Anda di halaman 1dari 21

TUGAS FISIKA INDUSTRI

JUDUL
CARA PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN

Diusulkan oleh
Anugrah Pratama
: 140322601887 / 2014
Muh. Rifqi Nawafi
: 140322603528 / 2014
Muh. Muflih M
: 140322605519 / 2014
Muh. Irfan Sanusi
: 150322601110 / 2014
Rudi Agus S
: 140322603209 / 2014

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Investasi sangat penting bagi pertumbuhan suatu perusahaan dalam jangka


panjang. Perusahaan dapat semakin berkembang dan memperoleh keuntungan
yang lebih besar melalui investasi yang tepat. Modal yang tersimpan dalam
bentuk uang maupun tabungan hanya memberikan sedikit keuntungan
dibandingkan jika modal itu digunakan untuk pengembangan usaha lebih lanjut.
Investasi berhubungan dengan suatu proyek yang didahului oleh suatu analisis
kelayakan. Terwujudnya suatu proyek harus didukung adanya perencanaan dan
analisis kelayakannya untuk memberi gambaran bahwa proyek tersebut akan
memberikan keuntungan yang layak bagi investor. Hasil analisis kelayakan suatu
proyek akan menjadi kunci pengambilan keputusan apakah suatu proyek akan
direalisasikan atau tidak. Sebagai suatu sistem, analisis kelayakan proyek
merupakan input proses. Sedangkan pelaksanaan proyek merupakan proses yang
akan menghasilkan output berupa keuntungan.
Perkembangan industri air minum kemasan pesat dalam beberapa tahun
terakhir ini. Banyak perusahaan air minum dalam kemasan bermunculan karena
ketertarikan investor dalam bidang ini. Hal ini disebabkan karena investor melihat
peluang dari manfaat air yang merupakan syarat mutlak bagi kehidupan. Tubuh
manusia terdiri dari 70% air. Air digunakan terutama untuk proses metabolisme.
Sedangkan O 2 digunakan untuk proses pembakaran zat makanan menjadi energi
(Male Emporium, 2005). Kebutuhan air tiap orang kurang lebih 1,8 2,3 liter per
hari sesuai dengan berat badan dan aktivitasnya. Hal tersebut yang memunculkan
peluang investasi pada produk air minum dalam kemasan.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merupakan kelompok produk air
minum murni yang diolah dan dikemas sehingga siap diminum. Kelompok
produk ini tidak mengalami penambahan unsur penting tertentu untuk kebutuhan
mineral. alam tubuh. Produk ini juga dibedakan dengan Air Minum Isi Ulang
(AMIU) kemasan galon yang banyak bermunculan juga akhir-akhir ini. Sampai
tahun 2005, di eks karesidenan Surakarta terdapat kurang lebih 8 perusahaan
AMDK. Menurut perhitungan berdasarkan data jumlah penduduk dari BPS,
kebutuhan total air minum penduduk eks karesidenan Surakarta lebih dari 2
milyar liter per tahun. Produk AMDK yang beredar di pasaran sampai tahun 2005
berkisar antara 30 juta liter per tahun.
Selain ketertarikan terhadap maraknya industri ini, investor juga
memperhatikan adanya beberapa merk baru yang masuk dan keluar dari pasaran
serta beberapa perusahaan air minum yang gulung tikar. Melihat keadaan tersebut,
perusahaan memerlukan analisis kelayakan terhadap rencana investasinya.
Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian
untuk mengetahui kelayakan berdirinya usaha tersebut, yang meliputi aspek pasar,
aspek teknis, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan aspek finansial terhadap
1

produk kemasan gelas. Namun dalam makalah ini akan membatasi pembahasan
tentang standar uji kelayakan botol plastic air minum dalam kemasan dan standar
uji air minum dalam kemasan.
1.2.
Rumusan masalah
1. Bagaimana cara uji standar pada botol plastic air minum dalam kemasan dan
standar uji apa saja yang digunakan?
2. Bagaimana cara uji standar air dalam kemasan dan standar apa saja ynag
digunakan?
1.3.

Tujuan
1. Mengetahui cara uji standar pada botol plastic air minum dalam kemasan dan
jenis standar uji yang digunakan.
2. Mengetahui cara uji standar air dalam kemasan dan jenis standar uji yang
digunakan.

BAB II
ISI
2.1. Membuat botol plastik.
Botol plastik dibuat dari bahan jenis plastik jenis PET, Dan kadang-kadang dalam
pembuatan botol plastik ini juga sering dicampur dengan serpihan cacahan plastic.
bahan ini dapat kita peroleh dengan cara mencacah limbah botol plastik dengan
menggunakan mesin penghancur plastik.
2.1.1. Proses pembuatan botol plastik
Mixer : proses ini tujuannya adalah untuk mencampur kedua bahan tadi yang
kami sebutkan diatas yakni biji plastik jenis PET dengan cacahan plastik juga
berasal dari jenis yang sama yakni jenis PET
Pemanasan : Kedua bahan yang sudah bercampur di atas dipanaskan dengan
suhu tinggi hingga meleleh. lelehan plastik ini kemudian menggunakan screw
dikirim ke mesin selanjutnya yang disebut mesin molding injection untuk di
bentuk preform pet bottle.
Preform PET bottle : ini adalah tahapan awal pembentukan , lelehan plastik
tadi di cetak dengan menggunakan mesin injection molding
Blowing / finishing : Setelah menjadi preform pet bottel kini saatnya diproses
menjadi bentuk botol plastik yang sebenarnya , yakni preform tadi di tiup
dengan udara , namun di sisi luarnya sudah diberi cetakan.
2.1.2. Standar uji botol plastik untuk air minum dalam kemasan
Standar Nasional Indonesia (SNI 19-4370-2004) Botol plastik untuk air
minum dalam kemasan merupakan revisi dari SNI 19-4370-1996, disusun dengan
tujuan untuk melindungi konsumen dari segi keselamatan, meningkatkan mutu
produk, melindungi produsen dan mendukung ekspor non migas. Standar ini
disiapkan dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 122S, Pengemasan. Syarat mutu botol
plastik untuk air minum dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 1

a). Kemasan sekali pakai.


Kemasan sekali pakai tidak diharuskan dicuci dan/atau dibilas, tetapi jika hal
ini dilakukan, maka harus secara saniter.
b). Kemasan dipakai ulang.
Kemasan yang dapat dipakai ulang harus dicuci dan disanitasi dalam mesin
pencuci botol. Untuk membersihkan botol dapat digunakan berbagai jenis detergent

yang aman untuk pangan dengan suhu 60-85C, sedangkan untuk sanitasi dapat
digunakan air ozon atau desinfektan lain yang aman untuk pangan.
c). Pemeriksaan
Pemeriksaan kemasan dilakukan secara visual dengan teliti sebelum
pencucian.
Pemerikasaan ini meliputi:
Uji visual dan sifat tampak (SNI 19-4370-2004 butir 5.2)
Cara kerja
1. Siapkan contoh botol plastik untuk pengujian.
2. Lihat kebersihan, amati ada tidaknya benda asing yang menempel pada
botol plastik.
3. Amati ada tidaknya kerusakan berupa penyok, retak, pecah dan cacat pada
botol plastic
Uji bau dan rasa (SNI 19-4370-2004 butir 5.3)
Cara kerja
1. Siapkan contoh botol plastik untuk pengujian, bilas botol plastik dengan
akuades kemudian isi dengan akuades sampai kapasitas nominal.
2. Tutup botol plastik, diamkan selama24 jam pada suhu ruangan, rasakan
akuades tersebut secara organoleptik dan amati bau dan rasa spesifik.
Uji kapasitas penuh ((SNI 19-4370-2004 butir 5.4)
Cara kerja
1. Siapkan botol plastik untuk pengujian, letakkan botol plastik pada bidang
datar kemudian isi botol plastik dengan air sampai batas mulut botol.
2. Ukur volume air dengan menggunakan gelas ukur (V1), catat kapasitas
nominal yang diperoleh dari perusahaan (V2).
3. Kapasitas penuh dihitung dengan rumus

Uji kompresi (Top load test) (SNI 19-4370-2004 butir 5.5)


Cara kerja
1. Siapkan botol plastik untuk pengujian, letakkan contoh botol plastic
dibawah alat kompresi.
2. Atur alat kompresi (top load test) pada skala nol, tekan contoh dengan alat
kompresi sampai mengalami deformasi.
3. Catat angka yang tertera pada skala.

Uji Kebocoran (SNI 19-4370-2004 butir 5.6)


Cara kerja
1. Siapkan contoh botol plastik sebanyak 16 buah, pastikan botol dalam keadaan
kering dan tidak bocor.
2. Isi botol plastik dengan air sampai batas leher botol, lalu tutup.
3. Lakukan pengujian pertama sebanyak 8 buah, letakkan botol plastik pada
ketinggian 120 cm dari lantai beton datar dengan posisi berdiri (vertikal)
kemudian jatuhkan botol tersebut.
4. Amati hasil jatuhan secara visual jika botol dalam keadaan baik sesuai dengan
syarat mutu, maka lakukan pengujian dengan botol yang sama secara
horizontal, bila botol pada jatuhan vertikal juga dalam keadaan baik, maka
lakukan pengujian sebanyak contoh diatas.
5. Bila dari 8 buah contoh botol plastik padapengujian pertama hasilnya bagus
semua, maka botol plastik memenuhi syarat lulus uji dan pengujian dianggap
cukup tapi bila dari 8 buah botol plastik yang diuji terdapat 3 buah botol yang
rusak, maka botol plastik dianggap tidak memenuhi syarat lulus uji dan tidak
dilakukan pengujian lagi.
6. Apabila dari 8 buah botol plastik yang diuji terdapat 1 atau 2 buah botol yang
rusak, maka lakukan pengujian yang sama terhadap 8 botol plastik yang
lainnya.
7. Botol plastik dinyatakan lulus syarat uji, jika dari 16 buah botol yang diuji
terdapat maksimal 3 buah yang rusak.
d). Tutup kemasan
Tutup kemasan harus hygienis. (SNI 19-4370-2004 butir 5.2)
e). Pengisian, penutupan dan pengepakan.
1. Pengisian dan penutupan Pengisian dan penutupan botol atau gelas harus
dilakukan dengan cara higienis dalam ruang pengisian yang bersih dan saniter.
Suhu dalam ruang pengisian maksimal 250 C.
2. Pengepakan
Pengepakan AMDK dapat berupa : kotak karton, shrink plastik,atau krat
plastik.
f). Bahan Kemasan dan Persyaratannya.
1.Bahan
Kemasan AMDK dapat dibuat dari kaca, Poli Etilen (PE), Poli Propilen (PP), Poli
Etilen Tereftalat (PET), Poli Vinil Khlorida (PVC), atau Poli Karbonat (PC). Untuk
kemasan yang terbuat dari kaca harus sesuai dengan SNI 12-0037-1987 atau

revisinya. Untuk pengujian jenis plastic, bisa dengan menggunakan Infrared


Spektrophotometer pada panjang gelombang 4000 200 cm-1 (SNI 19-4370-2004
butir 5.8)
Cara kerja:
1. Siapkan contoh botol plastik 1 buah, potong contoh dengan ukuran 1,5 x 2
cm.
2. Masukkan potongan contoh kedalam alat Infrared Spektrophotometer, atur
Infrared Spektrophotometer mulai dari panjang gelombang 4000200cm-1
3. Hasil berupa grafik.
4. Bandingkan hasil dari grafik yang diperoleh dengan grafik standar.
5. Tentukan jenis dari bahan plastik tersebut sesuai dengan grafik standar
2. Persyaratan.
Kemasan AMDK pakai ulang dari bahan plastik harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. memenuhi syarat tara pangan (food grade). (SNI 19-4370-2004 butir 2)
b. Ketebalan minimal 0,5 milimeter.
c. Tahan suhu minimal 600 C, dengan waktu kontak minimal 15 detik.
d. Tidak bereaksi terhadap bahan pencuci dan desinfektan. Kemasan yang tidak
memenuhi kriteria diatas tidak boleh dipakai ulang. (SNI 19-4370-2004 butir 7)
e. Memenuhi berbagai jenis uji standar, diantaranya:
1. Uji Residu VCM (SNI 19-4370-2004 butir 5.9)
2. Uji Global migrasi (SNI 19-4370-2004 butir 5.10)
3. Total logam berat (Pb, Cd) termigrasi pada akuades (SNI 19-4370-2004 butir
5.11)
4. Reduksi KMnO4 (SNI 19-4370-2004 butir 5.12).
2.2. Proses pengolahan air minum dalam kemasan
a. Sumber Air
Air yang digunakan dalam proses pengolahan AMDK berasal dari air alami
(Natural Spring Water) yang terletak di lokasi yang sejuk dan terhindar dari sumber
pencemaran. Sumber air harus memenuhi tiga parameter yang menentukan kelayakan
air untuk dikonsumsi yaitu parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi.
1. Parameter Fisik
Meliputi semua hal yang dapat dilihat secara langsung tanpa
menggunakan alat bantu. Secara fisik air layak minum haruslah jeernih, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa, bebas dari benda asing seperti batu dan
ikan (SNI 1996). Parameter fisik amatlah penting karena pada akhir produksi
akan langsung berpengaruh terhadap penerimaan konsumen.
7

2. Parameter Kimia
Meliputi konsentrasi zat kimia yang terkandung didalam air. Semua
zat kimia, baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan harus sesuai
dengan syara mutu air yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional
Indonesia. Beberapa mineral dalam jumlah yang berlebihan akan dapat
mempengaruhi penampilan fisik bahan baku air misalnya besi yang
berlebihan akan menyebabkan air menjadi kuning kecoklatan.
3. Parameter Mikrobiologi
Meliputi jumlah bakteri yang ada dalam air yang akan digunakan
dalam bahan baku. Sesuai SNI 1996 jumlah bakteri maksimal yang
diperbolehkan ada dalam air adalah 100 koloni/mL sample dengan bakteri
berbentuk Coli, Salmonella, C. perferigens adalah negatif per 100 sampel.

Air dari sumber dialirkan melalui pipa-pipa ke tanki penampungan air baku (Buffer
Tank, disebut juga tanki penampungan I, berada didekat sumber mata air), kemudian
dialirkan melalui pipa ke tanki penampungan air sumber yang berada dalam pabrik
disebut juga tanki penampungan II) dengan menggunakan sistem pemanfaatan
tekanan air karena letak pabrik berada dibawah sumber mata air, selanjutnya
dipompakan ke unit pengolahan air (Water Treatment). Pada tanki penampungan I
terdapat filter dengan screen 40 m yang berfungi menyaring kotoran seperti
kerikikil dan pasir sehingga mempermudah proses penyaringan selanjutnya.
b. Penyaringan (Filtrasi) (SNI 01-3553-2006 butir 6.24.3.2)
Proses ini bertujuan menghilangkan kotoran berupa partikel-partikel kasar
maupun halus. Air dari tanki penampung I dipompa menuju tanki penampung II (Raw
Water Tank) yang berbentuk silinder dan berkapasitas 10.000 liter. Air kemudian
dipompa ke filter kedua dengan screen yang lebih kecil yaotu 10 m yang berfungsi
sebagai penyaring partikel yang lolos dari filter pertama. Filtrat yang dihasilkan
dineralisasi dengan karbon aktif (Carbon filter). Karbon aktif berfungsi menetralisasi
logam seperti cyanida, ferro dan sebagainya. Selanjutnya dilakukan filtrasi
dengan screen 5 m. Air yang dikeluakan merupakan air yang bebas klorin, kotoran,
bau, warna dan rasa.
c. Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi) (SNI 01-3553-2006 butir 23)
Proses sterilisasi merupakan proses pemberian ozon yang berfungsi
membunuh bakteri dalam air sehingga proses ini disebut juga dengan ozonisasi.
Ozonisasi menentukan kualitas dan kuantitas produk air minum yang dihasilkan
karena ozonisasi dapat membunuh semua mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan
khamir.
Ozonisasi berlangsung setelah air keluar dari prefilter dan ditampung dalam
tangki ozonisasi. Proses ini dilakukan dengan menginjeksi ozon yang dihasilkan oleh
ozonator (Ozon Generator).
Ozonator meerupakan alat bertenaga listrik dengan arus bolak-balik yang
digunakan untuk membentuk ozon dari udara (oksigen). Cara kerjanya dengan
menyalurkan udara ke tabung ozon, pendinginan dengan air chyller kemudian
9

ditembak dengan listrik tegangan tinggi dan udara akan bereaksi untuk menghasilkan
ozon. Udara yang disalurkan ke tabung ozon dihasilkan akan dialirkan melalui
pipa stainless steel menuju tabung berbentuk silinder yang disebut cillenes (terdapat
dua collones yang berhubungan satu sama lain). Collones pertama berkapasitas 2530
L dan collones kedua berkapasitas 3800 L. Jumlah ozon yang ditembakkan dapat
diatur sedemikian rupa karena pipa pendistribusian ozon dilengkapi katub putar yang
bisa diatur.
Air yang telah diozonisasi dikirim ke tangki penampungan akhir ( tanki
treated) dengan kapasitas 10.000 liter. Selama tangki treated belum penuh, proses
penarikan air sumber dan ozonisasi terus berlangsung. Pengiriman ini melalui pipa
yang dilengkapi dengan lubang pengambilan sampel air untuk dianalisis kandungan
mikrobanya. Apabila hasil analisis mikrobiologi menunjukan masih ada kontaminasi
maka dihilangkan dengan menambahkan ozon yang ditembakkan. Air yang berada di
tangki penampungan akhir ini siap digunakan untuk diisikan ke tiap jenis kemasan.
d. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu mutlak diperlukan untuk menjamin kualitas air minum dalam
kemasan. Quality control bertugas untuk melakukan hal tersebut. Tujuan dari
pengendalian mutu adalah untuk mempertahankan kualitas air minum dalam kemasan
agar sesuai dengan SNI 01-3553-2006.
Faktor utama yang mempengaruhi dalam proses pembuatan air minum dalam
kemasan yang dapat menurunkan kualitas adalah, tingkat kontaminasi yang sering
terjadi seperti, kontaminasi udara ruang produksi (ducting) dan kontaminasi air.
Kebersihan (kesterilan) air yang dihasilkan juga dapat terpengaruh oleh kebersihan
dari lingkungan sekitarnya, sehingga kebersihan harus di jaga agar kualitas air yang
dihasilkan dapat bermutu tinggi.
Beberapa pengujian / analisa yang dilakukan untuk menghasilkan air minum
dalam kemasan agar memiliki kualitas yang baik diantaranya :
Analisa fisik

1.
2.
3.
4.

Analisa fisik dilakukan dengan menggunakan peralatan dan dicatat sesuai dengan
kepekaan alat terhadap sampel yang dianalisis.
Alat uji fisik antara lain :
Pompa Vakum
Alat ini digunkan untuk menguji kekuatan lead.
Pegas
Alat ini digunakan untuk menguji daya ikat lead pada cup.
Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk mengukur massa dari bahan yang digunakan.
Gelas ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur volume dari cup maupun gallon.
10

Pengujian secara fisik yang kami lakukan diantaranya :


1.
Uji Fisik Kardus
1.1.Alat dan bahan :

Timbangan analitik

Jangka sorong

Penggaris dan alat tulis

Kardus (sample)
1.2.Langkah kerja :

Ambil sampel kardus.

Timbang kardus dengan timbangan analitik.

Ukur panjang, lebar dan tinggi kardus dengan penggaris.

Potong kardus dengan ukuran 10 10 cm.

Pisahkan fluth (lapisan) kardus yang terdiri dari gramatur luar, tengah dan dalam.

Timbang gramatur luar, tengah dan dalam.

Catat hasil dari masing-masing gramatur.


2.
Uji Fisik Layer
2.1.Alat dan bahan :

Layer (sample)

Penggaris
2.2.Langkah kerja :

Ukur panjang, lebar dan tinggi layer.

Catat hasil pengukuran.


3.
Uji Fisik Cup
3.1.Alat dan bahan :

3 pcs cup (sample)

Jangka sorong

Timbangan analitik
3.2.Langkah kerja :

Ambil 3 pcs cup.

Timbang masing-masing cup.

Ukur diameter luar cup, lebar bibir cup, diameter leher cup dan tinggi cup.

Catat hasil pengamatan.


4.
Uji Fisik Straw
4.1.Alat dan bahan :

2 straw (sample)

Jangka sorong

Timbangan analitik
4.2.Langkah kerja :

Siapkan alat dan bahan.

Timbang masing-masing straw dengan timbangan analitik.

Ukur tinggi dan diamater straw.

Catat hasil pengamatan.


11

5.
Uji Fisik Gallon
5.1.Alat dan bahan :

5 gallon 19 liter (sample)

Jangka sorong

Penggaris

Timbangan analitik
5.2.Langkah kerja :

Siapkan alat dan bahan.

Timbang masing-masing gallon.

Ukur diameter leher gallon dengan menggunakan jangka sorong.

Ukur panjang gallon dengan menggunakan penggaris.

Catat hasil pengamatan.


6.
Uji Fisik Flakban
6.1.Alat dan bahan :

Penggaris

Timbangan analitik

Gunting

2 buah flakban (sample)

2 buah core flakban (sample)


6.2.Langkah kerja :

Siapkan alat dan bahan.

Timbang masing-masing flakban menggunakan timbangan analitik.

Timbang masing-masing core flakban menggunakan timbangan analitik.


Ukur masing-masing flakban dengan panjang 1 m sebanyak 5 kali kemudian dibuat
seperti bola.

Ukur diamater core flakban.

Catat hasil pengujian dengan menggunakan rumus :


Panjang flakban = (berat flakban berat core) / berat 1 m flakban
Analisis Fisika kimia
Analisa kimia yang dilakukan dengan menggunakan metode titrasi pada
pengujian kadar Na2O dan PAA pada air cucian gallon, kesadahan dalam CaCO 3 dan
kadar ion Ca2+ dalam sample. Analisa juga dilakukan dengan metode spetrokoskopi
untuk mengetahui tubiditas, kadar ozone, nitrit, nitrat, amonium, sulfat, klorida,
flourida, sianida, besi, mangan, klor, timbal, tembaga, kadmium, raksa dan arsen
dalam sample.
Alat uji kimia antara lain :
1.
Seperangakat alat titrasi
Alat ini digunkan untuk mengukur kadar ion Ca2+, kesadahan air dalam CaCO3, dan
untuk analisa kadar Na2O dan PAA dalam air cucian gallon.
2.
Seperangkat alat gelas
Alat ini digunakan untuk menganalisa kdar Na2O dan PAA dalam air cucian gallon.
3.
pH meter
alat ini digunakan untuk mengukur pH larutan.
12

4.

Spektrofotometer
Alat ini digunakan untuk mengetahui kadar ozon dan turbiditas larutan.
5.
Konduktometer
Alat ini digunakan untuk mengetahui hantaran listrik larutan.
Pengujian secara fission kimia yang kami lakukan diantaranya :
1. Uji kimia PC 101 / Na2O
1.1. Alat dan bahan :

Gelas ukur 100 ml

Erlenmeyer 250 ml

Pipet leter

Sample PC 101

Penol Pthylen

HCL 0,1 N
1.2. Langkah kerja :

Ambil sample PC 101 sebanyak 50 ml.

Tambahkan 3-5 tetes PP hingga larutan berwarna pink.

Titrasi dengan HCL 0,1 N sampai jernih


Rumus : %Na2O = (ml titran 0,1 31 100)
50 1,12 1000
2. Uji kimia Oxy 200 / PAA (perokcide acetic acid)
2.1.Alat dan bahan :

Gelas ukur 100 ml

Erlenmeyer 250 ml

Pipet tetes

Sampel oxy 200

Aquadest

KI (kalium iodida)

H3PO4 (asam pospat)

NH4 (amonium)

Na2S2O3 (natrium tiosulfat)


2.2.
Langkah kerja

Ambil 10 ml sample PAA 200.


Tambahkan 10 tetes KI, 10 tetes H 3PO4 dan 5 tetes NH4, cairan berubah menjadi
kuning kecoklatan.

Titrasi dengan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) hingga bewarna kuning gading.

Tambah 5 tetes amylum, warna akan berubah menjadi hitam.

Titrasi dengan Na2S2O3 hingga warnanya jernih.

Catat hasil pengamatan.


Rumus : %PAA = ((ml titran I + II) 0,1 38 100) / (10 1,08 1000)

13

3.
Uji kimia kalsium (bularan)
3.1.Alat dan bahan :

Sample air

Kuvet

Reagent

Tipful (regent 2)

Regent 3
3.2.Langkah kerja :

Bilas kuvet dengan air sample.

Ambil 5 ml sample.

Tambahkan 5 tetes regent 1 dan 2 sendok tipful.

Kocok sampai warna menjadi merah violet.

Titrasi dengan reagent 3 sampai warna biru violet

Baca skala titrasi.

Cata hasil pengamatan.


4.
Uji kimia kesadahan
4.1.alat dan bahan :

Air sample

Kuvet

Regent 1

Reagent 2
4.2.Langkah kerja :

Ambil 5 ml sample.
Tambahkan 3 tetes reagent 1, kocok sampai warna berubah menjadi merah violet.

Titrasi dengan reagent 2 sampai berubah menjadi warna hijau.

Catat hasil pengamatan

Hasil ml titran 17,85.


5.
Uji fisika TDS (total disolvid solid) dan conductivity
5.1.Alat dan bahan :

Air sample

Elektroda

Conductivity meter
5.2.Langkah kerja :

Pasang elektroda ke conductivity meter.

Bilas elektroda dengan menggunakan air sample.

Posisikan elektroda pada ON.

Satuan dari TDS adalah ppm (part per million).

Tunggu hingga gambar jam berhenti.

Tekan set untuk menghitung conductivity.

Satuan dari conductivity adalah S.

Tunggu hingga gambar jam berhenti.


6.
Uji fisika TCl (total chlorine) dan turbidity
6.1.Alat dan bahan :

Air sample
14


Kuvet

Regent DPD

Ozoneter
6.2.Langkaha kerja :

Buat blangko dan sample, untuk sample ditambahkan reagent DPD.

Blanko dan sample dimasukkan ke dalam kuvet.

Tekan ON pada ozoneter.

Posisikan pada tr (turbidity).

Masukkan blangko.

Tekan read kemudian akan muncul hasil dari turbidity.

Posisikan pada tcl (total chlorine) dengan menekan tanda ( ).

Tekan zero hingga muncul angka 0,00.

Ganti blangko dengan sample.

Tekan read kemudian akan muncul hasil dari tcl.


7.
Uji fisika pH
7.1.Alat dan bahan :

Air sample

Elektroda

pH meter
7.2.Langkah kerja :

Pasang elektroda pada pH meter.

Hubungkan pH meter ke sumber listrik.

Bilas elektroda dengan air sample.

Tekan ON untuk menghidupkan pH meter.

Masukkan elektroda pada air sample.

Tekan ON.

Tunggu hingga muncul tulisan ready, hasil dari pH akan terbaca.

Tekan OFF kemudian bilas elektroda dengan air sample.

1.
2.
3.
4.
5.

Analisa Mikrobiologi
Analisa mikrobiologi dilakukan dengan isolasi mikrobiologi dalam media agar
maupun media cair.
Alat uji mikrobiologi antara lain :
Seperangkat alat gelas
Alat ini digunakan untuk membuat media pertumbuhan mikroorganisme.
Petri dish
Alat ini digunakan sebagai tempat media tumbuh mikroorganisme.
Inkas
Alat ini digunakan untuk mengisolasi bakteri.
Inkubaror
Alat ini digunakan untuk mengikubasi mikroorganisme.
Penyedot udara
Alat ini digunakan untuk mengambil sample mikroorganisme dalam udara.
Pengujian secara mikrobiologi yang kami lakukan diantaranya :

15

1.
Uji mikrobiologi TPC (total plate count)
1.1.Alat dan bahan :

Sample

Petri dish

Spet 10 ml

Breaker glass 50 ml

Lampu Bunsen

Kapas

Alcohol 70 %

Media PCA (plate count agar).


1.2.Langkah kerja :

Siapkan alat dan bahan.

Sterilisasi tangan dengan menggunkan alcohol 70 %.

Sterilisasi sample yang akan diuji dengan menggunakan alcohol.

Nyalakan lampu Bunsen.

Sterilisasi jarum suntik dengan menggunakan alcohol dan panaskan jarum suntik
diatas lampu Bunsen.

Ambil 1 ml sample dengan menggunakan jarum suntik.

Masukkan sample ke petri dish diatas lampu Bunsen dengan menggunakan spet.

Masukkan media PCA 3-5 ml, tunggu hingga media padat.

Inkubasi sample secara terbalik selama 24-48 jam, dengan suhu 35-370C.

Amati dan hitung mikroba yang tumbuh.

Catat hasil pengamatan.


2.
Uji mikrobiologi Salmonella, Sigella dan Pseudimonas
2.1.Alat dan bahan :

Sample SV0 (sample bahan dasar)


Sample SV3 (sampling valve dari air yang telah mengalami proses ozonisasi, yang
terletak pada tangki ozon kedua).

Sample SV4 (sampling valve untuk mengambil sample dari tangki treated)

Petri dish

Spet

Lampu bunsen

Breaker glass 50 ml

Alkohol 70 %
2.2.Langkah kerja

Sterilisasi tangan dengan alkohol 70 %.

Sterilisasi spet dengan alcohol 70 % dan panaskan spet hingga membara.

Ambil 1 ml sample dengan menggunakan spet.

Masukkan sample kedalam petri dish.

Tuang media kedalam petri dish.


o Media SSA digunakan untuk salmonella dan sigella.
o Media CA digunakkan untuk Pseudimonas.
Setelah media padat, bungkus petri dish dengan kertas lalu inkubasi terbalik selama
24-48 jam.

Hitung koloni mikroorganisme yang tumbuh.


16

3.
Uji mikrobiologi ruang filling
3.1.Alat dan bahan :

Media SA

Air Test Biocollector

Kapas

Alcohol 70 %
3.2.Langkah kerja :

Sterilisasi alat dengan menggunakan alcohol.

Tempatkan petri pada Air Test Biocollector.

Hidupkan Air test dan posisikan pada unit dan select sesuai kehendak.

Tekan tombol start.

Gerakkan Air Test pada ruangan yang akan diambil sample udaranya.

Tunggu hingga lampu pada select mati.

Inkubasi selama 5 hari

17

BAB III
KESIMPULAN
1. Pada proses penyediaan air minum dalam kemasan dan di Indonesia sudah
memiliki aturan yang berlaku sehingga kualitas air minum dalam kemasan
bisa terjamin.
2. Standar proses produksi air minum dalam kemasan adalah Standar uji botol
plastic, Sumber Air, Penyaringan (Filtrasi), Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi),
Pengendalian Mutu.

3. Syarat-syarat kualitas air minum isi ulang harus memenuhi faktor fisika dan
faktor kimia.

18

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Faktor Lingkungan Bagi Pertumbuhan Mikroba. http://blog.
Unila.ac.id/wasetiawan/files/2009/09/factor-lingkungan-bagi-pertumbuhan-mikrobarevisi-270909.pdf.
Committee of Revision of the United States Pharmacopoeia Convention Inc. 1995.
The United state Pharmacopoeia (USP) 23. The national Formulary (NF) 18. The
Board of Trustees, Washington DC.
Hadioetomo, R. S. (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Hartomo, R. S. & Widiatmoko. (1994). Teknologi Membran Pemurnian Air. Andi
Offset. Yogyakarta.
Indotirta Jaya Abadi. 2008. Pedoman Instrumen Kerja Pengujian Air Baku dan
AMDK. Semarang
Purjan, Stephanie. 2009. Swab Test dan Isolasi Mikroba Udara di Ruang Filling Air
Minum Dalam Kemasan Galon PT. Indotirta Jaya Abadi Semarang. Laporan Kerja
Praktek. Semarang.
Standard Methods for The Examination of water and Wastewater, American Public
Health Association; American Water Works Association; Water Environment
Federation 20 Ed. Washington DC, 1998

19

20

Anda mungkin juga menyukai