Anda di halaman 1dari 1

Paus Fransiskus dan PM Israel

Benyamin Netanyahu, Senin (26/5/2014), sempat berdebat sengit


tentang bahasa yang digunakan Yesus sekitar 2.000 tahun lalu.
"Yesus hidup di sini, di tanah ini. Dia berbicara dalam bahasa
Ibrani," kata Netanyahu kepada Paus Fransiskus dalam sebuah
pertemuan di Jerusalem.
"(Bahasa) Aramaik," balas Paus Fransiskus.
"Dia (Yesus) bicara bahasa Aramaik, tetapi dia memahami bahasa
Ibrani," ujar Netanyahu tak mau kalah.
Lalu mana yang benar? Pakar bahasa Israel, Profesor Ghil'ad
Zuckermann, mengatakan bahwa terdapat kebenaran dalam
pendapat PM Netanyahu dan Paus Fransiskus.
"Bahasa ibu Yesus adalah Aramaik," kata Zuckermann soal bahasa
rumpun Semit yang kini sudah punah itu.
"Namun, Yesus juga pasti memahami bahasa Ibrani karena banyak
tulisan keagaamaan saat itu yang ditulis dalam bahasa Ibrani,"
ujar sang profesor.
Zuckermann menambahkan, pada masa kehidupan Yesus, bahasa
Ibrani biasa digunakan masyarakat kelas bawah. "Mereka adalah
orang-orang yang mendengarkan ajaran Yesus," Zuckermann
menegaskan.
Seperti banyak hal di Timur Tengah, pembahasan tentang Yesus
pada masa modern ini kerap menimbulkan kerumitan dan tak
jarang memunculkan implikasi politik.
Yesus dilahirkan sebagai orang Yahudi di Bethlehem di Yudea
yang saat itu menjadi jajahan Romawi. Kini tempat kelahiran
Yesus berada di Bethlehem, Tepi Barat wilayah Palestina yang
diduduki Israel.
Yesus tumbuh besar di Nazareth lalu menyebarkan ajarannya di
Galilea. Kedua kota itu berada di Israel utara dan meninggal di
Jerusalem, sebuah kota yang diakui umat Yahudi, Kristen, dan
Islam sebagai kota suci, yang kini diperebutkan Israel dan
Palestina.
Fakta seputar Yesus ini mengakibatkan Yesus dianggap sebagai
orang Palestina. Namun, klaim Palestina itu ditentang Israel.

Anda mungkin juga menyukai