BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah rangkaian listrik biasanya terdapat istilah yang dikenal dengan arus listrik,
tegangan dan hambatan.. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran inilah yang disebut dengan arus.
Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang ada di antara titik rangkaian listrik tersebut.
Untuk menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang ada dalam sebuah rangkaian listrik
diperlukan sebuah praktikum yang dapat membuktikannya.
Dengan melakukan praktikum yang berjudul Hukum Ohm ini kita dapat mengetahui dan
mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus pada suatu rangkaian dan dapat digunakan
untuk mengetahui sebuah hambatan listrik tanpa harus menggunakan alat yang dinamakan
ohmmeter.. Selain itu materi tentang hukum ohm ini sangat berguna khususnya yang mendalami
kelistrikan. Karena dengan adanya hukum ohm kita dapat mengerti tentang kelistrikan. Untuk itu
kita harus mempelajari lebih dalam tentang Hukum Ohm dengan cara mempraktekkannya dalam
percobaan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian?
1.3 Tujuan
Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian
1.4 Definisi Istilah
Tegangan
: perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik.
Dielektrik
hampir tidak ada
Polarisasi
: suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan
: suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya yang acak
Semi-konduktor
sebagai penghantar, juga tidak layak disebut sebagai bukan penghantar (Isolator).
Arus listrik : banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu
Resistor
Resistansi
merupakan
beda
adalah
arus
yang
lewat
pada
.
.
V
Dari persamaan yang di atas, kelihatan sekali bahwa R (hambatan) dinyatakan dalam satuan SI
sebagai Volt/ampere atau m2kg s-1C-2 dan disebut Ohm (). Jadi satu Ohm adalah tahanan suatu
konduktor yang dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt di
ujung-ujung konduktor tersebut. Arus dinyatakan dengan Ampere, bersimbol I. Tegangan
dinyatakan dengan volt, bersimbol V atau E (Alonso, 1979:76-77).
Hukum Ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.
Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri. Yang dimaksud dengan rangkaian
tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung ke ujung atau dalam suatu rantai.
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu ,
diperlukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap
tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir
(Hayt, 1991 )
Komponen Ohm dan Non-Ohm
Secara tegas, hukum ohm hanya berlaku untuk resistor karena pada resistor I adalah
sebanding dengan V untuk seluruh nilai I dan V. Komponen yang memenuhi hukum
kesebandingan I dan V disebut komponen ohmic, yang dicirikan oleh grafik I V berbentuk garis
lurus condong ke atas melalui titik asal. Dalam banyak komponen, hambatan yang didefinisikan
oleh V = I.R tidaklah konstan tetapi bergantung pada nilai-nilai V dan I. komponen-komponen
seperti ini sebut komponen non-ohmic grafik I terdapat V untuk komponen-komponen seperti ini
tidak linier.
Besarnya hambatan suatu penghantar ditentukan oleh panjang (I), penampang (A)
dan hambatan jenis (P) penghantar secara matematis hubangan tesebut ditulis sebagai
berikut :
Penampang kawat umumnya berbentuk lingkaran, sehingga luas penampang.
Keterangan :
Pt : Hambatan jenis akhir
P : Hambatan jenis awal
: koefisien suhu hambatan jenis
: perubahan suhu
Pada umumnya hambatan kawat juga akan naik jika suhunya bertambah dalam suatu batas
perubahah suhu tertentu, perubahan fraksi hambatan
perubaha suhu (
dibandingkan dengan
) sehingga :
Oleh karena hambatan penghantar sebanding dengan hambatan jenis, maka didapat
persamaan berikut :
(http://www.scribd.com/doc/)
Susunan Seri dan Paralel
Hambatan listrik suatu penghantar dapat disusun secara seri atau paralel. Dan dapat pula
disusun dengan cara gabungan antara susunan seri dan paralel.
A. Susunan Seri
Hambatan pengganti dari n hambatan listrik yang disusun secara seri dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
R5 = R1 + R2 + R3 + .. Rn
B. Susunan Paralel
Hambatan penganti dua komponen R1 dan R2 yang disusun secara paralel dapat dihitung
lebih cepat dengan persamaan khusus, yaitu :
Secara umum untuk komponen-komponen yang disusun paralel, kebalikan atau pengganti paralel
sama dengan jumlah dari kebaikan tiap-tiap hambtan.
Penyerapan Daya
Beberapa kemasan resistor yang berbeda serta symbol rangkaian yang paling umum digunakan
untuk menggambarkan sebuah resistor. Perkalian antara v dan i akan menghasilkan daya yang
diserap oleh resistor. Jadi, v dan i dipilih untuk memenuhi kesepakatan tanda pasif. Daya yang
diserap secara fisika akan muncul sebagai panas dan atau cahaya dan selalu berharga positif.
Resistor (positif) merupakan elemen pasif yang tidak dapat mengirimkan atau menyimpan daya.
Ungkapan lain untuk menunjukkan besarnya daya yang diserap adalah.
P= vi =i2 R = v2/R
P
: daya (watt)
: tegangan (volt)
I
: arus (ampere)
Contoh resistor
Konduktansi
Untuk resistor linear, rasio antara arus dan tegangan merupakan sebuah bilangan konstan
yaitu,
=
Di mana G disebut sebagai konduktansi. Satuan SI nya adalah Siemens (S).
Resistansi dapat digunakan sebagai dasar untuk mendefinisikan dua istilah umum yaitu
hubung singkat dan hubung terbuka. Kita definisikan hubung singkat sebagai resistansi nol ohm,
sehingga karena v= i R maka tegangan hubung singkat haruslah sama dengan nol meskipun
arusnya bernilai berapapun.sedangkan hubung terbuka sebagai resistansi tak berhingga sehingga
berdasarkan hukum ohm arusnya haruslah sama dengan nol tanpa mempertimbangkan berapapun
besarnya tegangan hubung terbuka (Durbin, 2005 : 22-26).
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Nama Alat/Bahan
Jumla
Nama Alat/Bahan
h
Meter Dasar 90/Basicmeter
Kabel Penghubung Merah
Kabel Penghubung Hitam
Hambatan tetap 100
Papan Rangkaian
Jumla
h
2
3
3
1
1
Potensiometer 50 k
Saklar 1 tutup
Jembatan Penghubung
Catu Daya
1
1
1
1
voolt, baca kuat arus pada amperemeter dan catat hasilnya ke dalam table hasil pengamatan
Ulangi langkah c dengan tegangan potensiometer yang berbeda, kemudian catat hasilnya ke
dalam table pada hasil pengamatan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Data
No
1 3
2
3 9
Tegangan
sumber (v)
volt
6 volt
volt
Tegangan
(10 volt)
2,4 volt
5.2 volt
7.4 volt
3.2. Perhitungan
a. Dik: v = 3 volt
I = 6 MA = 6X10-3 A
Dit: R...?
Jawab: V = I.R
R = V/ I
R= 2,4 Volt/ 6x10-3 A
R= 400
a. Dik: v = 5,2 volt
I = 16 MA = 16X10-3 A
Dit: R...?
400
325
330
Jawab: V = I.R
R = V/ I = 5,2
16x10-3
=325
Dik: v = 7,4 volt
I = 22 MA = 22X10-3 A
Dit: R...?
Jawab: V = I.R
R = V/ I
R= 7,4 Volt
22x10-3 A
R= 330
3.3 Pembahasan
Percobaan Hukum Ohm ini bertujuan mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat
arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Pratikum ini menggunakan beberapa alat yaitu
basicmeter, kabel penghubung merah dan hitam, papan rangkaian, jembatan penghubung, saklar
satu kutub, kapsitor, dan catu daya. Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama
walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I V atau V I,
Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang
kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V
adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu
perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut
hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Ketika catudaya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu dihidupkan, maka
didapatkan nilai kuat arus dan tegangan. Besarnya tegangan dan kuat arus dapat dilihat dari
angka yang ditunjukkan oleh Voltmeter dan Amperemeter. Dimana ampermeter di rangki secara
seri dan voltmeter dirangkai secara paralel.
Hukum ohm menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan antara perbedaan potensial V antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan
listrik R dari konduktor antara dua titik.
Pada pratikum ini, hipotesis saya adalah hubungan antara tegangan dan kuat arus yang
mengalir dalam sebuah rangkaian yaitu kuat arus sebanding dengan besar tegangan atau
dituliskan
I V
atau dapat dituliskan hubungan kuat arus dan tegangan yaitu
R=
Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere
atau m2 kg s-1 C-2 , dan disebut ohm (). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor yang
dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-ujung
konduktor tersebut
Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi
hambatan, yakni V=IR. Sering hubungan ini dinamai hokum ohm. Akan tetapi, Ohm juga
menyatakan, bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada V maupun I. Bagian
kedua hokum ini tidak seluruhnya benar.
Hubungan V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial
antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah
hambatan (resistansi) resistor tersebut
Pada pratikum ini, tegangan sumber yang kami gunakan adalah 3,6,9 volt.Tegangan dan
kuat arus yang dihasilkan adalah :
Tegangan sumber 3 volt
Dengan tegangan sumber 3 volt, tegangan yang diperoleh sebesar 2,8 volt, dan
kuat arus yang diperoleh adalah 16 A. Dengan menggunkan rumus : R = V/I, maka hambatan (R)
yang diperoleh adalah 0,175 .
Tegangan sumber 6 volt
Dengan tegangan sumber 6 volt, tegangan yang diperoleh sebesar 4,8 volt, dan
kuat arus yang didapat 32 A. Sehingga hambatan yang diperoleh adalah 0,17 .
dengan
kuat
arus
dimana
berbanding
lurus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. tegangan (V) sebanding dengan kuat arus listrik (I) di mana semakin besar tegangan (V) maka
semakin besar pula kuat arus (I) yang dihasilkan
2.
Hukum Ohm adalah Perbandingan antara perbedaan potensial V antara dua titik dari
konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini
3.
4.2 Saran
1. Hendaknya praktikan lebih menguasai langkah-langkah percobaan dan materi yang diberi
2. Hendaknya praktikan tidak tergesa-gesa dalam mengambil/ memperoleh data saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso,dkk. 1979. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Durbin,dkk. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga
Hayt, Wiliam.1991. Rangkaian Listrik edisi keenam Jilid 1. Jakarta : Erlangga
http://www.scribd.com/doc/87526195
DAFTAR PUSTAKA
Bueche,Frederick J.2006.Schaum Outline of Theory and Problems of College
Physic.Jakarta:Erlangga.
Purwandari,Endhah.2013.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember:Universitas Jember.
Sutrisno.1984.Seri Fisika Dasar.Bandung:ITB.
Soedjojo,Peter.1986.Azas-Azas Ilmu Fisika.Jogjakarta:Universitas Gadjah Mada.
Zemansky,Sears.1988.Fisika Dasar untuk Universitas.Jakarta:Bina Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga
Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga
Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Yogyakarta: kanisius
(062113032)
(062113034)
(062113006)
KELOMPOK KELAS A
TANGGAL PRAKTIKUM
3 MEI 2014
ASISTEN PRAKTIKUM
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang sudah memeberikan rahmat dan
karunia- NYA, kita masih diberikan banyak nikmat terutama nikmat iman dan
islam serta nikmat sehat hingga kini kita rasakan sehingga kita masih bisa
beraktivitas seperti biasa. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
uswatun hasanah kita yakni Nabi Muhammmad SAW. Beserta keluaraga ,
sahabat dan kita selaku umatnya hingga yaumil Qiyamah. Laporan ini
membahas tentang Multimeter dan Hukum Ohm.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Dra. Tri Rahma, M.Si. dan ibu
Risa Ratimanjari, S.Si. selaku asisten dosen mata kuliah Fisika yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Mudah mudahan ilmu yang bapak
sangat
penulis
harapkan
untuk
penyempurnaan
makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung kami. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. i
DAFTAR ISI . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan 1
1.2 Dasar Teori . 1
BAB II ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat dan Bahan 6
BAB III METODE PERCOBAAN.... .... 7
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Pengamatan ... 8
4.2 Perhitungan .... 9
BAB V PEMBAHASAN .. 12
BAB VI SIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mempelajari cara penggunaan multimeter
2. Mempelajari teknik pengukuran dalam rangkaian
3. Mempelajari berlakunya Hukum Ohm dalam rangkaian listrik sederhana
1.2 Dasar Teori
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir
dalam satuan watu dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut
bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya.Muatan adalah satuan
terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom
terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifatnetral) yang dikelilingi oleh
muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Persamaan Arus listrik :
Keterangan : I = Kuat arus listrik (A)
Q = Muatan listrik (C)
t = Waktu (s)
Arus dapat digolongkan atas dua macam, yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC).
a. Arus Searah (DC)
Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja dengan harga konstanta.
Salah satu sumber arus searah adalah batere. Di samping itu arus searah dapat diperoleh dengan
menggunakan komponen elektronik yang disebut Dioda pada pembangkit listrik arus bolak-balik
(AC).
b. Arus Bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan arah bolak-balik. Arus ini bisa
juga disebut arus tukar sebab polaritasnya selalu bertukar-tukar. Juga dapat disebut dengan arus
AC sebagai istilah singkatan asing (Inggris) yaitu Alternating Current. Sumber arus listrik bolakbalik adalah pembangkit tegangan tinggi seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan generator.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Adapun bunyi hukum ohm
sendiri adalah besarnya kuat arus berbanding lurus dengan beda potensial & berbanding
terbalik dengan hambatan hambatan.
Persamaan Hambatan :
Keterangan : R = Hambatan (Ohm)
V = Beda potensial/tegangan (V)
I = Kuat arus listrik (A)
Dengan kata lain, hambatan merupakan penahanan atau perlawanan yang diterima oleh
elektron-elektron yang mengalir pada sebuah penghantar oleh molekul-molekul yang ada di
dalamnya. Setiap penghantar memberikan penahanan aliran arus listrik. Penahanan tersebut
disebabkan oleh:
Tiap-tiap atom menahan perpindahan elektron yang terjadi pada perlawanan terhadap
elektron kearah luarnya.
Benturan elektron-elektron dan atom tidak terhitung pada sebuah penghantar.
Besar kecilnya tahanan yang ada pada sebuah penghantar ditentukan oleh:
Jenis Penghantar. Semakin besar hambat jenis, semakin besar tahanan dan semakin kecil
hambat jenis, semakin kecil tahanan.
Panjang Penghantar. Semakin panjang penghantar / kawat, maka besar tahanan /
perlawanannya.
Penampang Penghantar. Semakin besar penampang kawat (diameter kawat), semakin kecil
perlawanannya.
Suhu Penghantar. Semakin kecil suhu (panas) yang muncul, semakin kecil nilai tahanan.
Tetapi semakin panas akan semakin besar tahanan sebuah penghantar.
Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke
dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang mendorongnya dibagi
dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya arus (I), tegangan
(V) dan hambatan (R).
Persamaan :
V = I R
digunakan multimeter analog ABB MA 2H. Walaupun penampilan suatu multimeter berbeda
dengan multimeter lain, namun pengetahuan akan suatu jenis multimeter akan sangat membantu
dalam mempelajari cara penggunaan multimeter secara umum.
Gambar multimeter diatas dengan beberapa bagian penting pada lubang 1 sampai lubang
5. Lubang-lubang itu digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan alat dengan bagian yang
akan diukur, dengan rincian sebagai berikut :
Lubang 1 adalah ground yang selalu digunakan untuk sebagai pengukuran.
Lubang 2 digunakan pada pengukuran arus AC dan DC hingga 15 A.
Lubang 3 untuk pengukuran tahanan.
Lubang 4 untuk pengukuran tegangan AC dan DC hingga 1000 V.
Lubang 5 untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas ukur 1,5 A (untuk arus), dan
500 V (untuk tegangan).
Tombol 7 adalah untuk memilih jenis besaran yang hendak diukur dengan berbagai batas
ukurnya. Batas ukur berarti harga maksimal besaran yang dapat diukur oleh alat . Bila harga
besaran yang hendak diukur melebihi batas ini, maka alat akan rusak. Sebaliknya bila harga
besaran jauh dibawah batas ukur, maka pengukuran menjadi tidak teliti. Misalnya hendak diukur
tegangan yang diperkirakan berharga 40 V, maka batas ukur yang sesuai adalah 50 V. Bila harga
besaran yang hendak diukur tidak diketahui, maka cara paling aman adalah memilih batas ukur
paling tinggi, kemudian menurunkannya bila ternyata harga besaran dibawah batas tersebut.
Tombol 8 adalah tombol untuk menera alat. Pada layar terdapat tiga bagian skala, yaitu
skala tegangan dan arus DC yang terletak paling atas, tegangan dan arus DC terletak ditengah,
dan tahanan terletak paling bawah. Layar skala ini dilengkapi dengan cermin untuk membantu
agar pembacaan dapat tegak lurus diatas jarum teliti. Pembacaan akan benar bila mata pembaca
tepat tegak lurus diatas jarum petunjuk, sehingga bayangan jarum dicermin tidak terlihat karena
tertutup oleh jarum. Pada alat ukur ini tanda ( - ) berarti AC, dan tanda ( -- ) berarti DC.
Resistor yang tersedia biasanya diketahui nilainya melalui pita warna yang ada pada
permukaan resistor tersebut.
Tabel 1.1 Pita Warna Resistor
Warna
Hitam
Angka I
0
Angka II
0
Angka III
Toleransi
-
Cokelat
Merah
Jingg
Kuning
1
2
3
4
1
2
3
4
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tak berwarna
5
6
7
8
9
-
5
6
7
8
9
-
5%
10%
15%
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat dan Bahan
Multimeter Abb MA 2H
Voltmeter
Amperemeter
Tahan geser
Kabel penghubung
Resistor
Kawat tahanan
Catu daya DC
BAB III
METODE PERCOBAAN
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
d.
Percobaan I
Ditera multimeter sebelum digunakan.
Digunakan batas ukur yang sesuai.
Diukur tegangan dari sumber listrik PLN dengan hati hati.
Percobaan II
Ditera multimeter sebelum digunakan.
Digunakan batas ukur yang sesuai.
Diukur tegangan keluaran dari power supply.
Dalam keadaan terhubung dengan multimeter, diatur tombol pengatur keluaran power supply
masing resistor.
Dibuat rangkaian resistor seri dan paralel.
Diatur voltmeter dan amperemeter pada batas ukur kecil.
Dinyalakan catu daya.
Ditabelkan hasil perhitungan resistor pada tabel pengamatan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Nama Percobaan
Tanggal Percobaan
Nama Asisten
Nama Mahasiswa
: 1. Aini Yunanda
2. Yuspiter Ndruru
3. Indah Melyta sari
(062113032)
(062131034)
(062113006)
Keadaan ruangan
P (cm)Hg
T( C)
C (%)
Sebelum percobaan
75.6 cmHg
26 C
71 %
Sesudah percobaan
75.7 cmHg
26.5 C
65 %
= 185 V
= 0,9 V
Vmaks
= 4,95 V
Warna
()
()
.
1.
2.
3.
14.95 15.05
9500 10500
2755 - 3045
15
10000
2900
()
200
200
()
200
200
V (volt)
2
4
I (A)
0.01
0.02
0.015
200
200
()
50
50
50
()
43.4826087
45.45454545
44.46857708
V (volt)
1
1.5
1.25
I (A)
0.023
0.033
0.028
4.2 Perhitungan
1. Mengukur tegangan AC/PLN
= hasil pengukuran
= 37
= 185 V0lt
2. Mengukur tegangan DC/power supply
= hasil pengukuran
= 3
= 0,9 Volt
= hasil pengukuran
= 16,5
= 4,95 Volt
3. Mengukur nilai hambatan
Coklat, hijau, hitam, emas
1
5
100
5%
0
= 15 . 10 5%
= 15 .
= 15 0.05
= (15 0.05) = (15 + 0.05)
= 14,95
= 15,05
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas 14,95 15,05
Coklat, hitam, jingga, emas
1
0
103
5%
3
= 10 . 10 5%
= 10000 10000 .
= 10000 500
= (10000 500)
= (10000 + 500)
= 9500
= 10500
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas adalah 9500- 10500
Merah, putih, merah, emas
2
9
102
5%
2
= 29 . 10 5%
= 2900 2900 .
= 2900 145
= (2900 145)
= (2900 + 145)
= 2755
= 3045
Jadi, nilai diatas untuk resistor diatas adalah batas adalah 2755 3045
4. Mengukur resistor Rangkaian seri (warna : C, H, C)
Percobaan I
V = 2 volt
I = 0,01 A
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
R = R 1 + R2
= 100 + 100
= 200
=
= 200
Percobaan II
V = 4 volt
I = 0,02 A
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
R = R 1 + R2
= 100 + 100
= 200
=
= 200
=
= 3 volt
=
= 0,015 A
hitung
=
= 200
ukur
=
= 200
V = 1 volt
I = 0,23 A
Rhitung
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
= +
= +
=
100
=2
=
= 50
=
= 43,482
Percobaan II
V = 1,5 volt
I = 0,033 A
Rhitung
= x hasil pengukuran
= x 50
= 100
= +
= +
=
100
=2
=
= 50
=
= 45,454
=
= 1,25 volt
=
= 0,028 A
hitung
=
= 50
ukur
=
= 44, 468
5. Grafik
V (volt)
I (A) 102
BAB V
PEMBAHASAN
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang gejala alam melalui
pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenaran secara empiris melalui panca indera
karena itu pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsepkonsep fisika. Pengukuran dilakukan langsung untuk mengetahui kuantitas besaran-besaran
fisika seperti yang sudah dibahas dalam besaran dan pengukuran.
Pada percobaan kali ini Multimeter dan Hukum Ohm yang berhubungan dengan caracara mengukur tegangan, arus dan tahanan dengan menggunakan beberapa alat. Alat-alat tersebut
dapat mengukur besarnya arus, tegangan dan tahanan. Alat yang dimaksud adalah Multimeter
ABB MA 2H dan Multimeter demonstrasi Leybold. Multimeter adalah alat ukur listrik yang
dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan
(Ohm-meter), maupun arus (amperemeter).
Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung tegangan. Tegangan ada dua
jenis yaitu : tegangan AC/PLN dan DC. Untuk mengukur tegangan AC/PLN dinyatakan dengan
rumus, . Dimana batas skala adalah skala yang terdapat pada multimeter bagian atas, ada 3 skala
yang dapat dipilih yaitu skala dengan batas maksimal 5, 10, dan 250. Berdasarkan percobaan
yang dilakukan hasil ukuran tegangan AC/PLN adalah 185. Dan pada perhitungan tegangan DC
yang digunakan adalah power supply, untuk mencari nilai minimum dan maksimum sam seperti
menghitung tegangan AC/PLN, nilai minimumnya adalah 0,9 volt dan maksimum adalah 4,95
volt.
Pada percobaan kedua adalah mengukur nilai resistor atau tahanan, resistor yang
digunakan pada percobaan ini ada tiga buah. Resistor ini mempunyai cincin-cincin warna,
dimana warna-warna tersebut menandakan seberapa besar nilai sebuah resistor. (Coklat = 1,
Hijau = 5, Hitam = 0, Emas 5%, Jingga= 3, Merah = 2, dan Putih = 9). Contoh penggunaan
rumus untuk menentukan hambatan pada resistor sesuai dengan warna pada resistor :
1. Coklat, hijau, hitam, emas
= 15 . 100 5%
= 15 .
= 15 0.05
= (15 + 0.05) = (15 0.05)
= 15.05
= 14.95
Mengukur nilai hambatan menggunakan sebagai ketidakpastian.
Percobaan yang ketiga adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian seri. Maksudnya
rangkaian seri adalah dua atau beberapa resistor disusun secara berderet sehingga arus yang
mengalir pada setiap komponen sama besarnya. Pertama untuk menghitung maka resistor harus
diukur seberapa besar nilainya dengan menggunakan multimeter. Pada saat menghitung nilai
tahanan, juga akan mendapatkan nilai arus dan tegangan. Setelah ada nilai dan , maka dapat kita
masukkan kedalam rumus. Dimana rumus untuk adalah
rumus = .
Pada percobaan yang terakhir adalah menghitung nilai hambatan pada rangkaian pararel.
Sama halnya dengan mengukur nilai tahan pada rangkaian seri, untuk rangkaian pararel ini
dinyatakan dengan menggunakan rumus
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Fisika, Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2, Universitas Pakuan, Bogor.
Giancoli, Douglas, C. 2001. Fisika Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tiper, Paur A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta. Penerbit Erlangga
http://sabardan.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-hukum-ohm.html
http://www.slideshare.net/yudhodanto/laporan-praktikum-fisika-dasar-7