Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KAJIAN TEORI

a. Smartphone
i. Pengertian Smartphone
Smartphone

adalah

sebuah

alat

atau

perangkat

yang

memungkinkan penggunanya melakukan suatu proses telekomunikasi.


Smartphone digunakan untuk telepon ataupun SMS (Short Message
Service) tetapi didalamnya juga terdapat fungsi PDA (Personal Digital
Assistant). Smartphone juga memiliki kemampuan tingkat tinggi seperti
komputer, kemampuan untuk menjalankan e-mail
menjalankan

aplikasi

serta

memainkan

games

membaca dokumen
sebagai

hiburan.

Smartphone merupakan alat elektronik untuk digunakan manusia dalam


kehidupan sehari - hari. ( Fazrian Noor, 2014)
Dalam penggunaannya, Smartphone merupakan alat komunikasi
pada umumnya. Smartphone memiliki banyak keunggulan dibanding
Handphone biasa, akan tetapi Smartphone memiliki kemampuan yang
hampir sebanding dengan program komputer. Bahkan pada tahun 2016
Smartphone telah sebanding dengan kemampuan komputer.
Menurut Istiyanto (2013: 1) menyatakan bahwa Smartphone
merupakan salah satu wujud realisasi ubiquitous computing (ubicomp) di
mana teknologi tersebut memungkinkan proses komputasi dapat
terintegrasi dengan berbagai aktifitas keseharian manusia dengan
jangkauannya yang tidak dibatasi dalam suatu wilayah. Dengan demikian
Smartphone

merupakan

alat

bantu

multifungsi

untuk

memenuhi

kebutuhan manusia yang semakin beragam pada era globalisasi ini.

Sejalan dengan pendapat diatas dapat disimpulkan Smartphone


adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi
serta sudah terdapat aplikasi sesuai dengan fungsi aplikasi tersebut.
Fungsi yang beragam pada Smartphone dapat membantu aktifitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagi beberapa orang,
Smartphone merupakan alat bantu menggunakan seluruh perangkat
keras dan lunak yang menyediakan hubungan antara kegunaan dan
penggunaan teknologi yang ada didalamnya.

ii. Arsitektur Smartphone


Kemampuan sebuah Smartphone tidak terlepas dari mobilitas
tingkat tinggi serta perangkat lunak dan perangkat keras yang ada
didalamnya.

Dalam

sebuah

Smartphone

terdapat

sistem

operasi

,processor ,tempat penyimpanan data, dan lain lain. Kemampuan


Smartphone tidak terlepas dari pembuat dan pengembang aplikasi yang
terus berkembang. Keunggulan sebuah Smartphone adalah sebuah
perangkat keras dan perangkat lunak yang tertanam didalamnya. Berikut
tabel 1 karakteristik Smartphone.

No

Nama

Mobile OS

Penjelasan
Symbian OS
iPhone OS
Windows Mobile OS
RIM Blackberry
Linux
Palm OS
Android

Open Source

Web Feature

Enhanced Hardware

Mobile PC

Technology support

Software atau perangkat lunak merupakan


bagian dari inti yang berperan penting
pada sebuah Smartphone atau alat
elektronik lainnya yang membutuhkan
software untukmengoperasikannya.
Software erat kaitannya dengan yang
namanya lisensi. Lisensi berguna untuk
melindungi sebuah karya atau kekayaan
intelektual sehingga karya seseorang
menjadi lebih dihargai.
Smartphone mempunyai mobilitas sangat
tinggi dibandingkan dengan perangkat lain
sehingga terdapat istilah atau kegunaan
dalam berselancar di dunia maya atau
sosial media. Dengan adanya fitur web
feature memudahkan para pengguna
smartphone berselancar didunia maya.
Fitur hardware eksternal seperti layar
sentuh lebar dan sensitif, builtin keyboard,
resolusi kamera tinggi, sisi kamera depan
untuk video conferences.
Pada umumnya smartphone memiliki
prosesor yang cukup tinggi., selain itu
memiliki penyimpanan memori yang besar
dan memiliki RAM tambahan yang cukup
besar seperti sebuah PC desktop atau
laptop.
Teknologi tambahan yang terdapat pada
sebuah Smartphone umumnya hanya
digunakan untuk hiburan semata
contohnya kamera, games bluetoot dan
lain lain.

Tabel 1 karakteristik Smartphone (Sharma, 2012)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan Smartphone hampir mempunyai


penggunaan yang sama dengan sebuah komputer, akan tetapi banyak
sekali perbedaan dengan sebuah komputer berikut penjelasan perangkat
keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam sebuah Smartpone.
1. Sistem Operasi Smartphone

Sertiap Smartphone mempunyai sistem operasi didalamnya


contohnya sistem operasi android. Android merupakan sistem operasi
open source yang dibuat dan dikembangkan oleh google. Pada tahun
2016 Smartphone yang menggunakan sistem operasi android telah
banyak dipakai berbagai kalangan terutama bagi mahasiswa. Hampir
semua mahasiswa menggunakan Smartphone untuk menunjang
kegiatan akademik mereka bahkan tidak jarang mereka melakukan
bisnis jual beli menggunakan Smartphone. berikut sedikit penjelasan
tentang sistem operasi yang terdapat di sebuah Smartphone.
Android merupakan sistem operasi untuk Smartphone yang
berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para
pengembang

buat

menciptakan

aplikasi

mereka

sendiri

untuk

digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc.


membeli Android Inc pendatang baru yang membuat peranti lunak
untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah
Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras,
peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel,
Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia.
( www.wikipedia.com, sistem operasi Smartphone)
Menurut Istiyanto (2013: 3) Beberapa perusahaan yang
menanamkan sistem operasi pada Smartphone diantaranya: Apple Inc.
dengan produk luaran terbarunya Iphone 7 membenamkan system
operasi IOS 9. Google sebagai pengembang sistem operasi android
untuk sejumlah tipe ponsel. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan

sistem operasi Smartphone akan terus berkembang bersamaan


dengan kebutuhan manusia yang semakin beragam.
2. Open Source
Perangkat lunak merupakan bagian inti yang berperan penting
pada Smartphone atau alat elektronik lainnya yang membutuhkan
perangkat lunak untuk mengoperasikannya. Perangkat lunak biasanya
terdapat hak cipta pembuatnya. Hak cipta perangkat lunak berguna
untuk melindungi sebuah karya atau kekayaan intelektual sehingga
karya seseorang menjadi lebih dihargai.
Open Source merupakan istilah yang digunakan pada sebuah
perangkat lunak yang bisa digunakan oleh siapa saja dengan
membuka atau membebaskan source codenya (sumber kode program)
sehingga dapat mengetahui dengan jelas cara kerja software tersebut.
Selain itu setiap orang diberi kebebasan untuk mengubah ataupun
memperbaiki jika ditemukan kelemahan-kelemahan pada perangkat
lunak tersebut.
( http://www.mandalamaya.com, /pengertian-open-source/)
3. Web Feature
Smartphone mempunyai mobilitas sangat tinggi dibandingkan
dengan perangkat lain sehingga terdapat istilah atau kegunaan dalam
berselancar di dunia maya atau sosial media. Dengan adanya fitur web
feature memudahkan para pengguna smartphone berselancar didunia
maya. (Sharma, 2012)
4. Enhaced Hardware Smartphone

Smartphone menggunakan arsitektur advanced risc machine.


Arsitektur ARM merupakan arsitektur prosesor 32-bit RISC yang
dikembangkan oleh ARM Limited. Dikenal sebagai Advanced RISC
Machine di mana sebelumnya dikenal sebagai Acorn RISC Machine.
Namun desain yang sederhana membuat prosesor ARM cocok untuk
aplikasi berdaya rendah. Hal ini membuat prosesor ARM mendominasi
pasar mobile electronic dan embedded system di mana membutuhkan
daya dan harga yang rendah.
Seiring dengan perkembangan teknologi munculah arsitektur
processor 64-bit. Processor dengan arsitektur 64-bit bukanlah
teknologi baru. Processor pada komputer desktop maupun laptop
dengan sistem operasi Windows, Linux, atau OS X. AMD Athlon64
merupakan prosesor 64-bit pertama yang dirilis ke pasaran pada tahun
2003 silam. Setelah itu mulai bermunculan banyak processor dan
berlanjut ke sistem operasi dengan arsitektur 64-bit.
( www.wikipedia.com pengertian Smartphone)

Dari

penjelasan

arsitekture

smartphone

diatas

dapat

dikategorikan teknologi Smartphone sudah menjadi kebutuhan pokok


saat ini. Di setiap kebutuhan manusia terdapat teknologi Smartphone
sebagai alat elektronik untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berikut
gambaran arsitektur dari sebuah smartphone masa kini

Gambar 1 arsitekture Smartphone Xiaomi 2016

( www.gsmarena.com/xiaomi/redmi3x )

iii. Manfaat Smartphone Dalam kehidupan


Perkembangan Smartphone semakin pesat banyak sekali orang
yang memanfaatkan kecanggihan alat ini. Akan tetapi masih banyak
keunggulan Smartphone yang dapat mempermudah aktifitas manusia
seperti perangkat untuk viewer, editing, membuat file, bermain game,
merekam video, mendengarkan musik atau dokumen dalam format
tertentu.
Smartphone dari segi manfaatnya terbagi atas dua yaitu
perangkat keras dan perangkat lunak. Dari segi perangkat keras
Smartphone adalah alat yang memiliki perangkat keras yang terintregasi
secara teratur mempunyai mobilitas yang tinggi berdasarkan definisi.
Perangkat keras bermanfaaat sebagai penunjang kerja Smartphone itu
sendiri. Dari segi perangkat lunak Smartphone adalah perangkat
teknologi modern, diketahui dapat menjalankan aplikasi dengan baik
dibandingkan dengan perangkat elektronik lainnya. Manfaat utama dari
kemampuan menjalankan aplikasi sesuai kebutuhan manusia adalah
sebagai perbedaan Smartphone dari ponsel biasa.
Manfaat Smartphone dari sisi aplikasi adalah tersedianya layanan
open source. Layanan ini dapat dimanfaatkan di Smartphone untuk
memungkinkan penggunanya

terhubung dengan pembuat apliksai

tersebut serta dapat memberi saran terhadap pembuat aplikasi. Hadirnya


pusat aplikasi pada setiap Smartphone kini dapat dimanfaatkan semua
kalangan khususnya mahasiswa sebagai pendukung sarana kegiatan
akademik, belajar, mengerjakan tugas dosen, sarana hiburan, game dan
lain lain.

iv. Dampak Penggunaan Smartphone Dalam Kehidupan


Penggunaan sebuah Smartphone memang memilki pengaruh
positif selain untuk alat komunikasi seperti Handphone pada umumnya
Smartphone juga membantu kita untuk bisa selalu terhubung dengan baik
dengan orang lain di seluruh dunia akan tetapi Smartphone juga bisa
memiliki pengaruh yang negatif apabila salah digunakan terlebih lagi
dengan fasilitas serta fitur canggih Smartphone.
Seiring berjalannya waktu , bisa dibilang hampir semua golongan
masyarakat sudah menggunakan Smartphone. Mereka mendapatkan
banyak manfaat dengan mempunyai Smarphone contohnya dapat
menghubungi teman lebih mudah,mengakses akun jejaring sosial atau
melakukan jual beli secara langsung dari ditangan mereka sendiri,
mencari bahan pelajaran dari situs-situs di internet.

Hingga saat ini,

Smartphone masih menjadi prioritas utama semua kalangan masyarakat


di Indonesia, tak terkecuali di lingkungan pendidikan.
Perangkat telepon seluler pintar tersebut juga dengan mudah
membuat pemiliknya merasa kecanduan. Hal ini diakibatkan karena
kecendurangan penggunanya yang tak kenal lelah untuk selalu online
hingga tengah malam. Smartphone memicu kenaikan penggunaan
internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan
fisik dan psikis (Putri Amalia, 2013).
Penggunaan Smartphone memang telah menguasai pikiran para
pelajar dan mahasiswa di Indonesia bahwa Tidak ada Smartphone, tidak
bisa berkembang, seperti itulah pendapat dari mereka. Sebenarnya para
pelajar dan mahasiswa tidak perlu mengggunakan Smartphone di semua

kegiatan

mereka.

Perilaku

keterikatan

atau

kecanduan

terhadap

penggunaan Smartphone sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan


bagi pelajar dan mahasiswa. ( Fazrian Noor, 2014)
Smartphone juga bisa menjadi alat yang memungkinkan terjadinya
masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam aktivitas
sehari-hari

atau

sebagai

gangguan

kontrol

impuls

terhadap

diri

seseorang. Selain itu, Park & Lee (2011 dalam Bian & Leung, 2014)
menyebutkan bahwa definisi smartphone addiction adalah perilaku
penggunaan ponsel secara berlebihan yang dapat dianggap sebagai
gangguan kontrol impulsif yang tidak memabukkan dan mirip dengan judi
patologis. Hal tersebut juga merupakan istilah kecanduan teknologi yang
berakibat

kurangnya

interaksi

sosial

antara

pelaku

pengguna

Smartphone.

v. Penggunaan Smartphone Dikalangan Mahasiswa


Penggunaan teknologi dalam kegiatan akademik mahasiswa telah
berkembang menggunakan Smartphone yang dalam penggunaanya
sudah menjadi kebutuhan primer semua tingkatan kalangan masyarakat.
Smartphone menjadi sebuah alat yang dapat berperan penting,
contohnya sebagai asisten pribadi, pengingat, hiburan, pekerjaan,
komunikasi, media sosial dan sudah menjadi kebutuhan primer dalam
kegiatan mereka.
Penggunaan Smartphone dikalangan mahasiswa dikarenakan
mobilitas yang sangat tinggi dan bisa dibawa kemana mana. Serta
terdapat fitur jejaring sosial yang membantu mereka tetap aktif didunia
maya kapan saja dan dimana saja. Ketersediaan fasilitas yang dimiliki

Smartphone termasuk aplikasi jejaring sosial tersebut mempermudah


seseorang untuk mendapatkan sebuah popularitas secara instan karena
terpublikasi dalam dunia nyata maupun dunia maya (Bian & Leung,
2014). Para pengguna Smartphone fungsikan difungsikan dengan
berbagai tujuan positif, seperti daily life, mencari berbagai informasi
maupun pengalihan tekanan kehidupan untuk berkomunikasi dan bermain
game.
Setiap tahun penggunaan Smartphone dari waktu ke waktu naik
secara pesat terutama pada kawasan benua Asia, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan pernyataan diatas hampir semua kalangan mempunyai
Smartphone.

Kebanyakan

dari

mereka

adalah

kalangan

pelajar,

mahasiswa dan pebisnis. Pada umumnya mereka berusia remaja sampai


kakek-kakek. Pada masa tersebut, sesuai dengan usia dalam strata
pendidikan yang kebanyakan adalah ditingkat bangku perkuliahan
(mahasiswa

perguruan tinggi),

sehingga dapat dipastikan

bahwa

mahasiswa merupakan salah satu occupation yang dominan aktif


menggunakan media smartphone (Chiu,2014).
Aktivitas mahasiswa dalam penggunaan media smartphone dapat
dilihat dari pemenuhan atas kebutuhan sehari-hari pada kegiatan proses
belajar, seperti halnya kebutuhan informasi dalam menunjang kualitas
akademik dengan mempertimbangkan relevansi dan kredibilitasnya.
Proses akademis belajar mengajar melalui penggunaan fasilitas media
internet merupakan bagian tetap yang tidak dapat ditinggalkan dalam
kehidupan pelajar dan mahasiswa. Oleh sebab itu sarana media internet

melalui

Smartphone

saat

ini

telah

dipermudah

melalui

proses

penggunaannya.
Fasilitas kemudahan pada Smartphone dapat menjadikan seorang
mahasiswa tidak merasakan adanya dampak negatif dari penggunaan
smartphone. Mahasiswa sebagai pengguna Smartphone hanya berpikir
secara sederhana, tidak peduli terhadap pengelolaan kehidupan pribadi
dan kehidupan sosialnya. Hal tersebut menjadikan seorang mahasiswa
semakin sibuk dan aktif dalam penggunaan smartphone pada bangku
perkuliahan, sehingga memunculkan kondisi stres dalam kehidupan
akademisnya (Chiu, 2014).
Chiu (2014) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa adanya
gangguan

Smartphone

addiction

adalah

sebagai

salah

satu

alasan untuk pengalihan beban kehidupan pada diri seorang. Dikalangan


remaja tidak adanya kontrol diri yang kuat terhadap pemakaian
Smartphone sehingga sebagai awal mula terjadinya ketergantungan akan
teknologi tersebut.

vi. Penggunaan Smartphone untuk Kegiatan Akademik Mahasiswa


Dalam

penggunaan

alat

elektronik

Smartphone

dapat

dikategorikan sabagai ketergantungan sebuah teknologi di era sekarang


dikarenakan di setiap aktivitas manusia di era sekarang tidak terlepas alat
bantu Smartphone. Namun penggunaan dalam kegiatan akademik
mahasiswa ada batasan penggunaan alat elektronik saat melakukan tes
ataupun ujian dilarang untuk menggunakan alat elektronik ini. Kebutuhan
yang sangat tinggi dan kemudahan akses merupakan hal utama
menyebabkan pengaruh kuat untuk menggunakan Smartphone akan

tetapi Smartphone juga memiliki pengaruh negatif bagi penggunanya


terutama apabila dipakai secara berlebihan
Menurut B. Santoso (2009: 2) menyatakan bahwa Banyak nya
keutungan non teknis yang bisa dibantah, mulai dari kemudahan
pemakaian, pernyataan status sosial, akses cepat, hingga penghematan
biaya mengganti SMS dengan chatting. Akan tetapi itu semua relatif,
tergantung penilaian subjektif setiap pengguna.
Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan penggunaan barang
elektronik yang berlebihan itu tidak baik. Namun dalam kebutuhan sehari
hari, mahasiswa memerlukan alat elektronik Smartphone untuk
membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas akademik dari kampus.
Tidak terlepas dari itu, penggunaan Smartphone untuk kegiatan bisnis
mahasiswa sebagai tambahan uang jajan mereka. Hal ini memberikan
dampak yang positif bagi kelancaran program akademik mahasiswa .
Namun

ada

juga

dampak

negatif

yang

ketergantungan akan sebuah alat elektronik.

ditimbulkan

contohnya

B.

Theory of Planned Behavior (TPB)


Teori perilaku perencanaan (theory of planned behavior atau
TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari theory of reasoned
action (TRA). Pada TRA niat perilaku (behavioral intention) dipengaruhi
oleh sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) dan norma
subyektif (subjective norm). Konstruk sikap terhadap perilaku akan
dijelaskan pada subbab TAM, sedangkan norma subyektif (subjective
norm)

adalah

persepsi

atau

pandangan

seseorang

terhadap

kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat


untuk

melakukan

atau

tidak

melakukan

perilaku

yang

sedang

dipertimbangkan. Norma subyektif berhubungan dengan faktor pengaruh


sosial seperti orang-orang disekitar individu.
Ajzen menambahkan sebuah konstruk yang sebelumnya tidak
ada di dalam TRA. Konstruk tersebut ditambahkan untuk mengontrol
perilaku yang dibatasi oleh keterbatasan-keterbatasan kurangnya
sumber daya untuk melakukan perilaku. Konstruk ini disebut dengan
kontrol

perilaku

(perceived

behavioral

control).

Kontrol

perilaku

(perceived behavioral control) didefinisikan sebagai kemudahan atau


kesulitan untuk melakukan perilaku (the perceived ease of difficulty of
performing the behavior) (Ajzen, 1991: 88). Kontrol perilaku (perceived
behavioral control) juga didefinisikan sebagai persepsi dan konstrukkonstruk internal dan eksternal dari perilaku (perception of internal and
external constructs of behavior) (Taylor dan Tood, 1995: 149).
Teori perilaku rencanaan (TPB) menunjukkan bahwa tindakan
manusia

diarahkan

oleh

tiga

macam

kepercayaan-kepercayaan.

Kepercayaan tersebut adalah : 1. Kepercayaan-kepercayaan perilaku


(behavioral

beliefs),

yaitu

kepercayaan-kepercayaan

tentang

kemungkinan terjadinya perilaku. Dalam TRA komponen ini disebut


dengan sikap (attitude) terhadap perilaku. 2. Kepercayaan-kepercayaan
normatif (normative beliefs), yaitu kepercayaan-kepercayaan tentang
ekspektasi-ekspektasi normative dari orang-orang lain dan motivasi
untuk menyetujui ekspektasi tersebut. Dalam TRA, komponen ini disebut
dengan norma-norma subyektif sikap (subjective norms) terhadap
perilaku. 3. Kepercayaan-kepercayaan kontrol (control beliefs), yaitu
kepercayaan-kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan
memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsi
dari faktor-faktor tersebut. Dalam TRA, konstruk ini belum ada dan
ditambahkan ke dalam TPB sebagai kontrol perilaku (perceived
behavioral control). 4.Teori perilaku rencanaan (theory of planned
behavior atau TPB) merupakan pengembangan dari teori tindakan
beralasan (theory of reasoned action atau TRA) inilah menjadi salah satu
teori dasar dari penelitian ini. Hubungan antar konstruk-konstruk TPB
dapat dilihat pada Gambar 1.

Sikap Terhadap Perilaku


( Attitude Toward
Behaviour)

Norma Subyektif
( Subjective Norm)

Niat Perilaku
( Behaviour
Intention)

Kontrol Perilaku
( Percevied Behaviour
Control)

Gambar 1 : Hubungan Antar Konstruk TPB

Perilaku
(Behaviour)

C. Technology Acceptance Model (TAM)

a. Definisi Technology Acceptance Model (TAM)


Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau
TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi
yang akan digunakan oleh pemakai. TAM dikembangkan oleh Davis et
al. berdasarkan model TRA. TAM menambahkan dua konstruk utama ke
dalam model TRA. Dua konstruk utama ini adalah persepsi kegunaan
(perceived

usefulness)

dan

persepsi

kemudahan

penggunaan

(perceived ease of use) (Davis et al, 1989: 320).


Kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh
ke niat perilaku (behavioral intention). Persepsi Kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) mempengaruhi persepsi kegunaan (perceived
usefulness). Model dari TAM dapat dilihat di Gambar 2
Persepsi
Penggunaan
(Perceived
Usefulnes)

Persepsi
kemudahan
penggunaan
(Perceived ease
of Use)

Sikap Terhadap
Perilaku
(Attitude
Toward
Behavior)

Minat Prilaku
(Behavioral
intention)

Gambar 2. Hubungan antar kostruk TAM

Perilaku
(Behavio
ur)

b. Konstruk-Konstruk di TAM
Technology Acceptance Model (TAM) TAM merupakan adaptasi
dari TRA yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1986. Tujuan TAM
lebih dikhususkan untuk menjelaskan perilaku para pengguna komputer
(computer usage behavior).
TAM

menggunakan

TRA

sebagai

dasar

teoritikal

untuk

menspesifikasi hubungan kausal antara dua kunci kepercayaan (belief)


yaitu persepsi manfaat (Perceive Usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (Perceieved Ease of Use). TAM jauh lebih spesifik
dibandingkan dengan TRA, karena TAM ditujukan hanya untuk perilaku
penggunaan teknologi komputer (Davis et.al,, 1986). Model TAM ini tidak
hanya bisa untuk memprediksi, namun juga bisa menjelaskan sehingga
peneliti dan para praktisi bisa mengidentifikasi mengapa suatu faktor
tidak diterima dan memberikan kemungkinan langkah yang tepat.
(http://pusattesis.com/technology-acceptance-model-tam/)
Tujuan

utama

dari

technology

acceptance

model

(tam) sesungguhnya adalah untuk memberikan dasar langkah dari


dampak suatu faktor eksternal pada kepercayaan intern (internal
beliefs), sikap (attitude) dan niat (intention). Tam dirancang untuk
mencapai tujuan tersebut dengan cara mengidentifikasi beberapa
variabel dasar yang disarankan pada penelitian sebelumnya yang setuju
dengan

faktor-faktor

secara cognitif dan affectif pada

yang
penerimaan

mempengaruhi
komputer

(computer

acceptance) dan menggunakan tra sebagai dasar teoritikal untuk


menentukan model hubungan variabel penelitian. Tam memposisikan

dua kepercayaan (beliefs), yaitu perceive usefulness dan perceieved


ease of use sebagai faktor utama perilaku penerimaan komputer
Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama dan belum
dimodifikasi menggunakan lima konstruk utama. Kelima konstruk
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Persepsi Penggunaan (perceived usefulness)
perceived usefulness (PU) didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
meningkatkan kinerja pekerjaannya (as the extent to which a person
believes

that

using

technology

will

enhance

her

or

his

performance.) Dengan demikian jika seseorang percaya bahwa


teknologi berguna maka dia akan menggunakannya. Penelitianpenelitian

sebelumnya

menunjukkan

bahwa

konstruk persepsi

penggunaan (perceived usefulness) mempengaruhi secara positif dan


signifikan terhadap penggunaan teknologi pada saat ini.
Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa
perceived usefulness (PU) merupakan konstruk yang paling banyak,
signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude), niat
(behavioral intention), dan perilaku (behavior) di dalam menggunakan
teknologi dibandingkan dengan konstruk-konstruk lainnya.

2. Persepsi kemudahan menggunakan (perceived ease of use)


Persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use)

didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa


menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (is the extent

to which a person believes that using a technology will be free of


effort.) Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang merasa percaya
bahwa teknologi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya
dan memamfaatkannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan bahwa konstruk
persepsi

kemudahan

penggunaan

(perceived

ease

of

use)

mempengaruhi persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap


(attitude), niat (behavioral intention), dan penggunaan sesungguhnya
(behavior).

3. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) atau sikap


menggunakan teknologi (attitude towards using technology)
Sikap

terhadap

perilaku

(attitude

towards

behavior)

didefinisikan oleh Davis et al. (1989: 319-339) sebagai perasaanperasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan
perilaku yang akan ditentukan (an individuals positive or negative
feelings

about

performing

the

target

behavior.)

Sedangkan,

(Mathieson 1991: 173-191) mendefinisikan sikap terhadap perilaku


(attitude towards behavior) sebagai evaluasi pemakai tentang
ketertarikannya menggunakan sistem (the users evaluation of the
desirability of his or her using the system.)
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap
(attitude) ini berpengaruh secara positif ke niat perilaku (behavioral
intention). Namun, menurut Ajzen dalam buku (Jogiyanto, 2008: 27),
banyak sekali perilaku-perilaku yang dilakukan oleh manusia di luar

kemauan kontrolnya. Perilaku tersebut dinamakan perilaku kewajiban


(mandatory behavior), perilaku yang diwajibkan adalah perilaku yang
bukan atas kemauannya sendiri tetapi karena memang tuntutan atau
kewajiban dari kerja.

5. Niat perilaku (behavioral intention) atau niat


menggunakan teknologi (behavioral intention to use)

perilaku

Niat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan


atau niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu.
Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai
keinginan atau niat (behavioral intention) untuk melakukannya.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa niat perilaku
(behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari penggunaan
teknologi oleh pemakai teknologi.
(http://pusattesis.com/technology-acceptance-model-tam/)
Dari penejelasan diatas dapat disimpulkan niat adalah suatu
perilaku yang mendasari seseorang melakukan sebuah kegiatan.
Keinginan tersebut membuat seseorang ingin menggunakan sejenis
alat bantu untuk membantu menyelesaikan masalah mereka. Dalam
hal ini niat penggunaan Smartphone dikalangan mahasiswa apakah
niat

mereka

menggunakan

Smartphone

dapat

mempermudah

kegiatan mereka di akademik selama menjalani masa perkuliahan.

6. Perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya


(actual technology use)
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh
seseorang. Dalam konteks penggunaan teknologi, perilaku (behavior)
adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi.
Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh
peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan
sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama persepsi pemakaian
(perceived usage).
Davis pada tahun 1989 menggunakan pengukuran pemakaian
sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et al. pada tahun 1995
menggunakan pengukuran persepsi pemakaian

(perceived usage)

yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi


dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya.

4. Integrasi TAM dan TPB


Pada penelitian-penelitian terdahulu mengenai teknologi, TAM
sering digunakan sebagai teori yang mendasari penelitian-penelitian
tersebut. Pada TAM variabel niat (intention) dipengaruhi oleh dua
variabel

utama

lainnya

yaitu

persepsi

menggunakan

(perceived

usefulness) dan persepsi kemudahan menggunakan (perceived ease of


use). Namun, TAM tidak memasukkan pengaruh dari faktor sosial dan
faktor kontrol pada perilaku penggunaan teknologi saat ini.
Padahal pada penelitian-penelitian selanjutnya diketahui bahwa
kedua faktor tersebut telah terbukti memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perilaku penggunaan teknologi. Faktor-faktor tersebut juga


merupakan penentu dari perilaku di teori perilaku rencanaan (theory of
planned behavior atau TPB). Di TPB, faktor sosial atau pengaruh sosial
disebut dengan norma subyektif (subjective norm) yang telah terbukti
mempengaruhi niat. Faktor kontrol di TPB adalah persepsi kontrol
perilaku (perceived behavior control) yang dimodelkan mempengaruhi
baik ke niat (intention) atau langsung ke perilaku (behavior).
Integrasi

TAM

dan

TPB

merupakan

sebuah

teori

yang

memasukkan kedua faktor TPB ke dalam model TAM sehingga


kelemahan pada model TAM yang tidak dapat mengontrol perilaku
pengguna teknologi dapat diatasi. Hal tersebut berarti model TAM dan
TPB dapat digunakan secara bersama-sama untuk menganalisis faktorfaktor penerimaan teknologi smartphone dalam kegiatan akademik
mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

D. Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang dilakukan Lisa Noor Ardhiani (2015) yang berjudul
analisis

faktor-faktor

penerimaan

penggunaan

quipperschool.com

dengan menggunakan pendekatan Technology acceptance model (tam)


dan theory of planned behavior (tpb) di sma negeri 7 yogyakarta
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan E-Learning
Konstruk

kemudahan

pengguna

persepsian

(perceived

use/PEOU) berpengaruh positif dan signifikan

ease

of

terhadap konstruk

kegunaan persepsian (perceived usefulness/PU) sebesar 56%..


Penelitian yang dilakukan Lutfi Parmuarip, Wildan Muslim, Yeni
Mulyani (2014) yang berjudul alasan penggunaan smartphone di
kalangan

mahasiswa

politeknik

negeri

Bandung.

Penelitian

ini

menyimpulkan alasan pengguna smartphone dikalangan mahasiswa


POLBAN adalah untuk media sosial dan pemanfaatan multimedianya
sebagai sarana mencari informasi, belajar, ataupun sekedar menjadi
hiburan bagi penggunanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Wihda Ayu Masyitoh (2010) dengan
judul penelitian penggunaan blackberry sebagai sarana akses informasi
di kalangan mahasiswa. Hasil analisis Penelitian ini mendeskripsikan
bahwa penggunaan blackberry dapat memberikan kemudahan bagi
mahasiswa fisip yaitu sebagai sarana akses informasi yang mereka
butuhkan secara up to date terutama informasi mengenai berbagai jenis
informasi yang dibutuhkan bagi para mahasiswa FISIP Universitas
Airlangga. Blackberry merupakan sebuah alat telekomunikasi dimana
hampir semua mahasiswa menggunakan media tersebut, setidaknya

mahasiswa fisip dapat memanfaatkannya sebagai media sharing


informasi secara lebih aktif.
Penelitian yang dilakukan

oleh Ina Astari (2006) dengan judul

penelitian Pengaruh penggunaan ponsel terhadap interaksi sosial remaja


( studi kasus SMUN 68 Jakarta ). Hasil analisis menunjukkan bahwa
tingkat penggunaan ponsel pada remaja cenderung tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media
hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi
remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga remaja
menggunakan ponsel cenderung pada waktu yang tidak tentu, tergantung
dari panggilan yang ada dan keinginan untuk mengisi waktunya.
Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut belum ada
penelitian

yang

menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

penerimaan teknologi dalam menggunakan Smartphone dengan model


integrasi TAM dan TPB. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna
dalam menggunakan Smartphone dalam kegiatan akademik di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

E. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah tentang
analisis faktor-faktor penerimaan teknologi Smartphone dalam kegiatan
akademik. Penelitian ini menggunakan gabungan model TAM dan TPB
sebagai kerangka pemikirannya. Berikut adalah diagram hubungan antara
konstruk-konstruk yang akan diuji dalam penelitian ini.

Persepsi
Kegunaan
(PU)

Persepsi
Kemudahan
Penggunaa
n
(PEOU)

Sikap Terhadap
Penggunaan
Teknologi
(ATU)

Norma
Subyektif
(SN)

Minat Perilaku
Menggunakan
Teknologi
(BIUS)

Persepsi
Kontrol
Perilaku
(PBC)

Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir


Dari diagram diatas dapat dijelaskan persepsi kegunaan (PU)
teknologi dapat mempengaruhi minat perilaku menggunakan teknologi.
Dalam hal ini Smartphone mempunyai banyak kegunaan dalam kegiatan
akademik. Khususnya dalam perkuliahan, kegiatan mahasiswa, dan
mengerjakan tugas dari dosen apakah kegiatan tersebut mempengaruhi
minat perilaku menggunakan teknologi (BIUS)

dan sikap perilaku

menggunakan teknologi (ATU) menggunakan Smartphone.

Kemudian persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) Smartphone


mempengaruhi persepsi kegunaan (PU) dan sikap terhadap penggunaan
teknologi (ATU) dalam kegiatan akademik mahasiswa. Setlah itu
penggunaan Smartphone terhadap Sikap terhadap penggunaan teknologi
(ATU) berpengaruh terhadap minat perilaku menggunakan teknologi
(BIUS). Terakhir norma subyektif (SN) dan persepsi kontrol dapat
mempengaruhi

minat

perilaku

menggunakan

teknologi

(BIUS)

Smartphone dalam kegiatan akademik mahasiswa.


Diagram kerangka berfikir tersebut memberikan gambaran
bahwa terdapat pengaruh dari sejumlah faktor-faktor penggunaan
Smartphone oleh mahasiswa di kegiatan akademik. Yaitu Persepsi
Kegunaan

,Persepsi

Kemudahan

Menggunakan,

Sikap

terhadap

Penggunaan Teknologi, Norma Subyektif, dan Persepsi Kontrol Perilaku


terhadap Minat Perilaku Menggunakan Teknologi.

F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir penelitian tentang hubungan antar
konstruk-konstruk seperti dalam subbab E, maka dirumuskan hipotesis
penelitian seperti yang terdapat variabel variabel yang berhubungan satu
dengan yang lainnya.
Pertama yaitu variabel H1 Persepsi Kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) mempunyai pengaruh positif terhadap persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan Smartphone dalam
kegiatan akademik mahasiswa. Penggunaan Smartphone dikalangan
mahasiswa apakah mempermudah kegiatan mahasiswa dalam kegiatan
akademik selama menjalani masa perkuliahan atau justru sebaliknya.
Kedua variabel H2 Persepsi Kegunaan (perceived usefulness)
mempunyai pengaruh positif terhadap sikap terhadap penggunaan
teknologi (attitude towards using technology)

dalam penggunaan

smartphone dalam kegiatan akademik mahasiswa. Apakah kegunaan


Smartphone dapat mempengaruhi sikap mahasiswa selama menjalani
masa kegiatan akademik.
Ketiga variabel H3 Persepsi kemudahan penggunaan (perceived
ease of use) mempunyai pengaruh positif terhadap sikap terhadap
penggunaan teknologi (attitude towards using technology) dalam
penggunaan Smartphone dalam kegiatan akademik mahasiswa. Selama
menjalani masa perkuliahan apakah mahasiswa mengalami perubahan
dalam menggunakan teknologi Smartphone.

Keempat variabel H4 Persepsi kegunaan (perceived usefulness)


mempunyai pengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan
teknologi (behavioral intention to use) dalam penggunaan Smartphone
dalam kegiatan akademik mahasiswa. Dalam hal ini apakah mahasiswa
cenderung

lebih

banyak

menggunakan

smartphone

dibandingkan

menggunakan alat bantu lainnya.


Kelima variabel H5 sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude
towards using technology) mempunyai pengaruh positif terhadap minat
perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use) dalam
penggunaan Smartphone dalam kegiatan akademik mahasiswa apakah
sikap mahasiswa sudah sesuai dengan minat mahasiswa menggunaka
smartphone dalam kegiatan akademik.
Keenam

variabel

H6

norma

subyektif

(subjective

norm)

mempunyai pengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan


teknologi (behavioral intention to use) dalam penggunaan Smartphone
dalam

kegiatan

akademik

mahasiswa

menggunakan

smartphone

selayaknya gadget yang lain namun apakah minat perilaku mahasiswa


menggunakan smartphone sudah sesuai dengan keadaan di kegiatan
akademik.

Anda mungkin juga menyukai