Askep Hiv
Askep Hiv
TENTANG
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN HIV/AIDS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan pada Penderita AIDS dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem Imun dan Hematologi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik
suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini,
maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
berhubungan dengan judul makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................
BAB
II TINJAUAN TEORI
1
2
3
3
3
4
5
7
9
9
15
15
15
16
22
22
24
27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi oleh salah
satu dari 2 jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar HIV
1. Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi
oleh salah satu dari 2 jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah
putih yang disebut limfosit, menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency
3. Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik/langerhans (sel imun) adalah
sel-sel yang terinfeksi
(HIV) dan
limfosit
sitotoksit,
memproduksi
limfokin,
dan
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar
200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi (herpes zoster
dan jamur oportunistik) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat
timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya
terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila
jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi
opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
4. Manifestasi Klinis
Adanya HIV dalam tubuh seseorang tidak dapat dilihat dari
penampilan luar. Orang yang terinfeksi tidak akan menunjukan gejala apapun
dalam jangka waktu yang relatif lama (7-10 tahun) setelah tertular HIV.
Masa ini disebut masa laten. Orang tersebut masih tetap sehat dan bisa bekerja
sebagaimana biasanya walaupun darahnya mengandung HIV. Masa inilah
yang mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat, karena orang terinfeksi
secara tidak disadari dapat menularkan kepada yang lainnya. Dari masa laten
kemudian masuk ke keadaan AIDS dengan gejala sebagai berikut:
a. Gejala Mayor:
1)
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
2)
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3)
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
4)
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
5)
Demensia/ HIV ensefalopati
b. Gejala Minor:
1)
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2)
Dermatitis generalisata
3)
Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster
berulang
4)
Kandidias orofaringeal
5)
Herpes simpleks kronis progresif
6)
Limfadenopati generalisata
7)
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
8)
Retinitis virus sitomegalo.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai
timbul gejala AIDS:
pneumococcus,
dan
strongyloides
dengan
efek
nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
f. Sensorik
1) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
2) Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000)
adalah :
dan
pemulihan
relaksasi.
Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
a) Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah.
b) Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang
terlihat pada: pasien dapat membedakan antara gejala anoreksia,
perasaan kenyang, perubahan indra pengecap dan kesulitan
menelan.
c) Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
d) Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama
jaringan otot).
e) Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang
adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang
3)
diberikan.
Syarat-syarat Diet HIV/AIDS adalah:
a) Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan
faktor stres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan
energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu 1C.
b) Protein tinggi, yaitu 1,1 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan
mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein
disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
c) Lemak cukup, yaitu 10 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis
lemak
disesuaikan
dengan
toleransi
pasien.
Apabila
ada
a) Diet AIDS I
Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut,
dengangejala panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak
nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah
pasien dapat diberi makan.Makanan berupa cairan dan bubur
susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan
pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan,
makanan diberikan dalam bentuk sonde atau dalam bentuk
kombinasi makanan cair dan makanan sonde. Makanan sonde
dapat dibuat sendiri
pernafasan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa, intervensi dan rasional tindakan keperawatan (Doenges,
1999) adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai dengan
keluhan nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan
gelisah.
2. Memberikan penurunan
nyeri/tidak nyaman,
mengurangi demam.
Rasional
1. Lesi mulut, tenggorok dan
esophagus dapat menyebabkan
disfagia, penurunan
kemampuan pasien untuk
mengolah makanan dan
mengurangi keinginan untuk
makan.
2. Hopermotilitas saluran
intestinal umum terjadi dan
dihubungkan dengan muntah
dan diare, yang dapat
mempengaruhi pilihan diet
atau cara makan.
Rasional
1. Mempertahankan
keseimbangan cairan,
mengurangi rasa haus dan
melembabkan membrane
mukosa. Meningkatkan
pemasukan cairan tertentu
mungkin terlalu menimbulkan
Rasional
1. Berbagai factor dapat
meningkatkan kelelahan,
termasuk kurang tidur, tekanan
emosi, dan efeksamping obatobatan.
2. Periode istirahat yang sering
sangat yang dibutuhkan dalam
4. Memungkinkan penghematan
energy, peningkatan stamina,
dan mengijinkan pasien untuk
lebih aktif tanpa menyebabkan
kepenatan dan rasa frustasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
b. TTV :
1) S : 38 celcius (normal 36,5 37,5 celcius)
2) N : 110 x/menit ( 60 100 x/menit)
3) TD : 90/60 mmHg (100 -140, 60 90 mmHg)
4) RR : 16 x/menit (16 20 x/menit)
5. Body System
a. B1 (Breathing)
1) Ny.J tampak mudah lelah
2) Napasnya terkadang memendek
3) Terkadang batuk
b. B2 (Blood)
1) Konjungtiva Ny.J tampak anemis
2) Tekanan darah hipotensi (90/60 mmHg)
3) Nadi takikardi (110 x/menit
c. (Brain)
1) Terdapat herpeszooster
2) Dan neuropati perifer
3) Biasanya pada klien HIV tingkat kesadarannya apatis
d. B4 (Bladder) : Ny. J merasakan rasa terbakar saat miksi
e. B5 (Bowel)
1) Ny.J diare sudah 1bulan tdk sembuh
2) BB menurun
3) Turgor kulit buruk
f. B6 (Bone)
1) Ny. J merasakan nyeri panggul
2) Terlihat lelah.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Tes Enzim Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Tujuan : Mengidentifikasi spesifik untuk HIV, dimana tes ini tidak
menegakkan diagnosa AIDS tapi hanya menunjukan
seseorang terinfeksi atau pernah terinfeks, orang yang
didalam darahnya mengandung antibody HIV disebut
seropositif
2) Westeren Blot Assay
Tujuan : mengenali antibody HIV dan memastikan seropositif HIV
B. Analisa Data
Data
DS:
Etiologi
Invasi mikroorganisme ke
Masalah
Gangguan
saluran pencernaan
Infeksi saluran pencernaan
Keseimbangan
Cairan dan
Elektrolit
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit b/d diare berat
D. Perencanaan Keperawatan dan Implementasi keperawatan
DX I : Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit b/d diare berat
Tujuan : Diare berkurang atau hilang dan dapat mempertahankan hidrasi
Kriteria Hasil : Dalam waktu 1x24 jam :
1. Membran mukosa lembab,
2. Turgor kulit membaik,
3. TTV stabil
4. Klien terlihat segar
5. BB perlahan naik
Tgl/jam
Intervensi
13-12- 1. Pantau TTV
11
08.00
Rasional
1. Indikator dari
volume cairan
sirkulasi.
Implementasi
1. Memantau TTV
2. Mencatat
peningkatan suhu
dan durasi demam.
3. Mengkaji tugor
3. Indikator tidak
membran mukosa,
dan rasa haus
4. Timbang berat
badan sesuai
indikasi.
langsung dari
status cairan.
4. Meskipun
kehilangan berat
badan dapat
menunjukan
penggunaan otot,
fluktuasi tiba-tiba
menunjukan status
hidrasi
kulit, membran
mukosa, dan rasa
haus.
4. Menimbang berat
badan sesuai
indikasi.
7. Mungkin
7. Memberikan
diperlukan untuk
cairan/ elektrolit
mendukung/
melalui selang
memperbesar
pemberi
volume sirkulasi,
makanan/IV.
terutama jika
pemasukan oral
tak adekuat, mual/
muntah terus
menerus.
8. Pantau hasil
8. Bermanfaat dalam 8. Memantau hasil
pemeriksaan
memperkirakan
pemeriksaan
laboratorium
kebutuhan cairan.
laboratorium sesuai
sesuai indikasi mis
indikasi mis : Hb/
: Hb/ Ht, Elektolit
Ht, Elektolit
serum/urine, BUN/
serum/urine, BUN/
Kreatinin.
Kreatinin.
9. Berikan obat9. Mengurangi
9. Memberikan obatobatan sesuai
insiden muntah,
obatan sesuai
indikasi:
menurunkan
indikasi:
a. Antiemetik,
jumlah dan
Antiemetik,
b. Antidiare,
keenceran fases,
Antidiare,
c. Antiseptik
membantu
Antiseptik
mengurangi
demam dan
respons
hipermetabolisme,
menurunkan
kehilangan cairan
tak kasatmata.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien
1. S : Ny. J mengatakan masih diare, tetapi sehari 3 x keluar masuk WC
2. O :
a. TTV sebagian dalam normal
1) TD : 90/60 mmHg
2) N : 105 x/mnt
3) RR : 16 x/mnt
4) S : 37 celcius
b. Konjungtiva anemis
c. Ny. J masih terlihat lelah
d. Membran mukosa lembab
e. Turgor kulit masih buruk
f. Kulit klien masih terlihat kering
g. BB naik 1kg
3. A : masalah teratasi sebagian
4. P : lanjutkan intervensi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
2. Etiologi AIDS disebabkan oleh virus HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus
sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS diseluruh dunia.
3. Cara penularan AIDS yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah
(transfuse darah, penggunaan jarum suntik dan terpapar mukosa yang
mengandung AIDS), transmisi dari ibu ke anak yang mengidap AIDS.
B. Saran
a. Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.
b. Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika
melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa
saja menularkan AIDS, karena alat-alat aeperti itu tidak ada gunanya.dan
hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif.
c. Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosurbrosur,
yang
mengimpormasikan
tentang
AIDS,
sebaiknya
kita
DAFTAR PUSTAKA