Anda di halaman 1dari 17

MATERI

1.1 PENGERTIAN MATERI


Dalam Ilmu Kimia kita mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan yang dialami
materi, baik dalam prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Materi
adalah suatu objek yang mempunyai massa dan menempati ruang tertentu.
1.2 SIFAT DAN PERUBAHAN MATERI

Tiap-tiap materi di alam ini memiliki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Sifat- sifat materi dibagi menjadi dua, yaitu sifat intrinsik dan sifat ekstrinsik.
Sifat Intrinsik ialah sifat yang khas pada tiap materi, tidak perduli bentuk dan ukuran materi
itu. Contoh: kalor jenis, warna, bau, sifat asam, sifat basa, dan lain-lain.
Sifat Ekstrinsik: sifat yang bergantung pada bentuk dan ukuran materi. Contoh: volume, massa
jenis, temperatur, panjang, dan lain-lain.
Selain itu, ada juga sifat materi dibedakan menjadi sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat Fisis ialah sifat yang ada hubungannya dengan perubahan yang terjadi secara fisis pada
materi tersebut. Contoh: rasa, warna, bau, daya hantar, kemagnetan, kekerasan, kelarutan, dan
lain-lain.
Sifat Kimia ialah sifat yang menggambarkan kemampuan suatu materi untuk melakukan reaksi
kimia. Contoh: kestabilan, daya ionisasi, keterbakaran, kereaktifan, dan lain-lain.
Perubahan yang terjadi pada materi dapat dibedakan menjadi:
Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan materi baru. Perubahan ini hanya
melibatkan perubahan bentuk atau wujud materi. Contohnya, peruhahan es menjadi air dan
pelarutan gala dalam air. Peruhahan fisika mudah dibalikkan ke keadaan semula.
Perubahan kimia atau reaksi kimia, yaitu perubahan yang menghasilkan materi baru.
Contohnya pembakaran kayu menjadi abu, perkaratan besi menjadi oksida besi, dan reaksi antara
logam natrium dan gas klorin membentuk natrium klorida (garam dapur). Suatu perubahan kimia
sulit dibalikkan ke keadaan semula.

1.3 KLASIFIKASI MATERI

Zat murni digolongkan sebagai menjadi 2, yaitu unsur dan senyawa.


Unsur dapat digambarkan sebagai zat-zat yang tidak dapat diuraikan oleh perubahan kimia
sederhana menjadi dua zat berlainan atau lebih. Unsur-unsur yang telah
ditemukan selama ini sebanyak 106 buah. Kira-kira 90 unsur berasal dari alam, sisanya
didapat dari proses reaksi inti. Unsur terdiri dari Logam dan Non Logam.
LOGAM
NON-LOGAM
Berwujud padat pada suhu kamar (kecuali raksa)
Berwujud padat, cair atau gas
Dapat ditempa dan diregangkan
Rapuh dan tidak dapat ditempa
Mengkilap jika digosok
Tidak mengkilap walau digosok (kecuali intan)
Konduktor panas dan listrik
Non-konduktor (kecuali grafit)
Senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua atau lebih zat lain dengan reaksi
kimia. Senyawa termasuk zat tunggal karena komposisinya selalu tetap. Sifat senyawa berbeda
dengan sifat unsur penyusunnya. Contoh dari senyawa kimia adalah air, karbondioksida, garam
dan lain sebagainya.
Campuran adalah bahan yang mengandung dua zat berlainan atau lebih. Campuran dibagi
menjadi dua yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran disebut homogen
bila tidak ada bagian-bagian yang dapat dibedakan satu dan yang lain bahkan dengan mikroskop
sekalipun, misalnya gula dalam air, air laut, udara, dan sebagainya. Campuran disebut heterogren
bila terdapat bagian-bagian yang tampak berlainan, misalnya campuran bubuk kopi dan gula.
Campuran dapat berupa larutan, koloid, suspensi.

Larutan adalah campuran homogen. Ciri campuran homogen:


1. Tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya
2. Komposisi di seluruh bagian adalah sama
Komponen larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Komponen yang jumlahnya
terbanyak dianggap sebagai pelarut. Tapi jika larutan adalah campuran dari zat padat dan cair,
maka cairan dianggap sebagai pelarut. Contoh: garam atau gula yang dilarutkan dalam air.

Suspensi adalah campuran kasar dan tampak heterogen. Batas antar komponen dapat dibedakan
tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat
laun terpisah karena gravitas. Contoh: campuran kapur dan air.

Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Secara
makroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak
heterogen. Contoh: santan, air susu, cat.

1.4 HUKUM-HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATERI


1.

Antoine Lavoiser di Perancis tahun 1789, merumuskan hukum kekekalan massa dari ribuan
eksperimen yang berkembang pada abad ke-18. Hukum Kekekalan Massa berbunyi: Massa
tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan dalam perubahan materi apa saja. Dengan kata
lain, massa sesudah reaksi sama dengan massa sebelum reaksi.

2.

Studi susunan banyaknya seyawa menghasilkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum


Susunan Tetap) yaitu Perbandingan massa unsur-unsur didalam suatu persenyawaan kimia
adalah tetap. Pada tahun 1799 Joseph Proust menemukan bahwa tembaga karbonat, baik dari
sumber alami maupun sintetis dalam laboratorium mempunyai susunan tetap. Misalnya, dalam
senyawa dengan rumus XaYb maka perbandingan massa unsur X dan unsur Y di dalam senyawa
itu adalah :

aArX

: bArY

Contoh :
Perbandingan massa unsur Al dan O di dalam senyawa
2 x Ar Al
2 x 27
54
atau 9
3.

:
:
:
:

adalah :

3 x Ar O
3 x 16
48
8

Hukum Perbandingan Berganda dikenalkan oleh Dalton (1805), berbunyi Bila dua unsur
membentuk lebih dari satu senyawa, perbandingan massa dari unsur pertama dan kedua
merupakan bilangan yang sederhana.

Contoh :
Unsur Nitrogen (N) dan Oksigen (O) dikenal dapat membentuk lebih dari satu senyawa.
Senyawa-senyawa itu adalah N2O, NO, N2O3, N2O4, N2O5 .
Bila massa N, adalah tetap sebesar 14 gram maka massa oksigen dalam tiap senyawa adalah:

BAB 2 STRUKTUR ATOM


PARTIKEL MATERI
Bagian terkecil dari materi disebut partikel.
Beberapa pendapat tentang partikel materi :
1. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika suatu materi dibagi
dan terus dibagi maka akhirnya diperoleh partikel terkecil yang sudah tidak dapat dibagi
lagi = disebut Atom )
2. Menurut Plato dan Aristoteles, pembagian materi bersifat kontinyu ( pembagian dapat
berlanjut tanpa batas )

Postulat Dasar dari Teori Atom Dalton :

1)

Setiap materi terdiri atas partikel yang disebut atom

2)

Unsur adalah materi yang terdiri atas sejenis atom

3)
Atom suatu unsur adalah identik tetapi berbeda dengan atom unsur lain ( mempunyai
massa yang berbeda )
4)
Senyawa adalah materi yang terdiri atas 2 atau lebih jenis atom dengan perbandingan
tertentu
5)
Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan dan tidak dapat diubah menjadi atom lain
melalui reaksi kimia biasa. Reaksi kimia hanyalah penataan ulang ( reorganisasi ) atom-atom
yang terlibat dalam reaksi tersebut

Kelemahan dari postulat teori Atom Dalton :


1)

Atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari partikel subatom

2)

Atom-atom dari unsur yang sama, dapat mempunyai massa yang berbeda ( disebut Isotop )

3)

Atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain melalui Reaksi Nuklir

4)

Beberapa unsur tidak terdiri dari atom-atom melainkan molekul-molekul

PERKEMBANGAN TEORI ATOM

1).

Model Atom Dalton

a)

Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

b)

Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.

c)
Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur berbeda,
berlainan dalam massa dan sifatnya.
d)

Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.

e)
Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom yang
berubah akibat reaksi kimia.

Gambar Model Atom Dalton

Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :


1. Hukum Kekekalan Massa ( hukum Lavoisier )
reaksi adalah sama.

: massa zat sebelum dan sesudah

2. Hukum Perbandingan Tetap ( hukum Proust ) : perbandingan massa unsur-unsur


yang menyusun suatu zat adalah tetap.
Kelemahan Model Atom Dalton :
1)

Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain

2)

Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi

3)

Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan

4)
Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.
Kini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.
Contoh :

2).

Model Atom Thomson

Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom Thomson yang
merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton. Menurut Thomson :
a)
Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron (bagaikan
kismis dalam roti kismis)
b)

Atom bersifat netral, yaitu muatan positif dan muatan negatif jumlahnya sama

Gambar Model Atom Thomson

3).

Model Atom Rutherford

a)
Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan
positif, berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal
dari massa intinya.
b)
Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom serta
elektron bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).
c)

Atom bersifat netral.

d)

Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditentukan.

Kelemahan Model Atom Rutherford :

Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom akibat
gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.

Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari inti yang
memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akan
kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi sehingga akhirnya jatuh ke inti.

Gambar Model Atom Rutherford

4).

Model Atom Niels Bohr

Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk menjelaskan spektrum gas
hidrogen.

Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya menempati tingkattingkat energi tertentu dalam atom.

Menurutnya :
a)
Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya beredar elektron-elektron
yang bermuatan negatif.

b)
Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai keadaan
gerakan yang stasioner (tetap) yang selanjutnya disebut dengan tingkat energi utama (kulit
elektron) yang dinyatakan dengan bilangan kuantum utama (n).
c)
Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energinya akan tetap sehingga tidak ada
cahaya yang dipancarkan.
d)
Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke lintasan
stasioner yang lebih tinggi jika menyerap energi. Sebaliknya, jika elektron berpindah dari
lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi pelepasan energi.
e)
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah
(disebut tingkat dasar = ground state).

Gambar Model Atom Niels Bohr

Kelemahan Model Atom Niels Bohr :


1. Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu elektron
dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak.
2. Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan kimia.

5).

Model Atom Modern ( Mekanika Kuantum )

Dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut mekanika gelombang;


diprakarsai oleh 3 ahli :
a)

Louis Victor de Broglie

Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan sebagai
gelombang.
b)

Werner Heisenberg

Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai partikel dan
gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya dapat ditentukan
dengan kemungkinan kemungkinan saja.

c)

Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)

Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan prinsip


mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital
yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat ditemukan
dengan kemungkinan terbesar.

Teori tentang Model Atom Modern :


a)
Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron sedangkan elektronelektron bergerak mengitari inti atom dan berada pada orbital-orbital tertentu yang membentuk
kulit atom.
b)
Orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat
ditemukan dengan kemungkinan terbesar.
c)

Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum.

Orbit

Orbital
Gambar Perbedaan antara orbit dan orbital untuk elektron

Orbital digambarkan sebagai awan elektron yaitu : bentuk-bentuk ruang dimana suatu
elektron kemungkinan ditemukan.

Semakin rapat awan elektron maka semakin besar kemungkinan elektron ditemukan dan
sebaliknya.

Struktur Atom
Struktur Atom
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom.
Sedangkan elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. semua
elektron bermuatan negatif (-) dan semua proton bermuatan positif (+) . sementara itu neutron
bermuatan netral. Elektron bermuatan yang bermuatan negatif (-) ditarik oleh proton yang
bermuatan positif (+) pada inti atom.
Dalam hal ini, semua atom di alam semesta akan terjadi bermuatan positif (+) karena ada
kelebihan muatan listrik positif (+) di dalam proton. Akibatnya, semua atom akan saling
bertolak satu sama lain.
A.

Perkembangan Teori Atom

Konsep atom dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh ekperimen yang
menyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberpa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian
dilakukan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914)
Hasil ekperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilakn gambaran mengenai susunan
parikel-partikel tersebut didalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam
memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom
disebut model atom.
1. Model Atom Dalton

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi-bagi.

2. Atom digambarkan sebagai bola pegal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom
oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pegal seperti bola tolak peluru.
2. Model Atom Thomson

Atom adalah bola bulat bermuatan


positif dan di permukaan tersebar
elektron yang bermuatan negatif
3. Model Atom Rutherford
Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan eletron yang tersusun dari inti atom
dan e
lektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat

pada inti atom. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak
jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai
pemancaran energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan
jatuh ke dalam inti.
4. Model Atom Niels Bohr

1.
1. Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi.
Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi
lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.
3. Kedudukan elektron-eletron pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut
kulit-kulit elektron.
5. Model Atom Model
kulit-kulit elektron bukan kedudukan yang pasti dari suatu elektron, tetapi hanya suatu keboleh
jadian saja.
B. Percobaan-percobaan Mengenal Struktur Atom
1. Elektron
Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh William Crookes (1875). Hasil
ekperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katode menuju ke anode
yang disebut sinar katode.
George Johnstone Stoney (1891) yand mengusulkan nama sinar katode disebut elektron.
Kelemahan dari stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap perbedaan sifat
antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainya. Antonine Henri
Beecquerel (1896) menemukan sinar yang dipancarkan dari unsur-unsur radioaktof yang sifatnya
mirip dengan elektron.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu pengaruh medan
listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katode.

Hasil percobaan J.J Thomson menujukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub
positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.
Besarnya muatan dalam eletron ditemukan oleh Robert Andreww miliki (1908) melalui
percobaan tetes Minyak Milikan seperti gambar berikut.

Minyak disemprotkan kedalam tabung yang bermuatan litrik. Akibat gaya tarik grafitasi akan
mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan minyak diberi muatan negatif maka
akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh
muatan elektron-1 dan massa elektron 0.
2. Proton
Jika massa elektron 0 bearti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun pada

kenyataan nya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom bersifat atom
netral. Eugene Goldstein (1886) melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode,
yang diberi lubang-lubang dan diberi muatan listrik.
Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron yang menuju anode,
terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan melalui lubang pada katode. Setelah
berbagai gas dicoba dalam tabung ini, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan
positif yang paling kecil baik massa maupun muatanya, sehingga partikel ini disebut proton.
Massa proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1
3. Inti atom
Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian penembakan
lempang tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar
alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/ menembus lempeng sehingga
mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden
(1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895)
dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut.

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang bermuatan negatif, sehingga atom
bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom,
sehingga dapt diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
4. Neutron
Prediksi dari Rutherford memicu W. Bothe dan H. Becker (1930) melakukan eksperimen
penembakan partikel pada inti atom berilium (Be) dan dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus
tinggi.
James Chadwick (1932). Ternyata partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi itu
bersifat nertal atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan proton. Partikel ini
disebut neutron dan dilambangkan
C. Menetukan Struktur Atom Berdasarkan Tabel Periodik
1. Partikel Dasar Penyusun Atom
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Struktur
atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel dalam atom tersusun, atom tersusun atas inti
atom dan dikelilingi elektron-elektron yang tersebar dalam kulit-kulitnya. Secara sistematis dapat
digambarkan partikel-partikel sub atom berikut.

Sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa yang dalamnya terdapat inti yang sangat kecil di
mana massa dan muatan positifnya dipusatkan dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang
bermuatan negatif. Inti atom tersusun atas sejumlah proton dan neutron. Jumlah proton dalam
inti atom menentukan muatan inti atom, sedangkan massa atom inti ditentukan oleh banyaknya
proton dan neutron. Selanjutnya ketiga partikel sub atom (proton, neutron, dan elektron ) dangan
kombinasi tertentu membentuk atom suatu unsur yang lambangnya dapat dituliskan :
X : lambang suatu unsur
Z : nomor atom
A : nomor massa
2. Memahami Susunan dari Sebuah Atom
1.

1. Lihatlah nomor dari tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari nomor
massa
2. Nomor atom merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral, maka
nomor atom juga merupakan jumlah elekton
3. Susunan elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level terdalam
sebelum mengisi level luar
Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel periodik.
1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor golongan (kecuali
helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa disebut dengan golonga 0 bukan
golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh golongan unsur pada tabel periodik (kecuali unsurunsur transisi). Jadi, jika anda mengetahui bahwa barium terletak pada golongan 2, bearti
barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar
D. Nomor Atom dan Nomor Massa
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan penemuan partikel
penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa (A)
Penulisan lombang atom unsur menyetarakan nomor atom dan nomor massa.
Dimana :
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah Neutron
Atau
Jumlah Neutron = Nomor massa Nomor atom
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton
1. Nomor Atom (Z)
Nomor atom (Z) menujukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom
tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka

jumlah proton sama dengan jumlah elektronya, sehingga nomor atom juga menujukkan jumlah
elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis
agak ke bawah sebelum lambang unsur
2. Nomor Massa (A)
Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom
yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang
menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.
E. Isotop, Isobar, dan Isoton suatu Unsur
1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor sama tetapi memiliki nomor massa berbeda
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah elektron valensinya sama.
Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menetukan massa atom relatif (Ar) atom tersebut
berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
3. Isoton
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama
F. Menetukan Elektron Valensi
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap atom
dapat terisi eletron maksimum 2n2, dimana n merupakan letak kulit.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari yang terdekat dengan inti
atom.
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai daya
tampung kulit tersebut. Jadi masing ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada kulit
tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.

2. Elektron Valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan reaksi kimia adalah elektron
pada kulit terluar atau elektron valensi.
Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit
terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut. Perhatikan Tabel untuk menentukan jumlah
elektron valensi

Unsur unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama akan memiliki sifat kimia
yang sama pula.
Kesimpulan Klik di sini
Latihan Soal Klik disini

Vidio Sruktur Atom

Anda mungkin juga menyukai