Tugas Fisika Industri Amdk
Tugas Fisika Industri Amdk
JUDUL
CARA PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
Diusulkan oleh
Anugrah Pratama
: 140322601887 / 2014
Muh. Rifqi Nawafi
: 140322603528 / 2014
Muh. Muflih M
: 140322605519 / 2014
Muh. Irfan Sanusi
: 150322601110 / 2014
Rudi Agus S
: 140322603209 / 2014
Latar Belakang
produk kemasan gelas. Namun dalam makalah ini akan membatasi pembahasan
tentang standar uji kelayakan botol plastic air minum dalam kemasan dan standar
uji air minum dalam kemasan.
1.2.
Rumusan masalah
1. Bagaimana cara uji standar pada botol plastic air minum dalam kemasan dan
standar uji apa saja yang digunakan?
2. Bagaimana cara uji standar air dalam kemasan dan standar apa saja ynag
digunakan?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui cara uji standar pada botol plastic air minum dalam kemasan dan
jenis standar uji yang digunakan.
2. Mengetahui cara uji standar air dalam kemasan dan jenis standar uji yang
digunakan.
BAB II
ISI
2.1. Membuat botol plastik.
Botol plastik dibuat dari bahan jenis plastik jenis PET, Dan kadang-kadang dalam
pembuatan botol plastik ini juga sering dicampur dengan serpihan cacahan plastic.
bahan ini dapat kita peroleh dengan cara mencacah limbah botol plastik dengan
menggunakan mesin penghancur plastik.
2.1.1. Proses pembuatan botol plastik
Mixer : proses ini tujuannya adalah untuk mencampur kedua bahan tadi yang
kami sebutkan diatas yakni biji plastik jenis PET dengan cacahan plastik juga
berasal dari jenis yang sama yakni jenis PET
Pemanasan : Kedua bahan yang sudah bercampur di atas dipanaskan dengan
suhu tinggi hingga meleleh. lelehan plastik ini kemudian menggunakan screw
dikirim ke mesin selanjutnya yang disebut mesin molding injection untuk di
bentuk preform pet bottle.
Preform PET bottle : ini adalah tahapan awal pembentukan , lelehan plastik
tadi di cetak dengan menggunakan mesin injection molding
Blowing / finishing : Setelah menjadi preform pet bottel kini saatnya diproses
menjadi bentuk botol plastik yang sebenarnya , yakni preform tadi di tiup
dengan udara , namun di sisi luarnya sudah diberi cetakan.
2.1.2. Standar uji botol plastik untuk air minum dalam kemasan
Standar Nasional Indonesia (SNI 19-4370-2004) Botol plastik untuk air
minum dalam kemasan merupakan revisi dari SNI 19-4370-1996, disusun dengan
tujuan untuk melindungi konsumen dari segi keselamatan, meningkatkan mutu
produk, melindungi produsen dan mendukung ekspor non migas. Standar ini
disiapkan dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 122S, Pengemasan. Syarat mutu botol
plastik untuk air minum dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 1
yang aman untuk pangan dengan suhu 60-85C, sedangkan untuk sanitasi dapat
digunakan air ozon atau desinfektan lain yang aman untuk pangan.
c). Pemeriksaan
Pemeriksaan kemasan dilakukan secara visual dengan teliti sebelum
pencucian.
Pemerikasaan ini meliputi:
Uji visual dan sifat tampak (SNI 19-4370-2004 butir 5.2)
Cara kerja
1. Siapkan contoh botol plastik untuk pengujian.
2. Lihat kebersihan, amati ada tidaknya benda asing yang menempel pada
botol plastik.
3. Amati ada tidaknya kerusakan berupa penyok, retak, pecah dan cacat pada
botol plastic
Uji bau dan rasa (SNI 19-4370-2004 butir 5.3)
Cara kerja
1. Siapkan contoh botol plastik untuk pengujian, bilas botol plastik dengan
akuades kemudian isi dengan akuades sampai kapasitas nominal.
2. Tutup botol plastik, diamkan selama24 jam pada suhu ruangan, rasakan
akuades tersebut secara organoleptik dan amati bau dan rasa spesifik.
Uji kapasitas penuh ((SNI 19-4370-2004 butir 5.4)
Cara kerja
1. Siapkan botol plastik untuk pengujian, letakkan botol plastik pada bidang
datar kemudian isi botol plastik dengan air sampai batas mulut botol.
2. Ukur volume air dengan menggunakan gelas ukur (V1), catat kapasitas
nominal yang diperoleh dari perusahaan (V2).
3. Kapasitas penuh dihitung dengan rumus
2. Parameter Kimia
Meliputi konsentrasi zat kimia yang terkandung didalam air. Semua
zat kimia, baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan harus sesuai
dengan syara mutu air yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional
Indonesia. Beberapa mineral dalam jumlah yang berlebihan akan dapat
mempengaruhi penampilan fisik bahan baku air misalnya besi yang
berlebihan akan menyebabkan air menjadi kuning kecoklatan.
3. Parameter Mikrobiologi
Meliputi jumlah bakteri yang ada dalam air yang akan digunakan
dalam bahan baku. Sesuai SNI 1996 jumlah bakteri maksimal yang
diperbolehkan ada dalam air adalah 100 koloni/mL sample dengan bakteri
berbentuk Coli, Salmonella, C. perferigens adalah negatif per 100 sampel.
Air dari sumber dialirkan melalui pipa-pipa ke tanki penampungan air baku (Buffer
Tank, disebut juga tanki penampungan I, berada didekat sumber mata air), kemudian
dialirkan melalui pipa ke tanki penampungan air sumber yang berada dalam pabrik
disebut juga tanki penampungan II) dengan menggunakan sistem pemanfaatan
tekanan air karena letak pabrik berada dibawah sumber mata air, selanjutnya
dipompakan ke unit pengolahan air (Water Treatment). Pada tanki penampungan I
terdapat filter dengan screen 40 m yang berfungi menyaring kotoran seperti
kerikikil dan pasir sehingga mempermudah proses penyaringan selanjutnya.
b. Penyaringan (Filtrasi) (SNI 01-3553-2006 butir 6.24.3.2)
Proses ini bertujuan menghilangkan kotoran berupa partikel-partikel kasar
maupun halus. Air dari tanki penampung I dipompa menuju tanki penampung II (Raw
Water Tank) yang berbentuk silinder dan berkapasitas 10.000 liter. Air kemudian
dipompa ke filter kedua dengan screen yang lebih kecil yaotu 10 m yang berfungsi
sebagai penyaring partikel yang lolos dari filter pertama. Filtrat yang dihasilkan
dineralisasi dengan karbon aktif (Carbon filter). Karbon aktif berfungsi menetralisasi
logam seperti cyanida, ferro dan sebagainya. Selanjutnya dilakukan filtrasi
dengan screen 5 m. Air yang dikeluakan merupakan air yang bebas klorin, kotoran,
bau, warna dan rasa.
c. Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi) (SNI 01-3553-2006 butir 23)
Proses sterilisasi merupakan proses pemberian ozon yang berfungsi
membunuh bakteri dalam air sehingga proses ini disebut juga dengan ozonisasi.
Ozonisasi menentukan kualitas dan kuantitas produk air minum yang dihasilkan
karena ozonisasi dapat membunuh semua mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan
khamir.
Ozonisasi berlangsung setelah air keluar dari prefilter dan ditampung dalam
tangki ozonisasi. Proses ini dilakukan dengan menginjeksi ozon yang dihasilkan oleh
ozonator (Ozon Generator).
Ozonator meerupakan alat bertenaga listrik dengan arus bolak-balik yang
digunakan untuk membentuk ozon dari udara (oksigen). Cara kerjanya dengan
menyalurkan udara ke tabung ozon, pendinginan dengan air chyller kemudian
9
ditembak dengan listrik tegangan tinggi dan udara akan bereaksi untuk menghasilkan
ozon. Udara yang disalurkan ke tabung ozon dihasilkan akan dialirkan melalui
pipa stainless steel menuju tabung berbentuk silinder yang disebut cillenes (terdapat
dua collones yang berhubungan satu sama lain). Collones pertama berkapasitas 2530
L dan collones kedua berkapasitas 3800 L. Jumlah ozon yang ditembakkan dapat
diatur sedemikian rupa karena pipa pendistribusian ozon dilengkapi katub putar yang
bisa diatur.
Air yang telah diozonisasi dikirim ke tangki penampungan akhir ( tanki
treated) dengan kapasitas 10.000 liter. Selama tangki treated belum penuh, proses
penarikan air sumber dan ozonisasi terus berlangsung. Pengiriman ini melalui pipa
yang dilengkapi dengan lubang pengambilan sampel air untuk dianalisis kandungan
mikrobanya. Apabila hasil analisis mikrobiologi menunjukan masih ada kontaminasi
maka dihilangkan dengan menambahkan ozon yang ditembakkan. Air yang berada di
tangki penampungan akhir ini siap digunakan untuk diisikan ke tiap jenis kemasan.
d. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu mutlak diperlukan untuk menjamin kualitas air minum dalam
kemasan. Quality control bertugas untuk melakukan hal tersebut. Tujuan dari
pengendalian mutu adalah untuk mempertahankan kualitas air minum dalam kemasan
agar sesuai dengan SNI 01-3553-2006.
Faktor utama yang mempengaruhi dalam proses pembuatan air minum dalam
kemasan yang dapat menurunkan kualitas adalah, tingkat kontaminasi yang sering
terjadi seperti, kontaminasi udara ruang produksi (ducting) dan kontaminasi air.
Kebersihan (kesterilan) air yang dihasilkan juga dapat terpengaruh oleh kebersihan
dari lingkungan sekitarnya, sehingga kebersihan harus di jaga agar kualitas air yang
dihasilkan dapat bermutu tinggi.
Beberapa pengujian / analisa yang dilakukan untuk menghasilkan air minum
dalam kemasan agar memiliki kualitas yang baik diantaranya :
Analisa fisik
1.
2.
3.
4.
Analisa fisik dilakukan dengan menggunakan peralatan dan dicatat sesuai dengan
kepekaan alat terhadap sampel yang dianalisis.
Alat uji fisik antara lain :
Pompa Vakum
Alat ini digunkan untuk menguji kekuatan lead.
Pegas
Alat ini digunakan untuk menguji daya ikat lead pada cup.
Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk mengukur massa dari bahan yang digunakan.
Gelas ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur volume dari cup maupun gallon.
10
Timbangan analitik
Jangka sorong
Kardus (sample)
1.2.Langkah kerja :
Pisahkan fluth (lapisan) kardus yang terdiri dari gramatur luar, tengah dan dalam.
Layer (sample)
Penggaris
2.2.Langkah kerja :
Jangka sorong
Timbangan analitik
3.2.Langkah kerja :
Ukur diameter luar cup, lebar bibir cup, diameter leher cup dan tinggi cup.
2 straw (sample)
Jangka sorong
Timbangan analitik
4.2.Langkah kerja :
5.
Uji Fisik Gallon
5.1.Alat dan bahan :
Jangka sorong
Penggaris
Timbangan analitik
5.2.Langkah kerja :
Penggaris
Timbangan analitik
Gunting
4.
Spektrofotometer
Alat ini digunakan untuk mengetahui kadar ozon dan turbiditas larutan.
5.
Konduktometer
Alat ini digunakan untuk mengetahui hantaran listrik larutan.
Pengujian secara fission kimia yang kami lakukan diantaranya :
1. Uji kimia PC 101 / Na2O
1.1. Alat dan bahan :
Erlenmeyer 250 ml
Pipet leter
Sample PC 101
Penol Pthylen
HCL 0,1 N
1.2. Langkah kerja :
Erlenmeyer 250 ml
Pipet tetes
Aquadest
KI (kalium iodida)
NH4 (amonium)
13
3.
Uji kimia kalsium (bularan)
3.1.Alat dan bahan :
Sample air
Kuvet
Reagent
Tipful (regent 2)
Regent 3
3.2.Langkah kerja :
Ambil 5 ml sample.
Air sample
Kuvet
Regent 1
Reagent 2
4.2.Langkah kerja :
Ambil 5 ml sample.
Tambahkan 3 tetes reagent 1, kocok sampai warna berubah menjadi merah violet.
Air sample
Elektroda
Conductivity meter
5.2.Langkah kerja :
Air sample
14
Kuvet
Regent DPD
Ozoneter
6.2.Langkaha kerja :
Masukkan blangko.
Air sample
Elektroda
pH meter
7.2.Langkah kerja :
Tekan ON.
1.
2.
3.
4.
5.
Analisa Mikrobiologi
Analisa mikrobiologi dilakukan dengan isolasi mikrobiologi dalam media agar
maupun media cair.
Alat uji mikrobiologi antara lain :
Seperangkat alat gelas
Alat ini digunakan untuk membuat media pertumbuhan mikroorganisme.
Petri dish
Alat ini digunakan sebagai tempat media tumbuh mikroorganisme.
Inkas
Alat ini digunakan untuk mengisolasi bakteri.
Inkubaror
Alat ini digunakan untuk mengikubasi mikroorganisme.
Penyedot udara
Alat ini digunakan untuk mengambil sample mikroorganisme dalam udara.
Pengujian secara mikrobiologi yang kami lakukan diantaranya :
15
1.
Uji mikrobiologi TPC (total plate count)
1.1.Alat dan bahan :
Sample
Petri dish
Spet 10 ml
Breaker glass 50 ml
Lampu Bunsen
Kapas
Alcohol 70 %
Sterilisasi jarum suntik dengan menggunakan alcohol dan panaskan jarum suntik
diatas lampu Bunsen.
Masukkan sample ke petri dish diatas lampu Bunsen dengan menggunakan spet.
Inkubasi sample secara terbalik selama 24-48 jam, dengan suhu 35-370C.
Sample SV4 (sampling valve untuk mengambil sample dari tangki treated)
Petri dish
Spet
Lampu bunsen
Breaker glass 50 ml
Alkohol 70 %
2.2.Langkah kerja
3.
Uji mikrobiologi ruang filling
3.1.Alat dan bahan :
Media SA
Kapas
Alcohol 70 %
3.2.Langkah kerja :
Hidupkan Air test dan posisikan pada unit dan select sesuai kehendak.
Gerakkan Air Test pada ruangan yang akan diambil sample udaranya.
17
BAB III
KESIMPULAN
1. Pada proses penyediaan air minum dalam kemasan dan di Indonesia sudah
memiliki aturan yang berlaku sehingga kualitas air minum dalam kemasan
bisa terjamin.
2. Standar proses produksi air minum dalam kemasan adalah Standar uji botol
plastic, Sumber Air, Penyaringan (Filtrasi), Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi),
Pengendalian Mutu.
3. Syarat-syarat kualitas air minum isi ulang harus memenuhi faktor fisika dan
faktor kimia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2009). Faktor Lingkungan Bagi Pertumbuhan Mikroba. http://blog.
Unila.ac.id/wasetiawan/files/2009/09/factor-lingkungan-bagi-pertumbuhan-mikrobarevisi-270909.pdf.
Committee of Revision of the United States Pharmacopoeia Convention Inc. 1995.
The United state Pharmacopoeia (USP) 23. The national Formulary (NF) 18. The
Board of Trustees, Washington DC.
Hadioetomo, R. S. (1993). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Hartomo, R. S. & Widiatmoko. (1994). Teknologi Membran Pemurnian Air. Andi
Offset. Yogyakarta.
Indotirta Jaya Abadi. 2008. Pedoman Instrumen Kerja Pengujian Air Baku dan
AMDK. Semarang
Purjan, Stephanie. 2009. Swab Test dan Isolasi Mikroba Udara di Ruang Filling Air
Minum Dalam Kemasan Galon PT. Indotirta Jaya Abadi Semarang. Laporan Kerja
Praktek. Semarang.
Standard Methods for The Examination of water and Wastewater, American Public
Health Association; American Water Works Association; Water Environment
Federation 20 Ed. Washington DC, 1998
19
20