Anda di halaman 1dari 8

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

LEGO PECAHAN
Oleh : Asep Rosadi
=======================================
A. Nama Media : LEGO PECAHAN
B. Fungsi
Fungsi media LEGO PECAHAN adalah untuk mempermudah mengajarkan konsep
pecahan serta penjumlahan dan pengurangan pecahan.
C. Kelas : VI
D. Bentuk Media

E. Cara Menggunakan
1. Mengajarkan Konsep Pecahan
Tugas Membagi
Pada bagian ini siswa diajak untuk membagi lego menjadi bagan-bagian yang
sama besar. Hal ini dimaksudkan untuk membantu anak untuk mengkonstruksi
ide tentang bagian-bagian pecahan dari keseluruhan (satu). Bagian-bagian
yang terjadi jika satu unit telah dibagi menjadi bagian-bagian dengan ukuran

yang sama atau bagian-bagian yang adil. Siswa kelihatannya memahami ide
tentang memisahkan sebuah kuantitas menjadi dua bagian atau lebih bagian
untuk dibagi secara adil di antara teman-temannya. Pada akhirnya mereka

Setengah
Hasilnya

Atau

Setengah
2. Bagilah 1 lego ini menjadi lima bagian sama besar.

Setengah

Setengah

membuat hubungan antara ide pembagian yang adil dan bagian pecahan.
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Bagilah 1 lego ini menjadi dua bagian sama besar.

Satu
Hasilnya

3. Bagilah 2 lego ini menjadi tiga bagian sama besar.


Satu
Seperlima
Hasilnya

Satu

Sepertiga

Sepertiga

4. Bagilah 4 lego ini menjadi enam bagian sama besar.

Satu
Konsep Bilangan
atas dan bilangan bawah
Hasilnya
Cara menulis pecahan dengan bilangan atas dan bilangan bawah dan garis
diantaranya merupakan
persetujuan-kesepakatan
untuk menyajikan
pecahan.
Seperenam
SetengahSetengah
Setengah
Van de Walle (2007: 41) menyatakan, Bilangan atas merupakan bilangan
pembilang. Bilangan ini menyatakan berapa banyak kita telah membilang.
Bilangan ini menyatakan berapa banyak bagian yang telah kita diskusikan.
Bilangan ini membilang banyaknya bagian. Sedangkan bilangan bawah
menyatakan apa yang sedang dibilang. Bilangan ini menyatakan bagian
pecahan apa yang sedang dibilang. Jika bilangan tersebut 4, maka berarti kita

sedang membilang seperempatan; jika bilangan ini 6, maka kita sedang


membilang seperenam; dan seterusnya. Selain itu Smith (dalam Van de
Walle, 2007: 42) juga menyatakan, kita perlu melihat bilangan bawah sebagai

pembagi sedangkan bilangan yang atas sebagai pengali. Yakni,

3
4

adalah

tiga kali apa yang anda peroleh ketika anda membagi menjadi empat bagian.
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut:
Lima Seperempatan
Satu

Tiga Seperempatan

Lebih dari satu atau kurang dari satu?


Berapa banyak yang kita perlukan untuk membuat keseluruhan/satu?

Tujuh Belas Seperdelapa

Jika Pesegi pada gambar di samping adalah satu. Buatlah satu-seperempatan, enam seperdelapanan, lima

Satu

Jika
lego di atasSeperti
menyatakan
seperenaman.
Sepert
Jika lego di samping menyatakan
sepertigaan.
apa yang
menyatakan
satu?

Jika lego di atas menyatakan satu. Pecahan apa yang di


Jika lego di atas menyatakan satu.
Pecahan apa yang dinyatakan oleh lego
Jika lego di atas menyatakan dua-sepertigaan. Seperti
apa yang menyatakan satu?
di bawahnya?

Mengajarkan Konsep Pecahan Ekuivalen


Menurut Van de Walle (2008: 50), Konsep: dua pecahan adalah ekuivalen
jika keduanya menyatakan kuantitas atau jumlah yang sama, jika keduanya
adalah bilangan yang sama. Algoritma: untuk memperoleh pecahan untuk
memperoleh pecahan yang ekuivalen kalikan (atau bagi) bilangan atas dan
bilangan bawah dengan bilangan yang sama, tetapi bukan nol. Pada kegiatan
ini akan diajarkan konsep pecahan ekuivalen sebagai pengantar untuk
memahami algoritma pecahan ekuivalen. Pendekatan umum untuk membantu
siswa memahami pecahan ekuvalen adalah menyuruh mereka menggunakan
model untuk menemukan nama-nama berbeda untuk pecahan.
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut.

1
Tidak sama
Pada1 kegiatan di atas siswa akan ditekankan bahwa
meskipun pecahan sama
2
2
belum tentu sama nilainya. Semua bergantung kepada besar keseluruhannya.
Selain itu, kita tidak dapat membandingkan kedua pecahan tersebut.
Selanjutnya siswa akan disajikan sebuah lego berukuran besar kemudian akan
dipotong menjadi beberapa bagian. Siswa akan mencari pecahan-pecahan
yang sama dengan potongan lego tersebut.

1 2
=
3 6

1 6
=
3 18

1 3
=
3 9

1 12
=
3 36

2. Mengajarkan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan


Dalam kegiatan ini siswa dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya
akan mencoba menjumlahkan dan mengurangkan beberapa pecahan. Siswa dapat
menggunakan berbagai cara agar menemukan hasil dari penjumlahan dan
pengurangan pecahan tersebut, tentunya dengan bantuan lego. Guru membantu
dalam menemukan hasil dari penjumlahan pecahan tersebut. Setelah kegiatan ini
siswa disarankan bahwa untuk

penggunaan pecahan yang ekuivalen dapat

menjadi alat yang lebih mudah daripada model yaitu lego atau model lainnya.
Konsep Penjumlahan
1 3
+ =
1) 6 6
Penyelesaian:

1 6

+ =
2) 2 8
Satu
Penyelesaian:

1
6

3
6

4
6

Satu
atau
3)

1 3
+ =
3 4

=
=

+
+

=
=

Penyelesaian:

Satu

+
+
1 3
2 + =

Atau

4)

=
=

=
=

6 4

Penyelesaian:

Satu

Atau

5)

1
1
2 +3 =
3
5
Penyelesaian:

Konsep Pengurangan

F. Inovasi dari LEGO PECAHAN


Dalam mengajarkan konsep pecahan, sudah banyak cara yang saya lakukan supaya
siswa paham dan tidak salah dalam mengoperasikannya. Adapun cara yang sudah
dilakukan adalah:
1. Menggunakan kertas pecahan,
2. menggunakan balok kayu,
3. menggunakan lingkaran pecahan.
Dari tiga cara yang sudah dilakukan cara terakhir yaitu kartu bertanda yang hasilnya
cukup memuaskan. Siswa yang membuat kartu tersebut dari kertas dan memberi tanda
(+) dan (-). Sangat sederhana. Meskipun begitu, ada kekurangannya yaitu:
a. Agak sulit diperagakan di depan kelas karna tidak ada
media untuk
menempelkannya. Jika ditempel di papan tulis dengan isolasi, tidak praktis dan
kartu tersebut akan sobek jika dipindahkan.
b. Tidak permanen/tidak awet karna bahannya dari kertas sehingga jika diajarkan
kembali di tahun berikutnya, harus dibuat ulang.
c. Kartu dengan nilai = 0 tidak menyatu, harus diambil satu kartu positif dan satu
kartu negatif. Kurang praktis teknisnya dalam mengurang atau menambah
d. Bentuknya kurang menarik.

Lalu terfikir bagaimana supaya kartu tersebut bisa dipakai selamanya. Bagaimana
supaya kartu tersebut bisa juga digunakan untuk menjelaskan di depan kelas, selain
siswa bisa mencoba sendiri. Bagaimana supaya kartu positif dan negatifnya menyatu
supaya praktis menambahkan nol dalam mengurang dan menjadikan nol dalam
menambah. Bagaimana jika bentuk medianya diubah supaya siswa tertarik akan
pembelajaran bilangan bulat.
Akhirnya Kartu Bertanda saya inovasi bentuknya menjadi KEPING PLUS MIN
Dibanding dengan media yang sudah ada dan konsepnya sama, KEPING PLUS
MIN memiliki keunggulan diantaranya :
1. Awet karena bahannya dari kayu,
2. Praktis karena keping plus dan keping minus bisa disatukan dan dilepaskan
dengan adanya magnet
3. Mudah dalam menjelaskan cara menggunakannya di depan kelas karena
dilengkapi dengan papan whiteboard yang ukurannya kecil
4. Bentuknya menarik, jika disatukan akan berbentuk bulat atau lingkaran yang
menunjukkan nialnya nol.
=========================================

Anda mungkin juga menyukai