Oleh :
Stefan Bram Kanigia
140070200011112
140070200011085
140070200011045
160070201111005
Pembimbing :
dr. Rifqi A., Sp.S
dr. Suryanto, Sp.S
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia Nukleus Pulposus atau HNP adalah sebuah kondisi dimana adanya
robekan dari diskus intervertebralis yang mengakibatkan keluarnya bagian tengah
atau nukleus hingga menonjol . Hernia nukleus pulposus biasanya berkembang dalam
kelompok usia 30 - 50 tahun. Meskipun herniasi diskus intervertebralis l mungkin
akibat dari suatu trauma atau luka pada vertebra, gejala yang meliputi nyeri pada
punggung atau ekstremitas, lebih sering terjadi secara spontan. Nyeri akibat dari
herniasi diskus intervertebralis terjadi sebab materi diskus intervertebralis yang
mengalami herniasi menekan nervus spinalis. Bersamaan dengan nyeri, rasa kebas
dan kesemutan bisa terdapat pada lengan sampai ke jari-jari ekstremitas. Kelemahan
otot mungkin juga didapatkan disebabkan herniasi diskus intervertebralis.1
Terdapat banyak faktor yang meningkatkan resiko terjadinya HNP , antara lain
:
1. Gaya hidup seperti merokok, tidak berolahraga secara teratur, dan asupan
nutrisi yang tidak cukup dapat menyumbang buruknya kesehatan diskus
intervertebralis.
2. Seiring menuanya tubuh, perubahan biokimiawi secara alami menyebabkan
diskus secara bertahap menjadi kering dan mempengaruhi kekuatan diskus
dan tingkat kekenyalannya.
3. Postur tubuh yang salah, digabung dengan kebiasaan mekanika tubuh yang
tidak benar dapat memberikan tambahan tekanan pada vertebra servikal.
Gabungan dari faktor-faktor tersebut dengan efek dari penggunaan terus
menerus yang menganut azas pakai dan rusak, trauma, cara mengangkat
beban yang salah, maka mudah dipahami mengapa diskus sangat mungkin
mengalami herniasi. Herniasi ini dapat berkembang secara mendadak atau
bertahap dalam kurun waktu mingguan atau bulanan.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Hernia Nukleus Pulposus atau HNP adalah sebuah kondisi dimana adanya
Epidemiologi
Herniasi dapat terjadi pada setiap diskus intervertebralis di tulang belakang,
tetapi dua tempat paling umum adalah herniasi diskus lumbal dan herniasi servikal.
Yang pertama adalah yang paling umum, menyebabkan nyeri punggung bawah
(pinggang) dan sering sakit kaki juga, dalam hal ini sering disebut sebagai linu
panggul.4
Herniasi lumbal terjadi 15 kali lebih sering daripada herniasi servikal, dan
merupakan salah satu penyebab paling umum sakit punggung bawah. Prosentase
kejadian herniasi servikal dibanding total herniasi tulang belakang hanya 8%,
sedangkan herniasi torakal bahkan hanya mencapai angka 1-2 %.4
Lokasi-lokasi berikut tidak memiliki diskus intervertebralis dan karenanya
terhindar dari risiko herniasi : dua teratas ruang intervertebralis vertebra servikal,
sakrum, dan tulang ekor. Herniasi diskus intervertebralis paling banyak terjadi ketika
seseorang di usia tiga puluhan atau empat puluhan saat nukleus pulposus masih
berupa zat serupa gelatin. Dengan penambahan usia, nukleus pulposus kehilangan
kadar cairan di dalamnya dan relatif lebih kering sehingga resiko herniasi sangat
berkurang. Setelah usia 50 atau 60, degenerasi osteoarthritic (spondylosis) atau
stenosis tulang belakang adalah penyebab lebih mungkin dari nyeri pinggang atau
sakit kaki.4
2.3.
Anatomi
Tulang belakang terdiri dari 24 tulang yang dapat digerakkan, dinamakan
Foramen vertebra adalah cincin tipis tulang vertebra yang terdiri dari bagian
corpus, pediculus, dan lamina.Setiap segmen tulang belakang memiliki karakter yang
berbeda. Foramen vertebra dari kumpulan tiap level vertebra akan membentuk canalis
vertebralis, ruang dimana medulla spinalis berada.5
2. Annulus Fibrosus, lapisan luar yang relative kuat dan berfungsi untuk
mempertahankan nukleus tetap berada di dalamnya.
3. Vertebral end platesyang melekatkan vertebra pada diskus.
Etiologi
Manuver gerakan yang tidak wajar atau berlebihan, posisi dan gerakan leher
Peningkatan
resiko
bisa
bertambah
karena
penekanan
getaran,
pengangkatan beban yang berat, posisi duduk yang lama, trauma whiplash, dan
gerakan akselerasi atau deselerasi yang sering.3
Seiring bertambahnya usia, maka bagian tengah diskus intervertebralis yaitu
nukleus pulposus mulai kehilangan kadar air di dalamnya, hal ini menjadikan diskus
intervertebralis tidak lagi efektif sebagai bantalan atau peredam getaran. Bila kondisi
diskus mulai memburuk, lapisan luar yakni annulus fibrosus dapat mengalami
robekan.3
Hal ini dapat mendorong pemindahan bagian tengah diskus (dinamakan
diskus mengalami pecah atau herniasi) melewati suatu celah robek pada lapisan luar,
ke ruang yang ditempati oleh nervus spinalis dan medulla spinalis. Selanjutnya diskus
yang mengalami herniasi dapat menekan nervus spinalis dan menyebabkan nyeri, rasa
kebas, kesemutan atau kesemutan pada bahu atau lengan.3
2.5.
Patofisiologi
1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
barang-barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,
latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang
berat dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus
untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan
strain pada punggung bawah.
5. Batuk lama dan berulang
9
2.7
Diagnosis
GAMBARAN KLINIS
Gejala HNP bervariasi bergantung kepada lokasi terjadinya herniasi dan jenis
soft tissue yang terkena. Variasi gejala mulai dari nyeri ringan atau tidak ada nyeri
hingga nyeri punggung berat dan persisten yang menjalar ke regio-regio yang terkena
herniasi pada akar sarafnya. Seringkali HNP tidak langsung terdiagnosis karena
pasien datang dengan nyeri yang tidak terdefinisi pada bagian-bagian ekstremitas.
Gejala lain dapat meliputi rasa tebal, kesemutan, paresthesia, dan kelainan motorik
seperti kelemahan otot, paralysis, atau menurunnya refleks. Tidak seperti nyeri tajam
yang hilang dan timbul disebabkan oleh spasme otot, tetapi nyeri yang berasal dari
HNP ini bersifat terus-menerus pada bagian yang terkena. 2
Diskus yang prolaps pada vertebra bagian lumbal dapat menyebabkan nyeri
yang menjalar. Nyeri biasanya dirasakan pada ekstremitas bawah dan lipatan paha,
selain nyeri dapat juga didapatkan inkontinensia urin atau bowel.2
Nyeri pada HNP biasanya dialami pada 1 sisi tubuh saja, tetapi jika prolaps
yang ada sangat besar dan menekan saraf di kolumna spinalis atau cauda equine,
kedua sisi tubuh dapat terkena, dengan konsekuensi serius. Penekanan pada kauda
equine dapat menyebabkan kerusakan saraf berat yang permanen, dan berdampak
inkontinensia pada berkemih atau BAB hingga gangguan seksual. Kelainan ini
disebut sindrom kauda equina.
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Posisi berdiri:
10
Posisi duduk:
-
Posisi berbaring :
-
PEMERIKSAAN NEUROLOGIK,
a
b
c
d
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi otot
Pemeriksaan tendon
Pemeriksaan yang sering dilakukan
- Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes Sicard)
- Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)
11
RADIOLOGI
X-ray mungkin diperlukan untuk menyingkirkan penyebab lain dari sakit
leher seperti osteoarthritis. Sebuah CT scan atau MRI memverifikasi tingkat dan
lokasi kerusakan disk, kadang-kadang myelogram dibutuhkan. Dalam beberapa kasus
tonjolan diskus, tekanan ditempatkan pada akar saraf atau sumsum tulang belakang
dan menyebabkan nyeri pada leher, bagian ekstremitas. Herniasi diskus dapat terjadi
sebagai akibat dari penuaan, keausan, atau stres mendadak misalnya dari kecelakaan.
Sebagian besar kasus nyeri leher rahim tidak memerlukan operasi dan diperlakukan
menggunakan metode non-operasi seperti obat, terapi fisik dan / atau bracing.
Namun, jika pasien mengalami nyeri yang signifikan dan kelemahan yang tidak
membaik, operasi mungkin diperlukan.
X-Ray
CT-Myelogram
12
MRI
EMG (ELECTROMYOGRAPHY)
EMG merupakan studi elektrodiagnostik (uji saraf) yang dapat membantu
menjelaskan cedera yang pasti untuk satu akar saraf tertentu. Tes ini juga dapat
memberikan
umpan
balik
dokter
untuk
tingkat
keparahan
cedera
saraf
Diagnosis Banding
Neuritis
Nyeri Myofasial
Spondylosis
13
Penatalaksanaan
14
NON BEDAH
Pengobatan konservatif non bedah adalah langkah pertama menuju pemulihan.
Sebagian besar kasus nyeri leher rahim tidak memerlukan operasi dan diperlakukan
menggunakan metode non-bedah.Dalam kebanyakan kasus, rasa sakit dari HNP akan
membaik dalam waktu beberapa hari dan benar-benar hilang nyeri dalam 4 sampai 6
minggu.3,6
Pengelolaan non bedah meliputi :
OBAT
1. NSAID, seperti aspirin, naproxen, ibuprofen, dll digunakan untuk mengurangi
inflamasi dan mengurangi rasa sakit.
2. Analgesik, seperti Acetaminophen bisa menghilangkan rasa sakit tetapi tidak
memiliki efek anti-inflamasi dari NSAID.
3. Muscle relaxantseperti methocarbamol dapat presribed untuk mengontrol
kejang otot.
4. Steroid dapat diresepkan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan
pada saraf. Diminum oral dalam dosis taperingoff selama periode lima hari.
5. Injeksi steroid ke daerah disk Anda hernia dapat dilakukan jika sakit parah.
Terapi fisik rehabilitasi
Sebuah resep latihan disesuaikan dengan kondisi tersedia oleh ahli terapi fisik. Seri
latihan tertentu meliputi:
1.
2.
3.
4.
Latihan peregangan
Latihan penguatan
Latihan stabilitas inti
Latihan keseimbangan
Bracing
Traksi Servikal
BEDAH
Beberapa teknik yang dilakukan pada kasus HNP :
Anterior Servikal Discectomy and Fusion (ACDF)
Artificial disc replacement
Minimally invasive microendoscopic discectomy
Posterior Servikal Discectomy
Anterior servikal discectomy and spine fusion
Sejauh ini, ini adalah metode yang paling umum disukai di kalangan
ahli bedah tulang belakang untuk HNP servikal. Dalam operasi ini, disc
tersebut diangkat melalui sayatan satu inci kecil di bagian depan leher.Setelah
mengeluarkan disc, ruang disc itu sendiri adalah fusi dengan sendirinya.
Sebuah piring dapat ditambahkan di depan korupsi dengan stabilitas dan
mungkin tingkat fusi lebih baik.3
Posterior servikal discectomy
Hal ini mirip dengan posterior (dari belakang) discectomy lumbalis, dan untuk
cakram yang keluar lateral dalam foramen saraf, yakni foramen intervertebralis
dimana saraf bergerak untuk keluar dari kanal tulang belakang, merupakan
pendekatan yang masuk akal. Namun, secara teknis lebih sulit dari pendekatan
anterior karena ada banyak pembuluh darah di daerah ini yang dapat mengakibatkan
banyak perdarahan, dan pendarahan membatasi visualisasi selama operasi.
Pendekatan ini juga memerlukan manipulasi lebih ke sumsum tulang belakang.3
ACDF
PCDF
BAB III
KESIMPULAN
postur tubuh yang salah hingga menyebabkan berubahnya titik tumpu tekanan
Patofisiologi dari HNP servikal urang lebih sama dengan HNP lumbal, dimana
lengan, seperti nyeri dan parese mulai dari leher hingga ujung jari
Proses diagnosis meliputi anamnesis tentang keluhan, pemeriksaan fisik
umum dan lokalis tentang sensoris dan motoris, serta pemeriksaan penunjang
invasive
microendoscopic
discectomy,
Posterior
Servikal
DAFTAR PUSTAKA