Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2011 Tentang pedoman
pengintegrasian layanan sosial dasar di pos pelayanan terpadu menyebutkan bahwa Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat, dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Permendagri No. 19 Tahun 2011). Sedangkan berdasarkan BKKBN (2012) menyebutkan
bahwa posyandu merupakan wadah kegiatan pengembangan kualitas sumber daya
manusia sejak dini dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, pelayanan
kesehatan,

penyuluhan

kesehatan,

percepatan

penganekaragaman

pangan,

dan

peningkatan perekonomian keluarga. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan adanya


posyandu diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat, menurunkan
angka kematian, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Karena bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat, maka diperlukan perhatian, respon dan kesadaran penuh
dari masyarakat. Namun dewasa ini, perhatian masyarakat terhadap posyandu dapat
dikatakan masih tetap rendah. Hal ini dikarenakan karena kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya peran posyandu atau karena kesibukan masing-masing
individu dalam masyarakat yang menghalangi masyarakat untuk berperan di posyandu.
Selain itu, terdapat juga masyarakat yang kurang mengetahui mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan posyandu, meliputi peran, tujuan, strategi, hal-hal apa yang dapat
dilakukan di posyandu, pentingnya posyandu, dan sebagainya sehingga masyarakat
cenderung tidak memanfaatkan fasilitas posyandu dikarenakan bingung.
Faktor sosialisasi dan promosi dari petugas kesehatan sendiri juga dapat menyebabkan
kurangnya perhatian masyarakat terhadap posyandu. Padahal sekarang terdapat berbagai
macam posyandu yang kategorinya ini berdasarkan masing-masing usia masyarakat.
Berbagai macam posyandu tersebut antara lain Posyandu Anak dan Ibu, Posyandu
Remaja, Posbindu penyakit tidak menular, dan Posyandu lansia. Sehingga apabila
perhatian masyarakat terhadap posyandu penuh, maka tujuan dari posyandu yang meliputi
1

meningkatkan status kesehatan masyarakat, menurunkan angka kematian, dan


kesejahteraan masyarakat akan optimal. Dalam hal ini, sebenarnya masyarakatlah yang
diuntungkan dari adanya posyandu.
Oleh karena itu, kelompok kami akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan posyandu sehingga kami dan masyarakat mengetahui mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan posyandu yang diharapkan melalui makalah ini dapat mengurangi angka
masyarakat yang bingung dan kesadarannya kurang untuk berperan serta dalam
posyandu.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran kepada kami (mahasiswa) mengenai posyandu.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan gambaran mengenai pengertian posyandu secara umum.
2. Memberikan gambaran mengenai definisi, tujuan, sasaran, indikator, strategi,
pelaku, dan mekanisme posyandu Balita dan Ibu Hamil
3. Memberikan gambaran mengenai definisi, tujuan, sasaran, indikator, strategi,
pelaku, dan mekanisme posyandu Remaja
4. Memberikan gambaran mengenai definisi, tujuan, sasaran, indikator, strategi,
pelaku, dan mekanisme Posbindu Penyakit Tidak Menular
5. Memberikan gambaran mengenai definisi, tujuan, sasaran, indikator, strategi,
pelaku, dan mekanisme posyandu Lansia.
1.3 MANFAAT PENULISAN
1.2.3 Manfaat bagi Mahasiswa
1. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan yang dapat mendukung
dalam rangka mengerjakan tugas mengenai posyandu.
1.2.4 Manfaat bagi Institusi
Dapat menambah kumpulan referensi mengenai posyandu.

BAB II
ISI
2.1 DEFINISI POSYANDU SECARA UMUM
Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggaran dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2011 Tentang pedoman
pengintegrasian layanan sosial dasar di pos pelayanan terpadu menyebutkan bahwa Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat, dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Permendagri No. 19 Tahun 2011). Sedangkan berdasarkan BKKBN (2012) menyebutkan
bahwa posyandu merupakan wadah kegiatan pengembangan kualitas sumber daya
manusia sejak dini dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, pelayanan
kesehatan,

penyuluhan

kesehatan,

percepatan

penganekaragaman

pangan,

dan

peningkatan perekonomian keluarga. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan adanya


posyandu diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat, menurunkan
angka kematian, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.2 POSYANDU BALITA DAN IBU HAMIL
2.2.1 Definisi
Posyandu balita dan ibu hamil merupakan pusat kegiatan masyarakat yang
pada dasarnya merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan, tempat masyarakat dapat memperoleh pelayanan
kesehatan ibu dan anak (Efendi, 1998).
2.2.2 Tujuan
Memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar atau sosial dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
2.2.3 Sasaran
3

1. Bayi berusia kurang dari 1 th


2. Anak balita 1 5 th
3. Ibu hamil, ibu menyusui & ibu nifas
4. Wanita usia subur (pus)
2.2.4 Indikator
Untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu, ditetapkan seperangkat
indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan
posyandu. Indikator tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
No
1

Indikator
Frekuensi
penimbangan
2
Rerata kader tugas
3
Rerata cakupan d/s
4
Cakupan
komulatif
KIA
5
Cakupan
komulatif
KB
6
Cakupan
komulatif
imunisasi
7
Program tambahan
8
Cakupan dana sehat
2.2.5 Strategi
a.

Pratama
<8

Madya
>8

Purnama
>8

Mandiri
>8

<5
<50%
<50%

>5
<50%
<50%

>5
>50%
>50%

>5
>50%
>50%

<50%

<50%

>50%

>50%

<50%

<50%

>50%

>50%

<50%

<50%

+
<50%

+
>50%

Pemantauan pertumbuhan anak balita dengan kartu menuju sehat melalui


penimbangan oleh kader.

b.

Pemberian makanan tambahan

c.

Penyuluhan gizi

2.2.6 Penyelenggara
Pengelola Posyandu sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9
Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu posyandu ditingkat desa
kelurahan (dikutip dalam Sembiring 2004) sebagai berikut :
1. Penanggungjawab umum: Ketua Umum Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa
atau LKMD (Kades/Lurah).
2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD (Ketua Tim
Penggerak PKK).
4. Sekretaris: Ketua Seksi 7 LKMD
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB Kesehatan.
2.2.7 Mekanisme
4

A. Kegiatan Di MEJA 1
1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya
menuju tempat penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan
atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara
lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke
tempat penimbangan.
2. Pendaftaran ibu hamil
a. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
b. Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja
4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh
petugas kesehatan di meja 5.
c. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas
kesehatan di meja 5.
B. Kegiatan di MEJA 2
a. Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam
KMS.
b. Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja
pencatatan.
C. Kegiatan di MEJA 3
a. Buka KMS balita yang bersangkutan.
b. Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
c. Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
d. Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
e. Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak
sesuai ingatan ibunya.
f. Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkirakan bulan lahir anak dan catat.
5

D. Kegiatan di MEJA 4
a. Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan
umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi
penyuluhan.
b. Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas
kesehatan atau bidan
c. Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul
iodium/garam iodium dan vitamin A.
E. Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB,
imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas.
2.3 POSYANDU REMAJA
2.3.1. Definisi
Posyandu Remaja adalah sebuah wadah pos kesehatan remaja yang
memfasilitasi remaja dalam memahami seluk beluk remaja selama masa puber dan
ditujukkan kepada siswa dan remaja pada umumnya. Selain itu pos pelayanan
terpadu remaja berfungsi juga sebagai sebuah wadah untuk memberi remaja
kesempatan berkembang sesuai dengan Kebutuhan dan karakteristiknya melalui
pendekatan terpadu dari segi media dan agamis. (Wikipedia, 2013)
Keberadaan Posyandu sudah menjadi hal yang penting ada di tengah
masyarakat. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2010, Posyandu
berjumlah 266.827 tersebar di seluruh Indonesia yang berarti ditemukan sekitar 3
4 Posyandu di setiap desa. Posyandu selain berfungsi sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
masyarakat dan

antar

sesama

masyarakat

juga

untuk

mendekatkan

pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA (Pedoman Umum Pelayanan Posyandu Kementrian Kesehatan RI, 2011).
2.3.2. Tujuan
1.

Memberikan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja.

2.

Memberikan pengetahuan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi dan


NAPZA bagi remaja.

3.

Menciptakan wadah generasi muda di masing-masing desa sebagai wadah


pembinaan dan memahami pentingnya gaya hidup sehat.

2.3.3 Sasaran
1.

Remaja dan siswa pada umumnya.

2.3.4 Strategi
1. Pelayanan kesehatan dasar seperti penimbangan dan pengukuran tekanan darah
2. Penyuluhan tentang masalah Kespro Remaja dan permasalahan yang dialami
remaja pada umumnya seperti NAPZA, seksualitas,HIV/AIDS, dan lain-lain.
2.3.5 Manfaat Posyandu Remaja
Manfaat dari adanya program ini adalah menstimulasi remaja dalam menghadapi
masa puber dengan segala permasalahnnya, mulai dari kegiatan bersosialisasi
sampai adanya kesadaran untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan
mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya.
2.3.6 Penyelenggara
Pelaksanaan Posyandu Remaja dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat
kerja yang bersedia menyelenggarakan posyandu remaja, yang dilatih secara
khusus, dibina

atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko serta

penyakit yang terjadi pada remaja.


2.3.7 Mekanisme
1.

Meja I

: Pendaftaran

2.

Meja II

: Pengukuran TB, BB, LILA, HB, Tensi

3.

Meja III : Pencatatan hasil pengukuran

4.

Meja IV : Konseling

5.

Meja V

:Pelayanan kesehatan (Imunisasi, Pemberian tablet

tambah darah, kapsul Iodium, dll.) dan merujuk ke sarana


kesehatan yang lebih lengkap jika diperlukan/ sesuai kebutuhan.
2.4 POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR
2.4.1 Definisi
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat
yang sehat dan sejahtera.
7

Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan
memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007).
2.4.2 Tujuan
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan
hidup sehat
4. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatanpada kelompok masyarakat lansia
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografis
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat
lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan
masyarakat
2.4.3 Sasaran
Sasaran dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu sasaran utama,sasaran antara, dan sasaran penunjang. Pendekatan terhadap
ketiga

sasaran tersebut tidak dilakukan satu persatu berurutan namun harus

dilakukan secara integratif selama proses pelaksanaan.


a. Sasaran Utama
Sasaran utama merupakan sasaran penerima langsung manfaat pelayanan yang
diberikan, yaitu masyarakat sehat, masyarakat berisiko dan masyarakat dengan
PTM berusia mulai dari 15 tahun ke atas.
b. Sasaran Antara
Sasaran antara merupakan sasaran individu/ kelompok masyarakat yang dapat
berperan sebagai agen pengubah terhadap faktor risiko PTM, dan lingkungan
yang lebih kondusif untuk penerapan gaya hidup sehat. Sasaran antara tersebut
adalah petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta, tokoh panutan
masyarakat, anggota organisasi masyarakat yang peduli PTM.
c. Sasaran Penunjang
Sasaran penunjang merupakan sasaran individu, kelompok/organisasi/ lembaga
masyarakat dan profesi, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah yang
berperan memberi dukungan baik dukungan kebijakan, teknologi dan ilmu
pengetahuan, material maupun dana, untuk terlaksananya Posbindu PTM dan

keberlanjutannya. Mereka antara lain adalah pimpinan daerah/ wilayah,


Perusahaan, Lembaga Pendidikan, Organisasi Profesi, dan Penyandang Dana.
2.4.4 Indikator
Indikator Cakupan Kegiatan Posbindu PTM
Indikator ini untuk menilai cakupan kegiatan Posbindu PTM terhadap
masyarakat di tingkat desa/kelurahan.Cakupan tingkat posbindu adalah prosentase
penduduk > 15 tahun yang diperiksa faktor risiko PTM di 1(satu) Posbindu PTM
dibagi dengan jumlah penduduk berusia 15 tahun di satu desa / kelurahan.
Cakupan posbindu:
x100
Dengan indikator tersebut, maka diketahui sejauh mana kegiatan Posbindu
PTM pada suatu wilayah telah menjangkau masyarakat sehingga dengan demikian
pengelola program PTM dapat melakukan pembinaan dan tindak lanjut terkait hal
ini.
Indikator Cakupan Kegiatan Posbindu PTM di Tingkat Puskesmas,
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
Indikator ini digunakan untuk menilai cakupan kegiatan Posbindu PTM pada
tingkatan Puskesmas, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional berdasarkan
prosentase masing-masing wilayah. Cakupan Kegiatan Posbindu PTM di Tingkat
Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional adalah prosentase penduduk
berusia lebih >15 tahun yang diperiksa faktor risiko disuatu wilayah (Puskesmas,
kab/ kota, provinsi, nasional) dibagi jumlah penduduk usia > 15 tahun di wilayah
yang sama. Cakupan Kegiatan Posbindu PTM

di Tingkat Puskesmas,

Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional:

x100
Hasil cakupan akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari

desa /

kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan 2 kategori

yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila kurang atau sama
dengan nilai yang ditetapkan.
Indikator Proporsi Faktor Risiko PTM pada Posbindu PTM .
Berdasarkan hasil pemeriksaan faktor risiko, maka dapat diketahui kondisi
faktor risiko disuatu posbindu atau suatu wilayah yang merupakan rekapitulasi
proporsi dari posbindu di wilayahnya. Proporsi faktor risiko ini untuk kewaspadaan
masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu faktor risiko di waktu
tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa datang, serta intervensi yang
diperlukan. Proporsi Faktor Risiko PTM adalah prosentase hasil faktor risiko dari
peserta Posbindu PTM yang diperiksa dibagi jumlah peserta setiap kunjungan
posbindu PTM. Indikator Proporsi Faktor Risiko PTM pada Posbindu PTM .
Berdasarkan hasil pemeriksaan faktor risiko, maka dapat diketahui kondisi faktor
risiko disuatu posbindu atau suatu wilayah yang merupakan rekapitulasi proporsi
dari posbindu di wilayahnya. Proporsi faktor risiko ini untuk kewaspadaan
masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu faktor risiko di waktu
tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa datang, serta intervensi yang
diperlukan. Proporsi Faktor Risiko PTM adalah prosentase hasil faktor risiko dari
peserta Posbindu PTM yang diperiksa dibagi jumlah peserta setiap kunjungan
posbindu PTM.
x100
Hasil proporsi akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari

desa /

kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan 2 kategori


yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila kurang atau sama
dengan nilai yang ditetapkan.
2.4.5 Strategi
Untuk mencapai keberhasilan program Posbindu PTM perlu dikembangkan
strategi pelaksanaan kegiatan, yaitu :
a. Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah, pihak legislatif, pemerintah daerah
serta pemangku kepentingan.
b. Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam pengendalian
faktor risiko PTM.
10

c. Fasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana.


d. Peningkatan jejaring kerja PTM dengan melibatkan lintas program, lintas sektor
dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait baik di Pusat maupun
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota dan puskesmas.
e. Peningkatan peran pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan
monitoring dan evaluasi.
f. Berbasis bukti ilmiah (evidence-based) dan sesuai kearifan lokal.
g. Pendekatan .integratif pada kelompok masyarakat khusus dan pada berbagai
tatanan seperti disekolah, tempat kerja, lingkungan pemukiman.
2.4.6 Penyelenggara
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat
kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara
khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di
masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM antara
lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan
dengan Posbindu PTM.
2.4.7 Mekanisme
Pelaksanaan posbindu PTM hampir sama dengan kegiatan posyandu pada bayi
dan balita, karena kegiatan juga di bagi menjadi 5 meja diantaranya: pendaftaran,
wawancara, pengukuran fisik dan pemeriksaan biokimia, konseling dan rujukan
dan pencatatan dan pelaporan.

2.5 POSYANDU LANSIA


2.5.1 Definisi

11

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di


desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya
bagi warga yang sudah berusia lanjut.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana. Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta
masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan mereka. posyandu
lansia adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia khususnya lanjut usia (Depkes, 2000).
2.5.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dibentuknya posyandu lansia menurut Azrul (1998), yaitu :
a. memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas fisik sesuai kemampuan dan
aktifitas mental yang mendukung
b. memelihara kemandirian secara maksimal
c. melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai
d. melaksanakan pengobatan secara tepat
e. membina lansia dalam bidang kesehatan fisik spiritual
f. sebagai sarana untuk menyalurkan minat lansia
g. meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia
h. meningkatkan kemampuan lansia untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan - kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan
2.5.3 Sasaran
Sasaran penyelenggara posyandu lansia adalah seluruh penduduk yang berusia 60
tahun keatas (Depkes,2000).
2.5.4 Indikator
Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia
Penilaian

keberhasilan upaya pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan

kesehatan di posyandu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan


pelaporan, pengamatan khusus dan penelitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat
dari:
1. Meningkatnya sosialisasi masyarakat

lansia dengan berkembangnya jumlah

organisasi masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya.


2. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah /swasta yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi lansia
12

3. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga


4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia
2.5.5 Strategi
Dewasa ini Lanjut Usia yang tertangani melaui sistem panti hanya 15.000, sistem
non panti 20.000. Secara keseluruhan yang tertangani hanya 2 % dari 2,3 juta
Lanjut Usia. Gambaran diatas menegaskan bahwa pelayanan belum maksimal.
Mereka mengalami keterlantaran, ada yang

45 menjadi mengemis. Diantaranya

terkena tindak kekerasan, oleh orang lain maupun oleh kerabat sendiri. Tuntunan
agama dan nilai luhur menempatkan Lanjut Usia dihormati, dihargai dan
dibahagiakan dalam kehidupan keluarga. Dalam berbagai budaya yang kita miliki,
penanganan lanjut usia juga masalah lainnya, diatur dalam tradisi masyarakat.
Penanganan masalah sosial merupakan bagian dari dan berakar pada nilai tolong
menolong yang dikenal hampir semua suku bangsa di Indonesia. Peran kerabat
dalam masyarakat di seluruh Indonesia mempunyai keterikatan yang sangat kuat,
sekaligus merupakan potensi masyarakat yang luar biasa, sebagai sumber
kesetiakawanan sosial yang mampu memecahkan permasalahan sosial yang ada
didaerahnya. Hal inilah yang perlu diangkat dan dikembangkan.

2.5.6 Penyelenggara
Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih,
tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas
setempat baik seorang dokter bidan atau perawat.
2.5.7 Mekanisme
Menurut Budiono (1997), penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan
sistem 5 meja meliputi :
1. Meja satu untuk pendaftaran
2. Meja dua untuk penimbangan
3. Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia
4. Meja empat untuk penyuluhan, penyuluhan disini dapat dilaksanakan secara
5. perorangan maupun secara kelompok
6. Meja lima untuk pelayanan kesehatan yang meliputi pengukuran tekanan darah
dan Pemeriksaan fisik.
13

Berkunjung ke posyandu lansia merupakan cara untuk dapat memenuhi status


kesehatan lansia. Upaya untuk berperilaku baik dengan menjaga kesehatannya
sangat dipengaruhi oleh motivasi.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Posyandu memiliki bermacam-macam jenis dan sasaran berbeda tetapi memiliki tujuan
yang sama untuk melayani masyarakat dengan mudah dijangkau dan untuk mendukung
program pemerintah menciptakan gerakan masyarakat menuju indonesia sehat. Melihat
efesiensi pelayanan serta manfaat dari Posyandu, tentunya upaya-upaya yang sudah
berjalan harus ditingkatkan agar anggota masyarakat dapat menolong diri dan
keluarganya dalam bidang kesehatan. Sehingga tercapai apa yang kita harapkan yaitu
sumber daya manusia yang berkemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa yang
akan datang. Kita sebagai masyarakat harus memperhatikan para kader posyandu yang
sangat banyak pengorbanannya dalam mangelola Posyandu tersebut, sehingga selain para

14

kader yang berperan aktif, kita juga harus berperan aktif dalam menggunakan dan
memanfaatkan posyandu.
3.2 SARAN
Sebagai calon tenaga kesehatan, kita harus memahami mengenai posyandu, tujuan,
strategi, sasaran, manfaat, dan sebagainya sehingga sebagai calon tenaga kesehatan kita
dapat ikut andil dalam mempromosikan posyandu ke masyarakat.

15

DAFTAR PUSTAKA
Fallen & Budi dwi. Catatan kuliah Keperawatan komunitas Nuha medika,Yogyakarta, 2011
http://fema.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/Posyandu-dan-Posbindu-2012-Fema.pdf
http://www.google.co.id/search?
oq=indikator+posbindu+penyakit+tidak+menular&aqs=mobilegwslite..&q=indikator+posbindu+penyakit+tidak+menular
http://www.kajianpustaka.com/2013/07/posyandu.html
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/posyandu-balita-lansia
https://dcolz.files.wordpress.com/2010/12/posyandu-lansia-pas.pdf
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&q=pembinaan%20posyandu
%20lansia%20guna%20pelayana%20kesehatan
%20lansia&ei=WmRZVbCqHcyzuQSOvYLgBw&url=http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/SE
MESTER_6_2011_PEMBINAAN_POSYANDU_LANSIA_GUNA_PELAYANAN_KESEH
ATAN_LANSIA.pdf&ved=0CB8QFjAA&usg=AFQjCNHlxLmzQVM47nuEUwixX_oJz_N
dAw&sig2=Mqe4wP4-GHGd1RlUp4StYg
Juniarti,

Anita.

2013.

Posbindu

Penyakit

Tidak

Menular.

(http://anita.rejanglebongkab.go.id/2013/12/28/posbindu-penyakit-tidak-menular-ptm/

),

diakses pada 15 Mei 2015


pptm.depkes.go.id/cms/fronted/ebook/JUNKIS%20REVISI.pdf
Tim pengajar keperawatan komunitas, Keperawatan Komunitas, Upaya memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat, Trans ilmu medika, Jakarta 2008

16

17

Anda mungkin juga menyukai