Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN V
ALDEHID DAN KETON
OLEH
NAMA
STAMBUK
: F1C1 15 034
KELOMPOK
: VI (ENAM)
ASISTEN
: NURSIN
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi
mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak diantara senyawa
organik, seperti protein, lemak dan karbohidrat, merupakan komponen penting
dalam biokimia. Di antara beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa
alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya, hidrokarbon aromatik,
senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzena, senyawa heterosiklik
yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya, dan polimer,
molekul rantai panjang gugus berulang.
Aldehida adalah salah satu senyawa organik, dimana atom karbon berbagi
ikatan ganda dengan atom oksigen, ikatan tunggal dengan atom hidrogen, dan
ikatan tunggal dengan atom lain atau kelompok atom (disebut R dalam rumus
kimia umum dan diagram struktur). Ikatan rangkap antara karbon dan oksigen
adalah karakteristik dari semua aldehid dan dikenal sebagai gugus karbonil.
Banyak aldehida memiliki bau yang menyenangkan, dan pada prinsipnya, mereka
yang berasal dari alkohol oleh dehidrogenasi (pengangkatan hidrogen), proses
yang menjadi asal nama aldehida.
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus
fungsi karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa
kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari
Berdasarkan
uraian
di
atas
dilakukan
percobaan
untuk
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai pada percobaan aldehid dan keton adalah
sebagai berikut
1. Untuk mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi
senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2. Untuk memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan
aldehid dan keton.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan aldehid dan keton adalah
sebagai berikut
1. Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa
berdasarkan perbedaan gugus fungsi.
2. Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan
keton.
C. Prosedur Kerja
prosedur kerja pada perdcobaan aldehid dan keton adalah sebagai berikut:
- dipipet
Uji fehling
A+ B
Uji fehling
A+ B
Uji fehling
A+ B
sebanyak
- dimasukkan
dalam
mL
- dimasukkan
- ditambahkan
glukosa
- dikocok
- dipanaskan
Hasil pengamatan
- dipipet sebanyak 5
tetes
dalam
- dimasukkan
dalam
tabung reaksi II
tabung reaksi I
formalin
sebanyak
tetes
tetes
- ditambahkan
- dipipet
mL
- ditambahkan
aseton
1 mL
NO
.
1.
Pengamatan
Perlakuan
Sebelum
Pemanasan
5 tetes Fehling A + 5 tetes Berwarna
fehling B + 1 mL formalin
Sesudah
Pemanasan
biru Terdapat
kehitama
endapan merah
bata (aldehid),
bereaksi lambat
2.
Terdapat
fehling B + 1 mL larutan
endapan merah
glukosa
bata (aldehid),
bereaksi cepat
Tidak
fehling B + 1 mL larutan
perubahan
aseton
(keton)
1
2
3
Sesudah dipanaskan
1
2
3
Keterangan :
1. Formalin
2. Glukosa
3. Aseton
Keterangan :
1. Glukosa
2. Aseton
3. Formalin
terjadi
3. Reaksi
a. Reaksi yang terjadi antar aseton dengan fehling
O
C
H3C
+ 2Cu2+ + OHCH3
+ 2CuO
+ Cu2O
2+
+ OH
B. Pembahasan
+ Cu2O + H2O
C
O-
yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu 2+ terdapat sebagai ion
kompleks.
Berdasarkan hasil pengamatan ini didapatkan antara pencampuran fehling
dengan formalin biru pekat dan sesudah pemanasan berubah menghasilkan
endapan merah, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa didalam
pencampuran larutan tersebut terdapat senyawa aldehid. Hal ini disebabkan
karena aldehid mampu mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I) oksida.
Pencampuran pereaksi fehling dengan glukosa warna yang dihasilkan tetap
biru dan sesudah pemanasan berubah menjadi merah dengan terdapat endapan
merah bata pada larutan. Hal ini bertentangan dengan teori karena pencampuran
antara pereaksi fehling dengan glukosa menghasilkan dua lapisan warna dan
setelah pemanasan tidak terdapat endapan merah bata. Kesalahan ini dikarenakan
glukosa tidak teroksidasi dengan pereaksi fehling.
Sedangkan untuk pencampuran fehling dengan aseton terdapat dua lapisan
yaitu bening pada lapisan atas dan biru pada lapisan bawah. Sesudah pemanasan
warna berubah menjadi biru tua. Hal ini sesuai dengan teori karena, aseton
merupakan gugus keton.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Perbedaan senyawa aldehid dan keton ditinjau dari segi gugus fungsinya
adalah suatu aldehid memiliki sekurang kurangnya satu atom hidrogen
yang terikat pada atom karbonilnya. Sedangkan keton memilki dua gugus
alkil yang terikat pada karbonilnya. Dan ditinjau dari sifat oksidasi, aldehid
mudah teroksidasi sedangkan keton sulit.
2. Formalin dan glukosa merupakan aldehid karena dapat bereaksi dengan
pereaksi fehling dengan membentuk endapan berwarna merah bata. Aseton
merupakan keton karena tidak bereaksi baik pada pereaksi fehling.
B. Saran
Untuk pihak laboratorium agar menyediakan alat dan bahan yang
lengkap untuk kelengkapan praktikum sehingga proses praktikum dapat
dituntaskan dengan baik. Asisten praktikum agar kedisiplinannya tetap dijaga agar
proses praktikum tepat waktu. Praktikan agar perlengkapan praktikum dan
kedisiplinan tetap diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin A., dan Tiara M., 2012, Penentuan Kadar Gula Darah pada Penderita
Diabetes Mellitus (DM) melalui Uji Spektroskopi Aseton dalam Air Liur,
Jurnal Ilmu Fisika (JIF), 4 (1).
Petrucci R., 1987, Kimia Dasar I, Jakarta, Erlangga.
Singgih H., 2013, Uji Kandungan Formalin pada Ikan Asin menggunakan Sensor
Warna dengan Bantuan FMR (Formalin Main Reagent), Jurnal Eltek, 11
(1).
Siswoyo R., 2009, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga.
Yuliani E., dan Lukman H.Y., 2013, Aplikasi Sperma Sexing Berbasis
Antioksidan terhadap Kualitas dan Integritas Membran serta Daya
Fertilitas Induk Sapi Bali, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner, ISBN 988-402-17201-1-2456.