KELOMPOK 5 :
JULIANA
DIMASTYO M.A
MICHAEKL
Kelas
A. Pengertian Linkstate
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state.
Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state
adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari
link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link
state bekerja dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses
pengumpulan informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link
state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan
juga lebih menghemat bandwith.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang
ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan
kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal
ini sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi
yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan
algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka
(router) terkoneksi.
mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.
Protokol
a.
Akan
routing
cepat
link
state
merespon
memiliki
jika
beberapa
dijaringan
fungsi,
mengalami
yaitu:
perubahan
b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d.
Menggunakan
hello
packet
untuk
mencari
router
tetangga
membangun
database
topologi
yang
berisi
informasi
LSA.
Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan
alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu
akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung.
Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.
b. Topologi database
Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini
informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang
terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis dari
jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain.
Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini
bias
digunakan
untuk
menghitung
jalur
terbaik
pada
jaringan.
dengan
algorithma
Dijkstra.
d. SPF tree
Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk
sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur
terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang
pendek dan yang terbaik.
langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari
LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan
dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang
perubahan jaringan.
C. Routing information
Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan
mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal
ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari
sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka
SPF algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk
mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router
yang mati.
Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu
menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan
mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table
routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa
harus menunggu sejumlah waktu tertentu.
D. Algoritma routing link state
Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a.Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.
b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi
jaringan
c.Link
state
dibuat
berdasarkan
algorithma
Dijkstra
7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variablelenght Subnetmasking (VLSM)
bentuk
memory
jaringan
dan
yang
processor
pasti
state
jaringan yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat unggul dalam
penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link state membutuhkan
banyak memory dan processor.
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang
digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP).
Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan
dalamRFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga
terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang,
meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih
maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS.
Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali
digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma
routingARPANET.
Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information
Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite,
yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information
Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services
RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang mempekerjakan hop sebagai metrik
routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan
menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat
tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini,
bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop
16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat
diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.
Awalnya setiap router RIP mentransmisikan / menyebarkan pembaruan(update) penuh
setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak
signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata
mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah
diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing
update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktiknya. Sally Floyd
dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari
update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update
pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke
update timer interval dari setiap router.
RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk
mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa
fitur stabilitas RIP.
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length
Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran
berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan
harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat
RIP rentan terhadap berbagai serangan.
RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan
standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas,
maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan
spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan.
Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080,
adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat
itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
RIPv2
meng-encode hop
berikutnya
(next-hop)
ke
setiap entry
route,
RIPng
membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry
route .
Batasan
Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah.
Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam
jaringan RIP.
Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.
3.
Atur
router 2 dengan konfigurasi berikut