatan haji.
DAFTAR PUSTAKA
http://abarokah51.blogspot.co.id/2012/11/akhlak-kepada-masyarakat.html
http://atthamimy.blogspot.co.id/2012/07/makalah-akhlak-kepada-alam.html
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997)
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran,
(Jakarta: Amzah, 2007)
Syahminan Zaini, Isi Pokok Ajaran Al Quran, (Jakarta: Kalam Mulia, 1996),
Asmaran A. S.,Pengantar studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003)
18
19