Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Efektivitas Sekolah


Dalam memaknai efektivitas setiap orang dapat member arti yang berbeda sesuai dengan
sudut pandang dan kepentingan-kepentingan masing-masing.Secara umum teori keefiktivitasan
berorientasi pada tujuan. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat yang dikemukakan ahli tentang
keefektivan seperti yang dikemukakan dari Aan Komariah, menurut Etzioni bahwa keefektivan
adalah derajat dimana organisasi mencaapi tujuannya, sedangkan menurut Steers keefektifan
menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan
dicapai.1Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil. 2Jadi efektifitas
adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektifitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.Efektifitas
sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan
dan personel lainnya; siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah
dengan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya hasil nyatanya merujuk kepada hasil
yang diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang
diharapkan. Efektifitas juga ditelaah dari:

1. Masukan yang merata;


2. Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi;
3. Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun;
4. Pendapatan lulusan yang memadai3

Berbagai kelemahan yang berkembang di masyarakat dan dengan mempertimbangkan akar


budaya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, maka sekolah di Indonesia
seharusnya dikembangkan untukmembantu siswanya menguasai kompetensi yang berguna bagi
kehidupannya dimasa depan, yaitu:
a) Kompetensi keagamaan, meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan yang
diperlukan untuk dapat menjalankan fungsi sebagai hamba Allah Yang Maha Kuasa dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Kompetensi akademik, meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan yang
diperlukan untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan jenjang pendidikannya.
c) Kompetensi ekonomi, meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan ekonomi agar dapat hidup layak di dalam masyarakat, dan

d) Kompetensi social pribadi, meliputi pengetahuan, system nilai, sikap dan keterampilan untuk
dapat hidup adaptif sebagai warga Negara dan warga masyarakat internasional yang
demokratis.4
2. Konsep Sekolah Efektif
Sekolah harus dipahami sebagai satu kesatuan system pendidikan yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling bergantung satu sama lain. Asas terpenting dan menjadi landasan bergerak
dalam pengelolaan pendidikan menuju sekolah efektif adalah pernyataan bahwa semua anak dapat
belajar.Hal ini mengisyaratkan pada kita bahwa sekolah merupakan wahana yang menyediakan
tempat yang terbaik bagi anak untuk belajar.Artinya semua upaya manajemen dan kepemimpinan
yang terjadi di sekolah diarahkan bagi usaha membuat seluruh peserta didik belajar.
Essensi yang terkandung pada paragraph diatas adalah fungsi sekolah sebagai tempat belajar
yang memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengalaman pembelajaran yang bermutu bagi
peserta didiknya. Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja
yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang
bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Mutu pembelajaran dan hasil belajar yang
memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan sekolah dan
pengaruh dari suasana/iklim yang kondusif yang diciptakan di sekolah. Sekolah harus dipahami
sebagai satu kesatuan system pendidikan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling bergantung
satu sama lain.
A. Sekolah Efektif dalam Perspektif Mutu Pendidikan
Penyelenggaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konsteks mutu
pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan sekolah
efektif.Dilingkungan system persekolahan, konsepmutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda
oleh berbagai pihak. Menurut persepsi kebanyakan orang (orang tua dan masyarakat pada
umumnya), mutu pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat dari perolehan nilai atau
angka yang dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil ulangan dan ujian. Sekolah dianggap
bermutu apabila sebagian besar atau seluruh siswanya memperoleh angka/nilai yang tinggi,
sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.Persepsi tersebut tidak keliru
apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai representasi dari totalitas hasil belajar, yang
dapat dipercaya menggambarkan derajat perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan
yang menyangkut aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.Dengan demikian, hasil pendidikan
yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif.
Kinerja sekolah dapat digambarkan sebagai berikut: komponen input merupakan potensi
dasar yang akan dikembangkan untuk selanjutnya diproses melalui teknik tertentu dengan
pemanfaatan sarana dan prasarana serta semua potensi internal untuk mencapai kualitas

output. Pencapaian kualitas output sangat dipengaruhi oleh adanya kualitas proses internal
yang dilakukan.
Gambar
Kinerja Sekolah
KUALITAS DAN
INOVASI

INPUT

PROSES

OUTPUT

OUTCOME

efektifitas produktivitas

Efisiensi
efisien

3. Kemampuan umum yang dimiliki seorang anak biasanya dipergunakan sebagai predictor
untuk menjelaskan tingkat kemampuan menyelesaikan program belajar, sehingga
kemampuan ini sering disebut sebagai scholastic attitude atau potensi akademik. Seorang
siswa yang memiliki potensi akademik yang tinggi diduga memiliki kemampuan yang
tinggi pula untuk menyelesaikan program-program belajar atau tugas-tugas belajar pada
umumnya di sekolah, dan karenanya diperhitungkan akan memperoleh prestasi yang
diharapkan. Sementara itu, kemampuan khusus atau bakat dijadikan predictor untuk
berprestasi dengan baik dalam bidang kajian khusus seperti dalam bidang karya seni,
musik, akting dan sejenisnya.Atas dasar pemahaman ini, maka Karakteristik dan
Indikator Sekolah Efektif
Tidak semua sekolah yang memiliki kelengkapan semua komponen system dikatakan
efektif. Ini sangat tergantung pada tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada
masing-masing komponen, terutama bermuara pada ketercapaian output sekolah, yaitu
lulusan yang bermutu sebagai sentral tujuan pendidikan.
Komponen-komponen pendukung, pelaksana dan penentu keberhasilan lulusan perlu
mendapat perhatian dan kepuasan, akan tetapi hasil akhir dari system pendidikan itu adalah
ditujukan pada lulusan. Lulusan yang menampakkan kompetensi yang dipersyaratkan adalah
lulusan yang sesuai dengan criteria sekolah efektif.Namun demikian, kebermutuan pada

komponen pendukung, pelaksana dan penentu keberhasilan lulusan menjadi indicator yang
turut menentukan keberhasilan pendidikan.
Selanjutnya, ada beberapa cirri penting bagi sekolah yang efektif menurut Sackney
yang dikutip oleh Suyanto, yaitu:
-

Adanya visi dan misi yang dipahami bersama oleh komunitas sekolah yang dari
sini dapat dirinci lagi, menjadi: Adanya system nilai dan keyakinan yang saling
dimengerti oleh komunitas sekolah

Adanya tujuan sekolah yang jelas

Adanya kepemimpinan isntruksional

2. Iklim belajar yang kondusif di sekolah yang meliputi:


-

Adanya keterlibatan dan tanggung jawab siswa

Lingkungan fisik yang mendukung

Prilaku siswa yang positif

Adanya dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah.

3. Ada penekanan pada proses belajar, ayng terdiri dari:


-

Memusatkan diri pada kurikulum dan instruksional

Ada pengembangan dan kolegialitas para guru

Adanya harapan yang tinggi dari komunitas sekolah dan


-

Adanya pemantauan yang berualng-ulang terhadap kemajuan belajar Sekolah


efektif diidentifikasikan sebagai sekolah yang dapat

menyelenggarakan proses belajar yang efektif karena cirri khas dari lembaga sekolah adalah
terjadinya proses belajar mengajar. Dengan demikian dalam sekolah yang efektif terdapat
proses belajar yang efektif, dengan cirri-ciri:
1. Aktif bukan pasif;
2. Tidak kasat mata;
3. Rumit, bukan sederhana;
4. Dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual diantara peserta didik;
5. Dipengaruhi oleh berbagai konteks.
Tabel 2 Ciri Sekolah Efektif

konteks

Kebutuhan masyarakat

Dukungan orang tua siswa

Lingkungan sekolah

dan lingkungan
Adanya hubungan yang baik
antara sekolah dengan orang
tua siswa
Dukungan keluarga dan

Input

Kebijakan yang kuat

masyarakat terhadap sekolah


Dukungan yang efektif dari

Kepemimpinan yang kuat

system pendidikan
Fleksibilitas dan otonomi
Kepemimpinan dan perhatian
kepala sekolah terhadap
kualitas pengajaran
Kepala sekolah mempunyai

Visi sekolah

program in service
Dukungan materi yang cukup
Waktu pembelajaran yang

Kualitas guru

cukup
Sikap positif dari para guru
Pemahaman yang
mendalam terhadap

Siswa

pengajaran
Harapan yang tinggi dari
siswa
Umpan balik secara
cepat/segera
Tanggung jawab yang diakui
secara umum

Proses

Iklim sekolah

Prilaku siswa yang positif


Adanya standar disiplin
yang berlaku bagi kepala
sekolah, guru, siswa dan
karyawan di sekolah
Lingkungan fisik yang
mendkung dan nyaman
Iklim yang nyaman dan
tertib bagi berlangsungnya

pengajaran dan pembelajaran


Pengembangan staf dan iklim
sekolah yang kondusif untuk
belajar
Peraturan disiplin
Adanya penghargaan dan
insentif
Adanya penghargaan bagi
siswa yang berprestasi
Harapan yang tinggi dari
komunitas sekolah
Pengembangan dan
Kurikulum

kolegialitas pada guru


Adanya pengorganisasian
kurikulum
Menetapkan sasaran yang
jelas dan upaya untuk
mencapainya

Output

Hasil belajar siswa

Siswa diharapkan lulus


dengan menguasai
pengetahuan akademik
Mampu mendemonstrasikan
kebolehannya mengenai
seperangkat kriteria

Outcome

Kesempatan kerja

Konsep desentrasilasi dalam pendidikan muncul sejalan dengan perkembangan pola


berpikir masyarakat sebagai salah satu dampak pembangunan pendidikan. Dengan
diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, berarti
Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan termasuk
didalamnya penyelenggaraan system pendidikan, kecuali dalam kewenangan politik luar
negeri, pertahanan keamanan, yustisi, moneter dan fiscal, serta agama seperti yang
disebutkan dalam pasal 10 ayat (3). Perluasan kewenangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan dan memberikan
manfaat lebih luas kepada masyarakat maupun kelancaran pelaksanaan fungsi dan tugas
organisasi daerah.

Pengembangan desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional bukan berarti setiap daerah


mengembangkan program pendidikan masing-masing dengan melepaskan diri dari
pemerintahan pusat, pengembangan desentralisasi disini dimaksudkan bahwa pemerintah
pusat memberikan pengakuan yang lebih besar terhadap kekuasaan dan kewenangan
pemerintah daerah dalam mengelola pendidikan sesuai dengan potensi dan kepentingan
masing-masing daerah.
Secara operasional, sekolah efektif memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
program-program yang sudah dirancangnya bersama stakeholder untuk mewujudkan prestasi
sekolah yang unggul.Para pemimpin tidak lagi sungkan melontarkan ide cemerlangnya yang
berbeda dari biasanya untuk membangun sekolah.

Anda mungkin juga menyukai