Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TROUBLESHOOTING JARINGAN

KD.2 ROUTING LINK STATE & RIP

KELOMPOK 5 :
JULIANA
DIMASTYO M.A
MICHAEKL

Kelas

: XII Teknik Komputer & Jaringan 2

PEMERINTAHAN KOTA BATAM


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BATAM
JL. Prof. DR. Hamka No. 1 Batu Aji, Batam-29422 Telp. (0778) 365903
2016

A. Pengertian Linkstate
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state.
Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state
adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari
link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link
state bekerja dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses
pengumpulan informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link
state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan
juga lebih menghemat bandwith.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang
ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan
kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal
ini sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi
yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan
algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka
(router) terkoneksi.

B. Fitur-fitur link state


Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju
ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best
pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router

mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.
Protokol
a.

Akan

routing
cepat

link

state

merespon

memiliki
jika

beberapa

dijaringan

fungsi,

mengalami

yaitu:

perubahan

b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d.

Menggunakan

hello

packet

untuk

mencari

router

tetangga

a. Link State Advertisements


Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA
akan dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung.
Saat terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka
router yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing
router

membangun

database

topologi

yang

berisi

informasi

LSA.

Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan
alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu
akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung.
Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.

b. Topologi database
Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini
informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang
terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis dari
jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain.
Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini

bias

digunakan

untuk

menghitung

jalur

terbaik

pada

jaringan.

c. Algorithma SPF (Shortest Path First)


Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari
algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan
routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk
mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga bias
disebut

dengan

algorithma

Dijkstra.

d. SPF tree
Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk
sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur
terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang
pendek dan yang terbaik.

e. Menentukan routing table


Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan
jaringan (network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state
inilah sebuah raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di
jaringan.
Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai
berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari
hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang
mati atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung

langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari
LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan
dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang
perubahan jaringan.
C. Routing information
Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan
mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal
ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari
sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka
SPF algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk
mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router
yang mati.
Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu
menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan
mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table
routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa
harus menunggu sejumlah waktu tertentu.
D. Algoritma routing link state
Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a.Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.
b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi

jaringan
c.Link

state

dibuat

berdasarkan

algorithma

Dijkstra

Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat


dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma
SPF akan menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun
logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi
ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam
protokol link state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF
untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface yang
digunakan telah di data dalam table routing.

E. Kelebihan dan kekurangan link state


a. Kelebihan link state
1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih
jalurnya di dalam jaringan
2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan
bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu
waktu tertentu
3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang
jaringan yang akan digunakan
4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena
LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan
5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan
bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk
menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik
6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta
(mapping) selama masih dalam satu jaringan

7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variablelenght Subnetmasking (VLSM)

b. Kerugian dari link state protocol


1.Membutuhkan banyak
2.Membutuhkan

bentuk

memory

jaringan

dan
yang

processor
pasti

3.Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing


link

state

4.Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri


jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data
F. Perbandingan dengan distance vector
Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung
dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state
mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini
membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam
link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada
router yang mati, maka router lain akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak
perlu waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula
table routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat sekali
penyatuan jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link state
mendukung adanya VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk membuat

jaringan yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat unggul dalam
penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link state membutuhkan
banyak memory dan processor.
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang
digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP).
Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan
dalamRFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga
terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang,
meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih
maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS.
Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali
digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma
routingARPANET.
Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information
Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite,
yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information
Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services
RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang mempekerjakan hop sebagai metrik
routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan
menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat
tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini,

bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop
16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat
diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.
Awalnya setiap router RIP mentransmisikan / menyebarkan pembaruan(update) penuh
setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak
signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata
mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah
diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing
update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktiknya. Sally Floyd
dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari
update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update
pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke
update timer interval dari setiap router.
RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk
mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa
fitur stabilitas RIP.
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length
Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran
berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan

harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat
RIP rentan terhadap berbagai serangan.
RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan
standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas,
maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan
spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan.
Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080,
adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

Dukungan dari jaringan IPv6.

RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat
itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.

RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;

RIPv2

meng-encode hop

berikutnya

(next-hop)

ke

setiap entry

route,

RIPng

membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry
route .

Batasan

Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah.
Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.

Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam
jaringan RIP.

Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).

RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

1. Atur ip pc pertama dengan konfigurasi berikut.

2. Atur Router 1 dengan konfigurasi berikut

3.
Atur
router 2 dengan konfigurasi berikut

4. Atur pc kedua dengan konfigurasi berikut

5. Atur konfigurasi ip pc kedua dengan konfigurasi berikut ini

6.Konfigurasi pada router dengan cli

Masuk ke mode cli pada router1 dan router2

Anda mungkin juga menyukai