PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2011 Tentang pedoman
pengintegrasian layanan sosial dasar di pos pelayanan terpadu menyebutkan bahwa Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat, dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Permendagri No. 19 Tahun 2011). Sedangkan berdasarkan BKKBN (2012) menyebutkan
bahwa posyandu merupakan wadah kegiatan pengembangan kualitas sumber daya
manusia sejak dini dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, pelayanan
kesehatan,
penyuluhan
kesehatan,
percepatan
penganekaragaman
pangan,
dan
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI POSYANDU SECARA UMUM
Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggaran dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2011 Tentang pedoman
pengintegrasian layanan sosial dasar di pos pelayanan terpadu menyebutkan bahwa Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat, dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
(Permendagri No. 19 Tahun 2011). Sedangkan berdasarkan BKKBN (2012) menyebutkan
bahwa posyandu merupakan wadah kegiatan pengembangan kualitas sumber daya
manusia sejak dini dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, pelayanan
kesehatan,
penyuluhan
kesehatan,
percepatan
penganekaragaman
pangan,
dan
Indikator
Frekuensi
penimbangan
2
Rerata kader tugas
3
Rerata cakupan d/s
4
Cakupan
komulatif
KIA
5
Cakupan
komulatif
KB
6
Cakupan
komulatif
imunisasi
7
Program tambahan
8
Cakupan dana sehat
2.2.5 Strategi
a.
Pratama
<8
Madya
>8
Purnama
>8
Mandiri
>8
<5
<50%
<50%
>5
<50%
<50%
>5
>50%
>50%
>5
>50%
>50%
<50%
<50%
>50%
>50%
<50%
<50%
>50%
>50%
<50%
<50%
+
<50%
+
>50%
b.
c.
Penyuluhan gizi
2.2.6 Penyelenggara
Pengelola Posyandu sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9
Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu posyandu ditingkat desa
kelurahan (dikutip dalam Sembiring 2004) sebagai berikut :
1. Penanggungjawab umum: Ketua Umum Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa
atau LKMD (Kades/Lurah).
2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD (Ketua Tim
Penggerak PKK).
4. Sekretaris: Ketua Seksi 7 LKMD
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB Kesehatan.
2.2.7 Mekanisme
4
A. Kegiatan Di MEJA 1
1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya
menuju tempat penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan
atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara
lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke
tempat penimbangan.
2. Pendaftaran ibu hamil
a. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
b. Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja
4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh
petugas kesehatan di meja 5.
c. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas
kesehatan di meja 5.
B. Kegiatan di MEJA 2
a. Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam
KMS.
b. Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja
pencatatan.
C. Kegiatan di MEJA 3
a. Buka KMS balita yang bersangkutan.
b. Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
c. Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
d. Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
e. Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak
sesuai ingatan ibunya.
f. Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkirakan bulan lahir anak dan catat.
5
D. Kegiatan di MEJA 4
a. Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan
umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi
penyuluhan.
b. Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas
kesehatan atau bidan
c. Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul
iodium/garam iodium dan vitamin A.
E. Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB,
imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas.
2.3 POSYANDU REMAJA
2.3.1. Definisi
Posyandu Remaja adalah sebuah wadah pos kesehatan remaja yang
memfasilitasi remaja dalam memahami seluk beluk remaja selama masa puber dan
ditujukkan kepada siswa dan remaja pada umumnya. Selain itu pos pelayanan
terpadu remaja berfungsi juga sebagai sebuah wadah untuk memberi remaja
kesempatan berkembang sesuai dengan Kebutuhan dan karakteristiknya melalui
pendekatan terpadu dari segi media dan agamis. (Wikipedia, 2013)
Keberadaan Posyandu sudah menjadi hal yang penting ada di tengah
masyarakat. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2010, Posyandu
berjumlah 266.827 tersebar di seluruh Indonesia yang berarti ditemukan sekitar 3
4 Posyandu di setiap desa. Posyandu selain berfungsi sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
masyarakat dan
antar
sesama
masyarakat
juga
untuk
mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA (Pedoman Umum Pelayanan Posyandu Kementrian Kesehatan RI, 2011).
2.3.2. Tujuan
1.
2.
3.
2.3.3 Sasaran
1.
2.3.4 Strategi
1. Pelayanan kesehatan dasar seperti penimbangan dan pengukuran tekanan darah
2. Penyuluhan tentang masalah Kespro Remaja dan permasalahan yang dialami
remaja pada umumnya seperti NAPZA, seksualitas,HIV/AIDS, dan lain-lain.
2.3.5 Manfaat Posyandu Remaja
Manfaat dari adanya program ini adalah menstimulasi remaja dalam menghadapi
masa puber dengan segala permasalahnnya, mulai dari kegiatan bersosialisasi
sampai adanya kesadaran untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan
mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya.
2.3.6 Penyelenggara
Pelaksanaan Posyandu Remaja dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat
kerja yang bersedia menyelenggarakan posyandu remaja, yang dilatih secara
khusus, dibina
Meja I
: Pendaftaran
2.
Meja II
3.
4.
Meja IV : Konseling
5.
Meja V
Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan
memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007).
2.4.2 Tujuan
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan
hidup sehat
4. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatanpada kelompok masyarakat lansia
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografis
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat
lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan
masyarakat
2.4.3 Sasaran
Sasaran dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu sasaran utama,sasaran antara, dan sasaran penunjang. Pendekatan terhadap
ketiga
di Tingkat Puskesmas,
x100
Hasil cakupan akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari
desa /
yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila kurang atau sama
dengan nilai yang ditetapkan.
Indikator Proporsi Faktor Risiko PTM pada Posbindu PTM .
Berdasarkan hasil pemeriksaan faktor risiko, maka dapat diketahui kondisi
faktor risiko disuatu posbindu atau suatu wilayah yang merupakan rekapitulasi
proporsi dari posbindu di wilayahnya. Proporsi faktor risiko ini untuk kewaspadaan
masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu faktor risiko di waktu
tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa datang, serta intervensi yang
diperlukan. Proporsi Faktor Risiko PTM adalah prosentase hasil faktor risiko dari
peserta Posbindu PTM yang diperiksa dibagi jumlah peserta setiap kunjungan
posbindu PTM. Indikator Proporsi Faktor Risiko PTM pada Posbindu PTM .
Berdasarkan hasil pemeriksaan faktor risiko, maka dapat diketahui kondisi faktor
risiko disuatu posbindu atau suatu wilayah yang merupakan rekapitulasi proporsi
dari posbindu di wilayahnya. Proporsi faktor risiko ini untuk kewaspadaan
masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu faktor risiko di waktu
tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa datang, serta intervensi yang
diperlukan. Proporsi Faktor Risiko PTM adalah prosentase hasil faktor risiko dari
peserta Posbindu PTM yang diperiksa dibagi jumlah peserta setiap kunjungan
posbindu PTM.
x100
Hasil proporsi akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari
desa /
11
terkena tindak kekerasan, oleh orang lain maupun oleh kerabat sendiri. Tuntunan
agama dan nilai luhur menempatkan Lanjut Usia dihormati, dihargai dan
dibahagiakan dalam kehidupan keluarga. Dalam berbagai budaya yang kita miliki,
penanganan lanjut usia juga masalah lainnya, diatur dalam tradisi masyarakat.
Penanganan masalah sosial merupakan bagian dari dan berakar pada nilai tolong
menolong yang dikenal hampir semua suku bangsa di Indonesia. Peran kerabat
dalam masyarakat di seluruh Indonesia mempunyai keterikatan yang sangat kuat,
sekaligus merupakan potensi masyarakat yang luar biasa, sebagai sumber
kesetiakawanan sosial yang mampu memecahkan permasalahan sosial yang ada
didaerahnya. Hal inilah yang perlu diangkat dan dikembangkan.
2.5.6 Penyelenggara
Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih,
tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas
setempat baik seorang dokter bidan atau perawat.
2.5.7 Mekanisme
Menurut Budiono (1997), penyelengaraan posyandu lansia dilakukan dengan
sistem 5 meja meliputi :
1. Meja satu untuk pendaftaran
2. Meja dua untuk penimbangan
3. Meja tiga untuk pengisian kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia
4. Meja empat untuk penyuluhan, penyuluhan disini dapat dilaksanakan secara
5. perorangan maupun secara kelompok
6. Meja lima untuk pelayanan kesehatan yang meliputi pengukuran tekanan darah
dan Pemeriksaan fisik.
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Posyandu memiliki bermacam-macam jenis dan sasaran berbeda tetapi memiliki tujuan
yang sama untuk melayani masyarakat dengan mudah dijangkau dan untuk mendukung
program pemerintah menciptakan gerakan masyarakat menuju indonesia sehat. Melihat
efesiensi pelayanan serta manfaat dari Posyandu, tentunya upaya-upaya yang sudah
berjalan harus ditingkatkan agar anggota masyarakat dapat menolong diri dan
keluarganya dalam bidang kesehatan. Sehingga tercapai apa yang kita harapkan yaitu
sumber daya manusia yang berkemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa yang
akan datang. Kita sebagai masyarakat harus memperhatikan para kader posyandu yang
sangat banyak pengorbanannya dalam mangelola Posyandu tersebut, sehingga selain para
14
kader yang berperan aktif, kita juga harus berperan aktif dalam menggunakan dan
memanfaatkan posyandu.
3.2 SARAN
Sebagai calon tenaga kesehatan, kita harus memahami mengenai posyandu, tujuan,
strategi, sasaran, manfaat, dan sebagainya sehingga sebagai calon tenaga kesehatan kita
dapat ikut andil dalam mempromosikan posyandu ke masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fallen & Budi dwi. Catatan kuliah Keperawatan komunitas Nuha medika,Yogyakarta, 2011
http://fema.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/Posyandu-dan-Posbindu-2012-Fema.pdf
http://www.google.co.id/search?
oq=indikator+posbindu+penyakit+tidak+menular&aqs=mobilegwslite..&q=indikator+posbindu+penyakit+tidak+menular
http://www.kajianpustaka.com/2013/07/posyandu.html
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/posyandu-balita-lansia
https://dcolz.files.wordpress.com/2010/12/posyandu-lansia-pas.pdf
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&q=pembinaan%20posyandu
%20lansia%20guna%20pelayana%20kesehatan
%20lansia&ei=WmRZVbCqHcyzuQSOvYLgBw&url=http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/SE
MESTER_6_2011_PEMBINAAN_POSYANDU_LANSIA_GUNA_PELAYANAN_KESEH
ATAN_LANSIA.pdf&ved=0CB8QFjAA&usg=AFQjCNHlxLmzQVM47nuEUwixX_oJz_N
dAw&sig2=Mqe4wP4-GHGd1RlUp4StYg
Juniarti,
Anita.
2013.
Posbindu
Penyakit
Tidak
Menular.
(http://anita.rejanglebongkab.go.id/2013/12/28/posbindu-penyakit-tidak-menular-ptm/
),
16
17