Anda di halaman 1dari 3

4.

filsafat pendidikan pragmatism


Filsafat ini dipandang sebagai filsafa Amerika asli, padahal kenyataan yang sebenarnya
adalah berpangkal pada filsafat empirisme Inggris,yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan
manusia adalah apa yang manusia alami. Tokoh yang terkenal dalam filsafat ini adlaah Charlew
Sandre Piere (1839-1914), Wiliam James (1842-1910) dan John Dawey (1859-1952).
Pragmatisme berasal dari kata pragma yang berarti praktik atau aku berbuat. Hal ini
mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa
yang dapat dilakukan. Manusia dan lingkungannya berdampingan, dan mempunyai tangung
jawab yang sama terhadap realitas. Realitas adalah apa yang dapat dialami dan diamati secara
indera. Manusia selalu berubah dan berkembang dan perkembangan berlangsung terus menerus,
karena itu manusia hidup dalam keadaan menjadi (becoming) secara terus menerus (on
goingness). Peserta didik merupakan organism yang aktif, secara terus menerus merekonstruksi,
menginterpretasi dan mereorganisasi kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Peserta
didik harus berhubungan dengan individu-individu lainnya, karena dengan hubungan yang
demikian mereka akan tumbuh dan berkembang. Mereka akan mempelajari hidup dalam
komunitas individu, bekerja sama, dan menyesuaikan dirinya secara cerdas terhadap kebutuhan
dan aspirasi masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.
Pendidikan menurut pragmatism bukan merupakan suatu proses pembentukan dari luar,
dan juga bukan merupakan suatu pemerkahan kekuatan-kekuatan latn dengan sendirinya
(unfolding), melainkan merupakan suatu proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalamanpengalaman individu; yang berarti bahwa manusia selalu belajar dari pengalamannya.
Menurut John Dawey (Sadulloh, 2003), pendidikan perlu didasarkan pada tiga poko
pemikiran, yakni :
a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
b. Pendidikan sebagai pertumbuhan
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial
Berikut ini akan dijelaskan ketiga pokok pemikiran tersebu;
a. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup

Pendidikan berfungsi sebagai alat dan sebagai pembaharuan hidup. Dalam


kehidupannya manusia selalu berinteraksi, individu yang satu dengan individu yang
lainnya, dan degan lingkungannya orang yang sudah dewasa yang telah banyak memiliki
pengalaman hidup berinteraksi dengan manusia muda yang masih belia dalam
pengalaman hidup untuk mewariskan nilai-nilai budaya dan kebudayaan itu sendiri untuk
kelagsungan hidup. Terjadilah pewarisan kebudayaan, nilai, pengetahuan, dan
keterampilan serta sikap hidup kepada generasi muda. Hal ini membawa pembaharuan
hidup pada generasi muda, dan pembaharuan ini akan semakin pesat perubahannya oleh
karena perubahan yang terjadi dalam hidup dan kehidupan manusia dengan pengaruh
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang semakin pesat perubahannya. Untuk mengisi
kehidupan yang selalu berubah dan berkembang maka sangat diperlukan adanya
pendidikan.
b. Pendidikan sebagai pertumbuhan
Menurut John Dawey (Sadulloh, 2003), pertumbuhn merupakan suatu perubahan
tindakan yang berlangsung terus menerus untuk mencapai hasil selanjutnya. Pertumbuhan
juga merupakan suatu proses pematangan oleh karena peserta didik memiliki potensi
berupa kapasitas untuk berkembang atau bertumbuh menjadi sesuatu dengan adanya
pengaruh lingkungan. Hidup selalu mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan diwarnai
oleh aktivitas aktiv, yang berarti bahwa pertumbuhan akan dipengaruhi intensitas
aktivitas individu yang mneimbulkan pengalaman yang akan membawa perubahan pada
dirinya. Sehingga pertumbuhan merupakan karakteristik dari hidup, sedangkan
pendidikan adalah hidup itu sendiri. Pendidikan merupakan hidup itu sendiri dan bukan
merupakan persiapan untuk suatu kehidupan.
c. Pendidikan sebagai fungsi sosial
Menurut John Dawey (Sadulloh, 2003), lingkungan merupakan syarat bagi
pertumbuhan, dan fungsi pendidikan merupakan suatu proses membimbing dan
mengembangkan. Melalui kegiata pendidikan masyarakat membimbing peserta didik
yang masih belum matang menurut susunan sosial tertentu. Dalam keadaan yang belum
matang peserta didik selalu berinteraksi dengan lingkungan, selalu berhubungan dengan
individu lainnya. Dalam aktivitas pendidikan selalu ada interaksi yang dapat

mempengaruhi dan membimbing peserta didik dapat mengembangkan diri sebagai


pribadi yang dipengaruhi dan mempengaruhi dalam situasi dan lingkungan sosial.
Sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan dan sekaligud sebagai alat
transmisi, memiliki tiga fungsi, yakni:
Menyederhanakan dan mengarahkan faktor-faktor bawaan yang diharapkan

untuk berkembang
Membimbing dan mengarahkan kebiasaan masyarakat yang ada sesuai dengan

yang diharapkan
Menciptakan suatu lingkungan yang lebih luas, dan lebih baik yang

diperuntukkan bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan mereka


Dalam praktek pelaksanaan pendidikan sangat dianjurkan agar guru dalam
mengahdapi peserta didik dalam kelas memperhatikan saran berikut ini;
Guru tidak boleh memaksakan sesuatu yang tidak sesuai dengan minat dan

kemampuan peserta didik


Peserta didik harus diahadapkan pada suatu kondisi yang memungkinkan
mereka merasakan adanya suatu masalah yang harus diselesaikan sehingga

timbul minat untuk menyelesaikannya


Guru harus mengenal peserta didik dan dapat membangkitkan mereka

dalam pembelajaran
Guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang dapat menimbulkan
kerja sama antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan

guru dan sebaliknya.


Dalam pembelajaran, guru harus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar sambil bekerja. Guru hendaknya memfasilitasi, mendorong dan megarahkan
peserta didik agar dapat belajar menyelidiki dan mengamati sendiri, mnemukan sendiri,
berpikir dan menarik kesimpulan sendiri serta bekerja sama memecahkan atau mengatasi
masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai