Anda di halaman 1dari 8

15 Alat Musik Tradisional Di Indonesia

1. Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara


tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa
bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung
terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi
Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
2. Gamelan

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,


gambang,

gendang,

dan

gong.

Istilah

gamelan

merujuk

pada

instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang


diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari
bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an

yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di


pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis
ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa
lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
3. Kolintang

Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan
gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan
diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kolintang
merupakan bagian dari budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan
selama berabad-abad di Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia
Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan Timor. Alat musik ini berkembang dari
tradisi pemberian isyarat sederhana menjadi bentuk seperti sekarang.
Kegunaannya

bergantung

pada

peradaban

yang

menggunakannya.

Dengan pengaruh dari Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat, Kulintang
merupakan tradisi gong yang terus berkembang.
4. Rebana

Rebana (Bahasa Jawa: Terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan


pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah
satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia,
Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah
musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.
5. Kendang

Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan


Jawa

Tengah

yang

salah

satu

fungsi

utamanya

mengatur

irama.

Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang


yang

kecil

disebut

ketipung,

yang

menengah

disebut

kendang

ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe


biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau
gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk
kalih,

dan

ladrang

irama

dadi.

Bisa

juga

dimainkan

cepat

pada

pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan


ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.

6. Sasando

Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instrumen musik ini
berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama
Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya
alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan
masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan
instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
7. Siter dan Celempung

Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa.
Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda. Siter dan
celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang
kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel
nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar
memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak
ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan
memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan

celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan
bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola
melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan
dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
8. Serune Kalee (Serunai)

Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama


berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di
daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik
ini dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara
hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune
Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai
seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau
penghias musik tradisional Aceh.
9. Gordang

Gordang adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara,
Medan. Alat ini dimainkan dengan cara dipukul.
10. Pick Gamelan Bali (Rindik)

Rindik adalah salah satu alat musik tradisional Bali. Yang terbuat dari
bambu yang pada nadanya adalah berdasarkan selendro. Alat musik ini di
pergunakan pada upacara perkawinan dan acara pertunjukan yang di
kenal dengan nama joged Bumbung. Tarian joged bumbung ini biasanya
di iringi oleh sepuluh atau duapuluh orang yang memainkan gamelan dan
termasuk para penabuhnya. Dan bisa juga di pakai atau di mainkan di
hotel-hotel untuk mengibur para tamu yang berkunjung ke Bali.
11. Kacapi

Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik
utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling.
Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul,
yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.
12. Karinding

Karinding adalah sejenis alat musik/perkusi khas suku Sunda yang


terbuat dari kulit kawung (batang pohon aren) dan bambu. Konon alat ini
berfungsi sebagai alat untuk mengusir hama dengan suara yang
dihasilkannya yang dapat membuat hama padi tidak mendekat karena
suaranya membuat takut hama tersebut. Karinding juga dapat dimainkan
secara solo atau grup dan dapat dimainkan bersama alat musik/perkusi
lain seperti suling bambu dan angklung.
13. Talempong

Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku


Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam
perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada
pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis
kuningan lebih banyak digunakan.

14. Saluang

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat.


Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang
(Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa
bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk
jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini
termasuk

dari

golongan

alat

musik

suling,

tapi

lebih

sederhana

pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang.


Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun
kegunaan

lain

dari

talang

adalah

wadah

untuk

membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau.


15. Bedug

Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan


instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu,
yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam
kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug
biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau
sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon
enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang
dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran
lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai
membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara
berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang
cukup jauh.

Anda mungkin juga menyukai