Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri tanpa intervensi
penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor P utama yaitu kekuatan ibu (power),
keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu
(respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Dengan adanya
keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut, persalinan normal diharapkan
dapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor P ini, dapat terjadi kesulitan
atau gangguan pada jalannya persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut
distosia.
Salah satu penyebab dari distosia karena adalah kelainan jalan lahir lunak seperti vulva, vagina,
serviks dan uterus. Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan
penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin.
B.

Tujuan

1.
Agar mahasiswa mengetahui pengertian distosia pada persalinan karena kelainan jalan
lahir.
2.

Agar mahasiswa mengetahui etiologi distosia pada persalinan karena kelahiran jalan lahir.

3.
Agar mahasiswa mengetahui patofisiologidistosia pada persalinan karena kelahiran jalan
lahir.
4.

Agar Mahasiswa mengetahui macam macam distosia kelaina panggul

5.

mahasiswa mengetahui penanganan distosia pada persalinan karena kelahiran jalan lahir.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.

Pengertian

Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan
jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras / tulang panggul, atau kelainan
pada jaringan lunak panggul.

B.

Anatomi Panggul Normal

Bidang dan ukuran panggul


Karena panggul berbentuk khas, sukar untuk menetapkan masing-masing bidang pada lokasi
yang tepat. Untuk memudahkan, ditentukan 3 bidang khayal dalam rongga panggul : 1) Pintu
atas panggul 2) Ruang tengah panggul 3) Pintu bawah panggul.
Tulang-tulang panggul terdiri dari :
a.

Os cocsae, yang terdiri dari :

a)

Os ilium

b)

Os iscium

c)

Os pubis

b.

Os sacrum

c.

Os cocsigeus

Secara fungsional, panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor.
Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga false pelvis.
Pelvis minor (true pelvis) adalah bagian pelvis yang terletak dibawah linea terminalis, yang
mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan harus dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya
untuk dapat meramalkan dapat dan tidaknya bayi melewatinya.(1,2,3)
Bidang atas saluran ini, normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu atas panggul (pelvic inlet).
Bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang seperti pintu atas panggul, akan tetapi
terdiri dari dua bidang disebut pintu bawah panggul (pelvic outlet). (1,2,3)
Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity). Ruang panggul mempunyai
ukuran yang paling luas dibawah pintu atas panggul, akan tetapi menyempit di panggul tengah
ini disebabkan oleh adanya spina ischiadica yang kadang-kadang menonjol kedalam ruang
rongga panggul.
C.

Etiologi

a.

Kelainan karena gangguan pertumbuhan

a)

Panggul sempit seluruh

Semua Ukuran panggul kecil


b)

Panggul Picak

Ukuran Muka belakang sempit, ukuran melintang biasa


c)

Panggul sempit Picak

Semua ukuran panggul sempit terutama ukuran muka belakang


d)

Panggul Corong

Pintu atas panggl biasa, pintu bawah panggul sempit


e)

Panggul belah

Sympisis terbuka

b.

Karena penyakit tulang panggul atau sendi sendinya

a)

Rachitis

Panggul picak , panggul sempit, seluruh bagian panggul picak


b)

Panggul Osteomalaci

Panggul sempit melintang


c)

Radang articulation sacroiliaka

Panggul sempit miring

c.

Kelainan Panggul disebabkan kelainan tulang belakang

a)

Kyfose di daerah tulang pinggangmenyebabkan panggu corong

b)

Scoliose di daerah tulang pungung menyebabkan panggul sempit miring

D.

Patofisiologi

Menurut Caldwell dan Moloy bentuk panggul di bagi dalam empat jenis pokok. Jenis jenis
panggul ini dengan cirri ciri penting nya ialah :
1.

Panggul Gynecoid

Panggul yang paling ideal. Bulat dan merupakan jenis panggul tipikal wanita.
2.

Panggul Android

Yaiutu bentuk PAP (Pintu Atas Panggul) seperti segitiga, merupakan jenis panggul tipikal pria.
3.

Panggul Anthropoid

Yaitu bentuk Pap seperti elips, agak lonjong seperti telur


4.

Panggul Platypeloid

Yaitu bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah muka belakang
Merupakan panggul picak.
E.

Macam Macam Distosia Jalan Lahir

Distosia karena kelainan panggul dapat berupa :


1.

Kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynecoid, misalnya panggul jenis

Naegele, Rachitis, Scoliosis, Kyphosis, Robert dan lain-lain.


2.

Kelainan ukuran panggul.

Panggul sempit (pelvic contaction). Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1 2 cm


kurang dari ukuran yang normal.
Distosia Karena Panggul Sempit:
1)

Distosia Kesempitan Pintu Atas Panggul

a.

Pengertian

Pintu atas panggul di anggap sempit apabila conjugate vera kurang dari 10 cm atau kalau
conjugate transfersa kurang dari 12 cm
Konjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang 9,5 cm dan kadang-kadang mencapai 10
cm. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa konjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat

menimbulkan kesulitan dan kesukaran bertambah lagi jika kedua ukuran pintu atas panggul,
yaitu diameter antero posterior maupun diameter transversa sempit.

b.

Etiologi

1.

Kelainan karena gangguan pertumbuhan

a)

Panggul sempit seluruhnya : semua ukuran panggul sempit

b) Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa.


c)

Panggul sempit picak : semua ukuran kecil, tetapi ukuran muka belakang lebih

sempit.
d) Panggul corong : pintu atas panggul biaasa, pintu bawah panggul sempit.
e)

Panggul belah : simfisis terbuka.

2.

Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya

a)

Panggul rakhitis : panggul picak, panggul sempit, seluruh panggul sempit picak, dan
lain-lain.

b) Panggul osteomalasia : panggul sempit melintang


c)

Radang artikulasi sakroiliaka : panggul sempit miring

.
3.

Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang

a)

Kifosis di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong.

b) Skoliosis di daerah tulang punggung menyebabkan panggul sempit miring.

4.

Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah :

a)

Koksitis

b) Luksasi

c)
c.
1.
a.

Atrofi
Pengaruh Panggul Sempit
Pada Kehamilan
Dapat menimbulkan retrofexio uteri gravidi incarcerata.

b.
Karena kepala tidak dapat turun, terutama pada primigravida fundus lebih tinggi daripada
biasa dan menimbulkan sesak napas atau gangguan peredaran darah.
c.

Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung.

d.
Perut yang menggantung pada seorang primigravida merupakan tanda panggul sempit
(abdomen pendulum).
e.

Kepala tidak turun ke dalam rongga panggul pada bulan terakhir.

f.

Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang, dan letak lintang.

g.
Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil daripada ukuran bayi (ratarata).

2.
a.

Pada Persalinan
Persalinan lebih lama dari biasa :

1) Karena gangguan pembukaan


2) Karena banyak waktu dipergunakan untuk mulase kepala anak.
b.

Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi, misalnya :

1) Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter bitemporalis dapat melalui
konjugata vera yang sempit itu.
2) Bila seluruh panggul sempit kepala anak mengadakan hiperfleksi supaya ukuran-ukuran
kepala yang melalui jalan lahir sekecil-kecilnya.
3) Pada panggul sempit melintang, sutura sagitalis akan masuk pintu atas panggul dalam
jurusan muka belakang (positio occipitalis directa) pintu atas panggul.
c.
Dapat terjadi ruptura uteri jika his menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan
yang ditimbulkan oleh panggul yang sempit.

d.
Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lebih lelah karena rintangan oleh panggul sempit, dapat
terjadi infeksi intrapartum. Infeksi ini tidak saja membahayakan ibu, tetapi juga dapat
menyebabkan kematian anak di dalam rahim. Kadang-kadang karena infeksi kemudian dapat
terjadi timpania uteri atau physometra.
e.
Terjadinya fistel, yaitu tekanan yang lama pada jaringan yang dapat menimbulkan iskemi
yang menyebabkan nekrosis.
f.
Ruptura simfisis (simfisiolisis) dapat terjadi bahkan kadang-kadang ruptura dari artikulasi
sakroiliaka.
g.
Paresis kaki dapat timbul karena tekanan dari kaki kepala pada urat-urat saraf di dalam
rongga panggul, yang paling sering terjadi ialah kelumpuhan nervus peroneus.

3.

Pengaruh Pada Anak

a.
Partus yang lama misalnya yang lebih lama lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari
3 jam sangat menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya.
b.
b.
Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak, terutama kalau diameter
bipariental kurang dari cm. selain dari itu mungkin pada tengkorak terdapat tanda tanda
tekanan, terutama pada bagian yang melalui promotorium (os pariental).

d.

Penanganan

Penanganan Panggul sempit dapat dilakukan dengan persalinan percobaan, yaitu: percobaan
untuk melakukan persalinan pervaginam pada wanita wanita dengan panggul yang relative
sempit. Persalinan percobaan hanya dapat dilakukan pada letak belakang kepala, jadi tidak di
lakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya. Persalinan
percobaan dapat dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita mendapat
keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung pervaginam atau setelah anak lahir
pervaginam.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil apabila anak lahir pervaginam secara spontan atau
dibantu dengan ekstrasi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.

2)

Distosia Kelainan Bidang Tengah Panggul

a.

Pengertian

Adalah bidang tengah pangul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spina ischiadica
yang menyentuh sacrum dekat pertemuan antara sacral ke 4 dan ke 5.
Ukuran terpenting dalam bidang tengah panggul, adalah:
1.

Diameter transversa ( diameter antar spina) 10 cm.

2.
Diameter anteroposterior dari pinggir bawah sympisis ke pertemuan antara sacral ke 4 dan
5 adalah 11 cm
3.

Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan sacral 4

dan 5 adalah 5 cm. Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat di peroleh dengan cara klinis, tapi
harus di ukur dengan rontgen, tetapi kita dapat menduga kesempitan bidang tengah panggul jika,
a.

Spina ischiadika sangat menonjol

b.

Dinding samping panggul konvergen

c.

Kalau diameter antar tuber ischiadika 8 cm atau kurang

b.

Etiologi

Penyakit tulang seperti rachitis

Tumor pada tulang panggul

Trauma panggul

c.

Pengaruh

Kesempitan bidang tengah panggul dapat menimbulkan gangguan putaran paksi jika diameter
antar kedua spina 9 cm sehingga kadang-kadang diperlukan seksio sesarea.
d.

Penanganan

Jika persalinan berhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya di pergunakan
ekstrasi vacuum, karena ekstrasi forceps kurang memuaskan berhubung forcep memperkecil
ruangan jalan lahir.

3)

Kesempitan Pintu Bawah Panggul

a.

Pengertian

Kesempitan pintu bawah panggul adalah jika diameter transversa dan diameter sagitalis
posterior kurang dari 15cm , maka sudut arkus pubis mengecil pula sehingga timbul kemacetan
pada jalan lahir ukuran biasa
Ukuran pentig dalam pintu bawah panggul
1.

Diameter transversa 11 cm

2.

Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum 11 cm

3.

Diameter sagitalis posterior dari pertengahan antar tuberum ke uung os sacrum 7 cm.

Pintu bawah panggul dikatakan sempit jika jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang. Jika
jarak inti berkurang, dengan sendirinya arkus pubis meruncing.Oleh karena itu, besarnya arkus
pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul.
Jika segitiga depan dibatasi oleh arkus pubis, segitiga belakang tidak mempunyai batas tulang
sebelah samping.
Oleh karena itu, jelaslah bahwa jika jarak antarkedua tuberisiadika sempit, kepala akan dipaksa
keluar ke sebelah belakang dan mungkin tidaknya persalinan bergantung pada besarnya segitiga
belakang. Lahirnya kepala pada segitiga yang belakang biasanya menimbulkan robekan
perineum yang besar.
Menurut Thoms distosia dapat terjadi jika jumlah ukuran antar kedua tuber ischii dan diameter
sagitalis posterior < 15 cm (normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm).
Jika pintu bawah panggul sempit, biasanya bidang tengah panggul juga sempit.Kesempitan pintu
bawah panggul dapat menyebabkan gangguan putaran paksi.Kesempitan pintu bawah panggul
jarang memaksa kita melakukan seksio sesarea, yang dapat diselesaikan dengan forseps dan
dengan episiotomi yang cukup luas.

b.

Etiologi

Adanya kelainan pada jaringan keras/ tulang panggul, atau kelainan padajaringan lunak panggul

c.

Pengaruh

a.

Pada ibu

Persalinan akan berlangsung lama

KPD

Tali pusat menumbung

Rupture uteri

b.

Pada Janin

Ineksi intra partal

Kematian janin intra partal

Perdarahan intracranial

Caput sucsedenum

Sefalohematom

F.

Penanganan

1.

Seksio sesarea

Seksio sesarea dapat dilakukan secar elektif atau primer, yakni sebelum persalinan mulai atau
pada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan berlangsung selama
beberapa waktu.
Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulan
karena kesempitan panggul yang cukup berat, atau karena terdpat disproporsi sefalopelvik yang
nyata. Selain itu seksio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada factorfaktor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigrvida tua, kelainan letak janin yang tidak
dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami masa infertilitas yang lama, penyakit
jantung dan lain-lain.
Seksio sesarea sekundar dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena
timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk
persalinan per vaginam tidak atau belum dipenuhi.
2.

Persalinan percobaan

Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua diadakan
penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidang dan hubungan antara
kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan
dapat berlangsung per vaginam dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk
menyelenggarakan persalinan percobaan. Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test
terhadap kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin; kedua fakto ini tidak
dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapa waktu.

Pemilihan kasus-kasus untuk persalinan percobaan harus dilakukan dengan cermat. Di atas sudah
dibahas indikasi-indikasi untuk seksio sesarea elektif; keadaan-keadaan ini dengan sendirinya
merupakan kontra indikasi untuk persalinan percobaan. Selain itu, janin harus berada dalam
presentasi kepala dan tuanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu. Karena kepala janin
bertambah besar serta lebih sukar mengadakan moulage, dan berhubung dengan kemungkinan
adanya disfungsi plasenta, janin mungkin kurang mampu mengatasi kesukaran yang dapat timbul
pada persalina percobaan. Perlu disadari pula bahwa kesempitan panggul dalam satu bidang,
seperti pada panggul picak, lebih menguntungkan daripada kesempitan dalam beberapa bidang.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:


1.Pengawasan terhadap keadaan ibu dan janin. Pada persalina yang agak lama perlu dijaga agar
tidak terjadi dehidrasi dan asidosis
2.Pengawasan terhadap turunnya kepala janin dalam rongga panggul. Karena kesempitan pada
panggul tidak jarang dapat menyebabkan gangguan pada pembukaan serviks
3.Menentukan berapa lama partus percobaan dapat berlangsung
3.

Simfisiotomi

Simfisotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul kanan
pada simfisis agar rongga panggul menjadi lebih luas. Tindakan ini tidak banyak lagi dilakukan
karena terdesak oleh seksio sesarea. Satu-satunya indikasi ialah apabila pada panggul sempit
dengan janin masih hidup terdapat infeksi intrapartum berat, sehingga seksio sesarea dianggap
terlalu berbahaya.
4.

Kraniotomi

Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-berlarut dan dengan janin sudah meninggal, sebaiknya
persalina diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika panggul demikian
sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan dengan kraniotomi, terpaksa dilakukan seksio
sesarea.
ASKEP TEORITIS

A.

Pengkajian

1.

Identitas Klien

2.

Riwayat Kesehatan

a.

RKD

Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya
ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada
riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b.

RKS

Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang, sunsang
dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c.

RKK

Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre
eklamsi
3.

Pemeriksaan Fisik

Kepala : rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe

Mata

: Biasanya konjungtiva anemis

Thorak : Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian
paru yang tertinggal saat pernafasan

Abdomen : Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal
persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal
atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada
simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.

Vulva dan Vagina : Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada
vulva/ servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba
jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa

Panggul : Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan
kelainan tulang belakang
B.
1.

Kemungkinan Diagnosa Keperawatan


Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama,

kontraksi tidak efektif


2.

Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama,

CPD

3.

Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan

masukan cairan
4.

Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena persalinan

lama
C.

Intervensi

No Diagnosa
Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Rasional

1.

Gangguan
rasa nyaman :

Tujuan :
Kebutuhan rasa

Membantu
dalam

nyeri b/d
tekanan
kepala

nyaman terpenuhi/
nyeri

Tentukanlokasi
dan durasi nyeri, kaji
kontraksi uterus,
hemiragic dan nyeri
tekan abdomen

berkurang

pada servik,
partus lama,

Kaji intensitas
nyeri klien dengan
skala nyeri

kontraksi
tidak efektif

mendiagnosa dan
memilih tindakan,
penekanan
kepalapada servik
yang
berlangsung lama
menyebabkan nyeri

KH :

Klien tidak
merasakan nyeri
lagi
Klien tampak
rilek
Kontraksi uterus
efektif
Kemajuan
persalinan baik

Kaji stress

Setiap
individu
mempunyai tingkat
ambang nyeri yang
berbeda, Ansietas
sebagai respon
terhadap situasi
darurat dapat
memperberat
derajat
ketidaknyamanan
karena sindrom
ketegangan takut

psikologis/ pasangan nyeri


dan respon emosional

Teknik
terhadap kejadian
relaksasi dapat
Kolaborasi :
mengalihkan
perhatian

Berikan
dan mengurangi
narkotik atau
rasa nyeri
sedative sesuai
instruksi dokter

Pemberian
narkotik atau
sedative dapat
mengurangi nyeri
hebat

Resiko tinggi
cedera janin
b/d penekanan
kepala pada
panggul,
partus lama,
CPD

Tujuan : Ced
era pada janin
dapat dihindari

KH :

DJJ dalam batas


normal
Kemajuan
persalinan baik

Melakukan
manuver Leopold
untuk menentukan
posis janin dan
presentasi

Dapatkan data
dasar DJJ secara
manual dan atau
elektronik, pantau
dengan sering
perhatikan variasi
DJJ dan perubahan
periodic pada respon
terhadap kontraksi
uterus

Catat
kemajuan persalinan

Berbaring
tranfersal atau
presensasi bokong
memerlukan
kelahiran sesar.

DJJ harus
direntang dari 120160 dengan variasi
rata-rata percepatan
dengan variasi ratarata, percepatan
dalam respon
terhadap aktivitas
maternal, gerakan
janin dan kontraksi
uterus.

fase laten

dapat menimbulkan
masalah kelelahan
ibu, stress berat,
infeksi berat,
haemoragi karena
atonia.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan kesulitan yang dinamakan
distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah kelainan pada jalan lahir. Kelainan jalan lahir
dapat terjadi di vulva, vagina, serviks dan uterus. Peran bidan dalam mengangani kasus ini
adalah dengan kolaborasi dan rujukan ke tempat pelayanan kesehatan yang memilki fasilitas
yang lengkap.
B.

Saran

Peran perawat dalam menangani kelainan jalan lahir hendaknya dapat dideteksi secara dini
melalui ANC yang berkualitas sehingga tidak ada keterlambatan dalam merujuk. Dengan adanya
ketepatan penanganan perawat yang segera dan sesuai dengan kewenangan Perawat, diharapkan
akan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

1.
Prawirohardjo S dkk. 1986. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta
2.

Mochtar R. 1999. Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua. EGC: Jakarta

3.
Prawirohardjo S. 2002. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta
4.
Current Obstetric and Ginecology Diagnosis and Treatment, 8th ed, Appleton and Lange,
Norwalk, 1999

Dahulu panggul rahitis banyak terdapat pada orang-orang miskin di dunia barat karena mereka
pada masa kanak-kanak menderita rakhitis sebagai akibat kekurangan vitamin D serta kalsium
dalam makanan dan kurang mendapatkan sinar matahari. Jika anak mulai duduk, tekanan badan
dengan panggul dengan tulang-tulang dan sendi-sendi yang lembek karena rakitis dapat
menyebabkan sakrum dengan promotoriumnya bergerak ke depan dan dengan bagian bawahnya
kebelakang; dalam proses ini sakrum mendatar. Ciri pokok panggul rakitis adalah mengecilnya
diameter anteroposterior pada pintu atas panggul. Dewasa ini panggul rakitis dengan kesempitan
yang ekstrim tidak ditemukan lagi. Akan tetapi panggul picak yang ringan karena ganguan gizi
masih terdapat. Demikian pula osteomalasia, suatu penyakit karena gangguan gizi yang hebat
dan karena kekurangan sinar matahari, yang menyebabkan perubahan dalam bentuk-bentuk
tulang termasuk panggul sehingga rongganya mejadi sempit, kini jarang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai