Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM NURDIN HAMZAH


Jl. W.R. Supratman Parit Culum I. Muara Sabak Barat

Telp: -

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NURDIN HAMZAH
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT ICU
NOMOR
TAHUN 2014
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NURDIN HAMZAH

Menimbang

: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang


diberikan RSU Nurdin Hamzah perlu menetapkan kebijakan
pelayanan Intensive Care Unit ( ICU )
b. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pada butir a diatas
dipandang perlu untuk menetapkan kebijakan pelayanan ICU
RSU Nurdin Hamzah Kab. Tanjung Jabung Timur.

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro
Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah
dirubah dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 54 tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /Menkes/Per/III/2008
tentang Intensif Care Unit
4. Permenkes Nomor 012/ Menkes / Tahun 2012 tentang Akreditasi
Rumah sakit;
5. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor : 983/Menkes/SK/IV/1992 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum;
MEMUTUSKAN

Menetapkan
Pertama

:
: Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah tentang
kebijakan pelayanan Intensive Care Unit ( ICU ) Rumah Sakit Umum
Nurdin Hamzah;

Kedua

: Kebijakan pelayanan
yang tersebut pada diktum pertama
sebagaimana terlampir pada keputusan ini;

Ketiga

: Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Unit ICU


Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah dilaksanakan oleh Kabid
Keperawatan Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah;

Ketiga

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan Di
Pada Tanggal

:
:

Muara Sabak
April 2014

DIREKTUR RSU NURDIN HAMZAH


KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

dr.H.RINALDI
NIP. 19700429 200212 1 003

Lampiran
Keputusan Direktur RSU Nurdin Hamzah
Nomor
:
Tanggal
:

KEBIJAKAN PELAYANAN INTENSIF CARE UNIT


RSU NURDIN HAMZAH

Kebijakan Umum
1.

Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai

2.

dengan ketentuan yang berlaku.


Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan

3.
4.

pasien.
Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam

5.

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur

6.
7.
8.

opersinal yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin

9.

bulanan minimal satu bulan sekali.


Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus
1.

Ruang intensif penerimaan rujukan pasien dari rumah sakit lain sesuai dengan
standar dan fasilitas yang dimiliki dan bila pasien memerlukan perawatan insentif
yang lebih tinggi tingkatannya dapat di rujuk ke rumah sakit lain sesuai dengan

2.

kondisi pasien.
Setiap tindakan kedokteran (medis) yang akan dilakukan harus ada informed

3.

consent.
Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, dokter jaga ICU atau
dokter spesialis anestesi dapat melakukan tindakan kedokteran yang diperlukan

4.

dan informasi dapat diberikan pada kesempatan pertama.


Apabila pasien berada dalam tahap terminal dan tindakan resuitasi diketahui
tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas hidup pasien, dokter dapat

5.

membuat keputusan untuk tidak melakukan resusitasi.


Dalam menghadapi tahap terminal, dokter ICU harus mrngikuti pedoman

6.

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting.


Tindakan yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis tetapi
dengan pertimbangan yang memperhatikan keselamatan pasien tindakan
tindakan tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan non medis yang

7.

terlatih.
Kriteria dokter ICU adalah telah mengikuti pelatihan / pendidikan perawatan ICU
dan telah mendapat sertifikat Intensive care Medicine ( KIC, Konsultan Intensive
Care) melalui program pelatihan dan pendidikan yang diikuti oleh perhimpunan

8.

profesi yang terkait.


Mampu melakukan prosedur Critical Care biasa, antara lain :

9.

Mempertahankan jalan nafas termasuk intubasi tracheal dan ventilasi

mekanis.

Fungsi arteri untuk mengambil sampel arteri.

Memasang kateter intravascular dan peralatan monitoring, termasuk :


- Kateter arteri
- Kateter vena perifer
- Kateter vena central ( CVP )
- Kateter arteri pulmonalis

Pemasangan kabel pacu jantung transvenous temporer

Resuitasi kardiopulmoner

Pipa thoracostomy
Fungsi dan kewenangan Kepala unit intensif sebagai coordinator pengelolaan
pasien :
Fungsi :
Melakukan evaluasi menyeluruh, menngmbil kesimpulan, member instruksi terapi
dan tindakan secara tertulis dengan mempertimbangkan usulan anggota team.
Kewenangan / peran :
Mampu berperan sebagai pimpinan tim dan memberikan pelayanan di ICU,
menggabungkan dan titrasi layanan pada pasien berpenyakit kompleks atau
cedera termasuk gagal organ multi sistem.
Intervist memberi pelayanan sendiri atau dapat berkolaborasi dengan dokter
pasien sebelumnya. Mampu mengelola pasien dalam kondisi yang biasa terdapat
pada pasien sakit kritis seperti :
1. Haemodinamik tidak stabil
2. Gangguan atau gagal nafas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ventilasi mekanis.
Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi cranial
Gangguan atau gagal ginjal akut
Gangguan endokrin dan / metabolic akut yang mengancam nyawa
Kelebihan dosis obat, reaksi obat atau keracunan obat
Gangguan koagulasi
Infeksi serius

9. Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi


10. Tata cara dan indikasi masuk / keluar ICU dari dalam rumah sakit dan luar

11.

rumah sakit :
Tata cara pasien masuk / keluar ICU
Penanggung jawab pasien melakukan register / pendaftaran di bagian
admission.
Indikasi pasien masuk ICU
Pasien saat kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti
bantuan ventilasi, infus obat-obat vaso aktif kontinyu dan lain-lainnya
Indikasi pasien keluar ICU :
Bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi atau bila terapi
intensif telah gagal atau tidak bermanfaat sehingga prognosis jangka
pendek jelek
Setiap pengguanaan peralatan medis diinformasikan kepada penanggung jawab
pasien

12. Seluruh fasililtas pelayanan yang ada di ICU baik medis maupun non medis
menjadi tanggung jawab Ka Ru termasuk pemeliharaan dan perbaikan
berkoordinasi dengan bagian teknisi.
13. Untuk pencegahan infeksi nosokomial, setiap petugas diwajibkan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
14. Indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi berdasarkan permintaan dari
DPJP (Dokter penanggung Jawab Pasien) atau dokter konsulen lain berkoordinasi
dengan dokter penanggung jawab ICU
15. Setiap permintaan laboratorium dan radiologi dituliskan pada formulir yang sudah
ditentukan lalu di input oleh petugas administrasi untuk selanjutnya di informasikan
pada bagian terkait
16. Prosedur konsul antar spesialis / konsulen :
Pada dasarnya DPJP pasien yang dirawat di ICU adalah dokter spesialis
anestesi yang bertugas di ICU
Bila ada lebih dari satu DPJP, maka DPJP utama adalah dokter spesialis yang
bertugas di ICU
DPJP pasien yang di rujuk langsung ke ICU oleh dokter jaga IGD ialah dokter
spesialis anestesi yang bertugas di ICU
Bila dokter spesialis anestesi memerlukan rawat bersama dengan dokter
spesialis lain, maka sebagai DPJP utama adalah dokter spesialis anestesi
yang bertugas di ICU
Pasien yang dirujuk oleh dokter spesialis untuk di rawat di ICU harus jelas
apakah akan rawat bersama atau di rujuk. Bila rawat bersama, maka DPJP
utamanya ialah dokter spesialis anestesi yang bertugas di ICU

DPJ Putama berwenang dalam melaksanakan praktek kedokteran yang di


bantu sepenuhnya oleh seluruh perawat dan staf ICU yang bertugas.
Kewenangan

tersebut

harus

dengan

tetap

memperhatikan

dan

mempertimbangkan saran dari DPJP atau dokter spesialis lain yang terkait
dengan parawatan pasien
Bila ada keberatan DPJP lain atas pelayanan medis yang diberikan oleh
DPJP utama, maka masukan / keberatan harus dikomunikasikan langsung ke
DPJP utama atau di tulis dalam Intensif Care Unit pasien
Bila tidak dicapai kesepakatan antara DPJP utama dengan DPJP lain yang
menangani pasien sejak awal perawatan, maka dapat ditetapkan ulang siapa
DPJP utama pasien tersebut. Hal tersebut harus dicatat dalam Intensif Care
Unit
Bila terjadi masalah dalam penepatan DPJP utama, maka hal tersebut
dilaporkan kepada Manajer Pelayanan sesegera mungkin
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, setiap hal yang terkait
dengan mutu pelayanan dan kepentingan pasien akan di ajukan untuk
dilakukan audit medis oleh Sub Komite Audit pasien

Ditetapkan Di
Pada Tanggal

:
:

Muara Sabak
April 2014

DIREKTUR RSU NURDIN HAMZAH


KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

dr.H.RINALDI
NIP. 19700429 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai