Disusun oleh:
Abdul Aziz H (201401001)
Amrizal Nurdiawan (201401013)
Endah Wulandari (201401008)
Theodoric Cahyo Pangestu (201401012)
Kata Pengantar
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................
B.Tujuan Penlisan......................................................................................
C.Rumusan Masalah..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Definisi..............................................................................................
B.Tahap Perawatan...............................................................................
C.Komplikasi........................................................................................
D.Asuhan Keperawatan........................................................................
A.Kesimpulan.......................................................................................
15
B.Saran..................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perawatan pada pasien perioperatif merupakan suatu tantangan dan
bidang khusus yang memberikan kebahagiaan pada pasien. Sejak
pertengahan tahun 1970-an para peneliti menyumbangkan penelitiannya dan
telah membuat kemajuan besar dalam intervensi bedah dan perawatan post
operatif. Prosedur bedah dan prosedur invasif lainnya merupakan salah satu
hal yang harus dipertimbangkan dalam kondisi sekarang ini. Dulu pasien
tidak menghabiska waktu yang lama setelah pembedahan. Kemajuan dalam
bidang anastesi teknik bedah membuat klien sembuh secara cepat dari
pembedahan dan kembali kerumah untuk menjalani hidup yang produktif.
Perubahan besar pada dekade yang lalu telah timbul pusat
pembedahan rawt jalan dan pembedahan ambulatory. Perkembangan yang
merubah fokus perawatan bedah bervariasi, tetapi sesuai sama dalam
beberapa hal analisis yaitu, lebih dari 60% semua peraawatan bedah
sekarang tersedia pada pusat ambulatori. Pengetahuan akan proses
perawatan, kemampuan tehik dan tanggung jawab untuk semua fase
perioperatif klien merupakan komponen yang esensial dalam pelayanan
keperawatan pada pasien yang mengalami pembedahan.
Fase perioperatif dimuali ketika keputusan untuk intervensi bedah
dibuat dan berakhir pada pemindahan klien ketempat operasi. Aktifitas
keperawatan mulai dari pengkajian dasar klien slama wawancara preoperatif
diklinik, antar dokter atau melalui telepon dan berlanjut sampai dengan
pengkajian di unit sebelum masuk ruang bedah, ruang klien, atau di ruang
B.
pembedahan.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari ortopedi.
2. Mengetahui tahap keperawatan dari bedah post operasi ortopedi.
3. Mengetahui komplikasi dari post operasi ortopedi.
4. Mengetahui asuhan keperawatan pada post operasi ortopedi.
C.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ortopedi?
2. Apa saja tahap keperawatan dari post operasi ortopedi?
3. Apa komplikasi dari post operasi ortopedi?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada post operasi ortopedi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Orthopedik adalah cabang ilmu bedah yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan pemulihan fungsi sistem rangka, persendiannya, dan
stuktur yang berkaitan. Berhubungan dengan koreksi deformitas sistem
muskuloskeletal; berhubungan dengan orthopedik.
Bedah orthopedi adalah suatu tindakan bedah untuk memullihkan
kondisi disfungsi muskuloskeletal seperti, fraktur yang tidak stabil,
deformitas, dislokasi sendi, jaringan nekrosis dan terinfeksi, sindrom
kompartemen, serta sistem muskuloskeletal.
Tahap
pasca-operasi
perawatan
pasca-operasi
diperlukan
dukungan
untuk
klien
merupakan
prosedur
yang
dipersiapkan
hipotermi harus
latihan
yang
bronkhopneumonia,
tidak
terdeteksi,
atelektasis,
bronkhitis,
jantung.
oleh perdarahan,
overdosis
obat
anestetika, penyakit
obat
Perdarahan
Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya pada pasien
syok. Pasien diberikan posisi terlentang dengan posisi tungkai kaki
membentuk sudut 20 derajat dari tempat tidur sementara lutut
harus di jaga tetap lurus. Penyebab perdarahan harus dikaji
dan
diatasi.
meliputi gelisah,
pasien
syok, sedatif
atau
dari
50%,
enfluran)
dan
relaksan
otot
(suksinilkolin) dapat
memicu
Hipotermia
Hipotermia adalah keadaan suhu tubuh dibawah 36,6oC
(normotermi : 36,6oC-37,5oC). Hipotermi yang tidak diinginkan
mungkin saja dialami pasien sebagai akibat suhu rendah di kamar
operasi (25oC-26,6oC), infus dengan cairan yang dingin, inhalasi
gas-gas dingin, aktivitas otot yang menurun, usia lanjut atau obatobatan yang digunakan (vasodilator, anastetik umum, dan lainlain).Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari
hipotermi yang tidak diinginkan adalah atur suhu ruangan
kamar operasi pada suhu ideal (25 oC - 26,6 oC), janganlebih
rendah dari suhu tersebut, caiaran intravena dan irigasi dibuat
pada suhu 37 oC, gaun operasi pasien dan selimut yang basah
harus segera diganti dengan gaun dan selimut yang kering.
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan pasca-operasi
Pengkajian adalah usaha untukmengumpulkan data-data
dengan respon
klien
baik
sesuai
penunjang,wawacara, observasi dan dokumentasi secara bio-psiko-sosiospiritual (Doenges, 2000). Pada saat melakukan pengkajian di
ruang
pulih, agar lebih sistematis dan lebih mudah dapat dilakukan monitoring
B6 yaitu :
a. Breath (nafas): sistem respirasi
Pasien yang belum sadar dilakukan evaluasi seperti pola nafas,
tanda-tanda obstruksi, pernafasan cuping hidung, frekuensi nafas,
pergerakan rongga dada:apakah
simetris
atau
tidak,
suara
nafas
tambahan: apakah tidak ada obstruksi total, udara nafas yang keluar dari
hidung, sianosis pada ekstremitas, auskultasi:
ronki, saat pasien sadar: tanyakan adakah keluhan pernafasan, jika tidak
ada keluhan: cukup diberikan O2, jika terdapat tanda-tandaobstruksi:
diberikan terapi sesuai kondisi (aminofilin,kortikosteroid, tindakan triple
manuver airway).
b. Blood (darah): sistem kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler dinilai tekanan darah, nadi, perfusi
perifer, status hidrasi (hipotermi syok) dan kadar Hb.
c.
sianosis,
mengikuti
(asupan dan haluaran, jalur intravena dan infuse, irigasi dan drain dan
kateter).
2.
Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada klien
pascaoperasi ortopedi adalah sebagai berikut :
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan
dan imobilisasi.
b. Resiko perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
pembengkakan, alat yang mengikat dan gangguan peredaran darah.
c. Perubahan
pemeliharaan
kesehatan
berhubungan
dengan
kehilangan kemandirian.
d. Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
nyeri,
e. Perubahan konsep diri: citra diri, harga diri dan peran diri
berhubungan dengan dampak masalah muskuloskeletal.
3.
Rencana keperawatan
Rencana asuhan keperawatan pada klien postoperatif ortopedi
disusun seperti berikut ini meliputi diagnosis keperawatan, tindakan dan
kriteria evaluasi
a. Diagnosis Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan prosedur
pembedahan, pembengkakan dan imobilisasi.
Kriteria Evaluasi :
Klien melaporkan nyeri berkurang/hilang :
a)
dan ketidaknyamanan.
d)
Tindakan :
a)
nyeri).
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
Kulit hangat.
c)
d)
Tindakan :
a)
nadi).
b)
c)
d)
gangguan.
c. Diagnosis
Keperawatan
Perubahan
pemeliharaan
kesehatan
kulit.
b)
c)
Berhenti merokok.
d)
e)
Tindakan :
a)
b)
c)
11
d)
pemberian susu.
b)
c)
d)
Tindakan :
a)
c)
sebelum digerakkan.
d)
12
c)
jawab.
d)
kebutuhan klien.
c)
e)
g)
Anjurkan
keluarga/orang
terdekat
untuk
mendukung
b)
c)
d)
pra-operasi;
Orientasi yang baik terhadap waktu, orang, tempat dan bisa
f)
g)
h)
i)
j)
muntah;
Menunjukkan tanda penyembuhan luka tanpa infeksi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan
fisiologi dan psikologi kembali normal
2. Periode postoperatif meliputi waktu dari akhir prosedur pada ruang
operasi sampai pasien melanjutkanrutinitas normaldan daya
hidupnya
3. Pedoman perawat pasca operatif harus sesuai dengan elemenelemen seperti tanda-tanda vital perawatan luka, penanganan nyeri,
posisi tempat tidur, pengantian cairan, diet
B. Saran
Pada pasien post operasi sebaiknya pemberian nutrisi segera
setelah operasi lebih diutamakan karena telah dibuktikan memiliki banyak
keuntungan untuk mempercepat proses penyembuhan.
15
DAFTAR PUSTAKA
NANDA. (2010). Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasi
fikasi. Jakarta: Prima Medika
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan).
PT EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Volume I (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I.
(terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Pajajaran. Bandung.
Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC
Penerbit buku kedokteran, Jakarta, 1987.
McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Glor ia M. 1996.Nursing Intervention
Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.